Рет қаралды 36,057
Ikuti pengajian Gus Baha lainnya :
Syajaratul Ma'arif : • Ngaji Kitab Syajaratul...
Tafsir & Hadist : • Ngaji Tafsir dan Hadis...
Tafsir & Hadist : • Ngaji Tafsir dan Hadis...
Ushul Fiqh : • Ngaji Ushul Fiqh Bersa...
Al-Itqan 1 : • Ngaji Kitab Al-Itqan B...
Al-Itqan 2 : • Ngaji Kitab Al-Itqan B...
Al-Itqan 3 : • Ngaji Kitab Al-Itqan B...
Al-Itqan 4 : • Ngaji Kitab Al-Itqan B...
Al-Itqan 5 : • Ngaji Kitab Al-Itqan B...
Al-Itqan 6 : • Ngaji Kitab Al-Itqan B...
Ngaji Kitab Syajaratul Maarif bersama Gus Baha
----------
K.H. Ahmad Bahauddin, lebih dikenal sebagai Gus Baha (lahir 29 September 1970), adalah ulama Nahdlatul Ulama (NU) dari Rembang. Ia dikenal sebagai salah satu ulama ahli tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam seputar al-Qur'an dan memiliki penguasaan dan pemahaman hadist dengan mumpuni. Ia merupakan salah satu murid dari ulama kharismatik, Kiai Maimun Zubair.
Gus Baha merupakan putra dari seorang ulama pakar Al-Qur'an dan juga pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA, Kiai Nursalim al-Hafizh, dari Narukan, Kragan, Rembang. Kiai Nursalim merupakan murid dari Kiai Arwani Kudus dan Kiai Abdullah Salam, Kajen, Mergoyoso, Pati. Nasabnya bersambung kepada para ulama besar.
Keluarga
Dari silsilah keluarga ayah, Gus Baha' merupakan generasi ke-4 ulama-ulama ahli Al-Qur'an. Sedangkan dari silsilah keluarga ibu, Gus Baha menjadi bagian dari keluarga besar ulama Lasem, dari Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu.
Keilmuan
Gus Baha' kecil dididik belajar dan menghafalkan al-Qur'an dibimbing langsung oleh ayahnya dengan menggunakan metode tajwid dan makhorijul huruf secara disiplin. Hasilnya, Gus Baha' di usianya yang masih muda, hafal Al-Qur'an 30 Juz.
Menginjak usia remaja, ayahnya menitipkan Gus Baha' untuk mondok dan berkhidmah kepada Syaikhina KH. Maimoen Zubair di Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang yang berjarak 10 km arah timur dari rumahnya.
Di Pondok Pesantren al-Anwar inilah keilmuan Gus Baha' mulai menonjol seperti ilmu hadis, fikih, dan tafsir. Dalam ilmu hadis, Gus Baha' mampu mengkhatamkan hafalan Sahih Muslim lengkap dengan matan, rowi dan sanadnya. Selain Sahih Muslim juga mengkhatamkan dan hafal isi kitab Fathul Mu'in, kitab-kitab gramatika bahasa arab seperti 'Imrithi dan Alfiah Ibnu Malik dan lainnya. Menurut cerita, banyaknya hafalan tersebut menjadikan Gus Baha' santri pertama al-Anwar yang memegang rekor hafalan terbanyak.
Selain menonjol dengan keilmuannya, Gus Baha' sosok santri yang dekat dengan kiainya. Dalam berbagai kesempatan, sering mendampingi Syaikhina KH. Maimoen Zubair untuk berbagai keperluan. Mulai dari sekedar berbincang santai, mencari ta'bir hingga menerima tamu ulama-ulama besar yang berkunjung ke al-Anwar. Gus Baha' disebut-sebut sebagai santri kesayangan Syaikhina KH. Maimoen Zubair.
Gus Baha' kerap dijadikan teladan oleh Syaikhina saat memberikan mawa'izh di berbagai kesempatan tentang profil santri ideal. "Santri tenan iku yo koyo Baha' iku...." (Santri yang sebenarnya itu ya seperti Baha' itu....).
Selesai belajar di Pondok Pesantren al-Anwar Rembang, ayahnya pernah menawarkan untuk mondok di Rushoifah atau Yaman. Namun, Gus Baha' menolaknya dan memilih tetap di Indonesia, berkhidmat di Madrasah Ghozaliyah Syafi'iyyah PP. al-Anwar dan pesantrennya sendiri LP3IA. Setelah ayahnya wafat pada tahun 2005, Gus Baha' melanjutkan tongkat estafet kepengasuhan di pondoknya, pondok pesantren LP3IA Narukan.
Keistimewaan
Sebagai seorang santri tulen, yang berlatar belakang pendidikan non-formal dan non-gelar, Gus Baha' diberi keistimewaan untuk menjadi sebagai Ketua Tim Lajnah Mushaf Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Gus Baha' duduk bersama para Profesor, Doktor dan ahli-ahli Al-Qur'an dari seluruh Indonesia seperti Prof. Dr. Quraisy Syihab, Prof. Zaini Dahlan, Prof. Shohib dan para anggota Dewan Tafsir Nasional yang lain.
Pada suatu kesempatan pernah diungkapkan oleh Prof. Quraisy bahwa kedudukan Gus Baha' di Dewan Tafsir Nasional selain sebagai mufassir, juga sebagai mufassir faqih karena penguasaan beliau pada ayat-ayat ahkam yang terkandung dalam al-Qur'an. Setiap kali lajnah menggarap tafsir dan mushaf al-Qur'an menurut Prof. Quraisy, posisi Gus Baha' selalu di dua keahlian, yakni sebagai mufassir seperti anggota lajnah yang lain, juga sebagai Faqihul Qur'an yang mempunyai tugas khusus mengurai kandungan fikih dalam ayat-ayat ahkam Al-Qur'an.
Sumber : Wikipedia
#gusbaha #ceramahgusbaha #gusbahaterbaru #nahdlatululama #gusbahabahasaindonesia #ngajigusbaha #ngajisantuy #ngajimilenial #santri #islam #ngaji #pesantren #syajaratulmaarif #ngajikitab #aswaja