kupu kupu dan si semut

KUPU - KUPU & SEMUT
(Oleh: Diah Ayu 053, Miskatul ‘Abidah 069, Diana Rusdi 074, Hibatur R 078)
Pada suatu hari di dalam sebuah hutan, terdapat macam-macam binatang, ada semut, gajah, harimau, burung, kupu-kupu dan masih banyak lagi. Pada waktu malam, tiba-tiba datanglah badai yang sangat kencang, badai itu membuat seluruh binatang yang tinggal di hutan menjadi panik dan bingung. Semua para binatang berlarian ketakutan dan berusaha berlindung dari badai yang sangat kencang.
Di pagi harinya, matahari muncul dengan sangat cerah setelah diterjang oleh badai tadi malam. Terdengar kicauan-kicauan burung yang merdu. Akan tetapi, banyak sekali pohon-pohon yang tumbang, dan hutan terlihat berantakan akibat badai yang terjadi tadi malam.
Di salah satu dahan pohon yang tumbang, terdapat satu kepompong yang sedang menempel. Ia tampak sedih karena badai datang pada malam hari, ia tidak bisa lari untuk berlindung. Tak lama kemudian keluar seekor semut yang muncul dari dalam tanah. Semut itu mempunyai sifat yang sombong dan angkuh, dia tidak peduli dengan keadaan kepompong. Dengan sombongnya si Semut berkata:
Semut : "Hei, kepompong! Coba kau lihat aku, aku bisa berlindung dari serangan badai tadi malam. Aku tidak seperti kamu kepompong, lihatlah tubuh mu yang hampir rusak dan basah kuyup akibat badai, ha..ha...ha.... "
Tak hanya sombong dihadapan kepompong saja, ternyata si semut pun menyombongkan dirinya kepada binatang lain yang sedang bersedih karena kerusakan badai yang terjadi pada malam hari.
Hingga keesokan harinya, saat semut berjalan-jalan, si semut tidak sadar kalau dia telah menginjak lumpur hidup yang bisa menghisap dirinya. Tidak lama kemudian, semut pun terjebak dan hampir terhisap oleh lumpur itu.
Semut : "Toolooonggg... toloooooongggg..., aku terjebak dilumpur ini... tolong lah aku," teriak si semut.
Tak lama setelah semut berteriak, muncul lah seekor kupu-kupu terbang diatas si semut.
Semut : “Hei, kau kupu-kupu. tolong lah aku.” pinta si semut.
Kupu-kupu : “Kenapa aku harus menolongmu semut, bukankah kau itu hebat bisa selamat dari apapun," jawab kupu-kupu.
“Aku masih ingat perkataan mu semut, dengan sombongnya kau menghina dan tertawa diatas penderitaan ku kemarin. Apakah kau masih ingat aku semut? aku kepompong yang kau tertawakan disaat aku sedang sedih karena badai kemarin.” lanjut kupu-kupu.
Si semut mendengar itu merasa malu sekali atas kesombongan dan sikapnya terhadap binatang yang sedang kesusahan.
Semut : “Maafkan aku kupu-kupu, memang kemarin aku telah salah pada mu. Tapi jika kau mau menolongku, aku sangat berhutang budi kepada mu. Dan jika kau tidak mau menolong ku, aku tidak akan menyalahkan mu, biar lah aku mati bersama kesombongan ku terhisap oleh lumpur/ ini,” kata si semut.
Kupu-kupu yang melihat kejadian itu tentu saja tidak tega melihat semut yang sedang kesulitan bertaruh nyawa dengan lumpur. Dan akhirnya si kupu-kupu menolong semut keluar dari lumpur itu. Si semut sangat berterima kasih pada kupu-kupu. Si semut pun berjanji tidak akan menghina dan menertawakan binatang-binatang didalam hutan yang sedang kesusahan.
Nah adik-adik yang baik, hikmah yang bisa kita petik dari cerita “Kupu- Kupu dan Semut” ialah..
“Kita sebagai makhluk Tuhan mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jadi janganlah kita menyombongkan diri atas apa yang kita punya. Apalagi kita menertawakan teman kita yang sedang dalam kesulitan. Kalian pasti tidak suka menghina, kan? Alhamdulillah.... Kalian memang anak yang baik....”