Рет қаралды 14,730
Bermula dari keinginan untuk tampil lebih komunikatif ketika membaca Puisi, maka Ebiet yang secara sederhana mampu bermain gitar, mencoba menyenandungkan Puisi. Puisi pertama yang coba di gubah bukan untuk keperluan komersial, adalah puisi seorang penyair Amerika, Emily Dickinson yang berjudul Nobody. Dan ketika di coba ditampilkan pada acara pertemuan seniman di Jogja, ternyata mendapat sambutan yang luar biasa. Setelah itu, keyakinan bahwa ia mampu menggubah lagu,dan bahwa lagu merupakan media yang sangat baik untuk menyampaikan puisi, menjadi semakin besar. Penampilan prestisius pertama di Jogja adalah di gedung Karta Pustaka bersama Emha Ainun Najib. Ebiet bermain gitar dan harmonika sambil menyanyi, dan Emha meniup seruling sambil sesekali ikut menyanyi, itu terjadi pada tahun 1975. Perjalanan waktu, mempertebal keyakinan bahwa apa yang di buatnya, mempunyai nilai harmoni dan estetika. Jadi sesungguhnya Ebiet lahir bukan dari rahim musik Indonesia, akan tetapi terbukti telah memperkaya khasanah musik Indonesia dengan lagu-lagu yang sangat spesifik. Awalnya, ia hanya menyanyi dari kampus ke kampus,atau hanya pada acara-acara tertentu. Sebab sebelumnya, ia tidak pernah merambah wilayah yang menurutnya asing yaitu musik Pop.
Tahun 1978 beberapa kawannya memaksa Ebiet merekam lagu-lagunya di studio kecil di Jogja, hanya untuk kalangan sendiri. Barangkali ini adalah langkah yang secara tidak sengaja,telah membidani kelahiran music bertutur,yang kelak di akui oleh insan musik Indonesia,sabagai bagian dari keragaman, dan layak di apresiasi. Tahun 1978 akhir Ebiet memasuki dunia yang sebelumnya tidak pernah di impikannya, yaitu dunia musik Pop. Ia melakukan rekaman pertama diperusahaan rekaman yang dikenal berani melakukan terobosan-terobosan yaitu Jackson Record. Ia bertemu dengan Arranger baru Billy J. Budiarjo dan lahirlah album pertama yang diberi judul CAMELLIA I, yang setelah beredar, ternyata sangat fenomenal dan mengejutkan karena mampu menerobos dan langsung menduduki puncak tangga lagu-lagu Pop Indonesia, yang sebelumnya di dominasi lagu-lagu manis. Album Camellia I terjual lebih dari satu setengah juta keping,dan kemudian di susul dengan Album Camellia II, yang semakin memperkokoh eksistensi Ebiet G. Ade sebagai bagian dari musik Pop Indonesia. Penjualan paling fantastis adalah pada Album Camellia III, yang mencapai lebih dari dua juta keping. Ia mengakhiri serial Camellia sampai Camellia IV. Pada tahun 2007 Ebiet G. Ade merilis album In Love. Berisi kumpulan lagu - lagu cinta terpopuler, dengan tiga hit single yang musiknya digarap oleh Anto Hoed.
Semua lagu yang di produksi sebelum Tahun 1996, mendapat trophy Lagu terbaik, dan Penyanyi kesayangan dari Angket Musik yang di selenggarakan RRI dan Puspen ABRI, sebagai satu-satunya institusi yang memberi penghargaan kepada insan musik pada saat itu,selain Golden Record dari perusahaan Rekaman. Setelah Thn 1986, hampir semua Album mendapat BASF Award, sampai akhirnya BASF berhenti menyelenggarakan Award. Setelah itu, belakangan ini AMI Award juga memberikan penghargaan tiga kali, dan yang terakhir Planet Muziek (Singapura) Penghargaan Khas.
Lama tidak merilis album, pada tahun 2013 Ebiet kembali mengajak Purwacaraka dan musisi lainnya seperti Andre Dinuth untuk membuat aransemen musik di album terbarunya yang berjudul Serenade. Nuansa klasik dan romantis khas Ebiet terasa sangat kental di album ini. Awalnya album Serenade berisi lagu-lagu persembahan Ebiet untuk sang istri tercinta yang telah menemaninya dan menjadi bagian terpenting dalam hidupnya, lebih dari 30 tahun. Namun seiring perjalanan produksi, lagu lagu bertema sosial seperti “Bila Kita Ikhlas” dan “Tanah Air Mata” turut dimasukkan kedalam album yang terkemas sangat apik ini. Album ini sementara dijual eksklusif dan terbatas melalui komunitas apresiator MemBers EGA (Membumi Bersama Ebiet G. Ade), dan mendapat respon yang sangat baik dari pecinta musik di tanah air.
Pada tanggal 20 Januari 2015, Ebiet G. Ade dilantik oleh Menteri Hukum dan HAM untuk mejalankan tugas sebagai Komisioner Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) Hak Terkait. Pada tanggal 26 September 2018 Ebiet G Ade dianugerahi tanda kehormatan Satyalancana Kebudayaan dari Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Setlist:
1. Masih Ada Waktu
2. Elegi Esok Pagi
3. Camelia II
4. Untuk Kita Renungkan
5. Titip Rindu Buat Ayah
6. Cintaku Kandas di Rerumputan.
7. Berita Kepada Kawan
Hai Sobat PKN, untuk memberikan masukan dan kesan seputar tayangan Pekan Kebudayaan Nasional, kamu dapat mengisi survey di surveypkn.id
#PKN2020
#PekanKebudayaanNasional
#IndonesiaBahagia
#PenguatanTubuhMasyarakat