Kita Harus bangga sebagai Orang Luwu, karna kita Di daerah Luwu hidup bersama berbagai macam Suku Asli tana luwu, Salam Bija To Luwu
@pendekarpendekar8079Ай бұрын
Ingat terus lagu daerah ini waktu di SDN Pasamai tahun 1980 an, mantaapp.
@labuchaywijaluwu43916 жыл бұрын
Tana-Luwu, juga digelar Bumi Sawerigading, adalah daerah bekas Kerajaan Luwu yang terletak di provinsi Sulawesi Selatan. Secara administratif, Tana-Luwu dibagi menjadi 4 kabupaten dan kota yaitu Kabupaten Luwu dengan ibu kota Belopa, Kota Palopo (otonom), Kabupaten Luwu Utara dengan ibu kota Masamba dan Kabupaten Luwu Timur dengan ibu kota Malili. Kawasan ini membentang dari arah selatan ke utara sampai ujung Teluk Bone, membelok ke timur, terletak di Sulawesi bagian selatan, melintang dari selatan perbatasan Kabupaten Wajo ke utara sampai perbatasan Kabupaten Poso Sulawesi Tengah dan ke jurusan tenggara Sulawesi, sampai perbatasan Kolaka Utara Sulawesi Tenggara. Tana-Luwu adalah daerah yang subur tanahnya, membujur antara Teluk Bone sebelah Timur dengan Pegunungan Latimojong sebelah barat, membentang ke utara sampai dengan Pegunungan Verbeck. Tana-Luwu sekarang ini luasnya sekitar 17.791 km², dengan penduduk lebih dari 700.000 jiwa. Tana Luwu merupakan tanah subur penghasil cokelat, kopi, cengkeh, udang, rumput laut dan biji nikel. Dalam perkembangannya, daerah Luwu terbagi atas beberapa wilayah setelah adanya pemekaran sebagai dampaknya adanya rencana pembentukan provinsi Luwu Raya,.................
@tawonducommunity47674 жыл бұрын
Poso, kolaka, toraja, kec. pitumpanua tanah luwu juga bosku..
@hobbybahas74333 жыл бұрын
@@tawonducommunity4767 Betul Sola.
@dakriadassi20782 жыл бұрын
Salam persaudaraan orang luwu
@chiatajangizzatuljannah4055 Жыл бұрын
Lagu ini sy pelajari dan Hafal dari SD. SD saya SDN 26 Balo-Balo, Desa Balo-Balo Kecamatan Belopa, Tahun 1995-2001. Rindunya 🥺🥺😢, Sekarang Tinggal Di Sulawesi Utara
@amandafitriadini22874 жыл бұрын
Ane ku, lelendaya Lembata tana luwu Njairi, yama dago Kupampa lindo mawo Mawo bemaramba u epa i tananya Rodomo ine papa Ku ode kupotowe Lembata tana luwu Njairi yama dago Kupampa lindo wamo Mawo bemaramba u epa i tanaya Rodomo ine papa Ku ode kupotowe Lembata tana luwu
@kallolo31358 жыл бұрын
jadi teringat kampung halaman TANAH LUWU👍👍
@rikadarmayanti2447 жыл бұрын
Heryybaga
@oceanusaustralis77653 жыл бұрын
Bahasa Pamona, salah satu suku yang masuk di dalam Kedatuan Luwu, mayoritas mereka sudah berpisah (karena Belanda) dan menjadi wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah... sisa sisanya ada di Luwu Timur
@anakkampungexplorer5 жыл бұрын
Salutubu Hadir 😎
@thomy8675 жыл бұрын
Hadir...!! Malili
@AbdullahNodi3 ай бұрын
KA bagu baget❤❤
@diksisimbolon63724 жыл бұрын
Menikmati lagu ini, nyantai di wasuponda. Salam dari anak rantau danau toba
@anggajawara70307 жыл бұрын
saya jadi sedih dngarx.. kangen kampung halaman.. tanah luwu
@wirhaanugrah43532 жыл бұрын
betul skali
@petualanglocal73775 жыл бұрын
jadi rindu kampung... cilallang, luwu
@iswandisaputra89492 жыл бұрын
Ingat waktu masih SD lagu ini 😀👍👍😎
@mikaelblikon80062 жыл бұрын
Keren suaranya... Terimakasih karna mendendangkan lagu tanah kelahiranku lembata.
