Enda maka pas si kuakap ❤ pesta adat batak karo 👍👍👍👍
@Miramira-x7j8 ай бұрын
Keren bangat 👍
@asonjoglo8 ай бұрын
Luar biasa
@Herni10102 ай бұрын
Keren sy suka nonton nya..
@yuko-xu1bm8 ай бұрын
Sangat mantap bpk.
@li53113 ай бұрын
Semangat x cowoknxa sampai kakinya pun di angkat andehh😂 baru x ini liht cwok nxa kaki diangkat 😂
@KetutsupartaLempod3 ай бұрын
Wow, I'm very happy, the event is really good, I hope you're happy, until Opa Opa
@JPrb-t2g3 ай бұрын
YG TIDAK NGAKU BATAK ITU WAJAR KARENA IBUNYA BUKAN SUKU BATAK ALIAS CAMPURAN ATAU MEREKA BUKAN BERAGAMA KRISTEN ALIAS ANTI BUDAYA BATAK...KITA SESAMA SUKU BATAK BERHATI" MNYIKAPI JIKA ADA OKNM TERIAK BUKAN BATAK BUKAN BATK....UMAT KRISTEN TETAP JAGA KERUKUNAN KITA JANGAN MAU DIADU DOMBA OLH MEREKA YG MEMBNCI AGAMA KITA DAN BUDAYA SUKU KITA....MARI JANGAN MALU JADI SUKU BATAK.... SAYA BATAK KARO MJUAH JUAH ....HORAS...
@Marparbue8 ай бұрын
Keren
@colahtv21394 ай бұрын
Lengkap kawan baru
@MarbagaTampubolon8 ай бұрын
Semuaintukkitsindonesia🎉🎉❤❤
@dellvinnahilla2 ай бұрын
Guys nama lagu yang dipake apa yaa,suka banget sama lagunya,lagu pas pertama itu,mohon bantuannya yaa,terimakasiii
@danielalfantaginting51852 ай бұрын
Mejuah-juah cipt djaga depari
@Bukanluissuarez7 ай бұрын
Pengantin nya asik banget 😂😂😂
@ennilasni57378 ай бұрын
Yg pesta adat ini anak Satria Sembiring ya.ya ampuun dek ku kam ngak undang2 kami,keluarga Bonard Sembiring Jkt.abang ndu cari2 kam.hilang kontak kata nya.gmn kbr nya bp?
@ennilasni57378 ай бұрын
Info dong td lihat Firman Surbakti dulu tinggal d klender jaktim.hilang kontak niy dgn beliau.klau ada yg tau no hp nya
@AfniSembiring-kd1gm7 ай бұрын
Bere kai abang dan kk itu Orang mn kk bg
@handrisl3 ай бұрын
3:00
@MilanDilan-my2yk8 ай бұрын
Batak Karo Ya Batak integrated. Siapa bilang Karo bukan Batak? Sama" memakai ulos, sama memakai adat dan system yg tidak jauh berbeda
@roivanhs39068 ай бұрын
Sebut saja uis..
@mamaginting76118 ай бұрын
tidak ada yg sama, coba diaman kesamaan bahasa karo dengan bahasa toba? raja karo dan raja toba juga beda...
@MilanDilan-my2yk8 ай бұрын
@@mamaginting7611 Ya kalo sama rajanya berarti bukan Batak karo namanya tp Batak pada umumnya. Emang karo punya raja?
Banyak baca biar jangan jadi aktor PEMBATAK2KAN terhadap suku KARO,KARO DAN BATAK BEDA BAGAI LANGIT DAN BUMI.BUJUR RAS MEJUAH-JUAH MAN KITA KERINA KALAK KARO TANPA EMBEL-EMBEL PEMBATAK2KAN 🙏
Yang aneh adalah jika ada pihak luar karo, sibuk ngurusi orang karo. Padahal: bahasanya beda bahkan tidak nyambung, Rajanya Beda, DNA-nya, salam Mejuah-juahnya juga beda. Sehingga jika ada pihak luar karo yg sibuk claim KARO adalah batak sudah putus urat malunya, tidak tahu malu, menjijikkan bagi kami jika ada orang pihak luar karo masuk ke dalam dan sibuk urusi rumah tangga suku Karo, urus saja sukumu. Jika sudah putus urat malunya, kan sama seperti H... bukti: kzbin.info/www/bejne/iamalaOilMSYbq8
@inggou_net49257 ай бұрын
Labo kap lit org luar singurusisa turang. Adi komen komen saja. Mejuah juah turang
@Ghuxha7774 ай бұрын
Jangan kau ribut ribut disitu kayak orang gila. Pesta itu indah adat itu indah jangan dikomentari komentari. Mau karo dibilang batak atau bukan terserah orangnya. Aku juga orang karo 100 persen tapi aku mau Indonesia ini bersatu dengan keragaman budaya yg indah. Bhinneka Tunggal Ika. Cari makan saja kau kerja yg bagus. Ngga ada juga untungnya ribut soal itu. Apa karo mau merdeka ? Kau mau jadi presidennya?
