#krk

[@thomasmoremore310]

Amin

[@markusmangbewok7598]

🙏🙏🙏

[@GospelPaths]

🎉🎉🎉

[@timothylakaseru302]

Puji Tuhan, dalam Gereja Katolik saya tidak sendiri dalam memercayai Injil Sepenuh. Pemberitaan Firman yang benar akan disertai dengan tanda-tanda mukjizat. Kita di dalam Gereja Katolik terlalu condong pada peran Jesus sebagai Juruselamat dan Raja yang akan kembali pada akhir zaman, tapi bagaimana dengan Jesus sebagai Penyembuh Heran dan Pembaptis dengan Roh Kudus (dengan tanda awal berbahasa Roh tentunya ya)? Paus pertama dan para rasul (selaku uskup-uskup perdana), selain membuat liturgi yg berevolusi terus, juga mewartakan injil sepenuh/full gospel. Mari, kita munculkan kembali kedua aspek Tuhan kita dalam semua PDPKK kita. Doakanlah agar selalu ada tanda-tanda heran, sama persis saat TL Osborn, Romo Yohanes Indrakusuma dll. menggelar kebangunan rohani di era 70-80an. Ayo, ini bukan sekedar bicara pencurahan Roh dalam SHDR, ataupun KRK yang kadangkala digelar, tidak. Gelarlah ibadah kepenuhan Roh Kudus secara teratur dalam PDPKK. Minta bantuan PD2, lain, KTM/CSE, BPK/BPN, komunitas-komunitas, bahkan (ini agak kontroversial), jangan takut melibatkan teman2 hamba Tuhan dari GPdI, Gereja Bethel, Bethany, GSJA, GIA, GPIA dll. Ingat, SHDR pertama tim pujian dan pendoa yg membantu Romo Schneider SJ dan Romo O'Brien SJ dipinjamkan dari CWS Hotel Indonesia (sekarang GSJA Kenanga/Senen Raya) pimpinan Rev. Carl Chrisner (lalu digantikan Rev. Curtis Myers dan Pdt. Suwandoko Roslim). Kalau mereka waktu itu berhasil menolong tokoh2 spt Ibu Winny Setjadi dll merima kepenuhan Roh Kudus dengan tanda awal berbahasa Roh, sekarang pun pasti bisa! Saya percaya, bila sikap bahu-membahu ini kita tunjukkan kembali, maka ledakan yg pernah kita lihat diera 70-80an akan terulang, bahkan kebangunan rohani/kegerakan Pantekosta Katolik yang bisa terjadi lagi akan jauh berkali lipat melampaui yang pernah terjadi di Aula Vincentius Kramat di tahun 1976. Jangankan PD penuh sesak, jangankan KRK harus digelar minimal di Balai Sidang Jakarta, namun kita akan lihat tidak ada lagi Katolik yang non-Karismatik. Bila kita sebut Karismatik, hubungannya dengan Katolik akan begitu sulit untuk dipisahkan! Ooo Glory Halleluya! Vincentius Putra Kramat adalah kamar loteng kita umat Karismatik Katolik. Maukah kita, dipimpin oleh para pewarta awal spt Romo Subroto Wijoyo, Ibu Esther Kandou, Ibu Cun Wahono, Pasutri Yoseph-Irene Tedjaindra, Pasutri Joppy-Yvonne Taroreh, Pak Ben Ratu, menggelar doa utk meminta urapan itu turun kembali? Biar juga even ini disiarkan langsung (ini ide yang patut dipertimbangkan utk mempersiapkan yubelium emas Karismatik Katolik masuk ke Indonesia di tahun 1976), sebab api dan urapan di tempat itu bisa merembes kemana saja, bahkan kerumah kita masing-masing Setelah itu, setelah urapan itu turun, gelar KRK akbar utk mengimpartasikan api Karismatik itu! Satu hal lagi, maukah paroki-aproki mulai melakukan satu hal yang tidak lazim dalam lingkungan Gereja Katolik? Sebelum perayaan ekaristi mulai, biarlah ada pendoa syafaat (khususterpanggil untuk jawatan itu) yang memimpin umat dalam doa. Doakan agar kuasa Tuhan turun saat Misa, serta bertempur dgn segala uasa kegelapan yg ingin menghalangi berjalannya Kurban Misa. Kita memang jarang melihat hal spt listrik tiba2 padam di gereja, alat musik rusak, Imam/petugas pingsan atau muntah darah. Tidak. Cara kerja setan di Gereja Katolik, Protestan arus utama (GPIB, GKI, GPM), Injili (GRII, GKKK GMII), dan Pantekosta-Karismatik (GPT, YHS, GUP, GGP, GMS), bahkan non-denominasional (GGA) berbeda-beda. Lebih berbahaya yg diam-diam tapi drastis akibatnya, dalm Gereja Katolik, dimana hasil strategi setan membuat umat seperti anggur yg kelihatannya utuh, namun sari/esensnya sudah terhisap habis. Mengerikan! Dikala Misa mulai, pada pendoa ini dapat masuk ke sakristi, atau kamar pengakuan dosa utk melangsungkan doa syafaat (tidak ikut misa), sampai perarakan keluar Misa bubar. Bisa juga di gereja2 yg akan dibangun, dibuat basement kecil tepat dibawah panti Imam, dimana para pendoa bisa berperang mendukung pelayanan Romo. Bila Romo merasakan 'api' nya kurang, beliau dapat mengentakkan kaki, sebagai sinyal kepada para pendoa utk lebih gencar lagi bersyafaat. Hal ini saya tahu dari Rev. Reinhard Bonnke, yg menempatkan pendoa syafaat dibawah podium yg dirancang khusus, untuk mereka bersyafaat. Oh ya, maukah juga kita umat Karismatik Katolik, menggelar doa khusus sebelum ada Ekaristi, spy Misa penuh tanda mukjizat? begitu pula sblm KRK/SHDR, gelarlah doa2 khusus utk membuka jalan kuasa Allah!

[@BenLie-w1m]

,🙏🙏🙏👍