Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ. آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. PART ONE Pembelajaran ke-4 hadits Ke-387 dari Abu Idris al-Khaulani رحمه الله تَعَالَى, di atas adalah sebagai berikut; Dan masih membahas hadits ke-8 yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan dalam Bab ini, yaitu hadits dari Abu Idris al-Khaulani رحمه الله تَعَالَى beliau berkata, دَخَلْتُ مَسْجِدَ دِمَشْقَ ، فَإِذَا فَتًى بَرَّاقُ الثَّنَايَا وَإِذَا النَّاسُ مَعهُ ، فَإِذَا اخْتَلَفُوا في شَيءٍ ، أَسْنَدُوهُ إِلَيْهِ ، وَصَدَرُوا عَنْ رَأْيهِ ، فَسَأَلْتُ عَنْهُ ، فَقِيلَ : هَذَا مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ رضي اللَّه عنه ، فَلَمَّا كَانَ مِنَ الْغَدِ ، هَجَّرْتُ ، فَوَجَدْتُهُ قَدْ سَبَقَنِي بِالتَّهْجِيرِ ، ووَجَدْتُهُ يُصَلِّي ، فَانْتَظَرْتُهُ حَتَّى قَضَى صلاتَهُ ، ثُمَّ جِئْتُهُ مِنْ قِبَلِ وجْهِهِ ، فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ ، ثُمَّ قُلْتُ : وَاللَّهِ إِنِّي لأَحِبُّكَ للَّهِ ، فَقَالَ : آللَّهِ ؟ فَقُلْتُ : أَللَّهِ ، فقال : آللَّهِ ؟ فَقُلْتُ : أَللَّهِ ، فَأَخَذَني بِحَبْوَةِ رِدَائي ، فَجَبذَني إِلَيْهِ ، فَقَالَ : أَبْشِرْ ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رسول اللَّه ﷺ يقول : « قالَ اللَّهُ تعالى وَجَبَتْ مَـحبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فيَّ ، والمُتَجالِسِينَ فيَّ ، وَالمُتَزَاوِرِينَ فيَّ ، وَالمُتَباذِلِينَ فيَّ » حديث صحيح رواه مالِكٌ في المُوطَّإِ بإِسنادِهِ الصَّحيحِ . قَوْلُهُ « هَجَّرْتُ » أَيْ بَكَّرْتُ ، وهُوَ بتشديد الجيم قوله : « اللَّهِ فَقُلْتُ : أَللَّهِ » الأَوَّلُ بهمزةٍ ممدودةٍ للاستفهامِ ، والثاني بِلا مدٍ ”Saya memasuki masjid Damaskus, di sana ada seorang pemuda yang sangat putih mengkilap gigi-gigi serinya dan banyak orang bersamanya. Apabila mereka berselisih dalam sesuatu, mereka menyerahkannya kepadanya dan mengikuti pendapatnya. Saya bertanya tentang pemuda itu, maka saya diberitahu, 'Ini adalah Mu'adz bin Jabal’. Pada hari berikutnya, saya pergi ke masjid lebih pagi, ternyata beliau telah mendahuluiku, saya mendapati beliau sedang shalat, saya menunggu-nya sampai beliau menyelesaikan shalatnya, lalu saya menghampirinya dari arah depan beliau. Saya mengucapkan salam kepadanya, kemudian saya berkata, 'Demi Allah, saya benar-benar mencintai Anda karena Allah’. Maka dia bertanya, 'Apakah demi Allah?' Saya menjawab, 'Demi Allah’. Maka dia bertanya, 'Apakah Demi Allah?' Saya menjawab, 'Demi Allah’. Maka beliau memegang pinggir kain selempangku dan menariknya kepadanya. Dia berkata, 'Bergembiralah, karena saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, 'Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, 'KecintaanKu pasti diperoleh oleh orang-orang yang saling mencintai karenaKu, saling berteman karenaKu, saling mengunjungi karenaKu, dan saling memberi karena-Ku'." (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Malik dalam al-Muwaththa' dengan sanad shahih). Sebagaimana yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa seorang Muslim atau Penuntut Ilmu atau orang yang menjadi rujukan dalam Ilmu atau pembawa amanat ilmu, maka dia harus menjaga penampilannya untuk mendapatkan cinta الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dia harus menjaga pakaiannya, alas kakinya bahkan dia harus menjaga kebersihan giginya dan tubuhnya sebagaimana yang di lihat oleh Abu Idris al-Khaulani رحمه الله تَعَالَى terhadap sosok Mu'adz bin Jabal رضي الله تَعَالَى عنه. Dan kita tahu bahwa Mu'adz bin Jabal رضي الله تَعَالَى عنه adalah symbol Ilmu, ulama, orang yang paling tahu tentang hukum Halal dan Haram. Namun yang pertama kali diangkat oleh Abu Idris bukan hafalan Muadz dan keluasan Ilmunya, namun yang pertama kali diangkat dalam hadits ini adalah penampilan, karena penampilan itu penting walaupun bukan segalanya. Kalau penampilan tidak penting tidak akan ada syariat tentang menutup aurat, tidak ada hukum tentang pakaian. Dan Nabi ﷺ ketika di tanya, إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُوْنَ ثَوْبُهُ حَسَناً وَنَعْلُهُ حَسَنَةً “Sesungguhnya setiap orang suka (memakai) baju yang indah, dan alas kaki yang bagus, (apakah ini termasuk sombong?)”