@kongropan58472 жыл бұрын
Kren musik nya mantap
@GazaliiiZaliАй бұрын
Keren
@kottoloda72358 жыл бұрын
@joe setiawan. itulah bukti betapa indahnya tana luwu, dari berbagai suku berkumpul jadi satu, mesa kada i patuo pantang kada dipomate.. tolong baca sejarah tana luwu dan sulawesi tengah serta peran suku pamona di dalamnya, baru berkomentar..
@MustafaPari Жыл бұрын
Cewek pamona memang cantik jelita
@kaif16767 жыл бұрын
ingat waktu kecil, lagu ini sering di nyanyikan bapak waktu ngajar di smp
@adinseess13724 жыл бұрын
ini bahasa luwu daerah timur yah? kuranh kupaham bah. tp salut buat kita2 wija to luwu. salam.
@mdolgaming25716 жыл бұрын
Ingat kampung halaman #wijatoluwu
@ermayantirachman49112 жыл бұрын
Aneku lelendaya Lembata Tana Luwu Njairi amadago Kupampa lindo mao Mau bemaramba Uepa i tananya Rodomo ine papa Kuode kupotowe Lembata Tana Luwu
@wijatoluwu31716 жыл бұрын
saya wija to luwu tanah sawerigading...toddopuli temmalara
@m.amiruddin72114 жыл бұрын
Luwu Palopo hadir dari perantauan
@lekkontreng38493 жыл бұрын
Lagu daerah zaman SDN 289 Karya Mukti, Kalaena Luwu timur
@breges_044 ай бұрын
Bangsa LUWU ❤❤❤
@PL-jk1wz6 жыл бұрын
Ewako Tanah Luwu
@dithapratika66825 жыл бұрын
Wkwkwkw menit 2.15 tak terlupakan😂😂😂
@vina21432 жыл бұрын
Baru tau suku pamona?
@takwa8554 жыл бұрын
To luwu hadir
@ullamaron97908 жыл бұрын
oo.. baru tahu kalo lagu ini ternyata bahasa pamona..
@alambetez81877 жыл бұрын
ulla maron pamona dlu ya masuk kedatuan luwu hanya saja mekar sebelum ada Poso sebab Kendari dlu adalah kekuasaan datuk luwu
@novilabina19588 жыл бұрын
liat danaunya jd kangen pontada...
@nurlindagania71017 жыл бұрын
saya sangat. tringat kmpung halaman jauh d mata dekat d hati tanah luwu sabbang
@agussafriadi35017 жыл бұрын
rindu luwu
@rusminbachtiar50606 жыл бұрын
Tanah luwu kajajianku....
@samridarru27585 жыл бұрын
Padang sappa luwu
@elies_01142 жыл бұрын
Palopo kotaku
@idhahidayah11974 жыл бұрын
Rindu anak karang taruna...
@novhavianty4346 жыл бұрын
Aku suka anaku lelendaya
@agussafriadi35017 жыл бұрын
jaya teknologi
@suwandiwawan33179 жыл бұрын
JADI INGAT KAMPUNG HALAMAN
@sabahhebat97106 жыл бұрын
pantai lemo
@amriarifin43656 жыл бұрын
sadih,,,,ngk tau arti lagunya..
@Pamonachannel6 жыл бұрын
Ini bahasa Luwu atau Bahasa Pamona??? Atau memang sama ya?
