Pemkab Bekasi Dukung Program Pengembangan Kawasan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin

KARAWANG - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi, Dedy Supriyadi menghadiri kegiatan Peresmian Kawasan Modeling Budidaya Ikan Nila, yang merupakan program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Bertempat di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB), Dusun Sukajadi, Pusaka Jaya, Kecamatan Cilebar, Karawang, Rabu (8/5).
Kegiatan ini diresmikan secara langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo, ditandai dengan penekanan sirine dan penandatanganan prasasti bersama Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan.
Ditemui dalam wawancaranya, Sekda Dedy mengungkapkan bahwa Pemkab Bekasi mendukung penuh adanya program dari Kementerian Perikanan dan Kelautan dalam pengembangan modeling kawasan tambak budidaya ikan nila salin. Ia menyebut, Pemkab Bekasi juga mendapat bantuan melaui program ini dengan usulan sekitar 2.000 hektar kawasan tambak budidaya ikan nila salin.
"Jadi untuk wilayah-wilayah kawasan pantura mulai dari Banten sampai ke Jawa Timur salah satunya adalah Kabupaten Bekasi, dipercayakan oleh pemerintah pusat didalam hal pengembangan modeling kawasan tambak budidaya ikan nila salin," ungkapnya.
Dedy menjelaskan, lahan yang baru saja diresmikan oleh Presiden Jokowi tersebut awalnya merupakan tambak udang yang sudah tidak beroperasi. Ada sekitar 78 ribu hektar tambak yang sudah tidak beroperasi sepanjang Pantura, mulai dari Banten, Jawa Tengah, sampai Jawa Timur.
Dengan diresmikan kawasan tersebut, diharapkan dapat mengangkat perekonomian diwilayah pesisir Pantura, khususnya di Kabupaten Bekasi, baik dari sisi ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya.
"Saya berharap eks idle tambak udang seluas 78 ribu hektar dikawasan Pantura atau pesisir, yang salah satunya ada di Kabupaten Bekasi ini bisa mengangkat perekonomian khususnya diwilayah pesisir pantura, baik dari sisi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ucapnya.
Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan, pembangunan modeling budidaya ikan nilai salin ini merupakan pilihan yang tepat untuk melihat kesiapan industri dan pemerintah dalam menerima dan mengelola sisa tambak tak beroperasi di seluruh wilayah Pulau Jawa.
"78 ribu hektar tambak yang idle akan kita siapkan. Karena untuk tambak udang sudah nggak mungkin lagi dan yang paling mungkin sekarang ini adalah dipakai untuk tambak ikan nila yang memiliki permintaan pasar dunia yang sangat besar sekali," jelasnya.
Jokowi berharap, modeling budidaya ikan nila salin tersebut dapat menjadi percontohan budidaya dan pemanfaatan tambak tak beroperasi bagi pelaku usaha yang budidaya memanfatkan perairan umum seperti danau.
Ditempat yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menuturkan, dalam rangka pelaksanaan program ekonomi biru, pihaknya telah menetapkan program-program prioritas yang salah satunya adalah
pengembangan perikanan budi daya di laut, pesisir, dan darat yang berkelanjutan.
Program tersebut dikatakannya bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan negara, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan pembudidaya dan mendukung program ketahanan pangan Nasional.
"Fokus komoditas yang kami kembangkan terdiri dari udang, rumput laut, nila, kepiting, dan lobster. Khusus untuk komoditas ikan nila dalam implementasinya yang dimulai pada tahun 2023," tandasnya.
Kegiatan turut dihadiri oleh Menteri Kabinet Indonesia Maju, Ketua Komisi IV DPR RI, Pj. Gubernur Jawa Barat, serta Bupati/Walikota diseluruh kawasan pantai utara.
Reporter : atn
Editor: shn