Рет қаралды 356
Qadir dan kedua temannya berkata, guru mereka sudah mengetahui segala hal yang ingin mereka sampaikan.
Pertama, Ibnu Syaqa’, ia langsung mendapat jawaban keras beserta teguran dari sang guru. “Wahai Ibnu Syaqa’, sesungguhnya terlihat kesombongan dan kekufuran dalam hatimu, apa yang ingin kau tanyakan telah aku siapkan jawabannya, bergegaslah pulang sekarang juga” tegas sang guru.
Nasib yang tak jauh berbeda juga dialami Ibnu Abi Isyrun. Setelah mendapat teguran dari sang guru. Ia juga langsung mendapat jawaban sebelum masalah ia tanyakan, ia juga mendapatkan keterangan lengkap beserta referensinya. Setali tiga uang, Ibnu Abi Isyrun disuruh segera kembali ke rumah atas perintah gurunya.
Berbeda dengan Syekh Abdul Qodir, ia mendapat perlakuan baik dari sang guru. Doa yang ingin ia sampaikan terpenuhi. Setelah didoakan, gurunya berkata,”Kau akan jadi pemimpin para waliyullah wahai Abdul Qadir”. Ia mengamini dan minta restu kepada gurunya.
Abdul Qadir muda, meskipun dia pandai, ketika berhadapan dengan guru, ia tetap memposisikan dirinya sendiri sebagai murid yang selalu tampil rendah hati, tidak terbersit sedikitpun dalam hatinya untuk menguji gurunya.
Dan benar, di kemudian hari, karena ketawadluan Abdul Qadir dan atas doa serta restu gurunya, ia menjadi wali agung yang mendapat posisi mulia di antara wali-wali yang lain.
Wallahua’lam.
#youtubeshorts
#shorst
#tokohmuslim
#ulamaaswaja
#ceritaislami836
#kisahnyata
#tokohsejarah
#abdulqodirjaelani
#karomahwali
#tokohislam
#ulamadunia
#sejarahislam
#kisahislam