Guys bisa video ini makin dilirik, bantu like komen2 atau di share ke temen2. Biar mereka minimal bisa bermoral lebih baik, bukan cuma taat aturan.
@nevelig7 ай бұрын
Kuncinya jangan sampek merusak well-being diri sendiri dan orang lain. Flexibility is indeed needed.
@mb77216 ай бұрын
Well-being orang lain!!!, orang lainnya itu seberapa banyak apakah seluruh orang didunia ini, 75% orang didunia ini, 50% atau boleh 25% well-being orang lain didunia ini?
@BedaGenre7 ай бұрын
Makasih Cania. Mari cerahkan masyarakat Indonesia!!! 🥳
@frankosdb35177 ай бұрын
"Bingung" itu baik, karena memberikan ruang bagi landasan moral untuk terus berkembang dan diperdalam... Moralitas seharusnya berbanding lurus dengan semakin luasnya pengetahuan manusia. Maka jangan pernah membatasi kemungkinan untuk koreksi positif terhadap setiap landasan moral. 😊😊😊😊😊
@Athifaaisha7 ай бұрын
Tidak ada tolok ukur pasti ttg standar moral yg baik ataupun buruk, terdapat keberagaman dalam menentukannya, hadirnya sebuah aliran kepercayaan adalah salah satu upaya atau solusi atas keberagaman dan keterbatasan manusia dalam mnntukan sikap moral atau nurani, Yg seharusnya tidak semua bs mjd sebuah patokan baku yg dgunakan secara terus mnerus, di situasi dan keberagaman variabel yg berubah2. Jd mnrut saya indikator konkret ttg baik dan buruk adalah kemampuan adaptasi dalam mengolah kesinambungan antara moral , akal dan nurani dalam mnntukan sikap dan perbuatan.
@bangbill7 ай бұрын
Amal ibadah terbaik selama bulan puasa, mendengarkan tausiah Cania. Itu sebaik-baik MORAL ! asik dah...
@bertrandvalerio7 ай бұрын
Menjawab pertanyaan bu dosen di 12:02, menurut saya perbedaan saya (penganut kepercayaan tertentu) dengan orang yang tidak menganut kerpecayaan tertentu, ada 2 yaitu: 1. Pandangan terhadap sesama manusia. Berbeda pandangan menghasilkan perbedaan perilaku. Sehingga membuat "cara" saya berinteraksi dengan sesama manusia lain berbeda dengan orang yang tidak menganut kepercayaan. Di sini konteksnya kita sama-sama ingin mencapai kebaikan, tapi metode yang kita pakai berbeda dan output yang dihasilkan sama. 2. Pandangan terhadap Tuhan. Saya pastinya mempercayai hubungan dengan Tuhan, tapi orang yang tidak memiliki kepercayaan belum tentu. Saya memiliki hubungan vertikal ke atas, sedangkan orang yang tidak memiliki kepercayaan belum tentu. Jadi yang membedakan hanya cara dan hubungan vertikal. Kalo 'cara' selama outputnya sama sih sepertinya oke oke aja, tapi masih bisa didiskusikan. Tapi kalo hubungan vertikal ini hanya bisa saya yang merasakan, maka sifatnya sangat privat. Oleh sebab itu, orang bisa dinilai dari perilaku mereka. Sebaiknya kita melihat orang 'bermoral' atau tidaknya dari output yang dihasilkan, pisahkan moral dengan agamanya. Agama sifatnya masing-masing, tapi moral seseorang masih bisa kita diskusikan. Terima kasih bu dosen atas pertanyaannnya. Kalo boleh request pembahasan mengenai Gender dan Keadilan.
@cania_citta7 ай бұрын
Makasiih udah berkenan nonton dan berbagi pandangannya di sini🙂🙏🏻 usul topiknya ditampung dulu yaa!
@bertrandvalerio7 ай бұрын
@@cania_citta sama kalo boleh tambahan, di pembahasan berikutnya kalo boleh bu dosen kasih pertanyaan atau pr kyk gini lagi, supaya melatih berpikir dan melatih menyampaikan pendapat, soalnya aku terbantu banget sama pertanyaan2 di pembahasan sebelumnya hehe
@arusirham37617 ай бұрын
@@cania_cittacie d panggil bu dosen 😂
@sopyantouobara60002 ай бұрын
Memisahkan antara Agama dan Moral...Dimungkinkan ketika seseorang taat terhadap agamanya seharusnya moralny lbh baik... tetapi untuk menilai seseorang taat atau tidak terhadap agama yg dia anut juga tdk bisa2 sepotong2 harus menyeluruh... standar moral di tiap-tiap daerah bisa saja berbeda
@erickodias55017 ай бұрын
gileeee berani banget bahas "sensitif" beginian, dari dulu sudah mbatin di otak mau ngomong begini tapi ga berani klo di media,, beraninya hanya off the camera. Well done terima kasih sudah diwakilkan kak Cania!! semoga banyak yg nonton dan banyak yg bisa "sadar" bahwa selama ini mereka,,, wellll😅
@abdulwhatever29127 ай бұрын
Bentar lagi banyak gerakan ateisme di Indonesia. Gpp kok silahkan saja. Tapi jangan lupa negara kita penganut pancasila. Jadi semua orang wajib dan harus punya agama.
@sholehsetiaji797 ай бұрын
Di forum debat-debat kepercayaan manapun, lawan debat yang paling mudah ditackle ya orang ateis atau agnostik. Itu aja sih. Sok aja cari, mau di forum debat formal maupun di speech corner.
@@abdulwhatever2912Sila pertama itu percaya kepada Tuhan YME, bukan harus punya agama, Pancasila kan falsafah/pandangan, bukan UU.
@adamms98177 ай бұрын
Gw lumayan tertampar oleh video Cania yg ini sih (which I am grateful for)... by MY personal standards, ini video yg substansinya TERBAIK TERBAIK TERBAIK lah by far... Cania. (Pengen naroh emoji macem2 takut merusak algoritma video ini) Gw cm ada satu saran aja, Can: Utk video2 yg substance-nya "heavy" dan durasinya "lumayan" utk ukuran "little" wisdom gini-mgkin di bbrp titik transisi bs diselipkan "intermezo" or anything ringan yg menghibur (even diluar topik sm sekali), utk transisi aja EVEN for like just a few seconds... considering time span kita skrg cenderung memendek (no thanks to tiktok dkk), jd kadang bru lewat tiga menit aja udah BOSENNN dluan anjirrr, apalagi dengerin "khotbah" yg heavy gini. Untung sih suara lo enak, muka juga enak hehehe, jd msih lumayan bs mengatasi itu-anyway... intinya itu sih, sisipin intermezo ringan di titik2 transisi, biar yg nonton bs ktawa bentar atau tarik nafas bentar something like that lah, wkwkwkwk. Klo mau cth refrence, coba cek2 video monologue-nya Jimmy Kimmel (LIVE) deh, kadang di monologue yg panjang bgt dia suka sisipin hal2 kayak yg gw mksud gtu, atau ala "a moment of zen"-nya THE DAILY SHOW, atau transisi "AND NOW THIS"-nya John Oliver di "Last Week Tonight" -yg sejenis gtu2 lah. That's it, that's all Cania. Thank u thank u thank u for this *LITTLE* wisdom... I LEARNED. (Keep them coming yah)
@cania_citta7 ай бұрын
Haiii! Makasih banyak udah berkenan nonton dan I'm glad you find this video "terbaik" substansinya🥰 Makasih juga buat masukan2nya yaa, nanti dicoba di video lainnya dicari cara biar gak bosen/zone out karena cognitive load yang lumayan berat di sepanjang video~
@Pupuzela7 ай бұрын
Ga sekalian screen video displit sama loncat-loncat Minecraft?
@ThatDruidDude7 ай бұрын
@@PupuzelaBneer juga sih, konten2 yang kemasannya upbeat, atau editannya professional, atau ada komedi itu lebih mudah dicerna, jadi menjangkau lebih banyak orang. Tapi tetep tiap orang punya gayanya sendiri ga bisa dipaksain hehe
@rafaelsinjunathawulangsih24377 ай бұрын
Jujur, aku cukup nyaman dengan format yg sekarang sih. Tapi itu aku pribadi, seseorang yg hampir gk pernah nonton short video dengan tujuan mendapat ilmu, tapi kalau ternyata dapet ya syukur.
@landak1367 ай бұрын
Jadi inget orang2 terdekat gw (istri, temen dll) yg melakukan sesuatu yg "why", terus pas ditegur alasannya enak banget: "emang gak boleh???" Tapi pas ada kondisi (biasanya darurat) yg butuh keringanan aturan, mereka keukeuh gak mau langgar, umumnya karena takut sama "otoritas". "Semuanya boleh, tapi gak berarti semuanya berguna. Segala sesuatu boleh, tapi kan gak lantas segala sesuatu pasti membangun!" (St. Paulus)
@KLov777 ай бұрын
"Semuanya boleh, tapi gak berarti semuanya berguna. Segala sesuatu boleh, tapi kan gak lantas segala sesuatu pasti membangun!" So slavery is ok then?
@temani_tante_sini7 ай бұрын
@@KLov77kok ditanya lg? Kan pernyataan itu sudah menjawab pertanyaan anda
@pencintahewan2347 ай бұрын
@@KLov77 ini anda bertanya dalam konteks apa dulu? kalo konteks agama ya jawabannya tidak apalagi kalo dikaitkan dengan Paulus yang dikutip barusan.
@pencintahewan2347 ай бұрын
itu karena landasan moralitas mereka didasarkan pada subjektivitas bukan objektivitas.
@OngJianying18997 ай бұрын
Kesalahan leluhur negara sang pendiri bangsa ini adalah terlalu menshowoff agama di ranah publik. Giliran crash di publik langsung cosplay jadi si paling tersakiti dan terzolimi😑playvictim sekali. Padahal cuma mau menang sendiri ppfftr. Atleast kalo mau adem mah dimulai dari sekolah udah di didik kalo agama itu ranahnya privasi. Contoh ada singapura yang HAMPIR SEMUA sekolahan mereka meniadakan agama di mata pelajaran mereka. Karena mereka tau agama itu ranah private dan kalo dipaksa rilis di publik akan memecah belah bangsa mereka. Jadilah negara maju karena ya gak perlu repot ngurusin agama warganya
@wisnuharyoyudhanto7 ай бұрын
Bukan mungkin lagi, tapi BANYAK. kalo anda tinggal di luar seperti Jepang, Singapura dll, orang2 disana lbh respek, lebih taat hukum, lebih punya disiplin, akal sehat & moral. Ketimbang di negara konoha. Jenggotan tapi korupsi. Jilbab tapi pecun dst dll dsb.
@ChristianUtama7 ай бұрын
@payungijodia bundir tidak merugikan wellbeing orang lain, gak kayak yang bundir meledak, merugikan wellbeing jemaat yang lagi gereja. Yang matinya karena menyerang kantor polisi menurunkan wellbeing polisi dan dirinya, itu yang bermoral baik dan diberi pahala sama your one and only?
@rambomarketing13537 ай бұрын
@payungijogak ada yg merugikan org lain. Males nikah emang bikin loe jadi mati? Ajaran loe yg lbh banyak merugikan org lain. Nutup warung pas puasa itu nyusahin org lain. Bikin aturan jilbab itu nyusahin org lain. Ya tapi wajar sih, jadinya penganutnya kyk loe semua. Jenggotan. Sangean. Tukang tipu. Munafik.
@Freethinker666.7 ай бұрын
@payungijo subahenoloh😱😱😱💣💣💣💥💥
@meela67397 ай бұрын
@@ChristianUtama'Bundir g ngerugiin elo????' penulisny Christian .... Hmmmm cucok lah .... Tau istilah 'Kamikaze?, cari jg noh brita org bule pke bom bunuh diri ..... Buanyaaaaakkkkkkkk ....
@OpenMindedMan6 ай бұрын
apa yg salah? @payungijo
@revoviola39257 ай бұрын
Materi berat dan sensitif tapi dibahasakan dengan sangat baik, terstruktur dan mudah dipahami oleh Kak Cania...
@cania_citta7 ай бұрын
Terima kasih apresiasinyaa🙂🙏🏻
@wahadikasti94676 ай бұрын
muda mudi boleh sex asal sehat,,, tanpa nikah,,, hiii aneh
@tulus777 ай бұрын
sindiran pada "aturan dan prosedur" sangat halus dan mengena. kita hidup dalam perjalanan, tanpa sadar banyak yg stuck ditempat, hanya orang terpilih yg akan mencapai kesadaran yg lebih tinggi. masih ada harapan dunia jadi lebih baik, selama masih bermunculan manusia² yg berkesadaran.
@Whiraseno.AtmodjoАй бұрын
Point of view dari video ini kalau saya kasih kesimpulan dikit.. jadi Tuhan itu memberikan kita hak prerogatif untuk memilih mau jadi apa, tapi asal siap dengan konsekuensinya, jadi sebenarnya tidak ada keputusan atau pilihan yg benar atau salah yg ada hanya keputusan dengan konsekuensi, kalau memang ready dengan konsekuensinya you can do anything. ada perbedaan besar antara satu golongan kepercayaan reli***s dan spiritual dan perlu diketahui bahwa orang reli***s itu belum tentu moralnya bagus. 🫢🫢😅
@ajiwibowo43427 ай бұрын
Karena di Indo ini banyak agama KTP Islam KTP kristen KTP maka timbulah pertanyaan Beragama tapi korupsi, Beragama tapi curang, beragama tapi haus kekuasaan, beragama tapi politik dinasti, jadi saya setuju buat mbak kania statement kayak gini menyadarkan mereka yang katanya 'beragama' tapi tidak bermoral
@agus89097 ай бұрын
Beragama tapi tdk melakukan ajarannya itu yg tepat bro...dlm islam ajaran moral nya sdh yg terbaik...cuma penganutnya aja ga melakukan
@thepainphantom2 ай бұрын
TLDR: setuju kak. Moral itu tidak objektif dan juga tidak subjektif, tapi suatu perkembangan (dinamis). Zaman dulu perbudakan manusia dianggap bisnis dan praktik yg biasa, zaman dulu hukuman mati seseorang dipertontonkan di alun2 depan orang banyak dan pada bersorak. Bahkan contoh lebih sederhana lagi: dulu di banyak kawasan di Indonesia pertunjukan topeng monyet itu hal yg wajar. Sekarang itu gak wajar (gak bermoral) karena itu menyiksa monyet dan menandakan kemalasan orangnya. Begitupun sirkus2 binatang, di luar negeri itu dibabat habis (orang bule banyak yg kritik soal Taman Safari klo di Indonesia). Kritik loe soal well-being was on-point, menurut gw orang2 yg merasa berdosa karena makan/minum sesuatu yg dilarang agama, tapi cengengesan klo datang terlambat (tapi gak berdosa secara agama) adalah absurd. Dalam kasus Indonesia, menurut gw ini lebih banyak jatuhnya pada perkembangan kedewasaan yg rendah aka childish. Klo yg bener2 mabok agama (macam teroris) itu minoritas. Mayoritas ya childish, ignorant, gak peka atau ada gangguan kedewasaan sosialnya. Balik lagi ke poin perkembangan (dinamis) di paragraf atas.
@wolfshield24996 ай бұрын
Gua suka nih 4:54. Klo moral yg berbasis agama/ ajaran/ ideologi doang yg dipake jd acuan, bayangin aja si orang itu bisa ngerasa amat bersalah nglakuin hal yg ngelanggar ajaran nya, padahal gak ngerugiin siapa2 di sekitar tapi sebaliknya, si orang itu bisa ngelakuin hal yg merugikan orang2 sekitar karna manut sama ajaran nya tanpa merasa bersalah.
@anggiatnapitupulu38305 ай бұрын
ajaran yang benar tidak akan merugikan orang lain
@savepalestine53104 ай бұрын
@@anggiatnapitupulu3830tapi faktanya banyak org yang salah menerapkan dan endingnya merugikan orang lain.
@anggiatnapitupulu38304 ай бұрын
@@savepalestine5310 Makanya lihat-lihat ajarannya ... teroris bertindak berdasarkan dalil atau ajaran yang diyakininya. Bahkan sebelum melakukan teror atau tindakan anarkis lainnya biasanya diawali dengan teriakan take beer yang menunjukkan bahwa tindakan itu dilakukan atas dasar (perintah) ajaran agamanya. Kalau dlm Kristen tidak ada ajaran yang merugikan orang lain (kalau ada silahkan sebutkan). Ini perkataan Tuhan Yesus langsung : "25Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: ”Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 26Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 27dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 28sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Matius 20 :25-28). Ayat itu kalimat harfiah sehingga tidak terlalu sulit utk memahaminya. Tapi kalau ada yg kurang jelaskan silahkan ditanyakan. Tuhan Yesus memberkatimu, amin.
@denisetiawan4944 ай бұрын
@@savepalestine5310salah dlm penerapan?... Itu biasanya hanya karena kita kurang mengerti lebih jauh ttg apa yg kita pelajari dan ttg sdh benarkah apa yg kita pelajari.
