Karena ego untuk menunjukkan, untuk memberitahu, Mansur memberikan pernyataan "Akulah Kebenaran". (ego untuk menunjukkan sampai segini tingkat kesadaranku, juga ego untuk mengajarkan) Karena ego terjadi perpisahan. Kesatuan yang terjadi dihalang-halangi oleh ego, seolah-olah terjadi perpisahan. Terima kasih Guruji 🙏
@DominggusKoro-do2eh3 күн бұрын
Listrik dan matahari. Anjing dan biskuit. Ego dan sanjungan. Analogi, contoh dan penjelasan yang terasa ringan dan guyon. Semuanya enak dan mencerahkan. Terima kasih banyak, Bapak.
@danarRW813 күн бұрын
Saya bacanya kaya iklan spotify pak 😊🙏
@lailamakiyah54633 күн бұрын
Minta maaf ternyata ada urusannya dg ego.Terima kasih Guruji atas penjelasan nya
@rani90373 күн бұрын
Terimakasih Guruji, Waahh, ternyata perlu berulang kali mendengarkan apa yang disampaikan Guruji untuk dapat memahami ttg kebenaran.. Jadi selama ini pemahaman kita salah mengartikan, ttg membela kebenaran.. Bagaimana Teman-teman,?? boleh bantu sharing, bagaimana pemahaman dari teman teman..
@voyagesanasini2 күн бұрын
Terima kasih Guruji, saya sedang memikirkan hal yang sama, dan di video ini saya mendapatkan nasihat nya ❤
@fatinhamamah87163 күн бұрын
Terbiasa mendengarkan suara keras ternyata bisa berpengaruh pada ketidakpekaan atas suara hati nurani. Terima kasih Guruji 🙏
@parikhsitlawu43163 күн бұрын
Pranaam Guruji
@TataM-sh9uw3 күн бұрын
Om sai ram..seperti di buku guruji..ini kebenaran itupun kebenaran.
@soniakim90894 күн бұрын
Thank you guruji for the insight
@RidhayaniMannawi3 күн бұрын
There is doggy within other at the same time the dog is within us too
@mahento20053 күн бұрын
Ah ternyata ketika kita memperhatikan atau menaggapi kritikan dari yg tdk suka, tanpa sadar kita membuang-buang waktu. Lakukanlah sesuatu yg tdk membuat orang lain menderita…
@danarRW813 күн бұрын
Rahayu, katakanlah kita "tahu" the truth. Belum tentu doggy nya mau menerima the truth yang kita "tahu". Lebih baik kasih doggy biscuits aja 😊🙏
@ninarisman59722 күн бұрын
Terima kasih Guruji, terkadang hati ini sudah memberi tahu hrs melakukan 'apa yg hrs dilakukan', tapi karena hati ini gak yakin alias ragu2 maka keputusan yang diambil jadi salah, itu berarti konflik ya Guruji? Masih terpengaruh lagi oleh mind. Apakah jadi, apapun sebelum ambil keputusan harus 'jeda' dulu? Supaya bisa mendengarkan hati nurani.Terima kasih