Mengenal Dari Dekat Didik Nini Thowok | Sosok

Halo kawan Brilio.net, kali ini kami berkesempatan berkunjung ke sanggar sang maestro tari, Didik Nini Thowok. banyak hal tentang dirinya yang ia ceritakan di isi, Yuk kita simak videonya.
“Sebenernya stereotip yang timbul di masyarakat itu keliru kalau tari hanya untuk perempuan. Karena tari itu olah rasa, dan kalo kita melihat penari-penari keraton misalnya, itu yang menarikan karakter laki-laki juga laki-laki.”
Begitu statement yang diucapkan oleh Didik Nini Thowok atau yang akrab disebut Mas Didik . Nama Didik Nini Thowok tak lagi asing di dunia seni pertunjukan. Ia lahir di lereng Gunung Sumbing, Temanggung tahun 1954. Mulai menari sejak usia 12 tahun yang ia pelajari saat di gereja. Memiliki darah Tionghoa dan bernama lahir Kwee Tjoen An. Pada tahun 1965 namanya diganti ketika heboh tragedi G30SPKI. Menjadi Didik Hadi Prayitno yang hingga kini dijadikan nama resmi. Nama Didik Nini Thowok pun punya cerita di baliknya.
“Jadi pada tahun 74, saya kuliah ke Jogja, dari Temanggung saya hijrah ke Jogja. Di Jogja saya ketemu dengan senior saya yang juga dosen dan senior. Beliau namanya Bekti Budi Hastuti dipanggil mba Tuti, yang di kemudian hari, namanya jadi Tuti Nini Thowok ya beliau” cerita Didik .
Tari Nini Thowok mulanya karya senior Didik di kampus. Namun saat itu, ia diberi kepercayaan untuk membawakan tarian. Tak disangka, respons baik datang dari banyak pihak. Tari Nini Thowok pun bertengger di mana-mana hingga layar TV. Dari situlah ia dikenal dan orang-orang memanggilnya Didik Nini Thowok. Menyinggung stereotip masyarakat, ia berprinsip kuat. Tetap menjalani pertunjukan lintas gender yang jadi ciri khasnya.
“Saya bicara frame ‘seni pertunjukan’ bahwa banyak sekali stereotip di masyarakat yang nggak pas, keliru sebenarnya. Karena nggak tahu ya nggak disalahkan, pemahamannya masih terbatas" papar Didik .
Ia pun berbagi cerita tentang bagaimana keluar dari berbagai stereotip. Seperti melakukan penelitian hingga mempelajari sejarah.
“Kalo saya menari perempuan tidak bisa lebih dari perempuan itu menjadi sesuatu yang tidak ada nilainya. Kalau saya menunjukkan kualitas, tidak cuma kita yang melihat, dunia luar juga melihat" jelas Didik .
Dalam perjalanannya, menjadi seniman tentu punya banyak tantangan. Meliputi penjiwaan karakter hingga menemukan inspirasi. Membaca buku, menonton pertunjukan di berbagai tempat jadi gudang inspirasi. Saat menjadi karakter perempuan, ia berlatih dengan cara mengamati. Namun ada satu karakter yang paling berat baginya.
“Karakter gagah. Bima kan nggak bisa. Bukan nggak bisa, bisa cuman rasanya gak nyampe. Karena saya kalo menari putra gagah kan feminim. Masa Bima rada feminim ya nggak mungkin" ungkap Didik .
Bagi seniman, ritual sebelum pertunjukan bukanlah hal tabu. Termasuk bagi Didi, ia selalu lakukan ritual mandi kembang. Namun tak semua seniman lakukan ritual. Ketika ditanya tentang ritual dan kepercayaan, ia menjawab santai.
“Kadang-kadang sering orang mencampur adukkan seni budaya dengan kepercayaan agama, kan jadi nggak nyambung menurut saya kalo dibenturkan nggak akan ketemu pasti terbentur-bentur" tambah Didik.
Ia pun tak menampik banyak seniman yang ‘keblinger’. Menjajal cara instan yang ternyata salah dan keluar jalur. Menurutnya ritual harusnya dijadikan sebagai perantara saja. Masalah kepercayaan, hal itu adalah urusan personal.
“Ada juga yang begitu minta penglaris supaya bisa jadi kondang, tapi mintanya bukan pada Tuhan. Jalan pintas, pasang susuk, penari ada yang gitu biar pantatnya seksi, dia pasang susuk di pantat. Itu kan sudah pakai alat-alat bantu yang kalo menurut saya pribadi nggak pas, wong minta sama Tuhan dikasih kok malah lebih aman to, nggak pake nagih-nagih atau pantangan-pantangan" tutup Didik.
Penanggung Jawab : Titis Widyatmoko
Koordinator : Agib Tanjung
Kreatif : Farika Maula
Martina Fajariani
Camera Person : Ivanovich Aldino
Syamsu Dhuha
Grafis : Dimas
Editor : Nufinz

[@htriwulandari]

Beliau sangat profesional dan beliau legenda dunia tari Indonesia, patut dicontoh bagi generasi selanjutnya yang menekuni tari. Selalu sehat dan terus berkarya bagi Indonesia Mas Didik.

[@beecandra2430]

Bener bgt "jangan dicampur aduk nanti kebentur bentur" Budaya yg ada dari dulu ritual sgl macam juga berdoanya kepada Tuhan.. hanya caranya yg berbeda..