@mamaginting76114 ай бұрын
@@Ghuxha777 Go terbalik Mpal, ise kin si gejek e??? Sebab situhuna Batak labo Karo...uga setuju Kam? . Kai hubungenna ras Indonesia bersatu, Karo merdeka nindu, la nyambung Mpal..
@ohhaewonniezy33604 ай бұрын
@@mamaginting7611urat malumu yang sudah putus. Harusnya kau tunjukkan keistimewaan adat dan kebiasaan sukunu bukan komentar ga jelas kayak gitu. Klo kau ga mau dibilang Batak ya ga masalah. Kami juga tidak menganggap kau itu Batak.
@herisatriasahputragurusinga8 ай бұрын
Aku Karokaro Gurusinga Gaury bebere Tarigan Gersang Nagasaribu aku Kalak Karo bukan Batak Karo apalagi Batak hanya suku Karo mejuahjuah man kita kerina Kalak KARO tanpa embel-embel pembatak2kan 🙏
@MarbagaTampubolon8 ай бұрын
Semua suku disini Ndmsnsmsusindonedis🎉🎉
@dameyulia74924 ай бұрын
Ini video mengenai acara pernikahan adat Karo knp membahas hal lain..ayo lah qt sm" bersatu padu melestarikan acara adat dr berbagai suku yg ada d Indonesia yg beragam dan indah semua...ingat sj Bhinneka Tunggal Ika..salam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
@herisatriasahputragurusinga4 ай бұрын
@@dameyulia7492 justru ini ttg suku Karo yang selalu dibatak2kan orang padahal suku Karo bukan Batak Karo apalagi Batak tapi suku Karo tanpa embel2 Batak dgn logika dan fakta.ini informasi sesuai dengan fakta ilmiah dan data DNA ttg DNA masyarakat Nusantara agar masyarakat paham siapa suku Karo dan berhenti menjadi proganda PEMBATAK2KAN Belanda, bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO tanpa embel-embel pembatak2kan dgn LOGIKA dan fakta 🙏
@sbsembiring8 ай бұрын
Tidak jelas adat Batak Karo. Batak Karo bukan suku kalak Karo.
@Mitff-tn7gz8 ай бұрын
Komen takbeguna
@mamaginting76118 ай бұрын
Bukti Karo bukan Batak : kzbin.info/www/bejne/iamalaOilMSYbq8si=UxRuxW94ulx9zqiE
@MrAmaniogol7 ай бұрын
@@mamaginting7611 emang orang turki dan orang kazakhstan punya hubungan darah dibanding turki dgn junani, tapi secara rumpun org turki dan kazakhstan yg serumpun yaitu rumpun TURKIK! bukan Turki dan junani yg hubungan darahnya lebih dekat
@mamaginting76117 ай бұрын
@@MrAmaniogol ga nyambung. Karena Karo dengan suku lainnya (bahasanya beda, rajanya beda, wilayahnya beda, DNAnya beda)
@MrAmaniogol7 ай бұрын
@@mamaginting7611 wkkwkwkwkkwkkwkw.... ga paham kamu makanya sesat
@herisatriasahputragurusinga8 ай бұрын
SUKU KARO BUKAN BATAK KARO APALAGI BATAK STOP PEMBATAK2KAN SUKU KARO 🙏
@user-kd2mj9gg3sАй бұрын
Kalau saya orang karo marga kaban tidak setuju pendapatmu. saya menganggab bagian dari suku batak.
