Рет қаралды 79
H. Fakhry Emil Habib, Lc., M.H. menyampaikan kajian dalam Safari Dakwah di Masjid Raya Limo Kaum, 11 Rabi'ul Akhir 1446/ 13 Oktober 2024 tentang gaya Nabi Muhammad SAW dalam beragama.
Berikut rangkuman 10 poin penting dari kajian tersebut:
1. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa agama ini mudah, dan tidak ada yang mempersulit agama kecuali orang itu sendiri yang akan binasa. Maka yang sering menyebabkan agama dianggap sulit atau bermasalah adalah gaya kita beragama. Karena dalam agama Islam, Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuannya.
2. Dalam Islam ibadah yang wajib hanya salat lima waktu, puasa Ramadan, zakat, dan haji bagi yang mampu. Maka salat lima waktu adalah tolok ukur utama ibadah wajib harian seorang Muslim.
3. Islam memberikan kelonggaran dalam beribadah, misalnya jika seseorang tidak bisa salat berdiri, ia diperbolehkan duduk atau berbaring. Lalu ibadah zakat hanya wajib bagi yang memiliki kekayaan yang mencapai nisab (batas minimal), dan sebaliknya menerima zakat merupakan ibadah bagi orang yang berhak dan juga bernilai baik.
4. Islam adalah agama yang ringan, namun seringkali orang membuatnya sulit karena gaya beragama yang keliru. Nabi Muhammad SAW mencontohkan agar umatnya tidak mempersulit orang lain dalam beragama. Nabi Muhammad SAW salat dengan tekun hingga kakinya bengkak, namun beliau meringankan ibadah bagi orang lain. Dengan kata lain, gaya beragama Nabi Muhammad SAW adalah keras pada diri sendiri, namun lunak terhadap orang lain.
5. Agama Islam sempurna, tetapi seorang Muslim tidak sempurna. Maka mengukur kesempurnaan Islam dari perilaku Muslim adalah tindakan yang salah.
6. Islam menekankan keseimbangan antara syukur dan sabar dalam kehidupan, di mana keduanya merupakan bentuk ibadah.
7. Nabi Muhammad SAW mengajarkan umatnya untuk tidak mengharamkan yang halal dan tidak menghalalkan yang haram. Ibadah harus sesuai dengan syariat, tidak boleh ditambah-tambah atau dikurangkan tanpa dasar yang jelas.
8. Nabi Muhammad SAW menunjukkan bahwa perbuatan halal tidak selalu disukai, namun tetap diperbolehkan selama tidak melanggar syariat. Dalam fikih, perbuatan yang halal namun tidak disukai disebut makruh, dan Nabi Muhammad SAW mencontohkan bagaimana menyikapi perbuatan makruh dengan bijaksana.
9. Nabi mengajarkan bahwa fokus utama dalam beribadah adalah meninggalkan kemaksiatan. Cara meninggalkan maksiat diantaranya dengan membagi waktu dalam sehari dengan waktu-waktu salat. Yakni meninggalkan maksiat mulai dari waktu salat yang satu hingga waktu salat lainnya.
10. Kita harus rapatkan barisan. Maju bersama-sama untuk masuk surga bersama. Sebab kebaikan Islam itu bukan kebaikan personal akan tetapi kebaikan komunal.