@savepalestine53104 ай бұрын
@@denisetiawan494 Naah itu masalahnya kak. Gak semua umat beragama pikirannya nyampe situ. Aku gak njelek-njelekin Islam ya kak, karna aku sendiri org Islam. Ini berdasarkan pengalaman pribadiku aja. Dari aku kecil sampek skrg temen2 ku yg Islam itu banyak bgt yg mabuk agama. Gak semua sih tapi rata2 kek gitu. 1. Dikit-dikit menghakimi org lain masalah dosa tapi dia sendiri suka bgt ngelakuin dosa (pacaran, berzina sampek hamil diluar nikah, toxic, julid dsb). 2. Suka mencampuri urusan pribadi org lain dan berlindung dibalik kata peduli. 3. Terlalu suka mengkritik org lain tanpa introspeksi diri. Selalu merasa paling pintar, paling benar, paling suci, paling tau agama dan sebagainya. Tapi faktanya NOL... Islam mengajarkan kita untuk memperbaiki akhlak, menutup aurat dan mengingatkan umat lain jika ada yg tersesat. Tapi faktanya, jauh dari perintah agama. Dan lucunya lagi agama selalu mereka jadikan tameng agar terlihat benar, benar, benar, benar, benar dan benar.
@heavenlyjoyy7 ай бұрын
Etika etiket moral nurani hati kecil, sebenernya secara sadar manusia biasanya tau itu akan berdampak baik ato buruk,tapi keputusan awal lah yg berdampak pada situasi selanjutnya.
@deathcador7 ай бұрын
Moralitas itu cuma bisa ada, kalau Tuhan ada, tanpa Tuhan semua konsep moralitas yang ada disekitar kita itu cuma konstruksi sosial, bukan realitas objektif, moralitas itu ga bisa diukur ga bisa diobservasi alias ga ilmiah, jadi segala bentuk nilai tanpa adanya Tuhan dan agama itu sifatnya arbitrary. Pemikiran cinta itu metode ala tua banget, mungkin jaman2nya Carl Sagan atau maju sedikit Dawkins dan Sam Harris, lol, kuno. Kalau ga ada Tuhan, fakta kalau mencuri itu immoral itu adalah konsensus sosial bukan realitas objektif, dan konsensus ini juga berubah-ubah tergantung tempat dan waktu, dengan kata lain pencurian, pemerkosaan secara esensi tidak salah tapi disepakati oleh masyarakat sebagai perbuatan yang salah dan dikriminalkan (dihukum). Moralitas itu ada, atau jadi mungkin cuma kalau Tuhan itu ada, tanpa itu ga ada yang namanya moralitas.
@ho_lee-fuk7 ай бұрын
@@deathcador💯
@edwardwibowo67887 ай бұрын
Pada dasarnya bkn otomatis, tp diajarkan oleh yg sudah terjun dalam suatu komunitas. Moralitas adalah tindakan yg disetujui/ tidak oleh suatu komunitas untuk manfaat yg lebih besar dalam bermasyarakat.
@deathcador7 ай бұрын
@@edwardwibowo6788 jadi arbitrary dan konsensus kan, atau konstruksi sosial bukan sesuatu yang objektif. Moralitas itu yang mengatur benar dan salah, etika itu yang mengatur baik dan buruk. Sekarang kalau moralitas itu tindakan yang salah/benarnya berdasarkan persetujuan masyarakat/konsensus, kalau andaikata saya bunuh kamu untuk ambil uang atau apapun yang kamu punya itu bukan secara objektif kejahatan atau immoral tapi hal tersebut kita sepakati sebagai immoral maka dia immoral. Atau kerusahan mei tahun 98, hal itu dilihat immoral karena disepakati hal tersebut immoral tidak secara intrinsik immoral. Pembunuhan, pemerkosaan, pencurian cuma bisa immoral secara intrinsik bukan konstruksi sosial hanya dengan keberadaan Tuhan yang menciptakan fitrah manusia, benar dan salah, baik dan buruk, secara intrinsik, jadi salah benar itu bukan persetujuan masyarakat saja tapi kita juga punya didalam kita pemahaman terhadap suatu konsep kebenaran dan kebaikan dari lahir.
@bagusnirtomo13733 ай бұрын
Yang disampaikan Cania adalah termasuk teori etika normative dimana tolok ukur nya adalah kebahagiaan dan kesejahteraan (wellbeing). Prinsip/kompas dari moral sekuler juga bisa bersumber dari: kearifan lokal, budaya luhur, peradaban modern, “the golden rules”, etika yg berevolusi, dan moral berdasar pada ilmu pengetahuan.
@kisanakid15607 ай бұрын
Saya kira pemeluk agama memang perlu dikritik, ketika berperilaku tidak bermoral. Tetapi agama dan pemahaman orang tentang agama itu dua hal yang berbeda. Jadi jika ada orang yang beragama tetapi berperilaku tidak bermoral seperti "telat rapat" maka problemnya ada di orangnya bukan diagamanya. Sebab dalam kacamata agama yang saya pahami "telat rapat" juga perilaku yang tidak bermoral, sebab merugikan orang lain. Selanjutnya mengenai ketaatan dan kepatuhan terhadap agama yang pahami justru berangkat dari rasionalitas. Misal "telat rapat" dalam agama yang saya pahami itu perilaku yang tidak bermoral, jika "telat rapat" dalam agama yang saya pahami itu perilaku yang bermoral maka saya tidak akan taat dan patuh pada sistem kepercayaan tersebut.
@mashaddhanpati75157 ай бұрын
Nah ini, bagus penjelasannya kisanak. Terimakasih🙏🏾 Di komen banyak yang salah kaprah tentang agama soalnya
@cuannnnm7 ай бұрын
Saya beranggapan agama itu sangat jauh dari moral, tapi tentu saja banyak ajaran agama yg di yakini bermoral. lalu apakah moral yang perlu kita sepakati? kalau saya pribadi menyebutnya sebagai hati nurani + empaty, saya akan memberikan alasan kenapa saya sebut moral yg dimaksudkan dalam agama kebanyakan itu bukan moral, karena saya sependapat dengan "taat prosedur" ini tidak jauh konsepnya seperti definisi pahala, intinya melakukan sesuatu karena itu adalah keharusan dari agamanya tentu dalam beberapa ajaran ada reward ketika melakukan mission tersebut dan untuk detail sistemnya saya tidak begitu paham, apakah mereka akan melakukan perbuatan itu jika tidak mengharapkan sesuatu dan kayakinan mereka bahwa agaran itu benar adanya dan bersifat mutlak, bahkan beberapa orang mungkin takut jika mengabaikan hal tersebut, lalu mereka cocoknya bermoral atau taat aturan/prosedur? nah dalam konteks tersebut apakah orang yg yg saya maksud adalah palsu dan karena ingin sesuatu, saya rasa tidak sesederhana itu. ada suatu istilah yg di sebut "karena biasa jadi terbiasa" dan dalam hal tersebut orang akan melakukan hal baik terhadap sesama merasa bahwa kebaikannya membahagiakan orang lain dan ada sedikit kepuasan dengan tindakan yg dilakukannya, saya menyebut mereka orang baik, walaupun menharapkan reward dll atau apapun sebutannya tapi mereka tetaplah baik, berarti hati nuraninya jalan dan pada dasarnya mereka melakukan hal tersebut karena hati nurani dan empaty mereka di tambah itu adalah anjuran dari kepercayaan yg mereka yakini, dan hal ini akan menjadi kebiasaan bahkan budaya, seperti norma yg terbentuk karena itu saya rasa masyarakat kita pada umumnya gotong royong masih mudah di jumpai terlepas apapun kepercayaan. lalu peran agama apa? peran agama saya rasa cukup penting, jika saya boleh katakan itu adalah hierarki tertinggi aturan sejauh pandangan mereka dan itu bersifat absolut sebagai pengganti tuhan, bahkan dalam satu wilayah adat daerah harus salah satu kepercayaan yg menjadi mayoritas karena dengan begitu bisa mengontrol setengah dari mereka tersebut, karena manusia walaupun bebas sejatinya perlu di pimpin dan memimpin dan sesuatu yg sedikit otoriter, jika populernya moral adalah aturan agama itu bisa saja walaupun saya tidak setuju, tapi bukan itu poinya silakan berpendapat dan memberikan kesimpulan akhir sendiri, mungkin terdengar kejam tapi saya rasa org yang menganggap moral adalah agama hanyalah orang yg berbuat karena mengharapkan sesuatu dan apakah bisa di sebut dengan tidak ikhlas, itu sama saja dengan ada udang di balik batu. dan seperti yg saya katakan walaupun begitu bagi org yg mengikuti nurani dan empaty itu adalah orang baik yg tulus sama halnya org yg mengharapkan sesuatu tapi melakukannya karena kebiasaan karena sudah biasa, boleh juga di sebut budaya, kita melihat orang jatuh dari motor pasti reflex pengen nolongin atau seengaknya membantu berdiri, menganggat motor atau membopong orang tersebut kepinggir jalan. jadi menurut saya moral itu bahkan sangat tidak perlu didapatkan dari agama, jika itu aturannya itu juga bisa tergantung persepsi setiap orang dimana mana setiap kebudayaan tindakan bermoral dan tidak itu berbeda beda begitu juga standar moral setiap orang, mari kita sepakati mengeri well-being di video, nah jika definisinya suatu tindakan bermoral itu adalah merugikan orang lain dan diri sendiri berarti agama sudah gagal sebagai acuan moral, banyak aturan yg merugikan pemeluk agama lainnya kok dan sebaliknya, makanya saya setuju moral itu di dapatkan dari nurani dan pemikiran logis dari diri sendiri apakah itu memang sesuai waktu dan kondisi, perbanyak literasi maka penilain anda bisa lebih sedikit bijak, jadi jika contohnya di planet tersebut warganya berisik di waktu jam istirahat (malam hari atau subuh) mengganggu well being orang lain dan semakin marah ketika di kritik walaupun alasannya masuk akal, misalnya karena memiliki bayi yg sensitif suara atau orangtua yg sakit keras. kesimpulan akhir menurut saya moral itu sama halnya seperti aturan dalam masyarakat, bukan berarti karena banyak di gaungkan tetapi yg selalu bertahan dan terus di koreksi sepanjang kebudayaan itu ada dan bisa di terima semua kalangan atau setidaknya hal tersebut yg mendekti kesepakatan bersama yg paling dekat, yang tentu saja bukan suatu yg stagnan atau yg tidak bisa diubah atau revisi karena sudah tertulis, saya percaya moral yg seperti ini akan selalu mengikuti perkembangan zaman dan beradaptasi di masyarakat yang tidak begitu terpengaruh terhadap punish and reward itu sendiri.
@mevlanakamintophazy94337 ай бұрын
Jika moral didasarkan dari Norma Sosial dan Nilai luhur kemanusiaan, maka semakin kesini semakin terdegradasi krn perubahan nilai dan norma
@JinadazАй бұрын
Kemanusiaan sumber tercetusnya agama, kemanusiaan juga sumber terciptanya prinsip moral. Manusia sebagai pemimpin species bumi harusnya ga mempersempit dirinya sendiri secara hati dan mental. Kalo secara fisik kita wajib membatasi diri tapi tidak dengan aspek yg lain❤
@memetruhimat17005 ай бұрын
Saya suka pada orang yang cerdas, bermoral Dan bernuranj seperti CANIA ini
@iwengazhary29047 ай бұрын
Iman itu seperti kacamata. Iman melihat banjir sebagai azab, melihat kanker sebagai ujian, melihat semut sebagai tentara tuhan, melihat tubuh perempuan sebagai godaan, melihat gerhana matahari sebagai peringatan, melihat anak sebagai ladang pahala atau dosa, dsb. Kalo kacamata itu dilepas, kita bisa melihat semua apa adanya, tanpa penjelasan, tanpa pembenaran. Kalo kita sudah tahu, untuk apa mengimani? Kalo gak tahu, kita bisa mencari tahu. Kita gak perlu mengarang cerita untuk menutupi ketidaktahuan itu. Pondasi iman adalah yakin/percaya sedang pondasi pendidikan adalah berpikir, bertanya, dan mencari tahu. Selamanya gak akan beririsan dan selalu berseberangan. Iman hadir saat ilmu pengetahuan belum ada, yaitu di masa lalu. What happened in the past, stays in the past.
@harimonting017 ай бұрын
@payungijoKeknya kamu gak paham arti komentar yang kamu komentari. Coba baca lagi pelan2
@muhamadrizki56837 ай бұрын
Imam itu opsi terakhir segala sesuatu itu harus di pikirkan dulu dengan akal, dalam Islam iman itu tumbuh dengan ilmu jangan kebalik
@harimonting017 ай бұрын
@@muhamadrizki5683 Sudahkah kamu pikirkan kuda terbang, laut terbelah dengan akal?
@muhamadrizki56837 ай бұрын
@@harimonting01 sudah donk, klw saya pribadi berpikir segala sesuatu itu ada penjelasan nya, dan ilmiah mungkin manusia saja yg keterbatasan. Saya jg belajar sains semakin dlm sains ternyata semakin ghaib juga dlm penelitian fisika Quantum bahkan cahaya punya kehendak sendiri 😅, makanya ilmuwan" saat ini lebih terbuka dengan supreme being
@harimonting017 ай бұрын
@muhamadrizki5683 Kalo sudah begini saya cuma bisa tepok jidat. Semua warga 62 menyalahkan ini itu kenapa gak maju2, gak sadar bahwa dirinya dan sekelilingnya masih dipenuhi orang2 yang pikirannya gaib, gak logis. Jauh kita dari perkembangan sains, dan jauh kita dari kemajuan. Gimana ceritanya kau bisa belajar fisika quantum dan percaya kuda terbang? Standar ganda. Standar ilmu itu cuma satu: bukti, evidence. Sampe kapanpun gak akan pernah bisa kau buktikan kuda terbang, karena sudah menyalahi hukum fisika.
@dedykurnianto13607 ай бұрын
Moral adalah aturan kelompok dan bersifat menyesuaikan situasi dan kondisi disekitarnya. Bila suatu kelompok bersepakat menerapkan agama sebagai moral, kemungkinan kelompok tersebut memang masih membutuhkan aturan2 yang ada di agama sebagai pemersatu kelompok. Prosedur bisa saja di ubah oleh segelintir orang, tetapi bila prosedur tidak disepakati oleh mayoritas kelompok dan orang yg mengubah tidak menjelaskan dampak positif dan negatifnya tanpa menyinggung kelompok, maka prosedur tersebut akan sulit untuk ditrima oleh kelompok.
@cania_citta7 ай бұрын
Betul. Aku menyampaikan pandangan di sini ya supaya bisa dapet kesepakatan bersama itu hehe
🤔 ngomong-ngomong soal prosedur, post video ttg moralnya kebetulan berdekatan dengan suatu persidangan hukum yang lagi rame, yg datengin ro,,,,,,, (Redacted)
@joniwk867 ай бұрын
@@Asphyx12 WKWKWWKWK
@davidgabriel67847 ай бұрын
Gw setuju can. Moral itu memerlukan kemampuan observasi mandiri dari manusia untuk bisa melakukan assesment terkait apa yang bisa berdampak positif atau negatif terhadap well being seseorang. Dan kemampuan untuk observasi membutuhkan open minded dari orang tersebut. Makanya seseorang perlu dilatih untuk bersikap open mind untuk bisa mengasess dan menerima informasi dari yang ada di dalam kehidupannya
@mb77216 ай бұрын
Hitler waktu genisida jews juga berdasarkan dampak positif wellbeing dia dan kaumnya yg mana agar 1 ras bisa bertahan maka ras yg lebih lemah harus dihilangkan. Klo standar moral ditentukan oleh manusia maka standar moral orang akan berbeda-beda. Trus bagaimana atau siapa yg berhak menentukan standar moral tersebut? Btw. Wellbeing orang lain itu apakah seluruh orang didunia ini, 70%, 50%, atau bisa 25% orang dunia ini?
@davidgabriel67846 ай бұрын
@@mb7721Moral yang baik adalah ketika berdampak positif pada well being diri sendiri dan juga orang lain. Orang lain di sini bukan hanya dari ras sendiri, tapi juga dari ras lain yang dianggap lebih lemah. Artinya usaha untuk memberikan dampak positif bagi well being sendiri tidak boleh membuat penderitaan bagi well being orang lain. Ini juga menjawab terkait standar moral. Assessment terhadap dampak suatu hal atau upaya yang menentukan apakah secara moral itu baik atau buruk. Tidak ada ambang bawah yang ultimat terkait dengan standar moral. Dibutuhkan assesment yang didasarkan pada rasionalitas
@mb77216 ай бұрын
@@davidgabriel6784 standar moral base dari manusia/organisasi maka akan bias karena manusia punya standar masing-masing. Detik ini kita pakai standar moralnya siapa? Harisnya amerika, soalnya mereka yg paling berkembang,pintar, paling maju dan paling open minded seantero galaksi.
@liliesachmadi8 күн бұрын
Sangat bisa kita menjadi orang yg sngt bermoral tanpa agama. Why not? We can be SBNR spiritual but not relijius.
@bljrpaham7 ай бұрын
Betul sekali 6:55. Orang perlu mengetahui makna, reason atau alasan, dan juga esensi dari sebuah aturan. Kenapa aturan itu dibuat dll. Agar bisa lebih paham dan menerapkannya dengan bijak. Saya pikir juga dengan mengetahui alasan kenapa sebuah aturan itu harus dijalankan orang akan lebih mudah dan "ikhlas" untuk menjalaninya
@__-_----.7 ай бұрын
Kalau dari diriku pribadi, hidup bermoral dengan menimbang dampak adalah wajib. Saya juga seorang muslim. Saya perlu ikut apa yang telah diturunkan kepada ku yaitu Al-Quran dan Sunnah. Pada Al-quran dan Sunnah juga ada banyak aturan yang sebenarnya bertujuan untuk mensejahterakan umat islam. Salah satu contoh nya riba. Riba diharamkan di agama islam karena dampak well-being orang terganggu.
