Mengenali Tanda Kematangan Spiritual - Sonny Abi Kim | Inner Game #22

  Рет қаралды 20,780

Sonny Abi Kim

Sonny Abi Kim

Күн бұрын

Keep in touch!
Follow di IG
/ sonnyabikim
Join Channel Telegram
t.me/sonnyabikim
Pemesanan Buku di PPA Book
bit.ly/sonnyab...

Пікірлер: 36
@raisaalfurqon2569
@raisaalfurqon2569 3 ай бұрын
Ciri ciri orang yang memiliki kecerdasan spiritual, 1. Tidak lagi sibuk mengubah orang lain tapi fokus merubah diri sendiri. Ia menjadikan dirinya sebagai perhatian utama. Menyadari & berusaha memperbaiki kekurangan. Tidak fokus menilai & menyoroti orang lain 2. Ketika sudah mampu menerima diri sendiri dan orang lain. Kenyataan bahwa orang berbeda kita terima, sebagaimana kita hrs bisa menerima kekurangan diri sendiri agar tidak stress, depresi, sakit jiwa. Self improvement perlu diawali dari self acceptance 3. Tidak lagi membebankan beragam harapan kepada orang lain. Fokuskan memberi dan berbagi. Kalau kita membebankan harapan ideal kepada orang lain akan membuat kita kecewa. Jangan sibuk membuat rapot orang lain akhirnya lahir banyak kekecewaan 4. Apa yang bisa aku bagikan kepada orang lain, kalau hanya punya ilmu bagiikan ilmu. Sibukan diri kita dengan apa yang bisa kita berikan kepada orang bukan pada apa yang kita inginkan dari orang. 5. Saat kita memahami apa yang kita lakukan akan kita nikmati hasilnya. Sekecil apapun kebaikan pasti akan kita terima balasannya, sekecil apapun keburukan akan kita rasakan efeknya 6. Tidak sibuk memamerkan kepada dunia betapa diri kita baik, dan benar. Hari ini kita berada di dunia pecitraan, dunia medsos. Kita merasa tidak cukup dgn menjadi org baik tapi juga ingin dikenal sebagai orang baik. Beban menjadi sangat berat karena ada dorongan ingin menunjukan kebaikan. 7. Tidak lagi sibuk mengejar persetujuan atau pujian orang lain. Kira sering direpotkan oleh pandangan orang. Jika kita sdh yakin pda kebaikan kita tidak menunggu validasi org lain 8. Tidak membandingkan dirinya dengan org lain atau sebaliknya membandingkan orang lain dengan dirinya. Sikap ini menujukan kita tidak percaya diri dan kesombongan 9. Mampu membutuhkan kebutuhan dan keinginan dan mampu mengendalikan keinginan. Bedakan mana keinginan mana kebutuhan, tidak masalah jika keinginan itu baik dan mendukung kebutuhan 10. Tidak menggantungkan kebahagiaan kepada hal2 yang bersifat materi. Kebahagiaannya tidak tergantung pada hal-hal di luar dirinya. Materi apapun yg saat ini menempel pada saya itu tidak saya jadikan sandaran kebahagiaan
@sitizulaihah6281
@sitizulaihah6281 2 ай бұрын
Alhamdulillah dapat ilmu management qolbu. Semoga tambah berkah ilmu tadz sony dr Alloh SWT
@Iwin-g1b
@Iwin-g1b 3 ай бұрын
Inspiratif coach menjaga kesederhanaan memanfaatkan kemampuan tanpa menunggu bales Budi🙏
@harmanfadil
@harmanfadil 3 ай бұрын
Allahu rabb... Ampuni aku😭😭 Merasa tertampar banget, seolah-olah itu aku, iya, itu aku. Ya Rabb... 😭
@irfanfirdaus5212
@irfanfirdaus5212 3 ай бұрын
Kalau kita di tuntut oleh orang yang penting dlam hidup kita apa yang harus kita lakukan agar kita tidak tertekan dengan orang terdekat kita yang menuntut kita melakukan sesuatu sedangkan kita mengurus apa yang menjadi tujuan sendiri
@YaniSuryani-e7j
@YaniSuryani-e7j 3 ай бұрын
Saya blom matang secara spiritual,masih byk yg sy belum dpt dari ciri" nya.moga ini jdi cerminan diri sy,Syukron ustz Sonny.
