Рет қаралды 840
Kita hidup di zaman dimana kecanggihan teknologi semakin berkembang dan di nikmati oleh semua kalangan. Dari mulai anak anak hingga dewasa, dari rakyat jelata sampai ke penguasa. Semua memanfaatkan teknologi khususnya telekomunikasi dan informasi.
Islam memang tidak melarang kaum muslimin memanfaatian kecanggihan teknologi. Teknologi hanyalah alat untuk menyelesaikan persoalan hidup manusia. Selama pemanfaatan teknologi tersebut tidak menyimpang dari aturan aturan agama. Jangankan rakyat jelata, penguasa sekalipun ketika menyimpang tentu tidak akan luput dari ancaman dosa dan siksa.
Dengan kecanggihan teknologi, seseorang bisa memutarbalikan sebuah fakta. Yang benar bisa dipersalahkan dan yang salah bisa menjadi benar. Semua tergantung dengan teknologi propaganda di dalam media. Pencitraan mampu menggiring oponi hingga mengarahkan fakta agar terlihat baik di mata manusia.
Tidakkah kita semua mengingat bagaimana Umar bin Khaththab ketika menjadi Amirul Mukminin?
Umar bin Khaththab adalah contoh bagaimana seharusnya seorang pemimpin berlaku. Tak hanya memiliki pribadi yang benar benar lurus, Umar bin Khaththab menunaikan tanggungjawabnya dengan baik dan benar. Apa yang dilakukannya semata untuk mencari ridha dari Allah SWT semata.
Hari di mana Umar di baiat oleh kaum muslimin menggantikan kepemimpinan Kholifah Abu Bakar As Shidiq, beliau menyampaikan jika perangainya keras dan banyak orang yang takut kepada dirinya. Dia sangat kuatir jikalau nantinya memimpin kaum muslim dan melakukan kesalahan, lantas siapa yang akan meluruskannya. Semua sahabat hening tak berkata kata sampai ada seorang pemuda yang berdiri "Aku, akulah yang akan mengingatkanmu dengan pedang ini (sambil menghunus pedang kearah Umar bin Khaththab)". Melihat jawaban seperti ini Umarpun bersyukur. Tidak ada kemarahan sama sekali dalam hatinya apalagi niatan untuk melakukan kriminalisasi.
Umar juga terkenal orang yang sangat memperhatikan kesejahteraan hidup rakyatnya, Beliau seringkali melakukan inspeksi mendadak di malam hari untuk mengetahui kondisi riil rakyatnya. Tidak ada pemberitahuan, tidak ada settingan, tidak ada pencitraan. Semua dilakukan semata mata karena tanggunjawabnya kepada Rakyat yang di pimpinnya.
Soal keadilan, umar adalah gurunya pemimpin yang menerapkan keadilan. Keadilan ditegkan walau harus memenangkan seorang Yahudi Mesir atas kasus pengusuran tanah untuk perluasan masjid yang dilakukan oleh gubernur Amr bin Ash. Karena keadilan bukanlah berpihak hanya kepada golongan terlebih kepada siapa saja yang menyokongnya dalam kepemimpinan.
Andaikan pemimpin pemimpin kita seperti Umar bin Khaththab... tentu tidak butuh pencitraan, buzzer dan influenser. Karena semuanya hanyalah "kesejahteraan" yang di paksakan.... senyuman yang di buat buat, dan keridhoan dalam tekanan.
Script by Sigit Nur Setiyawan
Narasi by Ahmad Adiastra
Visual by Asepudin Ngaji Cerdas