@corneliachristytarigan48077 ай бұрын
Wah ternyata kejawab di sini kebingunganku. Aku sering banget bingung mengenai standar moral yang aku pakai. Karena pada dasarnya moralitas tsb tidak mutlak. Aku ngerasa dari dulu aku dalam kelompok orang yang kebingungan. Tapi kayak Cania bilang, lebih baik jadi bingung dibanding begitu. Thank u! 🤍
@wisena8737 ай бұрын
Perdebatan mengenai Relativisme Moral dan Absolutisme Moral tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Saya pribadi menolak bentuk ekstrim dari relativisme moral, yang meyakini bahwa tidak ada jawaban yang selalu benar di segala situasi, artinya selalu relatif. Ada tentu saja nilai moral yang bernilai universal, dan benar bagi semua orang (misalnya pemerkosaan adalah salah, secara intrinsik tidak dapat dibenarkan oleh siapapun, apapun latarbelakang budayanya, kapanpun masanya). Saya pribadi juga menolak bentuk ekstrim dari absolutisme moral, karena di mana bumi di pijak, di sana langit dijunjung, lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Saya mempromosikan Pluralisme Moral, di mana perlu menimbang kedua sudut pandang moral absolut dan relatif, ketika menentukan apa tindakan yang benar untuk dilakukan. Keduanya perlu dihargai dan sama-sama memiliki nilai kebenaran. A middle way.
@bebek93687 ай бұрын
Pandangan yang sangat bagus dan bijak ❤
@cania_citta7 ай бұрын
Ya kan ini yg saya bahas juga di videonyaa, Bang.. soal acuan well-being yg cenderung universal itu🙏🏻 relativisme moral buat saya pribadi bukan sikap/pandangan saya, tapi kenyataan lapangan aja. Moral bisa beragam. Gituu. Sedangkan saya sendiri punya sikap moral yg jelas yg saya dukung & terapkan dalam keputusan2 saya🙂
@wisena8737 ай бұрын
@@cania_citta Ah... Maafkan jika tulisan saya menimbulkan kesan bahwa saya menjudge Mbak Cania itu memiliki pandangan pribadi relativisme. Saya jadi tertarik lebih dalam bertukar pikiran tentang Well Being sebagai landasan moral. Jika memang well being adalah landasan moral yang secara intrinsik universal, maka mengorbankan sebagian atau seluruh well being pribadi untuk well being liyan adalah tindakan amoral. Lalu bagaimana kita dapat membenarkan sikap berkorban demi keluarga, orang lain, bangsa dan negara.
@wisena8737 ай бұрын
Hari ini setelah pulang bekerja dan ditemani scangkir kopi, ijinkan saya meneruskan. 1. Pada titik inilah perlu pendekatan pluralisme moral, keseimbangan antara kesejahteraan pribadi (hedonistik) dan kesejahteraan bersama (utilitarian). Orang tua yang bekerja demi kesejahteraan seluruh keluarganya, memiliki kewajiban moral untuk menjaga kesejahteraan dirinya, demi keberlanjutan kesejahteraan seluruh keluarga. Bekerja sampai mengabaikan kesehatan tidak baik untuk dilakukan. 2. Menyikapi pandangan absolutisme moral yang ekstrim (seperti judul video ini: tidak ada moral di luar agama), selain relativisme moral, saya berpendapat pluralisme moral merupakan pilihan yang patut dipertimbangkan. Menyoal nilai pada masyarakat berbudaya majemuk, keseimbangan antara nilai agama, etnik budaya, dan modern (seperti well-being), merupakan diskursus yang memiliki tantangan tersendiri. Beragama bukan berarti harus menolak nilai etnik, humanis dapat bersanding seirama dengan nilai religius. 3. Pluralisme moral, merupakan salah satu kekayaan intelektual dan bagian dari identitas masyarakat Indonesia. Ijinkan saya mengutip salah satu ajaran moral klasik Indonesia, karya Mpu Tantular, "Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa" Bahwa dua agama besar (Hindu dan Budha) pada masa itu, meskipun berbeda namun memiliki kebenaran yang satu. Mengakui bahwa terdapat satu kebenaran universal dan kebenaran relatif pada masing-masing agama, sebuah karya klasik yang indah. Terimakasih telah membaca, salam.
@chandraekayana67407 ай бұрын
Ikutan urun rembuk atas hal yang menarik yang mungkin jarang disadari namun menurut saya penting untuk turut mendukung pembentukan generasi yang memiliki cara berfikir, moral dan etik yang "baik" dan relevan di masa depan. Menanggapi uraian yang disampaikan Cania; konsep moral dan etik yang disampaikan pada ajaran agama menurut pemahaman saya juga memiliki pendekatan kontrol nyata atas dampak terhadap kemanusiaan, keselamatan, kedamaian, kesejahteraan, kesehatan dll. Namun perlu juga disadari jika pengaruh budaya, cara berfikir, situasi sosial, politik masyarakat dll yang “membentuk” ajaran agama saat masa diperkenalkan cukup efektif membentuk standar moral dan etik tinggi dan menjawab banyak tantangan pada masa tersebut dan masih banyak yang relevan sampai saat ini bahkan untuk lintas budaya. Namun tanpa disadari kehidupan modern berlari sangat cepat dan menuntut banyak atas sikap, cara berfikir dan tingkah laku serta moral dan etik yang menjadi standar baru yang secara teknis tidak memiliki referensi cukup atau tidak memiliki bobot besar, atau tidak memiliki fokus atau contoh karena memang belum menjadi masalah dimasa itu; sehingga dapat saja terdapat jarak pada kedua standar tersebut, yang akan menjadi tantangan kemudian. Maka dengan; - Adanya jarak pemahaman yang “cenderung” tidak kecil atau yang dalam beberapa hal dapat dikatakan kurang mendukung beberapa kondisi kehidupan modern dan global. - lalu dengan kenyataan dan harapan melestarikan jati diri kita sebagai masyarakat beragama yang merupkan pelaksanaan sila 1 Pancasila sebagai dasar negara serta, - dengan adanya standar atau konsep moral dan etik “lain” yang walau terpisah dari sistem keberagamaan namun sangat efektif dan relevan mendukung kemajuan, kemaslahatan dan keadilan, hal tersebut menjadi tantangan untuk kita mampu berselancar dengan indah pada arus budaya dunia maju yang sudah merupakan suatu keniscayaan Untuk itu, sambil menelaah masalah; secara paralel, kita bisa mendukung langkah-langkah progresif, inisiatif, membuka diskusi-diskusi atau gerakan dll untuk mempromosikan "pemutahiran" cara berfikir, meredefinisikan karakter dan budaya tanpa menghilangkan jati diri bangsa dengan turut mendukung moral, akhlak dan etik yang relevan pada peradaban masyarakat modern seperti banyak disuarakan di Malaka Project ini; seperti tepat waktu, akurat, bertindak nyata, inklusif, kepentingan umum, paham dan menjalankan peraturan, efisien, melek teknologi, peduli lingkungan, peduli kesehatan, menghargai privasi, responsif, objektif, adil, membayar pajak, menjalankan kesepakatan, dll sebagai standar yang juga sangat sejalan dengan prinsip ajaran keagamaan. Dan yang tidak kalah penting adalah kesadaran untuk lebih banyak belajar, terbuka, kritis dan tidak mudah termanipulasi "konsep atau ajaran: yang cenderung argumentatif ekslusif sehingga menjadi batu sandungan atas keluasan dan ketajaman pikir, tingkah laku dan langkah langkah kita.
@AryoBimo-is7pk4 ай бұрын
Standar moral banyak sekali , sumber moral yg bagus adalah membawa perbuatan saling menghargai dan tidak merugikan . Mungkin standar moral yg bisa mengikat banyak standar moral yg banyak adalah standar moral alam semesta ...
@christinastella67 ай бұрын
Ujung2nya semakin yakin bahwa hukum Yin dan Yang itu tetap berlaku. Jika alam itu seimbang maka alam akan berfungsi, jika alam berfungsi maka entropi akan dapat dikendalikan. Kehidupan itu tak hanya soal science tapi juga ada ilmu sosiologi, ekonomi, psikologi, parenting, hukum, dan lain - lain, semua harus seimbang dan digunakan sesuai prioritas.
@wiridkhaswara5687 ай бұрын
Ilmu sosiologi, ekonomi, psikologi, parenting, bahkan hukum bisa di sebut sains jg jika mengkutin kaidah sains. Biasa disebut sains terapan ato applied science.
@harimonting017 ай бұрын
Entropi dapat dikendalikan? Wah baru tau wkwkwk
@Ani78_825.7 ай бұрын
Agama jg ilmu, agama tdk sakral sm seperti ilmu² yg lain. Yg sakral itu berkeTuhanan nya. Byk orang mengagungkan agama tpi tdk dgn berkeTuhanannya. Makanya bisa saling berperang meski ngaku orang beragama. Beragama tpi tdk berTuhan jika bs saling mmbenci bahkan berperang.
@meela67397 ай бұрын
Yang disebutin ilmu manusia semua .... Ilmu ttg Tuhannya ga ada. Org fasih bgt ngomongin alam, keseimbangan alam, filsafat ttg manusia ... Sampe g ada mlibatkan Tuhan, pdhal alam dan manusia itu asalnya jg dr mana???? Nyampe g si pikiran kita??? Jangan dangkal .... alam dan keseimbangannya tdk tjd bgitu sj, semua ada hukumny, ada aturannya ....
@anaksoleh98017 ай бұрын
Ini pelajaran kelas 1 diniyah (SD) bahwa Allah memerintahkan hambaNya untuk membaca dan berpikir. Masalahnya memang sebagian orang yg nggak taat dalam menjalankan perintah membaca dan tafakur (berpikir) akhirnya merefleksikan agama yg kurang memberikan manfaat untuk kehidupan teknis sehari-hari. Lalu, sebagian yang mungkin merasa cerdas dalam perjalanan akademiknya 😂 menjadi kecewa terhadap sebagian penganut agama yg tidak memiliki daya baca dan daya berpikir karena memberikan wajah sengkarut tsb. Alih-alih orang yang merasa cerdas mencari tahu dalam kesunyian akan esensi agama dan keberadaan Tuhan, eee... malah siaran. Ya boleh boleh saja sih. Saran gw kpd cania yg pernah ikutan olimpiade, klo mau tahu soal beginian perbanyak baca dan diskusi dengan orang yang representatif atas ilmu agama dan hidup penuh keteladanan moral. Jangan tanya siapa! Ya cari sendiri lah, kan kamu ahli riset. Semoga... eh semoga, ya gitulah
@anaksoleh98017 ай бұрын
@cocacola7535 bener-bener hantu komen lu, pakai dihapus lagi, hihihi.. iye bang, banyak yang jadi-jadian sekarang, han-tu-han-tu... buka praktek semacam fir'aun, di level dunia hingga asongan bahkan tanpa penganut, jualannya cuma menyembah libido masing-masing, super narsis, oper konpiden, ngatur-ngatur urusan orang pakai selera sendiri. Singkatnya hidup diatas kebenaran buatan versi udelnya sendiri, turunannya adalah moral artifisial.
@anaksoleh98017 ай бұрын
Lho.. nggak ikutan panitia kok repot! Hehe...
@paratehnik6147 ай бұрын
Yang gw tangkep Intisari yg disampaikan cania moral lahir dari akal sehat bisa membedakan baik dan buruk akan dampaknya ke orang lain dan diri sendiri, moral bisa saja lahir dari ideologi ataupun ajaran kepercayaan, namun kita jg harus bijaksana untuk mempertimbangkanya. Tapi, kalo menurut gw moral itu banyak sumbernya, dan saya sebagai penganut ajaran muslim moral terbaik adalah yg di contohkan Nabi, semua tertulis rapi dan di sampaikan para pendakwah. Mulai dari situ kita mendapatkan sensing bisa membedakan antara yg baik dan buruk serta goalnya adalah memberikan manfaat kepada semua orang, bukan hanya sekedar aturan, ancaman. Nurani terbentuk dari apa yg kita cerna, apa yg kita dengarkan, kita baca, dan kita lihat.
@cania_citta7 ай бұрын
Terima kasiih sudah berkenan berbagi pandangan soal bahasan ini😁
@forid2657 ай бұрын
Terimakasih @paratehnik614
@Agneslala7 ай бұрын
Tapi broo di Islam ada ajaran mati sa'id. Disitu pelaku meledakan diri seperti Daidara (seni adalah ledakan) Yang jelas itu merugikan orang lain, tapi anehnya "katanya" menguntungkan untuk dirinya sendiri supaya dapat surga dan ditemani 7 bidadari. Bagaimana bisa orang yang mementingkan diri sendiri untuk kepuasan diri sendiri dan bahkan merugikan orang lain di anggap bermoral. Bisa anda jelaskan. Maaf nih, saya hanya ingin bertukar pikiran dan menambah wawasan. Maaf jika komen saya agak sensitif.
@babyomegaplusultra69787 ай бұрын
@@Agneslala Sebenarnya masalah bidadari itu hoax, dan tindakan bunuh diri itu juga dogma yg salah kaprah dan masih saja disalahgunakan spesies manusia tertentu yg bertameng atas nama Tuhan!
@MuhammadAbdullah-q3x7 ай бұрын
Kamu percaya poligami, berperang, merampas, kahwin bawah umur itu bermoral?.. Kamu harus faham apa yg dimaksudkan dengan moral. Moral itu tidak Ada kaitannya dengan perintah agama.. Kalau perintah agama membunuh itu bermoral, itu hanya bagi agama tertentu.. Moral itu merangkumi keseluruhan moral manusia tanpa memandang bulu.. Bagaimana mungkin poligami itu boleh dikatakan bermoral sedangkan kesetiaan itu juga dikira bermoral.
@nairaziven3237 ай бұрын
Seneng banget sama topik bahasannya. Semoga makin banyak yang nonton video ini biar yg salah paham jadi ga salah paham lagi. Thank you so much Kak for making this great video 🙏❣️
@drtorrykuling3 ай бұрын
Dari Iman saya: Seperti organisasi akan utuh dan survive, jika Komitmen, konsistensi dan adaptasi seperti, mata uang, lakukan kewajibanmu sesuai apa yang tertuang memilih memilah sesuai kewajiban itu yang berujung perilaku dan moral tolerenasi yang wajar konsisten moral dan perilaku well-being
@BURID0077 ай бұрын
kalau prinsip moralny pakai “atau” bahkan korupsi adalah well being yg baik bg diri sendiri atau keluarga (org lain). ini dilemany jika moral tdk di sop atau d jadikan aturan..
@cania_citta7 ай бұрын
Gak ada yang bilang tidak boleh ada SOP atau aturan, Bang🙏🏻 tapi kan itu pada akhirnya kita yg bikin dan tegakkan.. nah bagaimana menegakkan aturan kalo sebagian besar orang gak setuju/comply dengan aturannya? Di sini pentingnya kesamaan nilai2. Well-being yg dipertimbangkan kan gak berhenti di dua pihak itu. Nah ini yg belum aku jelasin di videonya.. bagaimana kalo kepentingan kita pribadi bertentangan dengan orang banyak? Kenapa sikap yg tepat adalah mendukung aturan larangan korupsi atau mencuri, misalnya? Ini bisa dinalar dengan framework yg sama yg udah aku jelasin di sini.
@WeirdoTierSSS5 ай бұрын
Thank you udah speak up, gua udah lama risih sama hal ini, tapi gua ga berani
@ArdaDilah7 ай бұрын
Jadi tertarik gatel pengen komen deh hehe. Di kepercayan yang Saya yakini, 1. menepati janji itu adalah harus, maka datang tepat waktu adalah yang yang diharuskan karena menepati janji 2. menasihati orang lain itu ada tata caranya, diantaranya (a) disampaikan 4 mata, bukan di depan umum (b) menyampaikannya dengan cara yang lembut (bahkan firaun saja dinasihati dengan cara lembut) 3. kenapa nurut gak makan "ikan" padahal gak ada dampaknya? karena di larang oleh kepercayaan saya yang saya sakini sumbernya berasal dari yang Maha Kuasa dan saya yakin ada hikmah dibalik itu yang tidak bisa dicerna oleh kapasitas otak manusia. ini sudah ranah perdebatan baru sih, skip hehe 4. terkait pertanyaan baik buruk setiap orang berbeda, makanya di kepercayaan saya terdapat 1 sumber yang bisa dijadikan kesepakatan bersama. namun, banyak orang yang hanya mengenal isi dari sumber itu sebatas kulitnya, tidak mendalami. 5. jangan sekadar taat dan patuh. Setuju. di sumber bacaan kepercayaan saya disebutkan banyak sekali terkait berpikir dan merenungi alam sekitar (termasuk manusia). di sana juga disebutkan detail bahwa jika ada kondisi2 tertentu, ada kebolehan untuk melakukan hal dilarang misal kasus makan "ikan" itu boleh ketika tidak ada makanan selain itu dan jika tidak makan "ikan" itu kita akan mati. fleksibilitas2 ini banyak sekali terjadi di banyak hal dan sudah dibahas oleh banyak orang. namun, kebanyakan kita tidak mengetahui hal2 detail itu. memang, sayangnya skrg banyak sekali yang mengaku percaya dengan ajaran kepercayaan ini, namun perilakunya tidak menunjukkan yang diajarkan disana padahal sudah jelas bahwa dalam kepercayaan ini yang juga sangat penting adalah akhlak / perilaku. jika kita mencontoh dengan detail perilaku mulia dari sosok utusan yang membawa kepercayaan ini, pasti pandangan terhadap kepercayaan ini akan menjadi lebih positif lagi. Kesimpulan, Saya masih lebih memilih mendalami "moral" apa yang dimaksud oleh aturan dalam kepercayaan Saya dibandingkan dengan mencari aturan sendiri atau bersumber dari sains skrg yang masih dalam tahap perkembangan menuju kesempurnaan.
