Рет қаралды 122,271
Perahu Lancang Kuning mulai dikenal ketike masyarakat keraje'an Pontianak mempersiapkan penyambotan kedatangan Sultan Pontianak VI, Sultan Syarif Muhammad Alqadrie, dari kunjongan muhibahnye ke negeri Belande. Oleh pemangku pemerintahan saat itu diadekanlah musyawarah dengan mengundang kerabat, pemuke masyarakat dan kepale-kepale kampong di kawasan kote Pontianak dan sekitarnye.
Dalam musyawarah itu muncul ide dari seorang pangeran untok membuat kenangan khusus berupe perahu yang dinamekan Lancang Kuning. Lancang adelah semacam perahu kakap, dan disebot Kuning karene dicat berwarne kuning, khas Melayu. Tidak ade perahu laen yang berwarne kuning, selaen Lancang Kuning.
Perahu ini mengingatkan kembali akan sejarah pendirian kote Pontianak, dimane Sultan Syarif Abdurrahman menggunekan perahu kakapnye menyusuri sungai Kapuas.
Konon perahu Lancang Kuning pernah ditumpangi Van Moek pade mase pemerintahan Sultan Hamid II, yakni pade sebuah peste taman di Istane Kadariyah pade malam hari. Perahu ini terakhir kali digunekan saat menyambut Wakil Presiden RI pertame, dr M Hatta.
Gagasan untuk menjadikan Lancang Kuning sebagai maskot kote Pontianak datang dari Drs Syarief Muhammad Amin Alkadrie, seorang kerabat kesultanan Pontianak. Secare filosofi, perahu Lancang Kuning yang digerakkan oleh 14 orang pendayong, memiliki makne perlunye gotong-royong dalam mencapai tujuan. Yang menentukan adelah kemudi, sebagai gambaran kepemimpinan.