Рет қаралды 36
Petirtaan Jolotundo dibangun oleh raja Kerajaan Udayana sebagai wujud cintanya kepada putri dari Jawa yaitu Putri Guna Priya Dharma yang dinikahinya dan menyambut kelahiran anaknya, Airlangga yang lahir pada tahun 991 M. Pembangunan Petirtaan Jolotundo dilaksanakan pada tahun 997 M, seperti yang ada di dinding kolam. Menurut sumber lain, petirtaan ini merupakan tempat pertapaan Airlangga setelah memutuskan untuk mengundurkan diri dari singgasana Kahuripan. Pada Petirtaan Jolotundo terdapat dua kolam yang diperuntukkan kepada sang raja dan ratu. Hal ini kemudian dilanjutkan hingga sekarang sebagai pemisah menurut gender bagi para pengunjung. Petirtaan Jolotundo telah mengalami 2 kali pemugaran yaitu pada tahun 1923 oleh pemerintahan Hindia Belanda dan pada tahun 1990 - 1994 oleh pemerintah Indonesia.
Petirtaan Jolotundo
Petirtaan Jolotundo memiliki ukuran panjang 16,85 meter; lebar 13,52 meter; dan tinggi 5,2 meter. Bangunan Petirtaan Jolotundo berbahan dasar batu andesit dengan pahatan yang halus. Hal ini menandakan bahwa dahulu Petirtaan Jolotundo dibangun oleh tenaga terampil. Pada Petirtaan Jolotundo terdapat 52 pancuran yang bersumber dari Gunung Penanggungan. Sebanyak 52 pancuran tersebut memuntahkan air terus menerus meskipun pada musim kemarau. Kondisi Petirtaan Jolotundo tidak mengalami perubahan dari bentuk aslinya.
#budoyo channel,#jolotundo#petirtaanjolotundo#jolotundomojokerto