@glenwillar59606 жыл бұрын
Ini bahasa pamona,,
@monsterlutim44275 жыл бұрын
Ini bahasa pamona,,,maaf tidak ada bahasa luwu,krna di luwu mempunyai beberapa suku, setahu sya ada 12 suku dn 9 bahasa,,,salah satunya bahasa pamona,,,maaf klu salah🙏
@abramsyarif59915 жыл бұрын
Wilayah kerajaan luwu sangat luas sebelum indonesia merdeka, kolaka di sultra poso di sulteng pitumpanua di kab wajo dan toraja itu semua wilayah kerajaan luwu sebelum pnjajah belanda memecah wilayah kerajaan luwu menjadi beberapa ander afdeling
@oceanusaustralis77653 жыл бұрын
Bahasa Pamona, salah satu suku yang masuk di dalam Kedatuan Luwu, mayoritas mereka sudah berpisah (karena Belanda) dan menjadi wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.. sisa sisanya ada di Luwu Timur
@syamalancha34176 жыл бұрын
Mau sama kayk toraja ya, klo di palopo itu bahasanya bugis atau bahasa luwu??
@abramsyarif59915 жыл бұрын
kerajaan/kedatuan Luwu itu merupakan sebuah bangsa sebelum adanya indonesia 1945, dimana bangsa luwu itu sangat luas terdiri dari 12 suku dan 9 bahasa
@karaokeoriginal96875 жыл бұрын
GK ad bahasa Luwu,anak bahasa nya banyak bang,ad bahasa bugis,bahasa ta'e,dan lain2
@hobbybahas74333 жыл бұрын
@@karaokeoriginal9687 Sedikit di perjelas Bahasa Luwu ada!! Adanya banyak karna Banyak anak sukunya.
@sandrowangak87394 ай бұрын
Lembata dalam bahasa Luwu Artinya apa ?
@joesetiawan72918 жыл бұрын
lagu ini menggunakan bahasa suku pamona, suku asli kabupaten poso..sulawesi tengah..lembana tanah poso di ubah menjadi lembana tanah luwu
@buaaa7087 жыл бұрын
Joe Setiawan....belajar dulu ya...jauh sebelum adanya kab. poso ataupun sul-teng dan sul-sel tanah poso masuk dalam kedatuan LUWU....12 anak suku yg ada diluwu salah satunya to PAMONA...
@SaidMAnton6 жыл бұрын
Belajar ki boss sejarah, kentara sekali kalau org bodo. Suku pamona itu berasal dari mana hahahha
@opulabuchay6 жыл бұрын
orang pamona adalah dulunya bagaian dari suku luwu..
@kocakgaming69366 жыл бұрын
iqbal kominfo nd ada yg namnya suku luwu boss..luwu itu hanya bntk kerajaan yg di diami olh berbagai mcm suku
@opulabuchay6 жыл бұрын
Kerajaan Luwu adalah kerajaan tertua, terbesar, dan terluas di Sulawesi Selatan yang wilayahnya mencakup Tana Luwu, Tana Toraja, Kolaka, dan Poso. Perkataan “Luwu” atau “Luu” itu sebenarnya berarti “Laut”. Luwu adalah suku bangsa yang besar yang terdiri dari 12 anak suku. Walaupun orang sering mengatakan bahwa Luwu termasuk suku Bugis, tetapi orang-orang Luwu itu sendiri menyatakan mereka bukan suku Bugis, tetapi suku Luwu. Sesuai dengan pemberitaan lontara Pammana yang mengisahkan pembentukan suku Ugi’ (Bugis) di daerah Cina Rilau dan Cina Riaja, yang keduanya disebut pula Tana Ugi’ ialah orang-orang Luwu yang bermigrasi ke daerah yang sekarang disebut Tana Bone dan Tana Wajo dan membentuk sebuah kerajaan. Mereka menamakan dirinya Ugi’ yang diambil dari akhir kata nama rajanya bernama La Sattumpugi yang merupakan sepupu dua kali dari Sawerigading dan juga suami dari We Tenriabeng, saudara kembar dari Sawerigading. Kerajaan Luwu diperkirakan berdiri sekitar abad X yang dibangun oleh, sekaligus sebagai raja pertama adalah Batara Guru (Tomanurung) yang dipercaya turun dari langit diutus oleh ayahnya Dewa Patoto’e untuk turun mengisi kekosongan di dunia tengah. Beliau turun tepat di daerah