Inilah asal muasalnya... . Sebelum putri Roro Jonggrang dijadikan patung keseribu oleh pangeran Bandung Bondowoso karena menolak untuk dipersunting (dalam legenda Candi Sewu-Prambanan), ia lari ke sebuah tempat, hingga sang pangeran mencarinya ke tempat itu setelah mendapatkan kabar. Dalam pencarian, ketemulah dengan seorang petani, yang memang sedang menyembunyikan sang putri dari kerajaan Baka itu yang cantik dan berposur jonggrang atau tinggi . Si petani tidak mengakuinya hingga pangeran penasaran. Untuk membuktikan bohong tidaknya si petani maka sang pangeran memungut satu buah pinang yang kebetulan tergeletak di sekitar itu. Kata pangeran: "Kalau buah pinang ini saya belah tepat di tengahnya berarti kamu tahu keberadaan putri Roro Jonggrang, kalau melenceng berarti memang kamu tidak tahu", si petani itu pun menyanggupinya. Buah pinang pun dilempar ke atas, lalu sebelum jatuh sang pangeran menebasnya dengan sebilah pisau yang dibawanya. Penebasan itu tepat di tengah buah pinang, tapi si petani tetap berbohong bahwa dia mengatakan tidak mengetahui keberadaan putri Roro Jonggrang tsb. Pangeran merasa dibohongi, akhirnya menyumpahi si petani: "Kalau kamu tetap tidak menepati janji, keturunan²mu akan seperti pinang yang saya belah dua ini" Hingga kinilah sumpah pangeran Bandung Bondowoso berbekas di daerah itu, keturunan²nya selalu kembar. Maka daerah itu dinamakan "Jonggrangan". Barangkali!