Рет қаралды 532
Tumbang Anoi merupakan tempat bersejarah bagi masyarakat Dayak di seluruh Kalimantan. Sebab, pada 22 Mei - 24 Juli 1894, berlangsung pertemuan yang dihadiri ribuan tokoh adat Dayak dari seluruh Pulau Kalimantan, termasuk dari Sarawak. Pertemuan itu diprakarsai Belanda dan Inggris.
Hasil kesepakatan Tumbang Anoi menjadi tonggak sejarah. Bahkan, dimaknai sebagai pedoman arah peradaban Suku Dayak di Pulau Borneo. Pertemuan Tumbang Anoi menghasilkan 96 pasal kesepakatan.
“Dua di antaranya sangat legendaris. Yaitu, menghentikan budaya perbudakan (jipen) dan potong kepala manusia (mengayau),” tulis panitia dalam rilisnya.