@mufqihardyan7532
@mufqihardyan7532 3 ай бұрын
indah sekali kata-katanya ustadz: "Aibnya menyibukkan dirinya sampai dia tidak mengurusi aib orang lain"
@HanyFatunazasulaeman
@HanyFatunazasulaeman 2 ай бұрын
Alhamdulillah ustadz sangat menginspirasi sekali🙏
@zilafaishal1197
@zilafaishal1197 2 ай бұрын
Masya Allah,sll sehat barakallah
@zilafaishal1197
@zilafaishal1197 2 ай бұрын
Aamiin aamiin aamiin ya Rabb
@TitiSulastri-te4lq
@TitiSulastri-te4lq 3 ай бұрын
Trima ksh ust,,, pg2 dah dengerin ust kajian,,, alhamdulillah banyak banget pelajaran yg saya terima,,,❤
@nindyazulfa4349
@nindyazulfa4349 3 ай бұрын
ya allah ya rabb semoga kami bisa menjadi matang dalam spiritual menjadi lebih dewasa dalam bertindak dan selalu bisa memperbaiki hati .
@m4nompo
@m4nompo 3 ай бұрын
mas terimakasih, ini kunci jawaban dr apa yg memberatkan hidup saya sejauh ini
@jokosuharmono9740
@jokosuharmono9740 Ай бұрын
Makasih ustadz
@lindaismindari3467
@lindaismindari3467 3 ай бұрын
terima kasih ilmunya . semoga kita menjadi lebih baik.
@nisailma523
@nisailma523 3 ай бұрын
MasyaAllah Tabarokallah 💕
@thoriqhulsalsabila2208
@thoriqhulsalsabila2208 3 ай бұрын
USTADZ SAYA BUTUH KIAT-KIAT/ CARANYAA BIAR BISA NGATUR BATIN BIAR BISA LEBIH TENANG MENJALANI QODO DAN QODARNYA ALLAH, DISINI KOK CUMA CIRI-CIRI AJAA😭🙏🏼
@JuniHartati-u8c
@JuniHartati-u8c 3 ай бұрын
Ustadz aku bukan orang yg pintar tp aku mengajari anak2 belajar iqro kasian anak2 itu tidak belajar
@NurAnisSailaPajrin
@NurAnisSailaPajrin 3 ай бұрын
Masya allah.. Yaa Rabb❤
@hanifa_rahdhirahdhi8000
@hanifa_rahdhirahdhi8000 3 ай бұрын
Afwan ustadz, tolong buatkan vidio tetang broken home ustadz 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
@liafatimah5531
@liafatimah5531 2 ай бұрын
Tabarokalloh pk ustadz ilmunya 🤲🙏
@widiyasulistina224
@widiyasulistina224 Ай бұрын
Masya Allah ustad pas bnget ini yg sy butuhkan. Lg d fase ingin memperbaiki diri menjadi lebih baik lg..
@atiahrizkiah6199
@atiahrizkiah6199 3 ай бұрын
Ustadz..apakah perhatian suami termasuk dalam hal material?
@fannyangelia62
@fannyangelia62 Ай бұрын
1. Spiritual Intelligence. Segala perbaikan diri yang kita lakukan dengan belajar, mengaji, ikut berbagai program pelatihan pengembangan diri tujuannya agar kita bisa matang secara emosi, mental, maupun spiritual. Semua ini tentang inner game. Kematangan spiritual ini ranahnya lebih ke arah batin, mengolah batin. Perjalanan membereskan diri kita dari dalam. Orang yang spiritualnya matang, insya Allah dalam beragama juga dewasa dan matang. Dia akan menjadi problem solver, bukan trouble maker. Dia akan memberi solusi untuk kehidupan, bukan menjadi sumber masalah. 2. Ada beberapa ciri-ciri seseorang yang sudah matang secara spiritual. Seseorang yang punya kecerdasan dari sisi mental, emosional, dan jiwa yang sudah tercerahkan. Ciri yang pertama, tidak lagi sibuk mengubah orang lain, namun fokus mengubah diri sendiri. Dia akan menjadikan dirinya sebagai perhatian yang utama. ”Saya ini masih lemah, saya ini masih kurang, saya ini masih butuh perbaikan.“ Hal ini menunjukkan bahwa orang ini sadar dan matang secara spiritual. Tetapi ada orang yang sebaliknya. Sibuknya itu nembak keluar. Contoh: “Orang itu ilmunya kurang. Orang itu belum sadar-sadar. Orang itu duniawi pikirannya. Orang itu ambisius.“ Terus saja dia menyoroti orang lain. Seseorang yang biasa menembak keluar itu sebetulnya tanda dia belum dewasa. Berapa banyak diantara kita yang sibuk untuk menembak orang lain, padahal sejatinya orang yang spiritualnya matang itu fokusnya ke diri sendiri. Hal ini perlu kita jadikan bahan renungan untuk muhasabah. Apakah kita sudah menjadi orang yang dewasa secara mental dan spiritual? Apakah kita sudah menjadi orang yang bertanggungjawab atau belum? Apakah kita sudah memiliki kesadaran dan tahu diri? Apakah kita ini termasuk orang yang sabar atau tidak? Apakah kita siap menerima proses atau tidak? Orang yang lebih fokus kepada dirinya itu menunjukkan kematangan spiritual. Apakah menasihati orang di sekeliling kita itu tidak penting? Tentu penting. Tetapi kita harus paham bahwa tugas pertama itu membereskan diri dan sadari kita semua sedang sama-sama berproses. Kematangan spiritual itulah yang akan melahirkan kebijaksanaan. 