@herisatriasahputragurusingaАй бұрын
@@user-kd2mj9gg3s Suku KARO secara genetik: Berdasarkan DNA (ilmu genetika yang keabsahannya diakui oleh PBB) Suku Karo sudah mendiami Pulau Sumatera sejak 8.300 tahun lampau dan jauh sebelum Raja-raja Batak datang ke Pulau Sumatera dari sabang sampai lampung (berdasarkan genetika DNA ini mengartikan Suku Karo bukan suku batak dan bukan juga sub suku batak). Orang Karo terutama merupakan campuran dari 4 (empat) penutur bahasa, yaitu: 1. Orang Negrito (Masa Mesolitik: 10.000 - 6.000 tahun lalu). 2. Penutur Austroasiatik (Masa Neolitik: 6.000 - 2.000 tahun lalu). 3. Penutur Austronesia (Masa Neolitik: 6.000 - 2.000 tahun lalu). 4. Orang Tamil dari India Selatan (Masa periode tahun masehi). Di dalam DNA Karo (dan Gayo) ada ditemukan unsur: Negrito, Austroasiatik, Austronesia, dan Tamil, sehingga kesamaan inilah yang membuat Karo dan Gayo berkerabat sangat dekat. Sementara Orang Karo merupakan keturunan dari campuran Orang Negrito yang datang pada masa Mesolitik, penutur Austroasiatik dan penutur Austronesia yang datang pada masa Neolitik, serta Orang Tamil. Maka, jelas berbeda kedatangannya yang jauh lebih dulu kedatangan dari Orang Negrito, penutur Austroasiatik, dan penutur Austronesia dibanding Si Raja Batak yang diperkirakan datang sekitar 800 (+/- 200) tahun lalu. dikonfirmasi oleh hasil analisa DNA Orang Toba oleh Mark Lipson (2014:87) dengan menyimpulkan bahwa DNA Orang Toba terdiri dari: Austronesia 55%, Austroasiatik 25%, dan Negrito 20%. Maka, jelas bahwa Orang Toba bukan hanya Orang Taiwan (Austronesia+Austroasitik), tetapi campuran Orang Taiwan dan Orang Negrito. Orang Negrito sudah ada mendiami Humbang sebelum Si Raja Batak datang ke Sianjur Mula-mula di kaki Pusuk Buhit, Negeri Toba, sehingga pernyataan bahwa Sianjur Mula-mula merupakan awal persebaran manusia bukanlah fakta, melainkan hanyalah mitos. Orang Karo bukanlah Orang Taiwan seperti Si Raja Batak yang Orang Taiwan, melainkan campuran Negrito, Austroasiatik, Austronesia, dan Tamil. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa Orang Karo bukan keturunan Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula. Orang Karo lebih dulu sampai di Tanah Karo yang sudah datang pada masa prasejarah daripada Si Raja Batak yang sampai di Sianjur Mula-mula sekitar 800 (+/- 200) tahun lalu, sehingga migrasi Orang Toba ke Tanah Karo tidak menjadikan Orang Karo menjadi keturunan Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula. Jelas bahwa tidak ada hubungan genealogis Si Raja Batak dengan Orang Karo, sementara bahasa Toba dan bahasa Karo termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Akhirnya, pernyataan bahwa Orang Karo adalah keturunan Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula bukanlah fakta, melainkan hanyalah mitos! Kenapa orang Karo tidak mau disebut Batak. Dalam buku "Sejarah Pijer Podi, Adat Nggeluh Suku Karo Indonesia (1995)" karya Kol (Purn) Sempa Sitepu menuliskan dengan tegas jika Suku Karo bukan berasal dari si Raja Batak. Sehingga penyebutan Batak Karo jelas mengubah sejarah. Dalam penjelasannya, dia pun mencantumkan sisilan suku Karo yang dirangkum dari cerita para leluhurnya. Dituliskan jika leluhur etnis Karo dari India Selatan yang berbatasan Myanmar Dahulunya, ada seorang raja hidup dengan permaisurinya di seberang laut. Sang raja rupanya memiliki panglima bernama Karo yang merupakan orang keturunan India. sang raja mengatakan pada Panglima Karo ingin pergi ke lokasi baru untuk mendirikan kerajaan. Sang putri raja Si Miansari ikut serta. Miansari yang sudah menyimpan rasa kepada Karo memilih ikut rombongan dengan pasukan yang dipimpin sang panglima. Pasukan pun berlayar hingga tiba