. Nabi ﷺ menjawab,إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain”. Ini menunjukan bahwa Allah itu Maha Indah dan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mencintai keindahan selama tidak haram. Dan konteks bahwa Allah mencintai keindahan dalam hadits ini adalah memakai pakaian dan alas kaki yang bagus. Dan Allah juga berfirman di dalam QS Al-A’raf: 31 yang berbunyi; ۞ يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ Yang artinya, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS Al-A’raf: 31). Makanya kita tahu bagaimana konsep para Sahabat sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Umar رضي الله تَعَالَى عنه bahwa Allah yang paling berhak mendapatkan penampilan baik kita. Kalau anda ingin berpenampilan rapi, apabila wanita ingin berhias maka Allah-lah yang paling berhak mendapatkan penampilan tersebut. Namun seringkali kita lupa, kita lebih menjaga penampilan kita apabila bertemu dengan makhluk atau manusia di banding ketika bertaqarrub, beribadah kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan kita yakin, ketika kita bertemu dengan si A atau si B lalu kita jaga penampilan kita sebaik, serapih, secantik atau setampan mungkin bahwa Allah Maha Melihat, tetapi kalau kita jujur bukan untuk Allah kita berpenampilan demikian. Adapun orang-orang beriman sebagaimana yang dikatakan Ibnu Umar, mereka ketika memilih pakaian mereka persembahkan hanya untuk الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Apalagi untuk beribadah mereka memakai pakaian yang layak, bagus dan seterusnya. To be continued 1 of 2 part Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله تَعَالَى أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Selasa, 24 Jumada al-Awwal 1446 AH/26 November 2024 Ahida Muhsin
@ahidamuhsin9533 күн бұрын
LAST PART Jadi intinya bukan pakaian sebenarnya, namun intinya adalah spirit mengagungkan dan memuliakan. Dan semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk senantiasa mengagungkan dan memuliakan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan kalau kita niatkan demikian, maka membeli pakaian, alas kaki atau menjaga kebersihan gigi itu mendapatkan pahala dan keberkahan dari الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Karena ketika sebagian para ulama seperti Syaikhul Islam ketika menjelaskan makna ibadah, mereka menjelaskan bahwa Ibadah adalah ‘Sebuah kata yang universal yang mencakup seluruh yang Allah cintai dan seluruh yang Allah ridhoi’. Dan diantara yang Allah cintai adalah keindahan dan berpenampilan indah sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi ﷺ yaitu, إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan suka dengan Keindahan”. Dan diantara yang dicintai oleh الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى adalahإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (QS Al-Baqarah: 222), yaitu kebersihan fisik khususnya mandi secara syar’i seperti mandi janabah, jum’at, ihram dan seterusnya. Begitu juga menjaga kebersihan dan kesucian hati. Maka ketika kita menjaga fisik dan penampilan kita, maka kita melakukan apa yang Allah cintai. Dan melakukan apa yang Allah cintai adalah ibadah kepada Rabbul ‘Alamin, sebagaimana definisi ibadah diantaranya yang dijelaskan oleh Syaikhul Islam. Maka seorang muslim tidak akan meremehkan masalah ini dan tidak bertentangan dengan zuhud. Karena sekali lagi, kita berpenampilan baik itu bukan untuk manusia, makhluk ataupun untuk duniawi, tetapi untuk menggapai cinta Allah Tabaroka wa Ta’ala. Dan ini dilakukan oleh para ulama dan para sahabat. Lihat bagaimana riwayat ketika Ibnu Abbas berdialog dan berhadapan dengan orang Khawarij (orang-orang yang berfikiran ekstrim dan ada penyimpangan dalam pemikiran mereka dan ekstrim dalam mengkafirkan), beliau berpenampilan sangat rapi dan sangat menjaga penampilan, sampai sebagian pihak mereka sinis kepada Ibnu Abbas. Karena sebagian pihak berfikir bahwa berpenampilan rapih dan elegant itu tidak zuhud dan itu salah kaprah. Maka bedakan sudut pandang orang ‘alim seperti Ibnu Abbas dengan orang yang salah kaprah di dalam pemikiran seperti orang Khawarij, mereka sampai salah sampai pada titik memahami dalam penampilan. Dan Ibnu Abbas sebagai ulamanya para sahabat dan sepupu Rasulullah ﷺ, itu menguasi Ilmu dan menganggap penampilan itu penting dan beliau mempraktekannya. Dan ini menunjukan bahwa Ilmu membahas segala sesuatu dan membahas seluruh apa yang dibutuhkan untuk melahirkan peradaban