Рет қаралды 51,663
Kanal Bali Jani ~ Ada yang bilang bahwa orang Bali asli adalah orang Bali Aga, padahal sudah jelas Wong Aga itu merupakan bagian dari rombongan Resi Markandya yang menyeberang dari Jawa ke Bali pada sekitar abad ke-8.
Lalu bagaimana dengan orang-orang Bali Mula? Ada pemaparan menarik mengenai hal ini. Dalam buku Leluhur Orang Bali yang ditulis Drs. I Wayan Singgin Wikarman, disebutkan bahwa penghuni daratan Bali terus bekembang dari masa ke masa. Mulai dari manusia yang disebut Phitecantropus Erectus, pada saat mana Bali, Jawa dan Sumatera masih bergabung dengan daratan Asia yang disebut Dataran Sunda.
Bali pada saat itu dihuni oleh pendukung kebudayaan kapak genggam, yaitu orang-orang yang tinggal di goa-goa. Karena ras manusia ini diperkirakan mengalami kepunahan, maka tidak mungkin merupakan leluhur orang Bali.
Pada periode berikutnya, ada ras baru yang datang ke Bali, yaitu orang-orang Papua Melanesoid, yang pada mulanya mendiami daerah Tonkin, Tiongkok. Pada waktu itu disebutkan telah terjadi peyebaran penduduk yang begitu luas. Untuk mendukung penyebaran penduduk itu tentu diperlukan alat komunikasi berupa bahasa. Para ahli memperkirakan, yang dipakai pada watu itu adalah bahasa Melayu-Polinesia yang lebih dikenal dengan bahasa Austronesia.
Dan bangsa yang mempergunakan bahasa itu disebut bangsa Austronesia yang berpusat di Tonkin pula. Bangsa yang merupakan pelaut mandiri ini datang ke Bali pada 2000 tahun SM. Mereka telah memiliki kebudayaan yang tinggi. Peralatan mereka tidak saja terbuat dari batu yang diperhalus, tetapi juga dari logam, khususnya perunggu, antara lain berupa nekara. Masa pembuatan alat-alat dari perunggu itu disebut masa perundagian atau zaman megalitkum.
Berdasarkan peninggalan-peninggalan yang ada, terbukti mereka telah memiliki kreasi seni yang bermutu tinggi. Contohnya hiasan-hiasan nekara perunggu yang masih tersimpan sampai saat ini di Pura Penataran Sasih Pejeng, Gianyar.
Orang-orang Austronesia dari jaman perundagian ini tinggal berkelompok yang membentuk suatu persekutuan hukum yang disebut thani atau dusun. Mereka mempunyai kepercayaan bahwa roh leluhur akan selalu melindungi mereka. Oleh karena itu mereka melakukan pemujaan terhadap leluhur. Persekutuan hukum oran-orang keturunan Austronesia yang telah merata di seluruh wilayah Bali ini, diperkirakan merupakan cikal bakal desa-desa di Bali.
Orang-orang yang mendukung kebudayaan itulah yang menjadi leluhur sebagian orang Bali, yang dalam fase berikutnya tentu akan membaur dengan orang-orang yang kemudian datang dari luar Bali. Orang-orang itu disebut orang Bali Mula. Penyebutan itu hanya untuk membedakan dengan orang-orang yang leluhurnya datang belakangan ke Bali.