di Pulau Pinang. Konon mereka tinggal beberapa bulan di pulau itu hingga sang Raja kepincut dengan pulau yang lebih luas di sebelah selatan. Dengan semangat raja pun akhirnya meminta pasukan bersiap untuk menyeberang. Nahas, di tengah laut, mereka diterjang ombak besar hingga pasukan terpencar. Beruntung putri Miansari dengan rombongan Panglima Karo terdampar. Sementara keberadaan sang raja tak diketahui. akhirnya Putri Miansari dengan Panglima Karo pun sepakat pergi dengan membawa dua dayang dan tiga pengawal. Dalam pencarian tempat baru itu, akhirnya Miansari dan panglima menikah. Rombongan pun akhirnya tiba di pulau Perca (Sumatera). Saat ini, tempat tersebut dinamakan Belawan. Masih belum ingin menetap, rombongan pun menelusuri aliran sungai hingga tiba di tempat yang kini dinamakan Durin Tani. Di tepat itu diketahui ada gua yang disebut gua Umang. Dianggap tak aman, Panglima Karo dengan rombongan pergi hingga sampai ke tempat bernama Buluhawar, Bukum. Mereka pun tinggal di kaki gunung kini bernama Sikeben yang berdekatan dengan Bandarbaru. Masih mencari tempat yang lebih nyaman, Karo kembali berpindah hingga tiba di kaki Gunung Barus. Meski pemandangan dan udara di tempat tersebut sangat disukai rombongannya, Karo tetap ingin mencari tempat lain yang mirip dengan tanah kelahirannya. Saat beristirahat di bawah pohon beringin, Karo mengutus anjing untuk menyusuri sungai yang kini disebut Sungai Lau Biang. Beruntung anjing itu kembali dengan selamat. Karo dan rombongan pun kembali melakukan perjalanan hingga tiba di daratan tinggi bernama Mulawari atau berseberangan dengan si Capah (Seberaya). Daratan tinggi kini ini sebut Tanah Karo. Pernikahan Putri Miansari-Karo dikaruniani tujuh anak. Anak pertama hingga keenam semuanya perempuan. 1. Corah 2. Unjuk 3. Tekang 4. Girik 5. Pagit 6. Jile 7. Meherga Anak ketujuh berjenis kelamin laki-laki. Lantaran disebut sebagai penerus, anak ketujuh ini diberi nama Meherga (berharga)/Merga(mahal) Terciptanya Merga dari Suku Karo Lahir anak ketujuh Karo ini juga menjadi cikal bakal terciptanya merga di Suku Karo. Merga pun akhirnya menikah dengan anak Tarlon (saudara bungsu dari Miansari) bernama Cimata. Merga dan Cimata pun memiliki lima anak laki-laki yang namanya menjadi induk merga Suku Karo. Anak pertama yakni Karo (sebagai leluhur agar diingat para keturunannya). Anak keduanya yakni Ginting. Anak ketiga yakni Sembiring. Nama itu diambil kata kata Si Mbiring yang artinya hitam. Konon, Sembiring ini paling hitam di antara saudaranya. Anak ke empat Peranginangin. Dia diceritakan lhahir saat angin puting beliung. Sementara anak kelima atau bungsu diberi nama Tarigan. Itulah sejarah kenapa orang Karo tidak mau disebut orang Batak. Mereka tidak ingin menghapus sejarah leluhurnya hingga disebut suku Batak padahal mereka berbeda asal usul nenek moyang dan mereka telah membentuk identitas mereka yaitu" Suku Karo dgn Merga Silima" dgn salam Mejuah-juah. Dikutip dari website resmi Pemerintah Kabupaten Karo, berikut daftar 5 marga induk suku Karo atau Merga Silima beserta sub merganya. 1. KARO-KARO: . Karo sekali · Barus · Bukit · Gurusinga · Kaban · Kacaribu · Ketaren · Kemit · Jung · Purba · Sinulingga · Sinukaban · Sinubulan · Sinuraya · Sitepu · Sinuhaji · Surbakti · Samura 2. GINTING: · Ajartambun · Babo · Beras · Cabap · Gurupatih · Garamata · Jandibata · Jawak · Manik · Munte · Pase · Seragih · Suka · Sugihen · Sinusinga · Tumangger 3. SEMBIRING: · Berahmana · Busuk · Depari · Colia · Keloko · Kembaren · Muham · Meliala · Maha · Bunuaji · Gurukinayan · Pandia · Keling · Pelawi · Pandebayang · Sinukapur · Sinulaki · Sinupayung · Tekang 4. Perangin-angin · Bangun · Keliat · Kacinambun · Namohaji · Nano · Menjerang · Uwir · Pinem · Pancawan · Panggarun · Ulun Jandi · Laksa · Perbesi · Sukatendel · Singarimbun · Sinurat · Sebayang · Tanjung 5. TARIGAN: · Bondong · Gana-gana · Gersang · Gerneng · Jampang · Purba · Pekan · Sibero · Tua · Tegur · Tambak · Tambun · Silangit · Tendang Suku Karo tak mengenal MARGA tapi MERGA yang berasal dari kata MEHERGA/ MERGA yang berarti mahal karena anak laki-laki itu penerus keluarga.Suku Karo punya MERGA SILIMA yaitu KARO-KARO,GINTING, SEMBIRING PERANGINANGIN dan TARIGAN dimana ada 2 merga berbeda atau mendapat pengecualian yaitu merga PERANGINANGIN boleh menikah sesama cabang merga PERANGINANGIN ( sub merga tertentu) dan satu lagi merga SEMBIRING yang terbagi menjadi dua yaitu yang makan b1/anjing tidak boleh menikah sesama cabang merga SEMBIRING dan yang pantang makan b1/anjing boleh menikah sesama cabang merga SEMBIRING. Bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO tanpa embel-embel pembatak2kan dgn logika dan fakta 🙏
@herisatriasahputragurusingaАй бұрын
@@user-kd2mj9gg3s Suku Karo tak mengenal MARGA tapi MERGA yang berasal dari kata MEHERGA/ MERGA yang berarti mahal karena anak laki-laki itu penerus keluarga.Suku Karo punya MERGA SILIMA yaitu Karokaro, Tarigan, Ginting, Peranginangin dan Sembiring dimana ada 2 merga berbeda yaitu merga Peranginangin boleh menikah sesama cabang merga Peranginangin (sub merga tertentu) dan satu lagi merga Sembiring yang terbagi menjadi dua yaitu yang makan b1/anjing tidak boleh menikah sesama cabang merga Sembiring dan yang pantang makan b1/anjing boleh menikah sesama cabang merga Sembiring.bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO tanpa embel-embel pembatak2kan dgn LOGIKA dan fakta 🙏
@herisatriasahputragurusingaАй бұрын
@@user-kd2mj9gg3s KARO BUKAN BATAK hanya SUKU KARO 👍 Nama Batak sebagai identitas etnik ternyata tidak berasal dari orang Batak sendiri, tapi diciptakan atau dikonstruksi para musafir barat. Hal ini kemudian dikukuhkan misionaris Jerman yang datang ke tanah Batak sejak tahun 1860-an. Simpulan ini dikemukakan sejarahwan Unversitas Negeri Medan (Unimed) Ichwan Azhari yang baru usai melakukan penelitian di Jerman. Di Jerman, sejarahwan bergelar doktor ini memeriksa arsip-arsip yang ada di Wuppertal, Jerman. Dalam sumber-sumber lisan dan tertulis, terutama di dalam pustaha, atau tulisan tangan asli Batak, tidak ditemukan kata Batak untuk menyebut diri sebagai orang atau etnik Batak. Jadi dengan demikian nama Batak tidak asli berasal dari dalam kebudayaan Batak, tetapi diciptakan dan diberikan dari luar. "Kata Batak awalnya diambil para musafir yang menjelajah ke wilayah Pulau Sumatera dari para penduduk pesisir untuk menyebut kelompok etnik yang berada di pegunungan dengan nama bata. Tapi nama yang diberikan penduduk pesisir ini berkonotasi negatif bahkan cenderung menghina untuk menyebut penduduk pegunungan itu sebagai kurang beradab, liar, dan tinggal di hutan," kata Ichwan Azhari di Medan, Minggu (14/11/2010). Dalam penelitiannya yang dimulai sejak September lalu, selain memeriksa arsip-arsip di Jerman, Ichwan juga melengkapi datanya dengan mendatangi KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde atau the Royal Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies) di Belanda. Dia juga mewawancari sejumlah pakar ahli Batak di Belanda dan Jerman seperti Johan Angerler dan Lothar Schreiner. Hasilnya, pada sumber-sumber manuskrip Melayu klasik yang ditelusurinya, seperti manuskrip abad 17 koleksi Leiden, memang ditemukan kata Batak di kalangan orang Melayu di Malaysia, tetapi sebagai label untuk penduduk yang tinggal di rimba pedalaman semenanjung Malaka. Dalam manuskrip