Ringkasan Kajian "Memuji dengan Pujian yang Tidak Terdapat pada Orang Tersebut" - Kitab Al-Kabair 18 1. Larangan Memuji Secara Berlebihan atau Berdusta - Memuji seseorang dengan sifat yang tidak ia miliki adalah bentuk kedustaan. - Contoh: Memuji orang kikir sebagai dermawan atau orang berakhlak buruk sebagai berakhlak mulia hanya untuk mencari muka atau kepentingan duniawi. - Firman Allah (QS. Al-Hajj: 30): "Jauhilah perkataan dusta." 2. Hadits Tentang Bahaya Pujian Berlebihan - Ibn Mas’ud berkata bahwa seseorang bisa kehilangan agamanya hanya karena memuji orang lain untuk kepentingan duniawi. - Nabi ﷺ bersabda: - "Jika kalian melihat orang suka memuji-muji, taburkan tanah ke wajahnya." - "Berhati-hatilah dengan pujian berlebihan, karena itu seperti menyembelih seseorang." 3. Hukum Memuji Orang Lain - Memuji diri sendiri dilarang: Allah lebih mengetahui siapa yang bertakwa (QS. An-Najm: 32). - Memuji orang lain diperbolehkan jika: - Jujur dan tidak berlebihan. - Ada maslahat, seperti memotivasi atau menjelaskan keutamaan seseorang (contoh: Rasulullah ﷺ memuji Abu Bakar). - Menggunakan frasa kehati-hatian, seperti "Menurut saya, dia orang baik, tetapi Allah yang lebih mengetahui." 4. Dampak Negatif Pujian Berlebihan - Bagi yang memuji: Bisa jatuh dalam dusta dan mencari muka. - Bagi yang dipuji: Bisa menjadi ujub, sombong, atau kehilangan keikhlasan. - Para ulama besar seperti Imam Syafi'i dan Ibnu Taymiyyah tidak suka dipuji berlebihan. 5. Kesimpulan - Pujian harus diberikan dengan bijak dan sesuai kenyataan. - Jangan memuji diri sendiri atau seseorang secara berlebihan. - Jaga keikhlasan dan hindari pujian yang bisa menyesatkan.