3. Ciri yang kedua, menerima diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya. Kita tidak harus sibuk dengan orang lain. Kita perlu terlebih dahulu menerima orang lain dengan apa adanya. Kenyataan bahwa orang itu berbeda-beda, ya kita terima. Termasuk kita menerima diri kita sendiri. Ada banyak orang yang suka memarahi dirinya sendiri. Yang kecewa kepada diri sendiri, sehingga dia selalu menekan dirinya sendiri. Kalau kita tidak hati-hati dalam menata ruang di dalam diri kita, nanti jadi stres. Bisa jadi depresi, bahkan sakit jiwa. Maka terimalah dulu diri kita apa adanya. Kalau memang ada kekurangan dan kelemahan, itu tidak mesti kita jadikan alasan untuk membenci diri kita. Apalagi mengusir diri kita, dari diri sendiri. Terimalah diri kita dan orang lain terlebih dahulu sebagaimana adanya. Ini menunjukkan kita sudah matang secara spiritual karena self-improvement itu perlu diawali dari self-acceptance. 4. Ciri yang ketiga, tidak lagi membebankan beragam harapan kepada orang lain dan fokus untuk memberi atau berbagi. Orang yang matang secara spiritual tidak banyak meletakkan harapan kepada orang lain. Contoh: “Aku inginnya kamu begitu. Aku butuh ustadz yang kayak gini loh. Aku ingin orang tuaku kayak gitu. Menurutku yang baik itu begini. Aku ingin punya teman yang ideal kayak begitu.” Kalau kita membebankan harapan-harapan ideal itu pada orang lain, biasanya dengan itu justru membuat kita makin susah, banyak kecewa, dan beban hidup. Contoh: “Aku ingin punya teman yang ideal, yang punya ciri seperti ini dan itu.” Akhirnya kalau kita ketemu orang baru, kita hanya sibuk membuat raport tentang teman itu. Contoh: “Oh, teman saya itu memang ramah, tetapi dia jarang mandi. Memang sih dia menyenangkan saat diajak ngobrol, tetapi kalau ke warung mintanya ditraktir terus.” Kita terus menilai orang. Buat raport untuk kriteria ideal kita. Ini namanya kita membebankan harapan kita pada orang lain. Akhirnya lahir begitu banyak kekecewaan. Padahal mestinya orang yang matang secara spiritual sadar betul bahwa fokus hidup kita semestinya memberi dan berbagi. Mari kita lihat, apa yang bisa kita bagikan ke orang lain, kepada lingkungan sekitar kita. Kalau kita tidak punya harta dan hanya punya tenaga, ya sudah, sumbangkan tenaga kita untuk orang lain. Kalau kita hanya punya ilmu yang sedikit, maka bagikan ilmu kita. Kalau kita baru bisa baca iqra, maka ajarkan orang baca iqra. Jadi sibukkan diri kita dengan yang bisa kita berikan kepada orang lain dan bukan pada yang kita inginkan dari orang lain. Orang yang semacam ini berarti dia sudah matang secara spiritual. Jadi yang dia pikir hanya memberi dan berbagi, bukan mengharapkan atau meminta pada orang lain. Efeknya ini akan mengurangi banyak sekali beban hidup, dan kita tidak akan banyak kecewa dan susah. 5. Ciri yang keempat, memahami bahwa apapun yag kita lakukan akan kita nikmati hasilnya. Jadi rumus orang yang beriman itu: sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan akan kita nikmati hasilnya. Sekecil apapun kejelekan yang kita lakukan, akan kita rasakan juga efeknya. Orang yang matang secara spiritual, ngerti banget dengan rumus ini. Maka dia akan berhati-hati. Jangan sampai dia melakukan keburukan atau kesalahan sekecil apapun, apalagi kepada orang lain, karena nanti ada panennya. Kita seperti menanam ranjau, yang suatu saat akan kita injak sendiri. Ini adalah rumus hidup. Apapun yang dilakukan akan kita nikmati hasilnya. Kadang-kadang kita itu suka meremehkan tindakan-tindakan, kesalahan-kesalahan, dan dosa-dosa kecil. Padahal sekecil apapun itu akan kembali pada hidup kita. Seseorang yang matang secara spiritual, fokusnya bagaimana bisa menanam kebaikan sekecil apapun, dan sekuat tenaga dia bisa menahan dirinya dari keburukan sekecil apapun.
