Рет қаралды 799
Manggarai Barat
Gereja Katolik Keuskupan Ruteng bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menggelar Festival Golo Koe Maria Assumpta Nusantara untuk ketiga kalinya di Labuan Bajo. Pekan puncak Festival Golo Koe itu dilaksanakan pada 10-15 Agustus 2024. Namun rangkaian prosesi religi dimulai besok, yakni proses patung Bunda Maria melintasi sejumlah tempat.
"Rangkaian prosesi religi dimulai pada 1 Agustus 2024 di kompleks Gereja Tua Rekas, dan akan melewati rute Warsawe (Paroki Noa), Melo, Dalong, Sok Rutung, Merombok, Wae Sambi, dan Roh Kudus Labuan Bajo," kata Ketua Umum Festival Golo Koe Hilarius Madin di Labuan Bajo, Rabu (31/7/2024).
Hilarius mengatakan Festival Golo Koe tahun ini sudah masuk dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN). Artinya, Festival Golo Koe sudah menjadi event nasional. Hilarius mengatakan festival ini didukung oleh Badan Pelaksana Otoritas Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
"Tahun ini Festival Golo Koe Maria Assumpta Nusantara didapuk menjadi festival KEN. Dengan itu dalam waktu yang singkat Festival Golo Koe telah bergema ke seantero persada menjadi sebuah event nasional," ujar Hilarius.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat itu mengatakan rangkaian festival ini akan diikuti 1.000 peserta tetap dari paroki-paroki, komunitas biara dan lembaga pendidikan se-Keuskupan Ruteng. Wilayah Keuskupan Ruteng mencakup tiga kabupaten yakni Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur.
"Tidak ketinggalan partisipasi dari aneka paguyuban adat dan etnik, UMKM dari Flores serta puluhan ribu umat katolik dan wisatawan nusantara maupun mancanegara," kata Hilarius.
Ia menjelaskan Festival Golo Koe ini bertujuan untuk mewujudkan pariwisata holistik di wilayah Keuskupan Ruteng, dengan moto 3B. Pertama, berpartisipasi, yang berarti melibatkan dan menyejahterakan masyarakat lokal. Kedua, berbudaya, berarti pariwisata yang berakar dan bertumbuh dalam keunikan dan kekayaan kultural lokal dan spiritualitas kristiani yang inklusif.
"Festival ini ingin merangkul semua anak bangsa dari pelbagai suku, bahasa, dan agama untuk bersama-sama memuliakan Sang Khalik, Allah pencipta dan pengasih umat manusia," jelas Hilarius.
Ketiga, berkelanjutan yang berarti pariwisata yang merawat dan melestarikan alam ciptaan. Secara khusus dalam program pastoral tahun 2024, Keuskupan Ruteng mengusung tema Ekologi Integral: Harmonis, Pedagogis, dan Sejahtera
"Melalui festival ini umat Allah Keuskupan Ruteng ingin bergandeng tangan dengan semua anak bangsa untuk mewujudkan harmoni seluruh alam ciptaan, antara ciptaan dan Sang Khalik, kesejahteraan umum dan pedagogi pelestarian lingkungan hidup," terang Hilarius.
Karena itu perhelatan akbar religi yang diisi dengan pameran hampir 200 UMKM dan pentas seni dari aneka komunitas etnik-kultural dari wilayah Flores dan Nusantara diresapi dan diwarnai oleh spirit ramah lingkungan. Secara khusus dalam fokus ekologis ini, panitia akan menyelenggarakan kegiatan penghijauan di sekitar Labuan Bajo dan pedagogi ekologis bagi generasi muda.
Hilarius mengatakan pekan Puncak Festival Golo Koe akan diawali dengan pembukaan pameran dan pentas seni pada 10 Agustus 2024 pukul 17.00 Wita di Water Front City Labuan Bajo.