Ussu, kecamatan Malili, kabupaten Luwu Timur lalu dikawinkan dengan We Nyili Timo’ sepupu satu kalinya yang berasal dari dunia bawah, sehingga lahirlah beberapa keturunan. Setelah dunia tengah sudah banyak penghuninya dan kehidupan di dalamnya sudah berjalan baik, maka kembalilah Batara Guru ke atas langit. Kerajaan Luwu merupakan kerajaan paling sepuh diantara beberapa kerajaan di Sulawesi Selatan karena asal-usul setiap raja di Sulawesi Selatan berasal dari Luwu. Seperi dalam kerajaan Gowa, mereka meyakini bahwa raja pertama mereka mempunyai asal-usul dari kerajaan Luwu begitu halnya dengan kerajaan Bone dan kerajaan-kerajaan lainnya di Sulawesi Selatan dan bahkan di Pulau Sulawesi serta sebagian Kalimantan. Oleh sebab itu, Luwu sangat disegani dan dihormati oleh kerajaan-kerajaan lainnya di Sulawesi Selatan. Pusat kerajaan Luwu (Ware’) pertama adalah di daerah Ussu. Ussu terkenal akan hasil alamnya berupa besi dan pelabuhannya yang terletak di muara sungai Cerekang , dan diyakini kalau besi-besi yang ada di Jawa untuk dipakai membuat keris pada zaman itu berasal dari Luwu. Hal ini bisa di benarkan karena dulunya Luwu sudah menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar Sulawesi dan hal ini dapat dibuktikan dengan tercantumnya nama kerajaan Luwu dalam kitab Negarakertagama milik kerajaan Majapahit. Kerajaan Luwu juga dikenal dengan hasil karya sastranya, yaitu I La Galigo. I La Galigo merupakan karya sastra terbesar dan terpanjang di dunia mengalahkan Mahabrata yang berasal dari India yang ditulis sekitar abad 14 lalu disalin ulang lagi oleh Colli’ Puji’e Arung Pancana Toa sebanyak 12 jilid yang kini tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden Belanda. Pusat kerajaan Luwu (Ware’) yang terakhir adalah Palopo. Pemindahan Ware’ ini (Ware’ sebelumnya Malangke) karena letak Palopo yang strategis di pinggir Teluk Bone sehingga memudahkan untuk menjalin hubungan dengan kerajaan lainnya di Sulawesi Selatan melalui laut. Pemindahan Ware’ ini dilakukan pada masa Pajung / Datu Luwu ke- 15, yaitu Andi Pattiware’ Daeng Parabung pada abad ke XV awal masuknya Islam ke Tana Luwu. Raja terakhir dari kerajaan Luwu adalah Andi Djemma yang bergelar Petta Matinro’e ri Amaradekanna yang memerintah mulai tahun 1935-1965 Masehi. Beliau merupakan raja yang sangat dikagumi dan dibangga-banggakan oleh rakyatnya bahkan raja-raja lain di Sulawesi Selatan karena keberaniannya dalam menghadapi penjajah Belanda. Beliau rela mati dan meninggalkan seluruh harta dan kekuasaannya untuk mempertahahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Karena itulah beliau diberi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah pusat sekitar tahun 2003, dimana beliau merupakan satu-satunya raja Luwu dari sekian raja Luwu yang memerintah ketika Belanda datang menjajah negara kita yang memperoleh gelar kehormatan tersebut. Sebelum agama Islam masuk ke Tana Luwu, masyarakat mulanya menganut Animisme. Setelah sepuluh abad lebih berdiri, kerajaan Luwu baru menerima agama Islam sekitar abad ke-15, yaitu pada tahun !593. Kerajaan Luwu merupakan kerajaan pertama di Sulawesi Selatan yang menganut agama Islam. Agama Islam sendiri di bawa ke Tana Luwu oleh Dato’ Sulaiman dan Dato’ ri Bandang yang berasal dari Aceh. Hal-hal mistik banyak mewarnai proses awal