@muhammadhasandaengsultan977 ай бұрын
Contoh yang s selalu cania berikan terhadap orang beragama itu ciri khasnya adalah villain bajingan😂
@MrYobatganteng7 ай бұрын
Setuju (Y)
@MrYobatganteng7 ай бұрын
sebagai referensi tambahan dalam berfikir, coba kita balik lagi ke kasus2 Negara2 yang memang notabene "tidak beragama" apakah serta merta point Aman, makmur, maju di negara tersebut menjadi pertimbangan atas jawaban bahwa "Manusia tanpa agama juga bisa bermoral?" tentu bisa saja atas sistem yang telah trbentuk dari orang tua dan leluhurnya. Tapi apakah di negara tersebut tidak ada masalah lain? contoh masalah keluarga, masalah kejiwaan, dan yang lebih kecil lainnya yang mungkin dampaknya tidak mengindikasikan indikator general suatu negara. Yang pasti negara yang tidak beragama belum tentu baik untuk seluruh aspek kehidupan, dan agama yang beragama pun belum tentu diterima oleh pemikiran sebagian orang "jika" aspek kehidupannya selalu dinamis. . Maka dari itu, lalu panduan apa yang dapat kita ambil ketika misalnya tata kelola negara dan sistem yang dibangun melalui hati nurani itu tidak ada jawabannya? Apakah kita harus bertindak jahat/Baik dulu lalu kita akan mengerti bagaimana dampaknya? . Tuhan sudah memberikan kitab Agama sudah lebih jauh dari itu bahkan menuntun kita utk selalu pada koridor Do's nya tanpa melakukan Dont's nya untuk tau lebih dulu. . Jadi ibarat gampangnya , agama itu adalah "Rem" dan "Panduan" ketika kita sebagai manusia terlahir bahkan tanpa jika hidup disebuah ekosistem yang sudah terbentuk. . Dari mana manusia belajar tentang moral? etika? adaba? baik dan jahat? apa yang bisa mengontrol hawa nafsu, emosi dll. apakah serta merta hati nurani ? atau hanya karena belajar atas pengalaman pribadi ? Sejatinya agama sudah lahir ribuan tahun lalu diturunkan secara lengkap tentang bagaimana kita bersikap ketika kita bersama orang lain berdampingan, bahkan saat kita sedang "sendirian" . . Nah skrg tinggal kita cari, agama mana yang ajarannya sudah sangat kompleks bisa diterapkan di berbagai jaman. Ketika ada ajaran yang tidak sesuai dengan hati nurani, Carilah sebabnya, apa dampak menurut perspektif nya. Jika belum menerima bisa jadi bukan ajarannya yang salah, melainkan nurani kita lah yang sudah terlanjur terbentuk dari informasi dan lingkungan dimana kita tumbuh. . At the end point selalu "Pelajari agama bukan dari siapa manusianya, tapi kitab dan riwayat yang diturunkan-Nya" dan tambahan "Carilah guru agama yang benar, karena ribuan tahun lalu bahkan Nabi sudah memprediksikan akan banyaknya fitnah berbalut agama"
@lansferdinand67577 ай бұрын
Lu ga nangkep poin nya, panjang lebar ga ada isinya. Moral itu hal paling basic yg ga perlu di pelajari melalui manual book like kitab suci. Karena moral itu praktek sosial hubungan timbal balik yg sifatnya universal. Ajaran dalam agama itu standar ganda dan tidak universal karena agama lebih menekankan kepentingan aturan kelompok, maka dari itu dalam prakteknya ajaran agama itu tidak berbanding lurus dengan kepentingan umum. Maka tak jarang kita melihat konflik antar umat beragama, yg bahkan konflik itu bisa terjadi di dalam internal kalian sendiri. Itu sungguh konyol.
@MrYobatganteng7 ай бұрын
@@lansferdinand6757 Kalau anda bisa berfikir moral bisa berdiri sendiri tanpa adanya agama, brrti anda harus bisa meyakinkan bahwa orang yang lahir pertama didunia itu tidak beragama.. sesuatu yang sudah tercipta saat ini sebagai sistem bukan berarti menjadi menghilangkan esensi leluhurnya, Karena sejatinya agnostic dan atheis itu ada , bukan karena agama itu lahir belaakangan, justru karena mereka memahami agama dengan cara yg salah, yaitu "menuhankan" Science sedangkan ilmu pengetahuan sndiri itu terbatas ruang dan waktu.
@Raveent4 ай бұрын
Gw seneng banget semakin hari semakin banyak orang yg berani menggunakan akal sehat dan hati nuraninya untuk menyuarakan pendapatnya yg apa adanya tanpa rasa takut apapun. Kalo begini terus maka indonesia ga menutup kemungkinan bisa menjadi negara yg maju dan beradab
@denoone39553 ай бұрын
Setuju!! BerAgama merupakan wujud atau sikap toleransi atau penyesuaian untuk wellbeing dmna kt berada " Misal kt sdah terlahir sebagai agama ; ( a) tau (b)
@SuyonoYono-f7r7 ай бұрын
Moral tidak ditentukan oleh agama, namun moral itu sudah ada dilubuk hati manusia
@grimoplaywakfupcgame66224 ай бұрын
moral ada karna kesepakatan bersama tidak lahir begitu aj
@HCh137 ай бұрын
Gini Cania, mungkin sedikit melengkapi ya kl tidak mau disebut meluruskan, agar tidak terjadi pemahaman yang keliru tentang suara hati kecil/Nurani (salah benar) - akal sehat/logika - nafsu - Etika/Moral - Keyakinan atau agama dan hubungan timbal baliknya serta how to memahami dan mempraktekan agama dalam kehidupan yang mengacu pada nilai nilai kemanusian atau human value, menurut pendapat saya pribadi. Nurani - suara hati kecil ada pada diri setiap manusia dan nurani selalu bersuara ttg kebenaran dan tidak pernah salah, tapi suara nurani bisa diabaikan oleh manusia jika nafsu ambisi dan logika negatif nya lebih dominan dibanding nurani nya. Karena itu manusia bisa bertindak kejam walaupun dia tau suara hati kecil nya mengatakan tindakan nya itu salah. Nurani adalah alarm untuk mengingatkan setiap manusia akan nilai nilai kemanusiaan- kebenaran. Nurani etika moral dicerna dipahami dengan menggunakan akal logika dan pikiran kita. Kl pikiran dan akal sehat bekerja dengan baik positif maka nurani itu akan menjadi wisdom. Etika Moral itu sesuatu yang bersumber dari luar manusia, bisa dari tradisi budaya dan ajaran agama tapi didasari oleh nilai nilai kemanusiaan in general yang berlaku di satu komunitas masyarakat tertentu, karena itu ada etika moral yang universal sifatnya dan ada yang berbeda disatu tempat dgn tempat lain atau disatu ruang waktu yang berbeda, sesuai kebiasaan di masyarakat tsb. Implementasi etika moral dicerna dgn akal pikiran kita dan human value sbg standarnya. Keyakinan atau agama apapun agama nya, pada prinsipnya selalu mengajarkan tentang kebaikan etika dan moral tp agama harus dipahami ditafsirkan secara cerdas dengan akal sehat pikiran positif sebelum di implementasi dalam kehidupan sehari hari dengan selalu mendengarkan suara hati nurani dan mengutamakan nilai nilai kemanusiaan - human value. Tanpa itu, beragama bisa menjadi toxic dan kejahatan, karena orang bisa melakukan tindakan tidak berperikemanusiaan atas dasar agama dan tuhan karena agama hanya dipahami secara membuta sebatas teks yang tertulis diayat2 tanpa diberi makna dan tafsir yang sesuai/benar. Saya kasih cth yang makan Ikan atau B2 itu ya, kl sekedar mengikuti teks ayat nya secara membuta tanpa tafsir maka semua umat muslim dalam kondisi apapun tidak boleh makan B2 - haram!! Tapi ada penafsiran lain, kalo kehidupanmu terancam mati kl tidak makan sementara makanan yg tersedia hanya daging B2 itu, maka kamu boleh memakannya untuk mempertahankan hidupmu. Jika tidak kamu akan mati dan itu masuk kategori bunuh diri dan bunuh diri dilarang keras di dalam agama. Itulah penting nya tafsir ayat agama yg sesuai. Jadi kesimpulannya: Nurani - human value - logika akal sehat - etika moral dan agama pada dasarnya tidak bertentangan satu sama tp saling melengkapi. Tapi kesalahan sering terjadi ketika manusia mengabaikan nuraninya - tidak menggunakan akal sehatnya dan salah menafsirkan ajaran agama nya dgn tidak mengedepankan nilai nilai kemanusiaan. Itulah yang terjadi dalam cth cth yang kamu paparkan di content ini. Jadi hubungan timbal balik nya clear ya Cania. Anyway, disclaimer ya: aku sendiri tidak beragama tp tidak anti agama, tidak percaya tuhan dalam konteks tuhan PERSONAL spt di agama wahyu, tapi tidak atheis jg atau theis jg dan tidak agnostik jg, tapi aku mencoba mempraktekkan memahami ajaran tentang kehidupan yang berperikemanusiaan sambil terus belajar memahami ttg hakekat kehidupan/alam semesta dalam upaya mencapai kesadaran tertinggi memahami tentang kehidupan ini dan alam semesta. Jika ada pemahaman lain, monggo kita diskusikan bersama. Btw, untuk pertanyaan di menit 12 sekian detik itu, agak absurd ya pertanyaan nya :), 1. bisa hidup mengikuti pikiran sendiri 2. orang yg tidak menganut kepercayaan tertentu 3. bedanya apa? 4. indikator konkrit mengikuti kepercayaan tertentu - hidup sesuai pikiran sendiri? Jb. Tidak ada orang manusia yang hidup hanya berdasarkan - mengikuti pikiran nya sendiri, karena pikiran kita di feeding oleh informasi informasi yang berasal dari luar diri kita apapun bentuknya, mau atau tidak, suka atau tidak, terjadi by nature, untuk selanjutnya pikiran kita mengolahnya menjadi prinsip atau nilai nilai yang dianut setiap orang. Setiap orang pasti menganut keyakinan kepercayaan tertentu tanpa dibatasi bahwa kepercayaan itu harus diartikan agama tertentu ya spt yang berlaku di nkri saat ini. Karena pada dasar nya there is nothing new under the sun, semua yg ada di kolong langit ini sudah pernah terjadi dan ada secara hakekatnya. Beda nya apa? mungkin di hasil akhir output pemikirannya atau bisa jadi sama atau tidak beda jg. Indikatornya: orang yg hidup dgn pikiran sendiri - walaupun sebenar nya tidak murni dgn pikiran nya sendiri - biasarnya pemikiran lebih bebas tanpa batas sekat apapun - lebih liberal dan wawasan luas - beyond of the border of anything. Sebaliknya orang yang follow the religion, pemikiran dan hidupnya lebih terbatasi oleh nilai2 yang ada di kepercayaan atau agama nya. Lebih kaku dan terbatas memahami kehidupan dan keberanian mengeksplor kebebasan berpikir. Mungkin begitu ya kira kira jawabanya, hope that meet your expectation ya.
@cania_citta7 ай бұрын
"Tidak ada yg mengikuti pikiran sendiri, karena pikiran juga difeeding info dari luar" betul, selalu ada input dari luar untuk kita menghasilkan pemikiran. Maksudnya gini, sepenangkapan saya, kalo kita menganut suatu kepercayaan, kita mengikuti ajaran kepercayaan tsb sebagai acuan/panduan menjalani hidup, gituu. Nah, maksudnya mengikuti pikiran sendiri itu, gak mengikuti dos & donts dari suatu ajaran sebagai acuannya, melainkan dia pikirin sendiri mau kayak gimana dan itu bisa jadi keluar atau bahkan bertentangan dengan pakem2 dlm suatu ajaran-meskipun memang bisa juga mencakup referensi dari suatu ajaran. Nah, poin pertanyaannya memang itu.. apakah menganut suatu ajaran itu ada indikator konkretnya atau gak ngaruh apakah kita murni memakai suatu ajaran sebagai panduan hidup atau enggak utk bisa mengidentifikasikan diri sebagai penganut suatu ajaran tertentu. Dan buat aku gak masalah dua2nya, maksudnya aku sendiri gak punya kesimpulan apakah yg benar itu ada indikator begitu atau enggak dan kalo ada, indikatornya apa. Selanjutnya, soal "melengkapi", sebenarnya kalo mau disebut "meluruskan", gak masalah juga🙂 menurutku poin2 kamu ada bagusnya sebagai tambahan perspektif, tp ada juga yg kalo dalam pandanganku keliru siih. Misalnya klaim bahwa "nurani selalu bersuara tentang kebenaran" atau "agama/kepercayaan selalu mengajarkan kebaikan", premis2 ini aku ragu memang akurat/benar adanya. Betul bahwa nurani itu ada di dalam diri manusia secara instinctive, poin ini aku agak kurang tepat frameworkingnya. I stand corrected. Maksud aku, nurani yg natural itu bisa jadi gak terasah/berkembang dalam proses pertumbuhan kita ketika ruang berkembangnya tertutup krn kita diajarkan utk secara dingin (atau dengan kacamata kuda) mengikuti aturan/prosedur yg diajarkan oleh lingkungan sekitar kita🙏🏻
@HCh137 ай бұрын
@@cania_citta INDIKATOR KONKRET "Maksudnya gini, sepenangkapan saya, kalo kita menganut suatu kepercayaan, kita mengikuti ajaran kepercayaan tsb sebagai acuan/panduan menjalani hidup, gituu. Nah, maksudnya mengikuti pikiran sendiri itu, gak mengikuti dos & donts dari suatu ajaran sebagai acuannya, melainkan dia pikirin sendiri mau kayak gimana dan itu bisa jadi keluar atau bahkan bertentangan dengan pakem2 dlm suatu ajaran-meskipun memang bisa juga mencakup referensi dari suatu ajaran. Nah, poin pertanyaannya memang itu.. apakah menganut suatu ajaran itu ada indikator konkretnya atau gak ngaruh apakah kita murni memakai suatu ajaran sebagai panduan hidup atau enggak utk bisa mengidentifikasikan diri sebagai penganut suatu ajaran tertentu." JB. Kalo kamu atau siapapun sudah men declare dirinya akan mengikuti suatu ajaran atau menganut suatu agama-kepercayaan tertentu konsekwensinya tentu kamu harus mengikuti prinsip prinsip ajaran2 tsb termasuk dos & donts nya sebagai acuan hidupnya. Kalo kamu ga mau terikat dengan ketentuan ketentuan tsb ya cukup jadikan saja ajaran tsb sebagai sumber inspirasi memperkaya pemikiran kamu ttg kehidupan. Jadi kamu tidak perlu mempertentangkannya atau menjadi dilema dalam diri sendiri ketika mempraktekkan ajaran tsb dalam kehidupan real sbg panduan hidup dan kamu tetap bisa berpikir bebas. Tapi ada poin lain sebenarnya dari pertanyaan kamu ini, CMIIW ya Cania. Apakah kita boleh memaknai dan atau menafsirkan ajaran agama/ kepercayaan yang kita anut tsb sesuai dengan pemikiran kita sendiri bahkan jika sekalipun output nya akan berbeda dengan pendapat umum atau pakem di agama tsb? Jawaban nya YA dan TIDAK. 1. TIDAK? Kalo pertanyaan ini diajukan ke pemuka agama atau organisasi keagamaan. Karena agama tidak berdiri sendiri tapi terikat dengan kepentingan kepentingan lain diluar agama dan kepentingan agama itu sendiri. Dan agama umumnya dinaungi oleh organisasisi sosial keagamaan masing2 (isinya pemuka agama nya atau pengurus organisasi nya) yang biasanya mereka mengeluarkan aturan2 tentang bagaimana agama tsb dijalankan termasuk cara bagaimana memaknai teks teks ayat yang ada di kitab suci agama2 tsb. Indikator konkret nya pasti ada. Apa saja? tentu akan berbeda beda sesuai kepentingan agama masing2 apapun itu kepentingannya. Kl umat nya keluar dari ketentuan tsb tentu akan ada konsekwensi sosial nya dan mungkin sanksi hukum juga. Jadi umat nya biasanya berpikir memaknai ajaran agama tsb dalam framing atau kerangka yang sudah ditentukan. 