"PECALANG DEWATA" Berdirinya BARIS PENGIDER BHUWANA, REJANG ASTA DALA & REJANG APSARI

Latar belakang berdirinya Sekaa Angklung Silang Bang, Baris Pengider Bhuwana yang dijuluki Pecalang Dewata, Rejang Pingit atau Rejang Asta Dala dan Rejang Ngajum Dewata yang disebut Rejang Apsari. Garapan dari Bapak I Nyoman Carita S.Sn, tidak lepas dari pengaruh "Metangi-Nya Ida Betara Ratu Ayu" yang melinggih di Pura Desa Ubud, Desa Adat Ubud. Bagimanakah kisahnya?
Production: Media Ubud
/ mediaubud
Director: Dewa Arby
/ dewa.arby
Camera 1 Kerry Bmk
Camera 2 Armed
Drone Pilot Komang Restu
Asst Drone Wita
Audio Dewa Arby
Editor Kerry Bmk
Terima Kasih:
Bendesa Desa Adat Ubud
Penglingsir Puri Agung Ubud
Prajuru dan Kelian Adat & Dinas Desa Adat Ubud
Pecalang Desa Adat Ubud
Angga Yowana Desa Adat Ubud
Sekaa Angklung Silang Bang Ubud Kelod
Narasumber: Dewa Raka Wiadnyana | Kelian Sekaa Angklung Silang Bang Ubud Kelod
#tariwali #budayabali #mediaubud

[@dewagederakawiadnya3649]

Tari Rejang Apsari, beserta aransemen musiknya, diciptakan oleh almarhum Bapak Nyoman Carita dari Singapadu, atas permintaan dari Krama Desa dan Banjar Ubud Kelod, Gianyar. Secara filosofis, tari Rejang kami artikan sebagai tarian masal, dilakukan oleh kelompok putri, sebagai tanda turunnya para dewata. Kata Apsari diartikan sebagai Bidadari (dedari) yang terbang ke bumi menggunakan selendang panjang. Warna selendang (kuning) dan pakaian (putih) diartikan sebagai kesadaran tinggi (Bahasa Bali: orang yang mengetahui arah kangin-kauh, perlambang sekala: ajuman putih-kuning). Tariang Rejang Apsari, secara keseluruhan dilambangkan sebagai tarian masal (60 orang atau lebih) yang dilakukan oleh sekelompok putri, melambangkan bidadari ditujukan untuk menyadarkan setiap orang akan turunnya para dewata (selendang kuning dan pakaian putih). Rejang Apsari harus didahului dengan tarian Baris Gede Pengider Bhuwana, lambang dari barisan Pacalang Dewata untuk mengatur sikap dan perilaku pengunjung agar tetap khidmat dan sopan (melinggih). Pengiring musik dari kedua tarian tersebut ialah Angklung Selang Bang yang terintegrasi secara tri-datu. Tarian Rejang Apsari ini ditarikan pertama kali pada tanggal 18 Desember 2017 di Catus Pata (Perempatan Agung) Ubud, saat Ida Betara turun kabeh napak Kalangan, sebelum tarian Calon Arang dimulai. Untuk kedua kalinya, Rejang Apsari ditarikan pada Puja Wali Pura Gunung Ubud (tanggal 17 Maret 2018) bertempat di Utamaning Mandala Pura tersebut. Demikian sekelumit dari sejarah singkat Tari tradisional Rejang Apsari dari anggota Krama Desa lan Banjar Ubud Kelod. Jejak digital dibuat sebagai pengingat kepada generasi utamanya Ubud Kelod yang akan datang. Suksma sudah mengunjungi youtube kami.

[@MediaUbud]

Suksma penjelasannya Pak Dewa

[@yuniyhus7410]

Membaca penjelasan diatas seperti membaca artikel ilmiah☺️ sehat selalu bapak..Kami tunggu kedatangannya Di Malang 🙏

[@dwadis]

🙏🏻👍🏻

[@APAinfoWAYAN]

Rahayu 🙏🙏🙏

[@reyhanuuk]

RAHAYU🙏

[@MediaUbud]

Rahayu Jagat Bali

[@UBUDVIDEO]

Selamat berkarya media Ubud 👍

[@MediaUbud]

Menjaga seni budaya baline