masuknya Islam di Luwu. Diyakini bahwa Dato Sulaiman dan Dato ri Bandang datang ke Luwu dengan menggunakan kulit kacang. Mereka pertama kali tiba di Luwu tepatnya di desa Lapandoso, kecamatan Bua, kabupaten Luwu. Setelah sampai, Datu Sulaiman lalu dipertemukan dengan Tandipau (Maddikka Bua saat itu). Sebelum menerima agama yang dibawa oleh kedua Datu itu, Tandipau terlebih dahulu menantang Datu Sulaiman. Tantangan itu adalah Tandipau akan menyusun telur sampai beberapa tingkat, apabila Datu Sulaiman mengambil telur yang ada di tengah-tengah tetapi telur itu tidak jatuh atau bergeser sedikitpun, maka Tandipau akan mengakui ajaran agama Islam yang dibawa oleh Datu Sulaiman. Tandipau berani disyahadatkan asalkan tidak diketahui oleh Datu’ karena ia takut durhaka bila mendahului Datu’. Sebelum ke Malangke (Ware’) untuk menghadap Datu’, ke dua Dato’ itu terlebih dahulu membangun sebuah masjid di Bua tepatnya di desa Tana Rigella yang dibangun sekitar tahun 1594 Masehi yang merupakan masjid tertua di Sulawei Selatan. Masjid ini pernah dimasuki oleh tentara NICA pada zaman penjajahan lalu menginjak dan merobek-robek Al-Qur’an yang ada di dalam masjid. Hal inilah yang memicu kemarahan rakyat Luwu lalu terjadilah perang semesta rakyat Luwu pada tanggal 23 Januari 1946 yang selalu diperingati oleh masyarakat Luwu setiap tahunnya. Setelah membuat masjid di Bua, Dato’ Sulaiman lalu diantar ke Ware’ (Malangke) untuk menemui Datu’ Pattiware’. Setelah terjadi dialog siang dan malam antara Datu’ dengan Dato’ Sulaiman mengenai ajaran agama yang dibawanya, maka Datu’ Pattiware’ pun bersedia diislamkan bersama seisi istana. Pada Waktu itu Pattiware’ sudah memiliki tiga orang anak, yaitu Pattiaraja (12 tahun), Pattipasaung (10 tahun, yang kemudian menjadi Pajung / Datu Luwu ke 16 menggantikan ayahnya) dan Karaeng Baineya (3 tahun), serta adik iparnya Tepu Karaeng (25 tahun). Islam lalu dijadikan sebagai agama kerajaan dan dijadikan pula sebagai sumber hukum. Walaupun sudah dijadikan sebagai agama kerajaann, penduduk yang jauh dari Ware’ dan Bua masih tetap menganut kepercayaan Sawerigading. Mereka mengatakan bahwa ajaran Sawerigading lebih unggul dibanding ajaran agama yang daibawa oleh Dato’ tersebut. Setelah berhasil mengislamkan Datu’ Pattiware’, Dato’ ri Bandang atau Khatib Bungsu lalu pergi untuk menyebarkan Islam didaerah lain di Sulawesi Selatan. Sedangkan Dato’ Sulaiman tetap tinggal di Luwu agar bisa mengislamkan seluruh rakyat Luwu karena hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Beliau lalu wafat dan dikuburkan di Malangke, tepatnya di daerah Pattimang, dan ia pun diberi gelar Dato’ Pattimang. Saat pusat kerajaan Luwu (Ware’) dipindahkan dari Malangke ke Palopo, Andi Pattiware’ yang bergelar Petta Matinro’e ri Pattimang (1587-1615 M) Datu’ pada zaman itu, memerintahkan untuk membuat suatu masjid yang dapat digunakan oleh masyarakat Palopo untuk menunaikan Shalat secara berjamaah yang letaknya tidaklah jauh dari “Salassae” istana Luwu. Masjid itu sendiri dibuat oleh Pong Mante pada tahun 1604 Masehi dimana makamnya terdapat dalam masjid Djami itu sendiri, tepatnya di bawah mimbar yang besar. Konon batu yang dipakai untuk membangun masjid itu dibawa dari Toraja dengan cara orang-orang berjejer dari Toraja sampai ke Palopo lalu batu-batu itu