2. YA? Kalo pertanyaan itu diajukan ke aku pribadi, maka aku tidak akan terikat dengan segala indikator konkret tsb sesuai istilah kamu ini atau semua ketentuan2 yang sudah ditetapkan tsb. Karena aku mahluk bebas yang berpikir bebas dengan logika dan akal ku. Tapi tentu tetap ada standard dalam memaknai suatu ajaran. Bebas tidak berarti sebebas nya atau sesuka suka kita memberi makna terhadap suatu ajaran. Tidak terikat bukan berarti kita mengabaikannya, tapi tetap jadi pertimbangan jika indikator konkret tsb logis dan rasional termasuk dos & donts ya. Maka aku berpendapat, setiap umat beragama itu harusnya selalu kritis dengan ajaran agama nya dan boleh memaknai setiap teks ayat2 yang tertulis di kitab suci dengan bebas tapi logis, sekalipun itu akan bertentangan dengan pendapat umum yang berlaku, dengan segala resikonya. Nah, biasanya aku memaknai semua ajaran kehidupan, agama dan kepercayaan atau pun lah istilahnya tsb, VALID, jika tidak bertentangan dengan NURANI - AKAL SEHAT (Logika/Rasionalitas) - Nilai Nilai Kemanusiaan/HUMAN BEING VALUE dan Hukum Alam Semesta Universal. Ini INDIKATOR KONKRET ku. Yang lain mungkin bisa berbeda. Please share yours. Next, let's discuss issue ke dua ttg Nurani & Prinsip Ajaran Agama. "Misalnya klaim bahwa "nurani selalu bersuara tentang kebenaran" atau "agama/kepercayaan selalu mengajarkan kebaikan", premis2 ini aku ragu memang akurat/benar adanya." "Maksud aku, nurani yg natural itu bisa jadi gak terasah/berkembang dalam proses pertumbuhan kita ketika ruang berkembangnya tertutup krn kita diajarkan utk secara dingin (atau dengan kacamata kuda) mengikuti aturan/prosedur yg diajarkan oleh lingkungan sekitar kita." JB. NURANI Mari bedakan Nurani (suara hati kecil) dan Akal pikiran. You can lie to the word, to everyone, even to the god but you can not lie to yourself !!! Istilah atau kalimat ini mungkin sering kita dengar ya :). Pernah nanya ngga kira2 kenapa ada statement spt ini? Mungkin aku bisa salah tp aku memaknai nya sbb.: bahwa suara hati kecil kita - nurani kita, hanya kita pribadi yg bisa mendengarkannya. Tapi prinsipnya suara hati setiap manusia itu sama, selalu mengatakan tentang kebenaran yg hakiki. Karena itu kita tidak bisa membohongi diri sendiri. Tapi tidak setiap manusia berlaku sama, mau mengikuti suara hati nurani atau sebaliknya mengabaikannya. Why? karena setiap manusia punya akal pikiran yang berbeda dan kepentingan yang berbeda dalam hidupnya. Akal pikiran nya lah yang menentukan pilihannya, mendengarkan dan mengikuti atau mengabaikan nurani nya. Ketika akal pikiran mu senantiasa difeeding atau terpapar dengan informasi informasi yang negatif maka kecenderungan nya kita akan menjadi orang yang berpikiran negatif, apalagi jika kita tidak punya kemampuan logika rasionalitas yang cukup memadai untuk memilah milah informasi yang kita terima. Pikiran yang negatif ini yang bisa menuntun kita mengabaikan suara hati nurani kita. Jadi aku setuju Cania, ada yang harus diasah, dilatih dan dikembangkan dan dikendalikan secara positif dalam diri setiap manusia, yaitu akal pikiran, logika dan rasionaltas nya (wawasan-mindset) dan nafsu nya. Karena itu yang menentukan apa pilihan setiap individu ketika dia mendengarkan suara hati nuraninya. Nurani akan selalu ada disetiap diri manusia dan akan selalu bersuara ttg kebenaran. Nurani tidak pernah redup atau tertutup apapun. Tapi nurani tidak bisa memaksa setiap manusia untuk memilihnya. Karena setiap individu punya kebebasan untuk memilih mengikutinya atau mengabaikannya. It is our choice. Akal yang sehat - pemikiran yang benar - mindset yang terbuka & nafsu yg terkendali akan menuntun kita untuk senantiasa mendengar dan mengikuti suara hati nurani kita. Tapi akal pikiran tsb harus diasah dan dikembangkan setiap saat. PRINSIP AJARAN AGAMA Kalo kita bicara sekte sekte tertentu atau kepercayaan tertentu, tentu akan ada ajaran ajaran sesat atau yag tidak benar yang bisa kita temukan. Bahkan di agama agama resmi yang diakui negara pun yang dianggap agama agama besar, kl mau dicari cari pasti kita temukan hal hal yg kurang pas. Lihat aja content2 youtube ttg debat2 atau kampanye agama. Saling menyerang satu sama lain. Tapi it is not the point. Kalo aku biasanya membedah agama dalam 2 hal besar, yaitu Sejarah agama itu sendiri-cerita history tuhan manusia-alam semesta dan Hakekat Ajarannya (turunannya). Biasanya kan yang tertulis di kitab sucinya kan terkait 2 hal besar ini. Sejauh ini bisa dikatakan secara umum dan prinsip dasar, semua agama dan kepercayaan tsb selalu "mengkampanyekan" tentang kebaikan dan kebenaran ttg kehidupan dan relasi Tuhan-Manusia & Semesta Alam sebagai hakekat dari ajaran agamanya. Setidaknya itulah yg seringkali disuarakan para pemuka agama agama tsb. :). Tapi dalam situasi tertentu ya bisa aja ada anomali anomali. Jadi semua tafsir pemaknaan atas ajaran agama termasuk semua turunan nya, ritual, syariat, teks teks ayat sucinya dll harusnya disesuaikan dengan hakekat ajarannya yg baik baik itu. Tp kadangkala yang terjadi adalah pemahaman dan tafsir agamanya yang salah. Pemahaman agama juga harus disesuaikan dengan kondisi dan tantangan jaman. So, this is my opinion, maybe you have pov yang berbeda, i respect it. Please share. Sorry, kl ada kesan menggurui atau lainnya ya, I don't mean it.🙏. It is not easy to find the right words when we discuss about this issue :)🙂. Apalagi kl kita mendiskusikan secara terbuka tentang sifat, karakter agama dan hakekat ajaran agama agama berikut turunan nya secara lebih detail, ya akan sangat sensitif dan berpontensi menyinggung yg lainnya. 🙃 Q&A Bisakah bermoral tanpa agama? Bisa, tp tidak serta merta agama itu jadi salah. Apakah tidak beragama pasti tidak bermoral? Tidak, karena setiap manusia punya kesadaran-nurani yg selalu mennyuarakan ttg kebenaran termasuk yg terkait ttg nilai moral etika. Apakah setiap orang harus beragama agar bermoral? Tidak, tapi agama hakekat nya mengajarkan ttg moral etika. Tapi seringkali dalam perjalanannya, manusia salah dalam menafsirkan ajaran agama. Itulah yg menimbulkan kesan agama jadi salah.Tapi emang ada agama-kepercayaan-ajaran yang memiliki karakteristik tertentu yg cenderung bisa menyesatkan pemeluknya jika tidak dipahami secara rasional. (Ini diskusi nya bisa sensitif). Kalo bermoral bisa tanpa agama, lantas kenapa kita harus beragama? Itu cuma soal pilihan hidup. Beragama tertentu itu soal kecocokan semata, bukan soal agama tsb benar salah. Kalo cocok ya itu akan jadi benar menurut yg menganutnya, dan sebaliknya. Cara menilai cocok atau tidak nya ya gunakan indikator konkret itu sesuai pandangan masing masing. Dstnya akan ada pertanyaan pertanyaan lain nya yg lebih detail dan teknis yang akan jadi sangat panjang kalo kita bahas terus. Mungkin di kesempatan lain ya.
@SelamatDatang2ErRickow7 ай бұрын
Jawaban @@cania_cittaini sudahh menjelaskan dari text yg sangat panjang ituh😢😂😂❤
@HCh137 ай бұрын
@@SelamatDatang2ErRickow jawaban yg mana kah?🙃
@MrYobatganteng7 ай бұрын
@@HCh13 Sebetulnya dari point yang disampaikan cukup modern dalam mengimbangi pemikiran modern. Tapi , sebagai referensi tambahan dalam berfikir, coba kita balik lagi ke kasus2 Negara2 yang memang notabene "tidak beragama" apakah serta merta point Aman, makmur, maju di negara tersebut menjadi pertimbangan atas jawaban bahwa "Manusia tanpa agama juga bisa bermoral?" tentu bisa saja atas sistem yang telah trbentuk dari orang tua dan leluhurnya. Tapi apakah di negara tersebut tidak ada masalah lain? contoh masalah keluarga, masalah kejiwaan, dan yang lebih kecil lainnya yang mungkin dampaknya tidak mengindikasikan indikator general suatu negara. Yang pasti negara yang tidak beragama belum tentu baik untuk seluruh aspek kehidupan, dan agama yang beragama pun belum tentu diterima oleh pemikiran sebagian orang "jika" aspek kehidupannya selalu dinamis. . Maka dari itu, lalu panduan apa yang dapat kita ambil ketika misalnya tata kelola negara dan sistem yang dibangun melalui hati nurani itu tidak ada jawabannya? Apakah kita harus bertindak jahat/Baik dulu lalu kita akan mengerti bagaimana dampaknya? . Tuhan sudah memberikan kitab Agama sudah lebih jauh dari itu bahkan menuntun kita utk selalu pada koridor Do's nya tanpa melakukan Dont's nya untuk tau lebih dulu. . Jadi ibarat gampangnya , agama itu adalah "Rem" dan "Panduan" ketika kita sebagai manusia terlahir bahkan tanpa jika hidup disebuah ekosistem yang sudah terbentuk. . Dari mana manusia belajar tentang moral? etika? adaba? baik dan jahat? apa yang bisa mengontrol hawa nafsu, emosi dll. apakah serta merta hati nurani ? atau hanya karena belajar atas pengalaman pribadi ? Sejatinya agama sudah lahir ribuan tahun lalu diturunkan secara lengkap tentang bagaimana kita bersikap ketika kita bersama orang lain berdampingan, bahkan saat kita sedang "sendirian" . . Nah skrg tinggal kita cari, agama mana yang ajarannya sudah sangat kompleks bisa diterapkan di berbagai jaman. Ketika ada ajaran yang tidak sesuai dengan hati nurani, Carilah sebabnya, apa dampak menurut perspektif nya. Jika belum menerima bisa jadi bukan ajarannya yang salah, melainkan nurani kita lah yang sudah terlanjur terbentuk dari informasi dan lingkungan dimana kita tumbuh. . At the end point selalu "Pelajari agama bukan dari siapa manusianya, tapi kitab dan riwayat yang diturunkan-Nya" dan tambahan "Carilah guru agama yang benar, karena ribuan tahun lalu bahkan Nabi sudah memprediksikan akan banyaknya fitnah berbalut agama"
@andreasirawan19067 ай бұрын
Bisa, yang penting berpikir rasional akal sehat dan jauhi dongeng langit...
@MuhammadDikkyFerdiansyah7 ай бұрын
dongeng langit yang bapak maksud apa ya? mohon dijawab 🙂🙏
@tohadynn7 ай бұрын
@@MuhammadDikkyFerdiansyah semua hal hal gaib yang gak rasional. kan gak mungkin juga disebutin juga semuanya.
@MuhammadDikkyFerdiansyah7 ай бұрын
@@tohadynn Sebelum mas menjawab, saya sebetulnya sudah paham. Maksud dari pertanyaan saya diatas adalah rasa ketersinggungan saya terhadap kata "Dongeng Langit", itu maksudnya apa? Agamakan? 🙂 Kita sebagai orang yang berpendidikan, hendaknya memilih kosa kata dengan benar, jangan pakai kosa kata yang kesanya menghina agama
@MuhammadDikkyFerdiansyah7 ай бұрын
@@cocacola7535 Tuhan itu ada, dan dia yang menciptakan kita semua, itu menurut pemikiran saya, sekarang saya tanya ke anda ya, siapa yang menciptakan kita? menurut pemikiran anda siapa? mau berdebat dengan saya, monggo silahkan kalau mau, saya layani, kalau males debat, yaudah jangan sindir kepercayaan orang lain ya 😁🙏 "han-Tu." maksud anda "Tuhan" kan, saya bukan orang yang gampang ditipu oleh kata kata yang nyeleneh sodara 😌🙏
@MuhammadDikkyFerdiansyah7 ай бұрын
@@cocacola7535 Hah? 🤔 alam semesta tidak diciptakan maksudnya gimana? Kalau alam semesta tidak diciptakan, kita tidak mungkin ada, karena kita juga bagian dari alam semesta ini, kita punya hubungan timbal balik dengan alam 🙂
@prayogohadi.3685 ай бұрын
Mantab mbak Cania. Ini adalah pembahasan yang sangat scientific, aku suka. Lanjut mbak. Salam sehat selalu. Contoh tindakan yang mengganggu/merusak welbeing orang lain: 1) Mengganggu orang sedang beribadah di rumah sendiri; 2) Melarang penganut agama lain membangun tempat ibadah yang sudah ada ijinnya; dan 3) Suara toa mesjid terlalu keras yang mengganggu welbeing orang disekitarnya yang sedang sakit.
@naufalamrdn6 ай бұрын
Keyakinan : relatif tergantung tempat Tujuan moral : menjaga well being diri dan orang lain agar tdk rusak Aturan : tidak sekedar taat dan patuh
@alawiachusna91987 ай бұрын
Penjelasan yg sgt mudah dipahamiiii. Pinisirin, ada yg komen out of the box nggane wkwkw
@riphalna72237 ай бұрын
Konten ini taruh di close the door harusnya biar makin byk yg tercerahkan
@edelenyputri88247 ай бұрын
Atau mungkin si Dedy takut kalah saing wkwkwk. Dedy dulu pernah kena kritik si Cania tentang kuliah wkwkw
@wahyonogunawan21857 ай бұрын
Halah…
@Stuckindetable7 ай бұрын
close the door maunya cm membahas yg viral2. haha
@merrysomalinggi7 ай бұрын
Terima kasih Cania #hidupakalsehat
@silvanaart52169 күн бұрын
Mencerahkan & Mudah dimengerti ! Trims yah,bisa aku jadikan materi parenting anak-anakku
@hasihotambara58215 ай бұрын
Ini ajaran moral yg diajarkan Tuhan Yesus : 1. Kasihilah Tuhan Allah mu dengan segenap hatimu, segenap jiwa mu dan segenap akal budi mu 2. Kasihilah sesama mu manusia seperti dirimu sendiri 3.Apa yg ingin orang lain lakukan kepada mu lakukanlah itu dahulu kepada orang lain ❤
@HelloWorldzzzz7 ай бұрын
Surga dan neraka atau punish and reward agama-agama tradisional sudah tidak lagi relevan membimbing moral manusia di jaman modern ini. Beragama saat ini bukan jaminan seseorang itu bermoral. Justru karena beragama, seseorang bisa menyelewengkan tafsir dlm agama secara berbeda-beda sebagai pembenaran perilaku yang sebenarnya memiliki dampak yang lebih merugikan khalayak umum. Sudah saatnya manusia membuat agama dengan tuhan yang baru. Tuhan yang lebih bisa diterima secara lebih universal.
@arusirham37617 ай бұрын
Sepakat, kecuali pernyataan terakhir. "Tuhan" itu tdk perlu sama sekali.
@rizkyadiyanto79224 ай бұрын
tuhan uang? xD
@bebek93687 ай бұрын
Mengenai pertanyaan kak Cania di menit 12:21, Izinkan saya yang memeluk agama Islam menjawabnya. Mengenai indikator konkrit, dalam Islam yang saya yakini kitab suci Al-Qur'an mengisyaratkan umatnya untuk berfikir. Hal ini tercantum ada sebanyak 71 ayat mengisyaratkan hal tersebut. Sejauh yang saya pahami, kepercayaan tidak sama dengan agama. Dalam satu agama, memiliki banyak interpretasi. Interpretasi atau tafsiran inilah yang kemudian dipercaya oleh manusia. Sehingga kepercayaan orang-orang terhadap satu agama bisa berbeda-beda. Kepercayaan atau doktrin yang saya yakini dalam agama saya adalah manusia harus menggunakan akal dan logikanya dalam menentukan hukum ataupun moral, hal ini sesuai dengan kitab suci yang mengisyaratkan hal tersebut (dalam 71 ayat di atas). Sehingga menggunakan logika dalam menentukan hukum dan moral tak bertentangan dengan kepercayaan yang saya anut.
@Gdg1957 ай бұрын
si mamad bermoral ga? ngawin bocah 9 taun? ga usah nyari pembenaran lu jawab pake logika dan nurani kalo lu punya anak di kawin aki2 umur 50 taun ber moral ga?