itu, saat Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511, Puteri Gunung Ledang yang sangat dihina dan direndahkan oleh teks ini, melarikan diri ke hulu sungai dan dalam teks itu disebut, "... masuk ke dalam hutan rimba yang amat besar hampir dengan negeri Batak. Maka diambil oleh segala menteri Batak itu, dirajakannya Puteri Gunung Ledang itu dalam negeri Batak itu." Tidak hanya di Malaysia, di Filipina juga penduduk pesisir menyebut penduduk pedalaman dengan streotip atau label negatif sebagai Batak. Untuk itu menurut Ichwan, cukup punya alasan dan tidak mengherankan kalau peneliti Batak terkenal asal Belanda bernama Van der Tuuk pernah risau dan mengingatkan para misionaris Jerman agar tidak menggunakan nama Batak untuk nama etnik karena imej negatif yang terkandung pada kata itu. "Di Malaysia dan Filipina penduduk yang diberi label Batak tidak mau menggunakan label merendahkan itu menjadi nama etnik mereka. Di Sumatera Utara label itu terus dipakai karena peran misionaris Jerman dan pemerintah kolonial Belanda yang memberi konstruksi dan makna baru atas kata itu," katanya. Disebutkan Ichwan, para misionaris itu sendiri awalnya ragu-ragu menggunakan kata Batak sebagai nama etnik, karena kata Batak tidak dikenal oleh orang Batak itu sendiri ketika para misionaris datang dan melakukan penelitian awal. Para misionaris awalnya menggunakan kata bata sebagai satu kesatuan dengan lander, jadi bata lander yang berarti tanah Batak, merupakan suatu nama yang lebih menunjuk ke kawasan geografis dan bukan kawasan budaya atau suku. Di arsip misionaris yang menyimpan sekitar 100 ribu dokumen berisi informasi penting berkaitan dengan aktivitas dan pemikiran di tanah Batak sejak pertengahan abad ke-19 itu, Ichwan menemukan dan meneliti puluhan peta, baik peta bata lander yang dibuat peneliti Jerman Friedrich Franz Wilhelm Junghuhn, maupun peta-peta lain sebelum dan setelah peta Junghuhn dibuat. "Peta-peta itu memperlihatkan adanya kebingungan para musafir barat dan misionaris Jerman untuk meletakkan dan mengkonstruksi secara pas sebuah kata Batak dari luar untuk diberikan kepada nama satu kelompok etnik yang heterogen yang sesungguhnya tidak mengenal kata ini dalam warisan sejarahnya," tukas Ichwan. Dalam peta-peta kuno itu, kata bata lander hanya digunakan sebagai judul peta tapi di dalamnya hanya nampak lebih besar dari judulnya nama-nama seperti Toba, Silindung, Rajah, Pac Pac, Karo, dan tidak ada nama batak sama sekali. Dalam salah satu peta kata Batak di dalam peta digunakan sebagai pembatas kawasan Aceh dengan Minangkabau. Kebingungan para misionaris Jerman untuk mengkonstruksi kata Batak sebagai nama suku juga nampak dari satu temuan Ichwan terhadap peta misionaris Jerman sendiri yang sama sekali tidak menggunakan judul bata lander sebagai judul peta dan membuang semua kata Batak yang ada dalam edisi penerbitan peta itu di dalam laporan tahunan misionaris. Padahal sebelumnya mereka telah menggunakan kata Batak itu. Kata Batak yang semula nama ejekan negatif penduduk pesisir kepada penduduk pedalaman, kemudian menjadi nama kawasan geografis penduduk dataran tinggi Sumatera Utara yang heterogen dan memiliki nama-namanya sendiri pada awal abad 20, bergeser menjadi nama etnik dan sebagai nama identitas yang terus mengalami perubahan. "Setelah misionaris Jerman berhasil menggunakan nama Batak sebagai nama etnik, pihak pemerintah Belanda juga menggunakan konsep Jerman itu dalam pengembangan dan perluasan basis-basis kolonialisme mereka. Nama Batak juga digunakan sebagai nama etnik para elit yang bermukim di Tapanuli Selatan yang beragama Islam," tukasnya. Bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO tanpa embel-embel pembatak2kan dgn logika dan fakta 🙏