@fannyangelia62
@fannyangelia62 Ай бұрын
6. Ciri yang kelima, tidak sibuk memamerkan kepada dunia betapa diri kita ini benar atau baik. Ini suatu hal yang berat. Hari ini kita ada di dunia pencitraan. Dunia media sosial. Mulai dari twitter (X), instagram, facebook, yang termasuk dunia pamer. Hari ini tidak cukup jadi orang baik, tetapi kita juga ingin dikenal sebagai orang baik. Bahkan ingin viral sebagai orang baik. Sebenarnya secara tidak sadar kita sedang membebani diri kita dengan 3 hal sekaligus. Pertama, beban untuk menjalankan kebaikan. Ini saja sudah berat. Kedua, beban untuk menunjukkan atau memamerkan kebaikan kita. Ketiga, beban seakan-akan harus viral. Harus banyak yang like. Ini akan membuat berat setiap langkah kita. Harusnya kalaupun ada beban, hanya 1 bebannya yaitu melakukan kebaikan saja. Ini malah kita tambah jadi 3. Ini tanda kita belum cerdas dan matang secara spiritual. Disclaimer-nya, memamerkan kebaikan itu kadang-kadang ada baiknya juga, tetapi lebih banyak unsur negatifnya. Sebetulnya kalau ada orang lain yang tahu kalau kita melakukan kebaikan, maka itu tidak masalah. Tetapi jangan sampai kita yang dengan sengaja seakan-akan menunjukkan kebaikan itu. Kalau niat kita agar orang lain meniru kita, maka Alhamdulillah. Itu niatnya dakwah atau syiar. Tetapi banyak sekali potensi-potensi yang dapat membuat niat kita itu belok. Maka sadari itu. Orang yang matang secara spiritual, maka dia tidak sibuk dengan memamerkan kebaikannya, dia fokus saja berbuat baik 7. Ciri yang keenam, tidak sibuk mengejar persetujuan atau pujian dari orang lain. Kita ini sering direpotkan dengan pandangan orang lain. Contoh: Oh, kira-kira dia setuju ngak ya dengan yang saya ucapkan? Kira-kira nanti orang muji saya ngak ya? Kira-kira dia cocok ngak ya sama saya?” Cocok atau tidak cocoknya orang, pujian atau celaan orang, ketika itu yang kita cari, maka menunjukkan bahwa kita tidak terlalu yakin dengan kebenaran atau kebaikan yang kita lakukan. Harusnya kalau kita sudah yakin bahwa ini baik dan benar, maka kita tidak perlu repot lagi menunggu persetujuan atau pujian orang lain. 8. Ciri yang ketujuh, tidak membandingkan dirinya dengan orang lain atau sebaliknya membandingkan orang lain dengan dirinya. Sebenarnya kebiasaan membandingkan ini adalah ciri orang yang tidak percaya diri. Tidak yakin dengan kebenaran atau langkah yang diambilnya. Atau membandingkan orang lain dengan dirinya, maka itu ciri orang yang sombong dan merasa benar sendiri. Begitu aku merasa benar, maka aku ingin orang lain seperti aku. Mental seperti ini yang biasanya menjadikan kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Contoh: Seharusnya dia seperti saya. Seharusnya dia meniru saya.” Ini namanya membandingkan dan ada unsur kesombongan. Atau sebaliknya kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Contoh: “Aku ini sudah cocok belum ya dengan idolaku ini? Sudah sesuai belum dia dengan yang dia harapkan?” Ini menunjukkan kita tidak percaya diri. Membandingkan diri dengan orang lain menunjukkan ketidakpercayaan diri, sedangkan membandingkan orang lain dengan dirinya itu menunjukkan kesombongan. 