@descanle7 ай бұрын
bro educate yourself @@Gdg195
@cania_citta7 ай бұрын
Berarti gak ada perbedaan yaa dengan yang gak menganut kepercayaan apa pun? Kan ujungnya menggunakan akal/logika si manusianya gitu yaa? Cmiiw🙏🏻
@bimosetyo48027 ай бұрын
@@Gdg195baru mau ngomen gini juga, ehh uda di edit dluan. Wkwkwk
@bebek93687 ай бұрын
@@cania_citta maybe yes, tapi nggak juga. Perbedaan besarnya ada pada orientasi dalam bermoral, mungkin seperti kak Cania jelasin dimana orientasi bermoral seharusnya ada pada memikirkan dampak sosial. Namun saya yang menganut kepercayaan ini, orientasinya selain memikirkan dampak sosial plus konsekuensi yang dikasih Tuhan, yakni pahala n dosa. Outputnya memang sama seperti yang tidak menganut kepercayaan apapun, namun motif pendorongnya yang berbeda. Nah, saya juga pengen komentar bahwa benar yang dijelasin kak Cania. Misalkan makan makanan tertentu gak boleh atau haram, itu aturan (rule) atau SOP, bukan moral. Namun bagi yang melawan atau tak menjalankan SOP (maksiat) maka bisa dikatakan ia tak bermoral kepada Tuhan. Di Islam sendiri ada pembagian hubungan Tuhan (حبل من الله) dan hubungan antar manusia (حبل من الناس). Sehingga moral dengan Tuhan dan moral dengan manusia itu berbeda, meskipun kadang berkaitan. Contoh moral yang berkaitan adalah membunuh, pada moral sesama manusia dan Tuhan itu dianggap buruk.
@BucePelleng-vn2ny7 ай бұрын
Bermoral tanpa agama itu lebih moralis sejati... Karna moral agama adalah berpamrih agamawi...
@yaiay21346 ай бұрын
Maksudnya?
@sol97426 ай бұрын
@@yaiay2134 Maksudnya adalah bermoral tanpa agama itu memang berdasarkan nilai2 moral itu sendiri. Sementara moral agama itu untuk berharap suatu imbalan, misalnya surga atau berkat, tetapi bukan karena nilai moral itu sendiri.
@yaiay21346 ай бұрын
@@sol9742 setauku imbalan itu bebas nilai, kalo di agama mungkin ya masuk surga, kalo "murni" Moral, ya imbalan nya sesuai harapan masing-masing, abstrak tergantung keinginan pihak pelaksana moral tersebut Kan bisa aja orang beragama melaksanakan moralnya tanpa mengharap imbalan Normalnya, kita melakukan sesuatu karena pengen sesuatu sih, kebetulan "sesuatu" Yang ditawarkan agama sedikit spesifik aja 😅
@hadinugroho10596 ай бұрын
Skrg gini...elu emang bermoral supaya apa klo bkn supaya dapet pahala...supaya lu dibilang sbg orang baik ama orang lain kan...lha itu pamrih juga bukan...atau supaya lu diterima di lingkungan lu dan tdk dimusuhin ama mrk...lha sama aja dul...itu pamrih juga namanya...
@yobelctangaguling-6 ай бұрын
@@sol9742 ga semua agama tujuan berbuat baik adalah sorga
@ThatDruidDude7 ай бұрын
Setiap individu berbeda2. Ada yang narik moral compass mereka full dari agama, ada juga yang lebih berlandaskan norma dan budaya. Semua sumber ini harus terus berkembang supaya orang punya pilihan sesuai kepribadian mereka untuk punya moral yang baik. Contoh saya sendiri, merasa jauh banget kalau menarik landasan moral dari perintah agama, dengan imbalan surga atau neraka di masa depan. Kalau untuk moral berat juga lebih relevan ke aturan negara yang imbalannya pidana. Saya lebih cepat menyimpulkan reasoning dari unsur empati dan budaya/didikan orang tua, baru peraturan agama dan negara.
@mkayyis15603 ай бұрын
Terima kasih videonya Kak, insightful banget Mau belajar mikir (jawab) PR nya menit 12:00, plus ngelengkapin pendapat2 yg udah ada. "Apa bedanya / indikator konkrit dari mengikuti kepercayaan tertentu kalau pada akhirnya hidup lu mengikuti pikiran lu sendiri?" Menurut saya, sebagai theis yg meyakini manusia ada designernya, kayaknya manusia ni udah diinstalin 3 hal: Nurani, Akal, Emosi. Harusnya kalau 3 ini dipake manusia dgn adil/balance, terlepas kepercayaan, saya rasa manusia bisa punya paham sama atau universal soal moral. Kepercayaan yg sy kenal dan pelajari, buat sy jadi outlet yg justru mengingatkan kalo sy harusnya bisa pake 3 hal ini dgn balance. Dalam posisi sebagai pengelola bumi, berurusan dgn alam dan manusia, arah ajarannya sepertinya sama: adil, gak mencurangi & merugikan yg lain. Disamping ada SOP yg sifatnya harusnya lebih mengatur hubungan vertikal dan jadi personal value aja ya. Dan pasti ada aja sih penganut kepercayaan yg gak pake 3 hal ini dgn balance, mungkin bermasalah secara akal? (kurang belajar, ignorance, dll) atau bermasalah dgn emosi negatif? (arogan, serakah, dll) jadi mencederai nuraninya juga karena ga menggunakan 3 hal ini dgn serasi? mungkin.. Pembeda lain buat saya, kepercayaan memperkenalkan saya bahwa ada purpose lain aja utk sy tuju, kalau saya bisa memakai Nurani, Akal, Emosi dgn balance. Makanya sy belakangan lookup to your video Kak soal belajar bernalar 😁
@eksekusiprogram3907 ай бұрын
taat akan aturan berdasarkan kepercayaan, hanya merasa diuntungkan bagi orang yang mengikutnya, tapi mereka lupa dampak yang dihasilkan kepada orang lain
@iskandarsutias7267 ай бұрын
Apa iya kayak gitu ? Contoh yg paling recently adalah bulan Ramadhan ini.. Yg merasakan berkat dan manfaatnya bukan cuma muslim tapi nonmuslim juga.. Event tahunan bagi umat muslim ini juga bisa dijadikan festival kuliner bagi nonmuslim dengan sajian varian menu takjil yg hanya tersedia di bulan Ramadhan.. Mereka gak puasa tapi ikut menikmati dan menyantap menu takjil sebelum datangnya waktu magrib 😂😂
@vadlynasution12967 ай бұрын
@@iskandarsutias726 biasanya bg Orang orang seperti ini nyenggol nyenggol Islam tak mengerti Islam sedikit pun 😁mungkin kalau di tanyakan apa aja syarat menerjemah kan al Quran pun mereka tak tau, mereka itu orang orang yg sok pintar melihat sesuatu dari orang nya saja bukan dari buku kitab ny😆, bgtu banyak nya padahal Manfaat agama Islam yg di berikan, seperti bebersih, berbagi, cara bagi waris, cara bertetangga, dll, mungkin orang orang seperti mereka ini harus nambah koleksi buku islami nya kali ya😊apa jgn jgn tak Ada Satu pun buku tentang Islam d buku koleksi mereka 😁cuma ikut ikutan lalu koar koar
@basrihs7 ай бұрын
@@vadlynasution1296 jangan cherry picking. Banyak juga usaha2 kecil menengah makanan dan minuman, atau usaha hiburan yang dipaksa tutup di bulan ramadhan yang mengakibatkan kerugian bagi mereka
@jonisntnto74757 ай бұрын
@@basrihsapakah itu bentuk dari islam? engga kan so pisahkan antar islam dan muslim bro.
@basrihs7 ай бұрын
@@jonisntnto7475 pointnya adalah, aturan dan SOP kepercayaan elu dipaksa diberlakukan ke orang2 sekitar elu (bahkan lebih luas) tanpa pandang bulu. Dan mereka dengan bangga menyebut diri mereka "golongan bermoral" dan menyebut orang lain yang nggak ngikuti SOP kepercayaan mereka tidak bermoral. Lucu
@PenguinSurplus7 ай бұрын
Setuju, moral kek gitu gak pantes disebut moral, lebih cocok disebut aturan/SOP
@Sansanjalu7 ай бұрын
Kalau dos and don’ts yang spt sampel di video, itu hubungan moralnya dia sama Tuhannya. Sudah pasti lebih banyak menyenangkan atau, klo melanggar, menyakiti nurani sendiri. Nah, skrg prtnyaannya: apakah agama menuntun penganutnya untuk bermoral kepd manusia lain? Tentu, iya. Berbuat baik pada sesama itu ajaran semua agama.
@PenguinSurplus7 ай бұрын
@@Sansanjalu betul memang itu yang dinyatakan agama. Tapi seringkali (barangkali malah selalu) nilai antara agama A dengan agama B itu berbeda, dan itu yang jadi persoalan. Moral agama A misalnya, didasarkan pada dogma yang ada di kitab agama A. Sedangkan moral agama B didasarkan pada dogma yang ada di kitab agama B. Jadi landasan moralnya aja sudah berbeda; bukan atas dasar dampak dan well-being seluruh manusia (juga binatang lain) tapi atas dasar dogma masing-masing yang sudah jelas berbeda. Disitu lah tepatnya agama tidak pantas untuk dijadikan landasan moral. Terutama ketika kondisinya adalah dunia seperti sekarang ini yaitu masyarakat global yang berada di "satu dunia" yang sama; yang didasari ham, hukum perang internasional, komunitas ilmiah internasional, dan jejaring ekonomi global. Kecuali, jika kondisinya adalah dunia purba yang rural, yang dimana belum ada masyarakat global seperti sekarang, kondisi dimana manusia hidup dalam lingkup "dunianya" masing-masing, maka kondisi seperti itu mungkin cocok jika landasan moralnya berasal dari agama yang juga masing-masing. Singkatnya, di peradaban modern seperti sekarang ini, agama sebagai landasan moral sudah tidak relevan lagi.
@babyomegaplusultra69787 ай бұрын
Sayang nya banyak kaum mabuk agama yg pakai aturan agama sebagai pilar utama moral jadinya banyak terjadi konflik yg di legalkan karena berlindung atas nama Tuhan di keyakinan nya!
@nadharoland33267 ай бұрын
Moral ya yg menguntungkan dirinya atau kelompok kalo menguntungkan di anggap baik walau merugikan orang lain
@wtrfootball7 ай бұрын
@@babyomegaplusultra6978 sy suka x kalimatmu bang, "konflik yg di legalkan karena berlindung atas nama Tuhan"
@ijustwannasay64707 ай бұрын
Kalau menurut saya, untuk sebagian orang (catet, sebagian), justru beragama bisa menurunkan kualitas moral. Kenapa? sesuai kata Cania, dampak. Justru dengan adanya kepercayaan terhadap agama, sebagian orang beranggapan bahwa karma atau dosa itu adalah konsekuensi atas keburukan yang dilakukan saat ini. Saya sering mendengar, oknum semacam ini beranggapan bahwa Tuhan itu Maha Pengasih, jadi kalau mereka berbuat salah, dan kita bertaubat, maka akan dimaafkan, diampuni dosanya. Justru dengan agama dan belief nya, dia dengan begonya bisa sugesti dirinya sendiri bahwa tidak masalah apa yang terjadi di dunia, tidak masalah baginya, karena ada afterlife yang lebih utama. Jadi gak apa2 jahat di masa muda, nanti agak tua tinggal taubat, aman deh, dunia foya2, mati masuk surga. Menurut saya justru orang2 semacam ini harus dikerasin, maksudnya dari pemuka agamanya juga jangan seolah2 meninggalkan dunia, dan cuma mengutamakan ibadah saja. Padahal kitab sucinya tidak cuma mengajarkan hubungan vertikal dengan Tuhannya saja, tapi juga hubungan horizontal yang bagi oknum tadi tidak penting. Gak masalah tiap hari nipu, yang pernting bayar perpuluhan tiap minggu, tidak masalah korupsi, yang penting ibadah setiap hari. Kan bego.
@konflix49537 ай бұрын
GAK ADA MANUSIA SEPERTI KAU, BUMI AKAN DAMAI
@Jzargo947 ай бұрын
"Beragama bisa menurunkan moral" mereka yg kamu sebut itu bukan kaum beragama, tp yg katanya beragama yg gunain agama buat kepentingan mereka
@awalakir-wb7sf7 ай бұрын
@@konflix4953 langsuh dikasih contoh nih "agama tidak ada kaitannya dg moral"
@konflix49537 ай бұрын
@@awalakir-wb7sf maksudnya gimana gak ada kaitan agama dengan moral? Dijepang dan Korea bamyak depresi bundir akibat gak beragama, tapi ngaku bermoral, gimana tu ya
@asayeba44317 ай бұрын
Tulisan doang panjang, isinya kayak orang mengigau.
@tjahjoyok54076 ай бұрын
Harapan saya semoga khusus nya Indonesia dulu, makin banyak orang yang seperti mbak sebagai wanita yang paham akan arti moral yang didasari hati nurani dan kebenaran sejati, terimakasih semoga semua makhluk berbahagia berbahagia 🙏
@gibah_julid6 ай бұрын
Maturnwun mbak Cania sudah berjuang mengajarkan little wisdom pada orang" Indonesia, yg makin kesini makin terkekang cara berpikir alias mandek,,, sekali lagi maturnuwun dan terimakasih🙏
@akmaluddinsaid41047 ай бұрын
Menurut saya, ada banyak sumber moral. Moral tertinggi harus berdasarkan kemanusiaan (humanity), kesejahteraan manusia, keadilan sosial, cinta kasih. Moral berdasarkan agama justru dikembangkan oleh orang-orang yang menciptakan agama berdasarkan budaya mereka.
@ekosetiawan5997 ай бұрын
tapi tetep aja pasti ada paradoks kalo ngomongin moral, aku kasih contoh perumpamaan: suatu saat ditemukan bahwa mengkonsumsi otak kucing bisa menyembuhkan kanker(disini kan jelas standnya demi kemanusiaan) tapi pasti bakal muncul orang orang pecinta kucing yang menganggap itu tindakan ga bermoral karena banyak kucing yang dibunuh🤣
@forid2657 ай бұрын
Pencinta kucing takut, kucing ras yang dimakan akan punah? Mengapa tidak di teliti untuk dikembangkan dan di ternak saja, kucing tidak akan punah dan mungkin hidupnya akan lebih layak lagi. Maaf ya, ini terlalu open saya Terimakasih - @akmaluddinsaid4104 - @ekosetiawan599
@ekosetiawan5997 ай бұрын
@@forid265 disclaimer ini kan pembahasan secara hipotetik jadi menurut hemat saya permasalahannya bukan takut jika punah melainkan mereka memang meletakkan standar moral yang sangat tinggi ke binatang tersebut jadi tindakan apapun yang cenderung merugikan spesies tersebut akan dianggap ga bermoral/etis/tidak punya empati, aku kasih contoh seorang standup comedyan yang bilang kucing gembel aja dianggap ga bermoral apalagi dibunuh dimakan dijadiin obat🤣
@asmodeus69_7 ай бұрын
@@ekosetiawan599 betul itu, namanya nasib kena kanker ya rasain aja, ngapain harus bunuh kucing
@forid2657 ай бұрын
@@ekosetiawan599 Oh gitu ya, Ada 1hasil pemikiran muncul dari saya setelah membaca pendapatmu. Mungkin nanti pencinta kucing memiliki moral kucing, dan moral manusia. Xixixi....
@carakabayuwibawa7 ай бұрын
bisa dong, yg penting utamain dulu rasional, moral, etika, baru keimanan
@AbaySeventeen7 ай бұрын
Orang yang gak beragama belum tentu gak bermoral, tapi agama pasti mengajarkan moral (tergantung pemeluknya mau bermoral atau tidak) Dan, Nabi Muhammad itu kalo ditanya oleh sahabatnya dengan pertanyaan yg sama, belum tentu dijawab dengan jawabaan yg sama, karena untuk menyesuaikan dengan si penanya
@mujib66237 ай бұрын
kalau dibilang "agama pasti mengajarkan moral", pertanyaannya, bermoral tidak agama yg menyuruh "membenci" kelompok tertentu?? garis-bawahi "membenci" ya..
@mujib66237 ай бұрын
kalo gue pribadi sih, "membenci" itu termasuk perbuatan gak bermoral.. dan anehnya ada agama yg ngajarin begitu😅
@joniwk867 ай бұрын
@@mujib6623sebutkan aja agamanya apa bang, beserta dalilnya. ngapain takut"
@mujib66237 ай бұрын
@@joniwk86 lah ngapain gw musti nyebut nama agama beserta dalilnya?? Arah pembicaraan gw gak kesitu.. poin gw cuman mau koreksi bahwa klaim "agama pasti mengajarkan moral" itu gak terbukti..
@joniwk867 ай бұрын
@@mujib6623 apa dasarnya poin lu dan presmis yang lu ajukan kalo gitu. sebutkan aja lah , islam kek, kristen kek, budha kek, penyembah ubur" kek
@foofaz51825 ай бұрын
Sy pertama kali dateng ke channel kak Cania. Terkejut banget ternyata ada banyak sekali org Indonesia di comment section yang sepemikiran dan bener2 ngerti dan appreciate pemikiran seperti ini. Krn space untuk diskusi topik yang tidak searus dengan agama sangat sedikit dan sekali ada pun juga sering dibanjir orang religius yang kurang paham. Terima kasih kak~🙏
@juliapermatasari48694 ай бұрын
menurut sy, moral merupakan definisi prilaku manusia untuk bersinergi dengan kehidupan, moral berada dalam agama, krna dalam agama (islam) mengajarkan kebaikan secara vertikal, horizontal. selalu ada sebab-akibat dalam penjelasan moral dalam agama.
