KLASIK: Pari Ketan Gondhil - Ki Mas Lurah Cermo Radyo Harsono, Langen Pradangga Laras

Pagelaran wayang kulit.
Lakon: Pari Ketan Gondhil
Dalang: Ki Ki Mas Lurah Cermo Radyo Harsono
Karawitan: Langen Pradangga Laras
Lokasi: Pendopo AKN Seni & Budaya Yogyakarta
Jumat, 18 Agustus 2023
Wayang Kulit Yogyakarta
Lampahan Ketan Pari Gondhil
Dhalang: Ki Mas Lurah Cerma Radyoharsono
Yayasan Rumah Studi Jawa "Kapuk Salamba Arga"
Isi Lampahan Ketan Pari Ketan Gondhil
Bhuvana dan Bhavana merupakan locus Vari, 'Air', yang saat ini mengalami Vighna, 'gangguan' oleh berbagai macam faktor yang dapat mengancam kehidupan hayati. Bhumi menjadi kering, Nadi, 'Sungai' tidak maksimal airnya, Arnava, 'Laut' mengalami pencemaran, Akasa, 'Udara' mengalami pencemaran sehingga tidak sehat untuk dihisap oleh semua makhluk. Lampahan Ketan Pari Gondil ditampilkan pada masa kini dalam rangka sacred ritual untuk menjadi upaya melaksanakan Lukat demi kehidupan hayati. Nayika yang melaksanakan ritual adalah para viravati, baik yang ada di Bhavana: Kuntul Vilanten, Srikandhi maupun yang ada di Bhuvana: Citranadi, Sindunadi. Atas upaya mereka Vari di Bhuvana dan Bhavana menjadi normal keberadaannya, yang mampu menebarkan kembali Ketan Pari Gondil, yang merupakan sarana utama sejahteranya kehidupan hayati.
Sacred Ritual dilaksanakan dengan menampilkan Itivrtta, 'Naratif' wayang kulit Ngayogyakarta yang utuh (7 Jejer 5 Perang) dilengkapi dengan Ringgit Golek Pamedhak dan Golek Enjing. Disertai dengan Upacara dan Upakara tradisi yang lengkap.

[@agsukandar]

Wayang Kulit Yogyakarta Lampahan Ketan Pari Gondhil Dhalang: Ki Mas Lurah Cerma Radyoharsono Yayasan Rumah Studi Jawa "Kapuk Salamba Arga" Isi Lampahan Ketan Pari Ketan Gondhil Bhuvana dan Bhavana merupakan locus Vari, 'Air', yang saat ini mengalami Vighna, 'gangguan' oleh berbagai macam faktor yang dapat mengancam kehidupan hayati. Bhumi menjadi kering, Nadi, 'Sungai' tidak maksimal airnya, Arnava, 'Laut' mengalami pencemaran, Akasa, 'Udara' mengalami pencemaran sehingga tidak sehat untuk dihisap oleh semua makhluk. Lampahan Ketan Pari Gondil ditampilkan pada masa kini dalam rangka sacred ritual untuk menjadi upaya melaksanakan Lukat demi kehidupan hayati. Nayika yang melaksanakan ritual adalah para viravati, baik yang ada di Bhavana: Kuntul Vilanten, Srikandhi maupun yang ada di Bhuvana: Citranadi, Sindunadi. Atas upaya mereka Vari di Bhuvana dan Bhavana menjadi normal keberadaannya, yang mampu menebarkan kembali Ketan Pari Gondil, yang merupakan sarana utama sejahteranya kehidupan hayati. Sacred Ritual dilaksanakan dengan menampilkan Itivrtta, 'Naratif' wayang kulit Ngayogyakarta yang utuh (7 Jejer 5 Perang) dilengkapi dengan Ringgit Golek Pamedhak dan Golek Enjing. Disertai dengan Upacara dan Upakara tradisi yang lengkap.