9. Ciri kedelapan, mampu membedakan kebutuhan dan keinginan dan mampu mengendalikan keinginan. Kita dalam hidup sering rancu antara kebutuhan dan keinginan. Makan itu kebutuhan, tetapi harus di restoran mewah dan mahal itu keinginan. Minum itu sebuah kebutuhan, tetapi mencari minuman bermerk yang harganya fantastis itu keinginan. Mencari ilmu itu kebutuhan, tetapi harus di kampus yang ini, harus lewat ustadz itu, organisasi yang itu, maka ini adalah keinginan. Maka bedakan mana keinginan mana kebutuhan. Bukan berarti tidak boleh memenuhi keinginan, tapi ini perlu kita kendalikan. Kalau keinginan itu baik, maka tidak masalah jika keinginan itu mendukung kebutuhan. Tetapi seringkali keinginan itu hanya mengikuti hawa nafsu. 10. Ciri kesembilan, tidak lagi menggantungkan kebahagiaan kepada hal-hal yang bersifat material. Kebahagiaannya tidak tergantung pada hal-hal di luar dirinya. Saat ini, detik ini juga saya bisa bahagia dengan apapun yang saya miliki. Materi apapun yang menempel pada saya itu tidak saya jadikan sebagai sandaran kebahagiaan. Mudah-mudahan kita bisa menjadi sosok yang matang secara spiritual. Kita perlu latihan menata pikiran, mengolah perasaan, mengasah kalbu. Semua ini adalah inner game. Semoga bermanfaat. Mohon maaf dan juga mohon koreksi jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum. Barakallah fiikum.
@yeniiyeng123-r7c
@yeniiyeng123-r7c 18 күн бұрын
Barokalloh ustadz Sonny
@MurLiana-gj2yr
@MurLiana-gj2yr 2 ай бұрын
Aku jadi bingung 😕
@agussuryana5426
@agussuryana5426 54 минут бұрын
Aamiin ❤❤❤❤❤
@merrymariamriung9143
@merrymariamriung9143 3 ай бұрын
Alhamdulillah, Bpk sejuk banget cara menyampaikannya sehingga mudah dipahami. Terima ksh Bpk. Wslm wr wb 🙏🙏
@Pancawati-n3n
@Pancawati-n3n 3 ай бұрын
Semoga pak ustad selalu sehat dan berbagiah dgn keluarga🙏
@IndahHulwah
@IndahHulwah 3 ай бұрын
Ditunggu video dengan couch mukhlis lgi abi🙏🙏🙏podcast
@ennyprastiwi4017
@ennyprastiwi4017 3 ай бұрын
Qobiltu ustad pencerahannya🙏🏻
@gslampungculture745
@gslampungculture745 3 ай бұрын
masya allah terima kasih banyak ustadz..semoga lain kali bisa mengundang bapak Fahrudin Faiz di podcast selanjutnya☺😇🙏
@amarinisiator
@amarinisiator 3 ай бұрын
Semoga Allah menjaga kita agar tetap bisa menata hati
@ihwannur7838
@ihwannur7838 3 ай бұрын
mkasih gurunda
@pujiasihmahatei4342
@pujiasihmahatei4342 3 ай бұрын
Bismillah
HIDUP ITU TIDAK HANYA MENGEJAR DUNIA SAJA - SONNY ABI KIM #gamechanger
36:14
pumpkins #shorts
00:39
Mr DegrEE
Рет қаралды 9 МЛН
Watermelon magic box! #shorts by Leisi Crazy
00:20
Leisi Crazy
Рет қаралды 11 МЛН
Bedah Buku SURRENDER | Ustadz Sonny Abi Kim
59:02
Wakaf Peradaban Official
Рет қаралды 2 М.
KETIKA LAPANG DADA MENGUBAH HIDUP - Sonny Abi Kim
1:34:59
PPA Institute
Рет қаралды 14 М.
KEKUATAN UNTUK BERUBAH MENJADI LEBIH BAIK - SONNY ABI KIM
1:18:27
PPA Institute
Рет қаралды 54 М.
GEN Z GAMPANG SAKIT MENTAL!! INI ALASANNYA  - UST. SONNY ABI KIM
1:15:40
CERITA UNTUNGS
Рет қаралды 36 М.
Bagaimana Mengubah Cemas menjadi Lega? - Sonny Abi Kim | Inner Game #2
12:34
INNER JOURNEY - PERJALANAN KE DALAM DIRI | SONNY ABI KIM
1:26:04
PPA Institute
Рет қаралды 26 М.
pumpkins #shorts
00:39
Mr DegrEE
Рет қаралды 9 МЛН