Рет қаралды 49,228
Holaaa~!
Muka aku mendadak gatal-gatal banget nih.
Lagi mikir karena apa.
Perasaan hari ini cuma makan ayam dan ikan seperti biasanya 🤔💭
Aku ngetik ini sembari menahan rasa gatal huuuaaaa
------------------------------------
Tau, gak?
(Iya. Aku tau kalian akan jawab, "Gak tau, Kak".)
Aku mendadak ngueng-ngueng ke Kamboja karena efek dari ngebersihin notes di handphone.
Setelah menemukan utang video, aku menemukan list negara dan kota yang aku ketik beberapa tahun lalu.
Lengkap dengan gambarnya.
Kalian tau penampakan isi Magic Book, kan?
Notes aku di handphone sama kayak itu.
BTW, kalian beneran tau isi Magic Book aku kayak gimana gak sih?
Udah pernah lihat kan, ya?
Yang kayak scrapbook itu loh.
Begitu aku baca...
SHOOT.
Angkor Wat!
Gila. Udah berapa tahun aku kepengin lihat itu tapi belum terealisasikan.
Alhasil aku langsung cari tau tiket menuju Siem Reap.
💭: Kenapa sih pengin banget lihat Angkor Wat?
👽: Aku tau kalau Angkor Wat selalu dibilang mirip dengan Candi Borobudur atau Prambanan.
Bahkan gak sedikit yang bilang, "Ngapain jauh-jauh ke sana? Kan bisa lihat Candi Borobudur aja."
Buat aku pribadi, meski sama-sama situs bersejarah, tetap aja punya nilai dan budaya yang berbeda.
Sebenarnya alasan aku ada banyak.
PERTAMA:
Aku penasaran sama budaya mereka.
Karena mereka bangga banget akan hal itu. Tentu aja mereka juga bangga sama Angkor Wat.
Kamboja jadi satu-satunya negara di dunia yang punya gambar bangunan di dalam benderanya.
Bangunan apa itu?
Tentu aja Angkor Wat.
KEDUA:
Makanan.
Makanan pokok Kamboja sama seperti kita; nasi.
Rasa masakannya juga perpaduan manis, asam, pahit, dan asin, dengan sedikit pedas.
Kayaknya bakal cocok sama lidah Indonesia, kan?
Tapi yang bikin penasaran banget adalah....
Kampot pepper (lada Kampot) -
yang bahkan dapat perlindungan dari Uni Eropa.
KETIGA:
Perbandingan.
💭: Hah? Maksudnya gimana?
👽: Hmmm... Entah ini bagus atau buruk. Tapi aku suka melihat perbandingan antara negara kita dengan negara-negara yang terlihat ada "di bawah" atau "di belakang" negara kita.
Kalian paham maksudku, kan?
Bukan untuk ngejelekin atau mencari kekurangannya. Tapi justru sebaliknya.
Yang selalu ada di pikiran aku adalah,
"Udah sejauh apa mereka membenahi negaranya?"
Hal-hal seperti ini bisa dilihat dan dirasakan hanya ketika kita turun langsung ke lapangan.
Lihat aja dari yang paling dekat di mata.
☻ Lingkungan.
☻ SDM.
☻ Fasilitias umum.
Sebagai turis, pasti berasa banget deh.
------------------------------------
Singkat cerita, aku ngueng-ngueng ke sana untuk memenuhi ketiga rasa penasaranku itu.
Hal yang paling mencolok di mata aku adalah...
Kotanya bersih banget!
Selama di sana, aku gak pernah lihat sampah di jalan.
Begitu aku berinteraksi sama penduduk lokal, makan di beberapa tempat, lihat beberapa toko lukisan dan nonton pertunjukan seni - aku cuma bisa bilang:
"Pemerintahan mereka hebat banget dalam hal mengolah SDM yang ada. Untuk mengurangi angka pengangguran, untuk mensejahterahkan generasi mendatang, anak-anak muda yang kurang beruntung dikasih pembekalan skill untuk mereka bisa survive dan menggapai impiannya~"
Gila sih.
Beneran gila.
Itu berasa banget loh di aku.
Padahal aku hanya turis.
Yang cuma mampir di sana selama beberapa hari.
Tapi efeknya bisa kerasa banget setiap bersentuhan langsung dengan mereka.
Aku gak paham gimana cara ngejelasinnya.
Gak ada kata-kata yang tepat.
Ini aku cerita ke kalian dengan kalimat yang udah maksimal banget.
😂🤣😂
Perasaan seperti ini aku rasakan persis seperti ketika aku mampir ke Sri Lanka.
Entah kenapa, di beberapa aspek,
rasanya sepertinya Sri Lanka dan Kamboja "lebih maju" dibanding kita.
------------------------------------
Kalian tau gak kalimat apa yang keluar dari mulut aku ketika balik ke Jakarta dan cerita ke inner circle?
"Gila deh. Gue pengin banget pemerintah kita field trip ke negara-negara yang kelihatannya gak lebih keren dan maju dari Indonesia. Supaya mereka lihat, kalo negara-negara kayak gitu ternyata udah banyak pembenahan dan kemajuan.
Gue jadi tour guidenya deh. Bisa gak sih? Mungkin gak sih?"
------------------------------------
Pesan yang sangat membekas di aku setelah balik dari Kamboja:
Gapapa kalo mereka anggap kita ketinggalan jauh.
Gapapa kalo mereka memandang kita sebelah mata.
Itu semua bukan alasan untuk kita berhenti berproses.
Justru kita harus tetap berproses, membenahi diri, membekali diri dengan banyak skill dan pengalaman.
Mereka bisa aja lengah karena merasa udah hebat.
Saat itu terjadi - ketika mereka kembali melihat kita - mereka akan sadar bahwa langkah kita udah hampir sama atau bahkan lebih maju.
Di situ lah mereka akan bilang;
"Shoot. Meleng dikit, meroket."
💛
xoxo,
RSW