@chvhndrtntlr34827 ай бұрын
Makanya saya sih suka bingung dengan narasi atheis vs agama Seakan orang yg tidak mengikuti aturan agama tertentu akan dikatakan sebagai tidak bertuhan. Sebetulnya kita ini sudah sampai pada tahap Post-theist yah, dimana kita menganggap: oke agama adalah kebijaksanaan dari masa lampau yang dimana di masa sekarang pun kita bisa mengambil inti sari dari nilai nilai baiknya dan kita sudah selesai dengan keberagaman agama yg ada dan berdamai dengan hal tersebut, dan terus untuk memperbaiki kedepan dan menyesuaikan dengan konsep2 yang baru, masalah2 yang baru Masalah ada dan tidak adanya Tuhan atau kehidupan setelah kematian adalah hal personal yang silahkan di jalani dan dirasakan sendiri Sedangkan kita yang skrg hidup dalam satu planet saja yg punya keterbatasan sumberdaya alam , kita harus terus saling berbagi dan memperbaiki diri agar kita bisa terus hidup harmonis bersama dengan 8 miliar penduduk lainnya. Jangan berpikir karena anda beragama anda punya privilege untuk mengatur-ngatur orang lain berdasarkan standar yg anda tentukan sendiri, yg berujung pada ketidak harmonisan dalam hubungan bermasyarakat
@pencintahewan2347 ай бұрын
masalahnya orang beragama itu tidak menetapkan standarnya sendiri melainkan berasal dari agamanya makanya kalo mau ditentang ya harus ditentang agamanya.
@arusirham37617 ай бұрын
Itu terjawab dgn adanya hukum positif, demokrasi, dan sekularisme. Disadari atau tidak, suka atau tidak, kita semua sdh menjalaninya dan sdh merasakan manfaat ny. Tapi ya, again, selalu ada oknum yg ...
@pisangoler7 ай бұрын
bermoral tanpa agama = manusia masih bisa hidup dgn baik selama kompas moralnya baik (tau mana benar/salah, logis/ga logis) beragama tanpa moral = menerapkan aturan agama dengan ugal-ugalan karena ga punya kompas moral, biasanya akan cenderung anarkis bahkan bisa ga logis dengan bawa-bawa agama
@arusirham37617 ай бұрын
@@3jerukgamingiya yg salah Muhammad, bukan Islam.
@3jerukgaming7 ай бұрын
@@arusirham3761 maksud gw pemuka agama yg sekarang
@tentanghidup63497 ай бұрын
Jika demikian, apakah kalo kamu memotong ayam lalu memakannya itu baik buruk ?
@amaziakristanto23017 ай бұрын
Saran cania,kalau seseorang belum menyadari kalau dirinya adalah homo Sapiens,susah seseorang untuk menerima argumen anda
@gofilintanmbihu54277 ай бұрын
Great comment 🤣
@forid2657 ай бұрын
Orang Yang percaya semua serba Bim salahim di depan mata 😊 tanpa ada prosesnya Terimakasih - @amaziakristanto2301
@SarahNababan-v5r7 ай бұрын
yap wkwk
@mujib66237 ай бұрын
100% valid (menurut gw pribadi), soalnya pernah di posisi itu
@forid2657 ай бұрын
@@mujib6623 Boleh tau Ndak kak, seperti apa saat itu?
@rahmatdwi4617 ай бұрын
Tujuan orang memeluk agama adalah untuk membuat perilaku yg baik, attitude yg bagus, berkepribadian, berbudaya & berkarakter, jadi agama itu bukan rutinitas untuk menyembah Tuhan nya, tapi juga mengajarkan hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan tumbuhan hewan dan semua yg ada di bumi, sedangkan moral adalah perilaku dari tiap individu manusia yg di pengaruhi oleh banyak faktor misal nya pendidikan kesehatan, orang tua, masyarakat lingkungan & budaya tempat individu itu berada, moral juga bagian dari ajaran tiap masing masing agama yg meng ajar kan tindakan yg boleh di lakukan & perbuatan yg di larang oleh agama, jadi kaitan moral dan agama sangat lah erat.
@donyjoe44567 ай бұрын
No God No Religion NO PROBLEM !!
@creadiga41857 ай бұрын
Ranah moral adalah zona abu-abu, kemudian agama dan budaya datang untuk menjadikannya hitam kelam atau putih bersih
@forid2657 ай бұрын
Wow
@diegosiahaan65967 ай бұрын
Budaya? Budaya perbudakan, budaya kanibalisme, budaya bambu gila,😂 banyak budaya yg GK relevan kalau diterapkan di zaman sekarang Kalau soal agama gua no komen soal nya bahaya Tapi gua pernah denger soal Mata ganti mata, punya banyak istri itu boleh,membunuh masuk surga,itu GK sesuai sama standar moral gw pribadi
@simpetsoge26687 ай бұрын
Nonton KZbin dapat hiburan ❌ Nonton Kaka Kania malah dapat PR✅
@Literasiekonomi20507 ай бұрын
Setelah menonton video ini, sya pribadi jadi tambah binggung, dan kebinggungan membuat kehidupan saya tidak baik atau menderita. sehingga video ini berdampak buruk ke hidup saya. Artinya video ini tak bermoral untuk kehidupan saya. Maka unsubscribe chanell ini sepertinya adalah keputusan yang bijak dan suatu perbuatan baik untuk hidup saya. Terimakasih mba Cannia.
@pembacotprofesional7 ай бұрын
Wkwkwk
@GmailFresh-uh5be7 ай бұрын
Bingung*
@MrYobatganteng7 ай бұрын
Sebetulnya yg lebih ngeri video2 ini ditunggangi dan terlihat dari bbrp komentar yang akun2nya memang anonim, utk mengarahkan generasi muda yang beragama semakin jauh dari agama
@didiksaja36917 ай бұрын
Drpd lu pusing....jalani aja yg km suka... Tdk beragama hy utk yg cerdas saja....
@Literasiekonomi20505 ай бұрын
@@MrYobatganteng seperti akun anda
@azmioktansyah21806 ай бұрын
First thing first menurut gue basic skill yang kudu orang punya itu adalah empati dengan definisi yang bener. Kemampuan berempati yang bener bisa ngebawa seseorang jadi pribadi yang wise, bermoral, dan bernurani. // Video ini sangat relate dan bikin gue makin melek ama society sekitar gue yang masih banyak orang-orangnya yang belum bisa berempati dengan bener sampe akhirnya konsep wellbeing yang dimaksud Cania itu masih jarang ditemukan. // What an insight, thanks Cania.
@simarmata164 ай бұрын
Intinya, jika anda meyakini suatu moral itu baik maka moral itu berlaku untuk diri anda sendiri, jangan terapkan moral yang anda yakini itu kepada orang lain yang tidak meyakini moral tsb apalagi sampai memaksa orang lain harus ikut moral yang anda yakini.
@peluangbisnis85617 ай бұрын
Sepertinya suatu saat kedepan agama akan ditinggalkan,karena evolusi terus berjalan khususnya disini adalah evolusi pengetahuan.zaman dulu agama diperlukan agar manusia bisa survive,sekarang sudah mulai berkurang karena manusia sudah menemukan banyak alternatif pengetahuan dan itu akan terus berevolusi tanpa arah dgn satu tujuan yaitu survive
@agatemoderat34427 ай бұрын
Agama akan ditinggalkan ??? Menurut saya ini asumsi error Karena menurut saya agama islam yang saya anut selalu mengajarkan moral yang baik Adapun muslim yang tidak bermoral bukan salah agama nya tapi individu nya yang kurang mendalami islam secara kaffah 😊
@harimonting017 ай бұрын
@@agatemoderat3442Itu cuma perasaanmu saja. Ada kecenderungan bahwa semakin cerdas orangnya, semakin besar kemungkinan dia tidak religius. Karena standar moral di agama itu sudah banyak yang usang. Agama hanya bisa bertahan kalau orang2 nya stagnan, gak makin pinter. Apa mungkin dengan perkembangan teknologi sekarang ini orang2 tidak semakin pinter?
@jonisntnto74757 ай бұрын
@@harimonting01hah? brrti menuju kepintaran = menuju ke tidak religiusan? bukannya ini suatu hal yang beda? ketika kita sudah memegang sebuah kepercayaan bukannya kita harus menempatkannya di puncak kenapa harus di downgrade dengan menyandingkannya dengan sains atau teknologi(yg sifatnya masih benar dan salah)? so jika kecewa dengan pengajaran 1 agama jangan memukul rata semuanya.
@harimonting017 ай бұрын
@@jonisntnto7475 Seperti pemikiranmu itulah sebagian besar orang indonesia. Orang cerdas itu cenderung bertanya segala sesuatu. Curiosity is the sign of intelligence. Terbalik dengan agama. Di agama dilarang bertanya, karena kalau bertanya berarti ragu. Ragu artinya tidak beriman. Sedangkan di science, kebalikannya, dilarang percaya. Segala sesuatu harus dipertanyakan. Contohnya: jika ditanya, apakah awal mula awal semesta? Agama jawabnya tuhan, science jawabnya: TIDAK TAHU. Lho kenapa gitu? Karena agama menyatakan awal adalah tuhan, titik, ada bukti? Tidak. Sedangkan science memberikan perkiraan terbaik yang kita tau, yaitu big bang. Akumulasi dari pengetahuan kita selama ribuan tahun. Bisakah berubah? Bisa. Itulah gunanya kita terus melakukan penelitian. Ilmu bukan dogma seperti agama. Orang cerdas menyimpulkan sesuatu berdasarkan, pengamatan, penelitian, dan eksperimen. Kuda terbang, laut terbelah, ular berbicara gak ada tempat dalam science. Orang cerdas berpikir, orang beragama percaya.
@meloovers_.7 ай бұрын
@@harimonting01Justru agama islam menganjurkan untuk bertanya di Alquran dijelaskan jelas "Tanyakanlah kepada orang yang ahli jika kalian tidak mengetahui" Tertulis di alquran
@kresentiazanetapkristianto82657 ай бұрын
Di Finlandia yg tdk secara eksplisit mendasarkan pada agama, namun tingkat kejujuran personal maupun kelompok sangat tinggi. Eksperimen sosial, dr 15 dompet berisi lengkap uang dan identitas, disebar diberbagai titik, ternyata yg kembali ada 14.
@Navecx7 ай бұрын
itu kenapa di negara yg mayoritasnya memegang teguh hukum karma seperti jepang, korea, dan sekitarnya, sekalipun dari mereka atheist ataupun agnostik (FYI umat agama Buddha bisa digolongkan sebagai atheist dan juga agnostik. Karena tidak sedikit dari mereka yg Buddhist malah mengakunya golongan tersebut bila ditanya apa agamanya.) Karna pada dasarnya konsep Karma itu adalah hukum sebab-musabab yg saling bergantungan, jadi mereka diajarkan utk menyadari atas tindakan dan ucapannya. That's why salah satu ajaran Buddha yg ditanamkan ke umatnya sejak dini adalah tentang Hiri & Ottapa, yg artinya Hiri itu rasa yang memalukan bila melakukan kejahatan, dan Ottapa adalah rasa takut akan dampak / akibat bila kita melakukan perbuatan buruk ke orang lain dan diri kita sendiri. Dengan pemahaman Hiri Ottapa ini, maka hal ini dapat membentengi diri kita dari hal-hal buruk, karna dengan begitu kita memiliki standard diri yang baik, jadi mau kemanapun kita berada bahkan di sebuah lingkungan buruk sekalipun, niscaya dengan pemahaman hiri dan ottapa ini dapat membantu kita terhindar dari pergaulan buruk tersebut.
@iskandarsutias7267 ай бұрын
Tetep aja angka bunuh diri di kedua negara ini cukup tinggi.. Apakah karena mereka tidak menerapkan konsep hukum Karma yg dimaksud ?
@Navecx7 ай бұрын
@@iskandarsutias726 Bunuh diri hubungannya dengan kesehatan mental, bukan soal pemahaman moral. Tingkat bunuh diri akan sejalan dengan tingkat stress secara umum di masyarakat dalam hal ekonomi, sosial dan budayanya. Sebagai contoh sulitnya pendidikan siswa yang menuntut utk mendapatkan score tinggi, kesenjangan sosial yg tinggi, budaya malu yg tinggi, dsb, intinya tidak ada hubungannya soal moral manusianya. Sedangkan dari sisi semua agama jelas melarang bunuh diri dalam bentuk apapun jg, tapi ngga tahu kalau mati jihad itu diperbolehkan atau tidak, cuma jelas di ajaran dharmic membunuh manusia (termasuk dirinya sendiri) dengan niat yg salah itu dianggap karma buruk berat yg dapat membuat ia terjebak di alam rendah yg dimana tidak akan ada kebahagiaan disana. Namun bila membunuh diri dengan situasi dan kondisi tertentu itu bisa diperbolehkan, semisal ada seorang yang cacat, tidak dapat lagi berproduktifitas, hidupnya hanya menyulitkan keluarga / orang lain, maka dengan niat yg baik justru tidak masalah utk mengkahiri hidupnya. Karna cara kerja karma adalah tergantung diniat dan kebijaksanaan individunya. Karena bila sudah mempertimbangkan dari efek baik dan buruk dari pembunuhan ini ternyata lebih banyak manfaatnya, maka lakukanlah.
@iskandarsutias7267 ай бұрын
Saya cuma mau ngutip komen anda diatas bahwa konsep karma "mengajari mereka untuk menyadari atas tindakan dan ucapannya." Nah lantas apakah mereka tidak menyadari dampak dari tindakan bunuh diri yg mereka lakukan.. gimana perasaan keluarga yg ditinggalkan dsb.. Lalu penerapan dari konsep Ottapa akan rasa takut oleh dampak terhadap diri sendiri gimana ? Konsep budaya Harakiri yg rela mati bunuh diri demi negara dan Kaisar juga adalah hal terkonyol yg pernah saya dengar.. Saya hanya kagum dengan Jepang modern karena mereka adalah negara yg maju dibidang industri dan teknologi dan itulah yg patut dicontoh oleh negara kita Walaupun efeknya banyak juga pekerja yg stress karena sistem kerjanya yg kapitalis dan biaya hidup yg serba mahal..
@xicath7 ай бұрын
karma itu tidak adil, bagaimana kalo sesorang dilahirkan cacat, apa itu karma dia sebelumnya? lalu bagaimana jika dilahirkan jadi b4b1, apa dia sadar(punya memori) dia sudah jadi b4b1? bagaimana kalo dia lahir di keluarga dalit? enak kalo yg lahir dikeluarga chaebol
@Navecx7 ай бұрын
@@xicath Justru diantara semua dogma, dogma karma lah yg paling adil dan masuk diakal, karna prinsip karma berdasarkan sebab-akibat. Karma itu artinya perbuatan, sedangkan akibat itu disebut "buah karma" atau hasil dari perbuatan. Kalau mau dibuat contoh yg simpel tentang hukum karma itu kayak begini : Jika anda tidak mau dipukul, ya jangan mukul orang. Jika anda mau buah mangga, ya lebih baik tanam dan rawat biji mangga hingga berbuah daripada mengharapkan orang lain atau "Tuhan" memberikan buah mangga. Sedangkan di hukum karma itu tidak ada yg namanya pengampunan dosa, alias dosa itu harus kita pertanggung jawabkan 100%, yg artinya itu membuat orang selalu was dengan tindakannya bukan karna takut akan Tuhan, tapi takut efek dari perbuatan buruknya jg akan ia pertanggung jawabkan. Contoh simpelnya, ketika anda harus meminum habis air di dalam gelas, ibarat perbuatan yg merugikan itu akan menghasilkan air asin, perbuatan netral itu air tawar, dan perbuatan bermanfaat itu air yg manis. Maka kombinasi dari air inilah seperti buah karma yg harus anda terima sebagai hasil dari perbuatan anda, maka disini tidak ada yg namanya pengampunan dosa, jadi tergantung bagaimana anda mencampur air tersebut agar lebih mudah utk diminum. Lalu soal memory masa lampau, itu jelas secara default akan kita lupakan meskipun ada cara utk mengingatnya dengan tehnik meditasi. Lagi pula kemampuan otak tiap mahkluk itu jg berbeda2, jadi bisa dikatakan tidak mungkin bagi seekor hewan utk memiliki organ otak yg mampu utk melakukan meditasi, jadi udah jelas tidak akan mungkin seekor hewan mampu mengingat kehidupan lampaunya.
@ahmadsalim48483 ай бұрын
Moral dasarnya pada saat meyakini dan beriman pada sesuatu agama, lebih dalam lagi semua manusia saat lahir inherent dgn moral, dlm perjalanan hidupnya moral tambah tebal atau tambah encer atau hilang sm sekali....moral itu naik turun mba, ...