dioper satu per satu. Sedangkan bahan yang dipakai untuk merekatkan batu yang satu dengan yang lainnya adalah putih telur yang diambil dari kecamatan Walenrang, kabupaten Luwu. Nama Palopo itu sendiri yang sudah lama kita kenal berasal dari kata “Pallopo’ni” yang diucapkan oleh orang-orang saat ingin menancapkan tiang masjid yang besar. Panjang tiang utama masjid ini sekitar 16 meter dan kayu yang dipakai adalah kayu Cina Guri, namun sekarang kayu jenis ini sudh tidak ada lagi. Konon kayu jenis Cina Guri ini dikutuk sehingga sekarang hanya menjadi rerumputan kecil yang biasa diberikan pada ternak sebagai makanan. Arti kata “Pallopo’” yang secara bebas berarti “masukkan dengan tepat”. Menurut kepercayaan masyarakat, seseorang belum bisa dikatakan menginjak Palopo jika ia belum pernah masuk ke dalam Masjid Djami. Setelah empat abad lebih, bangunan masjid Jami’ masih utuh dan tetap terawat dengan baik sehingga pada tahun 2002 yang lalu Masjid Djami’ Palopo memperoleh penghargaan sebagai Masjid Tua terbaik se-Indonesia mengalahkan ribuan masjid tua lainnya di Nusantara. Setelah berkembang selama kurang lebih empat abad, agama Islam kini menjadi agama yang mayoritas dianut oleh warga Tana Luwu dan Sulawesi Selatan pada umumnya. Pustaka Anton Andi Pangerang… (et al). 2002. Andi Djemma-Datu Luwu, Tahta Bagi Republik. Yayasan Bina Profesi dan Wirausaha (BENUA) : Jakarta Selatan. Salim, Muhammad…(et al). 2003. La Galigo, Menelusuri Jejak Warisan Sastra Dunia. Pusat Studi La Galigo, Divisi Ilmu Sosial dan Humaniora : Makassar.
@matiuspanggalo7456 Жыл бұрын
Kalau bole tau lagu Lembata Tana Luwu ini bahasa apa ya???
@sandyvespa5842 Жыл бұрын
pamona
@sahabatnoah40245 жыл бұрын
Ade teks indonesiax boleh.
@abramsyarif59914 жыл бұрын
Judul "Tanah kita Tana Luwu" Selalu ku kenang Negeriku Tana Luwu Yang indah dan permai Selalu terbayang di hadapanku Biar aku pergi jauh Selalu ku kenang jua Di sanalah tinggal ibu dan ayahku Yang selalu kurindukan Negeriku Tana Luwu
@rikadarmayanti2447 жыл бұрын
p
@supriaditoi45746 жыл бұрын
ga tau bhs.tdk tau dr suku dr mana ini
@monsterlutim44275 жыл бұрын
Itu suku pamona luwu,, yg berada di tanah luwu tepatnya di kab luwu utara dan luwu timur dan ada juga tersebar di daerah sulawesi tengah poso, asal mula pamona luwu di salumoege kec mangkutana pemekaran dri kec wotu di kab luwu timur sulsel, bgtu pak trima kasih salam santun
@guntingseng94825 жыл бұрын
Ini bahasa hari2 di poso.
@abramsyarif59915 жыл бұрын
@@guntingseng9482 suku pamona itu asalnya di luwu timur tapi mereka bermigrasi ke poso sulawesi selatan karena merasa tidak aman dengan adanya kelompok gerilya DII/TII Kahar muzadkkar.
@guntingseng94825 жыл бұрын
@@abramsyarif5991 suku pamona d poso berjumlah 130 ribuan orang, dan tinggal di hampir seluruh kabupaten poso,,, kalau d lutim hanya beberapa titik, seperti kasintuwu dll, dan tidak merata.,kalau gara2 peristiwa kahar musakkar, itu tidak mungkin,, karna buyut saya saja, kelahiran 1800san akhir sudah lahir di poso,,,dan di sini banyak peninggalan2 suku pamona pada jaman dahulu,,seperti gua latea ,yaitu gua tempat penguburan nenek moyang suku pamona,,kalau di poso, hampir semua wilayah di tinggali suku pamona,,dari wilayah gunung hingga laut,,kecuali di kota,yg di huni suku goronalo,bugis, dll,, salam sintuwu maroso,,