[@ditasucihardiningtyas1230]

beliau hanya profesional dengan dunia yang digelutinya meskipun dalam keterbatasannya, yaitu kurang bisa menari dengan gagah. seperti yang beliau bilang, bukan tidak bisa, tapi feel nya gak dapet.

[@jonggring7668]

Salah satu legenda hidup idola saya. Tetaplah sehat dan tetaplah berkarya.

[@onesiforusdaniel8065]

Mas Didik Nini Thowok ini ternyata cina to...? Wah...mantab jiwa nasionalismenya 👍

[@prameswara1123]

benarkah ? saya baru tau

[@zorrowman7593]

Wong minta sama Tuhan aja dikasi...Ini....ini pointnya

[@anggaaqilameera775]

Ni namanya baru konten keren dan berbobot, ngapain coba video keseharian di rumah aja jadiin konten malah masuk tv jadi acara tv lagi,mentang artis tidurnya aja jadi hiburan, eneg bgt lihatnya, bagusnya kayak gini maestro2 seni tari,lagu, apapun itu sangat bagus dan mendidik, terhibur sekaligus dpt inspirasi dan ilmu

[@andreasuryana4905]

Legend tari Indonesia..orangnya baik..bak padi tidak sombong..sehat selalu pak Didik Amin.

[@jmwidodo7726]

tlg pakdhe DNT, nari tari gambyong pangkur yang luwees dan pakai baju tari Gambyong pangkur penari 3. Penari plus DNT,,

[@bilqisbilqis1654]

beliau I orang di INDONESIA yg berjiwa seni sosial tinggi.

[@dwisuparto5335]

selalu dalam lindungan Tuhan Mas Didik..berkah Gusti Yesus

[@mariadiah2285]

Klo melihat tariannya DNT wuiihh yg paling sy suka dn kagum pd kibasan selendang nya anggun melambai ke belakang dgn ekspresi gaya tarian yg natural penuh penjiwaan luar dalam.. Mmg maestro tari ms Didik NT.. Sukses gehh 🙏👍

[@nurhayatiabrori1197]

Mas Didik idolaku 👍👍👍

[@Roro_Dewi-v1w]

Seniman yg melegenda⚘semoga panj umur & sehat sll🙏

[@donkebunapik945]

Mengenal lebih dekatnya ...kelewat singkat.. selalu sehat untuk masDidik..😁🙏

[@junijanti9412]

Sehat selalu eyang Didi....🙏🙏

[@ronisatriyowa0922]

Salut sama kepercayaan mas didik tidak usah pakai penglarisan dll kepada selain sama Allah SWT....

[@jackcl]

Sosok inspiratif sehat selalu didik Nini Thowok

[@yansenpaulus8176]

Pak ku kerenn.. ngeruntut 1965 pasti masa yg sulit.. gk usah fasih di terangkan juga gak apa pak Lop yu sir

[@aquijps3]

Totalitas dalam setiap tarian, salut banget. Spertinya belum ada penerusnya ya. Paling senang lihat tarian dwi muka, luwes banget ya.

[@evijuevi2492]

Pemikiran nya sy suka sekali..minta sesuatu hanya kepada tuhan jgn kepada setan

[@gilangfirmansyah195]

Yang gara2 lathi eyang,lagsng kesini deh

[@manggismanizz3033]

aku sangat mengidolakan beliau sang maestro

[@basukirahmadrahmad591]

Luar biasa Didik Nini Thowok

[@heartstone9438]

Ternyata beliu lahir di lereng sumbing daerah kelahiranku juga

[@endangpoerwandhari9794]

Sang maestro...sehat selalu eyang

[@naturezero351]

Selalu mengaggumi Beliau 🥰🥰🥰🥰

[@yamtinah5881]

Sukses buat mas didik

[@reginasuwarni9782]

Sehat selalu mas didik umur tidak masalah .sama seperti mas djoko suwarno seniman semarang yang nari tohjoyo bugis juga Masih eksis.salam mas didik sehat selalu ya .berkah dalem.

[@zakimubarok2]

Dua Maestro yang saya kagumi dari dulu, Pakdhe Didi Kempot dan Eyang Didik Nini Thowok.

[@lessa1130]

Saya suka banget sama pakde didi dari awal ngeliat 😭😭😭

[@wanmal7612]

Rekman Ini diambil pada saat sanggar tari beliau sedang di renovasi

[@joyceindahleona]

Pakde didik sehat selalu

[@lenisamosir3035]

Luar biasa

[@yemimakusuma]

Real Legend

[@sophiatisuryo3196]

Idolaku

[@adadmj1335]

Sang legenda

[@lenimajapahit1193]

Sukses terus buat beliau

[@suryanhnh6482]

Baru turunan china

[@agussiswanto5946]

Semangat eyang

[@fachmimuarakintap7391]

Awet num msa didi

[@jojolorenzo3963]

Eyang didikn

[@mhdadventure6650]

☝️👍🤝

[@sucimaghfirah7200]

Punya anak ngak

[@ridasintameilanii8430]

merinding

[@Cerita_Horror_Nyata.]

Mantappp pak de didi...

[@SeafarerSoul]

Gila gila gilaaa Goksss