@UMT61747 ай бұрын
mungkin terkait dengan pertanyaan "apa indikator konkret dari mengikuti kepercayaan tertentu, kalau pada akhirnya hidup lo mengikuti pikiran lo sendiri?" indikator konkret nya mungkin disaat apa yang dia percaya bersinggungan atau berhimpitan dengan apa yang dia pikirkan. untuk orang yang hanya mengikuti saja dan pada akhirnya dia hanya mengikuti pemikirannya sendiri itu ada 2 kemungkinan. 1.) pemikirannya sesuai dengan ajaran kepercayaan yang dia ikuti(dalam hal ini, ini bukan hanya bersinggungan tetapi berhimpitan) 2.) pemikirannya hanya akan sesuai dengan ajarannya di satu kondisi saja yaitu disaat dia sudah tidak bisa memutuskan lagi tentang suatu situasi yang dia alami yang pada akhirnya dia hanya dapat berserah atau hanya punya pengharapan dan disitulah adanya saling menyinggung antara apa yang dia pikirkan dengan ajaran kepercayaan yang dia ikuti ( ini baru bersinggungan karena hanya tepat disatu kondisi saja tetapi ini tergolong orang yang serius hanya disituasi yang disaat dia tidak berdaya. dan mungkin hanya di ajaran ajaran tertentu yang ada pada kemungkinan yang kedua ini)
@anissawulandarisriyono10447 ай бұрын
Tanpa kesadaran/menyadari "Spiritualitasnya", manusia hanyalah hewan-hewan yang bertingkah polah eksklusif di kehidupan ini. "Beragama belum tentu memiliki (mensifati) kesadaran Spiritual" "Orang spiritual sudah pasti bermoral" 🙏🏼🙏🏼🙏🏼
@stevanus18597 ай бұрын
supaya kedenger asli harusnya kemakan babi bisa berasa dosa banget , tapi nutup usaha bahkan menjarah usaha org gpp , krn dianggap ganggu keimamannya berpuasa
@creadiga41857 ай бұрын
skill 1 dulu lah bg, jgn langsung ulti 🤣
@vadlynasution12967 ай бұрын
Kmakan berarti tidak sengaja, yg tidak d sengaja atau ketidak tauan tidak dosa, kalau nutup rezeky orang itu dosa, masak puasa menghilangkan tantangan, enggak Ada enak enak nya donk kalau enggak Ada tantangan puasanya, mereka cuma orang orang bod*h yg d tunggangin kepentingan😂
@vadlynasution12967 ай бұрын
Saya yakin Orang orang d sini cuma ikut ikutan,bisanya menylahkan agama A agama B, Saya yakin tak satupun musaf Islam yg kalian pelajari atau pun miiliki, atau berapa banyak buku kajian Islam yg Ada d rumah mu? , jgn cuma ikut ikutan, pelajari agama dari agamanya bukan dari penganutnya😅setelah itu baru komentar😂
@herkyhandriseno7 ай бұрын
Abang nih suka bener omongannya 🤭
@Skjaggahbvdvvw7 ай бұрын
Islam sebenarnya nggak kayak gitu bang, Gaada sejarah nabi muhammad nutup nutupin jualan orang pas bulan puasa Klo mau tau islam jangan dari org muslim, apalagi muslim di Indo
@anggabudiono81517 ай бұрын
"Tuhan telah mati, dan kita telah membunuhnya" Friedrich Nietzsche
@erwinholid58746 ай бұрын
Bohong Tuhan telah mati , bukti nya mana ?
@muis_sunarya2 ай бұрын
Moral berbasis dampak, moral dilihat dari sisi dampak baik-buruk well-being sendiri atau orang laen, moral mengacu nurani, bermoral dan bernurani itu penting, dst, sesungguhnya adalah sebagian pesan profetik agama². Dan, di sini Cania makin menahbiskan dirinya sangat agamis.
@rajinsultanisiregar72437 ай бұрын
Tak perlu Agama untuk tidak membunuh, tidak mencuri dan tidak menghina. Hati nurani sudah cukup untuk hidup damai di Bumi. Agama hanya diperlukan bagi manusia yang ingin bertemu, berkenalan dan bercinta dengan Tuhannya (atau apapun namanya). Yang tidak ingin ya gak perlu Agama aslinya. Cukup hidup dengan hati nurani dan akal, pasti bisa damai hidupnya.
@Pupuzela7 ай бұрын
Untuk paragraf pertama, itu kelihatannya masih dalam ranah utopia. Soalnya “Hati nurani sudah cukup untuk hidup danai di Bumi” sangat kontradiktif dengan panjangnya historis dinamika kehidupan di Bumi, daaan ga usah juah-jauh di tahun sekarang pun masih banyak banget.
@pencintahewan2347 ай бұрын
ya berarti moralitas berasal darimana dan berpatokan apa apa? kalo melandaskan pada hati nurani, apa yang menjadi pondasi bahwa hati nurani dapat dipercaya? kalo dari diri sendiri kan jadinya subjektif bukan objektif.
@rajinsultanisiregar72437 ай бұрын
@@Pupuzela tidak juga. Coba pelajari yoga dengan sungguh2, kalau untuk dapat hidup damai.
@rajinsultanisiregar72437 ай бұрын
@@pencintahewan234 kita bicara riil aja. Negara terbahagia di Bumi saat ini berdasarkan kajian terahir itu Finlandia kan. Jelas itu negara Sekuler, kebijakan2 nya berdasarkan rasio logika n hati nurani manusia2 nya. Tp yg tidak diketahuin banyak orang, angka bunuh diri disana tinggi. Adik saya sedang ambil S3 disana. Jepang jg begitu. Nah, saat ini di negara Arab Saudi n sekitarnya, angka Atheisme sedang meningkat derastis. Coba cari kajian-kajian terahir. Di Indonesia bagaimana? Yang saya takut, orang banyak menyembah Agama, bukan menyembah Tuhan.
@pencintahewan2347 ай бұрын
@@rajinsultanisiregar7243 ya anda benar kalo topiknya dalam konteks tersebut tapi saya membahas hal tersebut dalam konteks filosofi bukan dalam konteks sosial, ekonomi maupun agama.
@axwelll7777 ай бұрын
Ga ada bener salah buat konten ini. Gak absolut jd sifatnya argumentative. Anyway, gue setuju dengan pendapat moral bukan datang dr agama, tp nurani.
@axwelll7777 ай бұрын
@payungijo and again, there's no right no wrong
@tinodafuq42197 ай бұрын
@payungijotp apakah moral agama pas sekarang???
@hadinugroho10596 ай бұрын
Nurani datengnya dari mana...
@KerupukWenak7 ай бұрын
Alhamdulillah Allah telah memberikan Islam sbg jalan untuk hidup termasuk didalamnya bermoral. Sayang kebanyakan penganutnya hanya menjadikan islam sbg tameng ketika dia melakukan kesalahan. Semoga kita dijauhkan dr kelompok2 yg durhaka terhadap agama. Barakallahu fik
@sofyanivanca77947 ай бұрын
Ah justru bnyak jg ko ajaran agama yg menyimpang dr moral. Halal menggauli budak, bapak bunuh anak gak kena Rajam/hukuman, bhkan ajaran ttgg kekerasan pun bnyak.. Klo mau ambil sumber moral yg paling bagus dr agama justru ada di Budha
@KerupukWenak7 ай бұрын
@@sofyanivanca7794 siap wirathu
@singakur82247 ай бұрын
@@sofyanivanca7794 ..ngarang..apa aja dimasukin..saya ga pernah di ajarin begitu sama agama saya...😅
@OmegaYi7 ай бұрын
@@sofyanivanca7794 Pemrisi kak, saya izin bagi apa yg saya tahu, halal untuk menggauli budak mungkin kakak dapt dari an nisa ayat 24, bener, boleh menggauli tpi kalau keduanya mau dan ga ada paksaan,... klo bagian bapak bunuh anak saya tak tahu kakak dapet darimana tapi di hadist riwayat muslim, Nabi pernah kata gini ke Aqra bin Habis “Barangsiapa tidak mengasihi (anaknya) maka ia tidak akan dikasihi.” Bahasa di Islam mungkin perlu banyak pemahaman akan konteks dan arti karena perbedaan semantik. Saya seorang Buddhist, kurang tepet kalau dikata sumber moral paling bagus ada di Buddhism, mungkin lebih indah jika dikatakan masing-masing punya keunikan. Merasa ingin berserah diri pada Tuhan? Islam bisa jadi solusi Merasa ingin melepas segalanya? Buddhisme bisa jadi solusi (anatman) may we learn together 👍
@hilmirafidan81597 ай бұрын
Yang mengantarkan kita kepada filsafat (ilmu berfikir/kritis, rasional, dll) justru melalui kepercayaan yaitu agama, agama pun ada karena permasalahan pada saat itu dan dia harus bersifat fleksibel dengan relevansinya dengan zaman. Ini harus diketahui, jangan lupakan asal fikiran. Jangan sampai kita tidak mempunyai kepercayaan, karena kepercayaan adalah batasan dan landasan berfikir manusia sebagai wujud kemanusiaan yang berkelanjutan. Ideology anda sangat bertentang dengan Pancasila!
@nurgahaditia7 ай бұрын
BOLD pisan neng cania... 😁👍 Terkait moralitas yg multi standart itu mah lebih kearah kemampuan individu dalam interaksi di ruang sosial, setiap kita pasti menunjukan persona yg kita anggap ideal sebagai proyeksi diri, bagaimana orang lain menginterpretasi bentuk dari gestur etika kita itu di luar kendali dan memang jd ruang bagi "jeda" sebagai alasan dari interaksi sosial itu terbentuk dan di rawat seperti tumbuhan, semoga usaha neng cania di ruang sosbud bisa ngasih banyak cahaya matahari dan nutrisi yg dibutuhkan untuk terus tumbuh!? 🤲 Manusia butuh masalah untuk tumbuh, bahkan dalam sebagian perspektif filsafat bilang kalau penderitaan (demi pihak lain) dalam mengusahakan keadilan dan keindahan dalam hidup adalah muara dari moralitas dalam hidup (heroism). #indonesialebihbaik... #justupidea... ✌️😁
@zulfikarmyunus57 ай бұрын
Jepang,bisa👍 cuma di didik "Kesadaran" 10Prinsip Kaizen.Disiplin 5S.Problem dengan 5 Gen.For Eart For Life.That works👍di banding Berhalusinasi.dan korban bisnis agama ujungnya🤔
@WalangKadong-b2o7 ай бұрын
Jepang percaya hukum alam
@slovedduagemilangcbnsbygjk14717 ай бұрын
Matamu😂😂😂 jepang dimasa lalu adalah pembantai dan penjajag negara asia😅😅, belum lagi jaman samurai lebih sadis lagi.. jepang maju skrg justru belajar dri masa lalu mereka yg kejam
@singakur82247 ай бұрын
Industrialisasi melahirkan depresi... sadar darimana nya..? yg bundir karena stress banyak ..kok ga dihitung..wkwk.. *Kalo orang sadar, ga mungkin banyak bundir . .
@zulfikarmyunus57 ай бұрын
Bundir masalah mental(Healthy).pertanyaan Bos cania hub Antara moral(Humanity) dan agama(Teologi) komen sesuai konteks👌@@singakur8224
@bebek93687 ай бұрын
Halo kak Cania, saya ada sedikit ketidakpahaman mengenai moral dan well-being ini. 1. Apakah ketersinggungan termasuk well-being yang dimaksud kak Cania? 2. Kalau iya, maka bagaimana dengan sopan santun? Contohnya jika lewat di suatu daerah yang menganggap jika tak tegur sapa (ex: permisi om) adalah tak sopan. Sedangkan kita terbiasa hidup di daerah yang tak punya budaya tegur sapa dan tak mempermasalahkan itu. Berarti apakah dalam sopan santun juga berlaku perlakuan adaptif (menyesuaikan konteks)? Kalau begitu bukannya susah ya, dalam bersopan santun kalau harus menyesuaikan terus?
@forid2657 ай бұрын
Ya bener, jika itu sudah baik beradaptasi. Jika itu tidak baik lihat linkungannya, jika kelompoknya sudah besar lebih baik menurutku beradaptasi walaupun buruk(keluar dari lingkungan itu), jika kecil coba rubah mereka :) Terimakasih @bebek9368
@cania_citta7 ай бұрын
Haloo. Makasih pertanyaannya. These are great questions!😁 1. Masukk menurut gue. Bikin orang tersinggung bisa mengganggu well-being dia, perasaannya jadi terluka/gak enak/gak nyaman. 2. "Apakah dalam bersopan santun berlaku perlakuan adaptif?" yess, kalo dalam pandangan gue begitu. "Kalau begitu bukannya susah ya?" yess, memang bermoral bijak membutuhkan usaha siih.. Kita perlu mempertimbangkan situasi dan orang2 yg terlibat di dalamnya. Tapi bisa dicek lagi juga, apakah memungkinkan untuk membuka dialog terkait nilai2 sopan santunnya itu sendiri? Misal, bisa gak kita berdiskusi mengevaluasi dan mungkin mengubah itu? Sehingga pada satu titik ditemukan kesepakatan baru antara masyarakat dengan diri kita? Gue sendiri beberapa kali melakukan ini dalam sirkel sosial tempat gue berinteraksi dan bisa terjadi perubahann. Mungkin bisa dicoba juga opsi ini hehe
@forid2657 ай бұрын
@@cania_citta Terimakasih kak Cania
@bebek93687 ай бұрын
@@cania_citta Makasih jawabannya kak
@farikkun18417 ай бұрын
Anehnya kalo tidak suka menyapa itu dianggap tidak sopan. Memusuhi orang yg tidak menyapa sampai2 merugikan (misal menggunjing dibelakang) harusnya berkali2 lipat tidak sopannya wkwk
@LauraSports47 ай бұрын
faktanya..banyak org ngaku agamis tp tak bermoral!
@nanangsupriyanto23267 ай бұрын
Tul, banyak yg beragama,penampilan agamais,bahkan banyak tokoh2 agama,tapi tdk bermoral.
@putriarryn287 ай бұрын
~ Ngakunya beragama, tapi Pacaran. ~ Ngakunya beragama, tapi makan hasil uang mencuri, uang suap dan uang haram lainnya. Oh iya yg haram kan cuma Babi. ~ Ngakunya beragama, Tapi mulutnya kotor, suka mengumpat dan suka ghibah.
@kucingoren6667 ай бұрын
yang jadi ironisnya ikonik yg ngaku keturunan Nabi aja tapi malah bertolak belakang dengan ajaran buyutnya(nabi).miris memang pengikut buta yang tidak mencari kebenaran dari sumbernya 😂
@adams5467 ай бұрын
Si mansur gitu tuh
@HPTeguh6 ай бұрын
"Agama pada hakekatnya mengajarkan pengikutnya untuk memiliki budi luhur dan moral yang baik. Namun bahkan agama pun ga bisa menjamin hal itu"
@stevanusmaranatha23016 ай бұрын
agama itu hanya sebuah status saja, sedangkan moral itu kpribadian yg dpt menunjukan sikap baik atau buruk nya seseorang itu sendiri. jdi agama dan moral itu sangat jauh berbeda lah.. trims.. 🙏🙏🙏
@hadiismanto86826 ай бұрын
Kita bisa punya banyak asumsi untuk menjalani hidup kita harusnya bagaimana.....tapi penting untuk dicari juga "Yang Menciptakan Kita" maunya bagaimana...... Kalo kita pikir nggak ada yang menciptakan kita....maka logikanya adalah anda bisa mencari sendiri hidup itu harusnya bagaimana.....
@Fajar.Nugroho7 ай бұрын
Coba jawab PRnya nih: Apa indikator konkret dari mengikuti kepercayaan tertentu, kalau pada akhirnya hidup lo mengikuti pikiran lo sendiri? Mengikuti ajaran dan larangan dari suatu kepercayaan, menurut gw artinya menggunakan pikiran untuk merefleksikan situasi tertentu ke nilai-nilai hidup, salah satunya adalah ajaran dan larangan dari kepercayaan itu. Dari penjelasan lu Cania, lu ga mempertanyakan orang-orang yang memprioritaskan kepercayaan DAN nilai-nilai hidup lain saat merefleksikan situasi. Yang gw tangkep, kayanya lu mempertanyakan orang-orang yang patuh secara absolut ke kepercayaannya. Seseorang yang patuh ke suatu kepercayaan secara absolut, menurut gw, artinya memprioritaskan secara absolut ajaran dan larangan dari kepercayaannya; di atas apapun. Jadi indikator konkretnya adalah mereka yang berkehidupan dari satu dan hanya satu lensa: kepercayaannya; karena yang lain tidak ada di prioritasnya. Pikiran mereka hanya digunakan sebatas merefleksikan situasi ke ajaran dan larangannya.
@Nurkolisponcorusochannel7 ай бұрын
moral tanpa guideline yang jelas membuat nilai baik buruk jadi tidak jelas pada saat yang sama. sementara agama sudah ngasih rambu2 yang jrlas. misal kalo parameternya well being orang lain, artinya hal baik buruk pada diri sendiri jadi tidak ada parameter yg jelas, misal yg 1 merasa merokok ngga baik, tapi yang 1 merasa merokok bermanfaat karena membuatnya merasa lebih tenang dan rileks. orang menganggap well being orang lain jadi beda2 parameternya kalo tidak ada guideline yang jelas dan tegas. misal, 1 orang merasa ambil buah yg ditanam tetangga tanpa izin karena dia merasa pemilik gak begitu mengurus tanaman, sedangkan orang lain merasa perlu izin. moral wajib ada guideline yang jelas, ndak peduli siapa yang bikin dan siapa kelompok masyarakat yang mengetahui wajib mengikuti dan melaksanakannya