Рет қаралды 6,206
Setelah lulus Yuni sangat ingin sekali kuliah, namun Ibunya tidak setuju karena tidak ada biaya untuk kuliah. Yuni bisa saja kuliah sambil kerja namun tetap Ibunya tak sependapat, dengan alasan kodratnya wanita itu memasak, berias dan melahirkan anak. Yuni mempunyai fikiran bagaimana dia bisa mendidik anaknya dengan baik jika dia sendiri tidak berpendidikan yang tinggi.
Yuni terus menerus merayu Ibunya, bagaimanapun cara dia harus kuliah. Kemudian ia bercerita kepada sahabatnya Gisa, ia menanyakan apakah setelah lulus ini dia akan bekerja atau kuliah atau menikah. Namun Gisa tak meresponnya dan Yuni menganggap kalau Gisa ingin segera menikah.
Yuni lagi-lagi merayu Ibunya supaya dapan izin, tapi kali ini Yuni direspon baik awalnya namun sayangnya itu hanya candaan yang dibuat Ibunya. Dia berguman bagaimana bisa maju Negara ini kalau masih ada batasan untuk berpendidikan yang lebih tinggi, namun Ibunya berfikiran biar urusan pemerintah kenapa Yuni harus repot-repot memikirkannya, Yuni hanya menghela nafas.
Seperti biasanya apalagi yang dilakukan Yuni kalau menganggur, berbincang dengan sahabatnya. Kali ini suasana hati Gisa sedang buruk, kemudian ia memberi tahu Yuni kalu dia sedang hamil. Tentunya Yuni sangat kaget dan berusaha menenangkan suasana dan meyuruh Gisa untuk memberitahukan hal ini kepada Ibunya.
Yuni telah mendapatkan beasiswa untuk kuliah, kali ini sangat mendukung untuk meminta izin kepada Ibunya, namun saat akan memberitahukan kepada Ibunya, ia jatuh pingsan. Yuni masih belum bisa memberitahukan yang sebenarnya karena takut kondisi Ibunya akan memburuk lagi. Selang beberapa bulan Yuni lagi-lagi dipermudah dengan menjadi Asisten Dosen di tempat kuliahnya, tentu Yuni sangat bahagia, Yuni tidak perlu repot-repot bekerja paruh waktu untuk mendapatkan uang