Antara Ramalan cuaca, Teori dan Fakta di lapangan kadang banyak berbeda.. Contohnya...khusus DKI, setelah modif cuaca dari tgl 7-9 Des lalu, maka yg terjadi sampai tgl 13 Des ini , cuaca DKI kering kembali, tidak ada hujan, hanya mendung2 saja bahkan kadang panas..jadi faktanya modif cuaca ini bukan mengurangi hujan tetapi faktanya menghilangkan hujan..Padahal warga DKI sudah mengalami cuaca panas selama berbulan2 dan berharap di bln Desember ini, cuaca lebih sejuk membaik dan polusi udara juga otomatis berkurang... Mengenai ketakutan akan adanya banjir, seharusnya antisipasi banjirnya yang lebih serius digiatkan , bukan hujannya yg disingkirkan dan sedikit2 ambil keputusan modif cuaca, sebagai jalan paling mudah... Ingat hujan itu siklus alam utk mengisi air tanah kembali, dan kalau hanya karena rasa manajemen ketakutan lalu hujannya buru2 dihalau maka bencana kekeringan akan timbul dan hak warga DKI utk mendapatkan cuaca yang lebih baik tidak terpenuhi .... Modif cuaca sangat didukung, bila hanya utk mengurangi debit derasnya hujan bukan utk menyingkirkan hujan sama sekali. Wilayah Jabar, Jateng sepertinya lebih membutuhkan modif cuaca dibanding DKI karena potensi bencana di kedua wilayah itu tinggi.. Faktanya juga..tgl 14 Desember ini, hujan tidak turun2 sampai siang ini, berbeda spt yg disampaikan Narsum bahwa akan turun hujan deras sepanjang hari ..Apakah ini akibat dari adanya modif cuaca lagi..?? Kasihan sekali utk warga DKI yg berharap mendapat kan hawa yg lebih baik... Lalu apakah cuaca akan terus begini sampai akhirnya musim kemarau datang kembali..??