yang besar dan kuat, sampai masalah penampilan di bahas. Dan kita lihat di sisi lain, apa yang dikatakan oleh Abu Idris al-Khaulani, “ada seorang pemuda yang sangat putih mengkilap gigi-gigi serinya”, itu menunjukan bahwa masyarakat melihat penampilan. Kalau penampilan tidak penting di dalam Islam, maka Abu Idris al-Khaulani tidak akan mengangkat masalah ini. Bahkan penampilan adalah penunjang atau unsur dari ketaqwaan. Makanya ketika kita berbicara tentang gigi, kita tahu bahwa salah satu syariat seluruh para Nabi dan Rasul adalah Siwak. Makanya dalam Ilmu Fiqh, bersiwak atau menyikat gigi tetapi dengan tumbuhan atau pohon khusus yaitu pohon siwak itu termasuk ke Sunnah Fitrah adalah Syari’at para Nabi dan Rasul, bukan hanya Syari’at Rasulullah ﷺ semata. Kalau penampilan atau kebersihan gigi tidak penting, maka tidak akan menjadi Syari’at para Nabi dan Rasul. Dan kita tahu pada hari ini betapa pentingnya gigi untuk kesehatan. Dari sini kita bisa memahami bahwa penampilan dalam konteks kita atau dalam konsep kita bukan berhenti sampai memaksimalkan fisik dan penampilan, akan tetapi penampilan di dalam konteks kita adalah salah satu ekspresi mengagungkan dan memuliakan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan takdim kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala lalu salah satu memuliakan Ilmu. Makanya di dalam hadits Jibril, ketika Jibril عليه السلام datang ke Majlis Ilmu itu dikatakan oleh Umar bin Khattab dan mewakili kekaguman para sahabat رضي الله تَعَالَى عَنْهُمْ itu شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ “Mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam”, ini menunjukan penampilan Malaikat Jibril sangat baik dan sangat rapih ketika datang ke Majlis Ilmu dan itu yang dijelaskan sebagian para ulama. Bahwa Malaikat Jibril bukan hanya mengajarkan teori tetapi juga mengajarkan praktek dan diantara praktek yang ditunjukan dan diajarkan Malaikat Jibril adalah bagaimana menjaga penampilan dan memakai pakaian pada saat ibadah dan menjaga penampilan kondisi pisik ketika bertaqarrub kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan itu dicontohkan dan penampilan terbaik tentu saja adalah Rasulullah ﷺ. Ini tidak bisa dilepaskan dari Tauhid dan Iman kita, karena ini bentuk pengagungan dan pemuliaan. Dan betapa utuhnya konsep tauhid yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Sampai menyentuh aspek dalam berpenampilan, memilih pakaian, alas kaki sampai kepada kebersihan gigi. Dan semuanya berawal dari Iman dan Tauhid, makanya Nabi ﷺ mengatakan, إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan suka dengan Keindahan”. Dan ini juga kabar gembira bagi pihak-pihak yang berada di bidang pakaian bahkan sandal. Dan niatkan untuk menjadi sarana merealisasikan tauhid dan iman di dalam diri dan di dalam hati masyarakat, karena ini penting, bukan hanya penampilan bagus, baik dan keren. Tetapi ini bagaimana merealisasikan dan mewujudkan Iman dan Tauhid, ini tentang Nama Allah Al-Jamil yang Maha Indah. Allah mencintai keindahan dalam berpakaian dan berpenampilan. Dan ini harus lahir dari keindahan Iman, hati dan jiwa yang mentauhidkan Allah Tabaroka wa Ta’ala. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله تَعَالَى أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Selasa, 24 Jumada al-Awwal 1446 AH/26 November 2024 Ahida Muhsin
@irmayunita-zv4fk3 күн бұрын
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah, jazaakumullah khayran Ustadzuna Muhammad Nuzul Dzikri hafizhahullah ta'ala atas ilmunya pagi ini serta tim kajian yg bertugas, Baarakallahu fiikum
@syaputrifebrinasari4840Күн бұрын
Masya ALlah Tabarakallah
@Nabila_marsy3 күн бұрын
Alhamdulillah alladzi bini'matihi tatimush sholihaat Jazakumullahu Khayran wa Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim
@vnteguh3 күн бұрын
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات اللهم إني أسألك علما نافعا وأعوذ بك من علم لا ينفع جزاكم الله خيرا و بارك الله فيكم
@herwanisarmansugianto91263 күн бұрын
💫🙏 Jazakumullah khair ,ustadz Barakallahu fiikum
@IsroiDina3 күн бұрын
Jazakumullah ustadzuna Nuzul dzikri hafizhahullah ta a’la
@BACOTKAU-q3b3 күн бұрын
Alhadulillah aku slalu jaga pnampilan ustad, gk prnah bau, wangi trus, kulit ku slalu pakai body lotion pak biar gk gosong kulitnya