Pencegahan pembantaian pasangan (KDRT) dalam penjodohan murai batu

Pada Proses penjodohan, menyatukan kedua indukan untuk pertama kali merupakan fase yang sangat krusial dalam beternak murai batu. Jika kita salah perhitungan dan antisipasi, bisa berakibat fatal yaitu terjadi KDRT atau pembantaian salah satu indukan yang bisa berujung kematian. Tentu hal ini harus dihindari karena bisa berimbas kerugian yang tidak sedikit.
Idealnya, kedua indukan disatukan ketika keduanya sudah siap yaitu sudah birahi bersama. Ditandai dengan betina unjal, jantan gacor bunyi merayu dan jika di dekatkan dengan lawan jenis akan ngleper menandakan siap kawin . Jika kedua indukan dalam kondisi siap, penyatuan akan relatif lebih mudah dan lancar.
Namun terkadang kita menghadapi kondisi yang tidak ideal dimana kedua indukan belum dalam kondisi siap tetapi harus disatukan.
Berikut langkah langkah antisipasi yang bisa dilakukan agar penyatuan kedua indukan tidak berakibat fatal.
Pejantan yang galak biasanya disebabkan oleh 2 faktor.
1. Karakter, sering terjadi pada burung yang sering dimainkan dalam lomba(gantangan). Perlu kesabaran ekstra untuk menjodohkan pejantan jenis ini
2. Kondisi, dimana pejantan belum mau kawin tetapi kita paksa untuk kawin. Misalnya dalm kondisi mabung yang belum tuntas, atau dokor yang belum benar benar selesai. Biasanya burung masih sangat teritorial,, burung akan akan menyerang burung lain yang menggangu wilayah/teritorinya
Penyatuan indukan
Sebelum disatukan kita harus memahami terlebig dahulu karakter dan kondisi fisik kedua indukan. Sehingga kita lebih memahami kemungkinan2 yang akan terjadi dan bisa melakukan antisipasi agar tidak terjadi hal hal yang tidak kita inginkan.
Ketika disatukan kedua burung tentu akan saling bereaksi. Jika betina yang galak, dan jantan mengalah, kondisi ini relatif aman terhadap resiko pembantaian. Jadi penyatuan tetap bisa dilanjutkan dengan tetap melakukan pemantauan karena kondisi awal penjodohan ini bisa berbalik 180 derajat, dimana jantan yang sebelumnya kondisi mengalah bisa berbalik menyerang betina dengan ganas.
Jika Pejantan mengejar betina, dan betina sampai terpojok dan tidak bisa menghindar, dalam kondisi ini harus segera dipisah agar betina tidak sampai terluka atau mati. Penting juga mengantisipasi hal ini dengan menyediakan area yang bisa digunakan betina untuk bersembunyi, misalnya disediakan genting agar bisa bersembunyi dibawahnya, atau bambu berlubang agar betina bisa berlindung didalamnya ketika dikejar pejantan. Bisa pula betina dimasukkan kandang penangkaran lebih dulu agar lebih memahami dan menguasai kondisi kandang. Sehingga jika dia diserang pejantan, akan tau kemana dia harus bersembunyi
Bisa pula dilakukan penyemprotan terhadap pejantan agar pejantan lebih tenang dan gerakan lebih lambat jadi ketika pejantan tetap menyerang betina, tidak sampai kena dan betina bisa menghindar.
Bisa pula pejantan di dropkan dulu kondisinya agar tidak agresif dan menyerang misalnya dengan mencabut bulu di pantatnya
Bisa pula dengan mengikat beberapa bulu sayap(digodi) agar mengurangi kelincahan dan kecepatan pejantan dalam menyerang betina.
Jika pejantan mengejar betina, tetapi betina lebih gesit dan bisa menghindar penyatuan bisa tetap dilanjutkan. Dengan beberapa catatan.
Harus diwaspadai meskipun pejantan tidak menyerang atau menyerang tetapi tidak sampai kena, sering terjadi kasus, pejantan akan menguasai tempat pakan. Jadi betina tidak bisa makan dan ini juga bisa berakibat fatal dimana betina akan lemas tidak punya tenaga dan bisa diserang pejantan dengan mudah atau bahkan akan mati karena kelaparan.
Hal ini bisa diantisipasi dengan menyediakan tempat makan dan minum di beberapa lokasi. Jadi betina masih bisa makan
Awal penyatuan ini harus tetap dipantau ketat. Jika dalam 1-2 minggu kedua indukan masih belum juga akur sebaiknya kedua indukan dipisah dan dilakukan penjodohan dari awal yaitu dilakukan dengan penyekatan
Demikian beberapa tips dalam penjodohan ini. Semoga bermanfaat
Salam Kicau