Рет қаралды 36
Jathilan adalah kesenian yang dikenal di masyarakat Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah. Kesenian ini dikenal juga dengan nama kuda lumping, kuda kepang atau jaran kepang. Jathilan merupakan perpaduan antara seni tari dengan magis dimainkan dengan properti berupa kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu (kepang). Penari yang tampil menggunakan aksesori aksesoris, seperti gelang tangan, gelang kaki, ikat pada lengan, kalung, menyengkelit keris dan mahkota yang acap disebut kupluk Panji. Konon, atribut ini menggambarkan seorang tokoh Panji Asmarabangun, putra dari kerajaan Jenggala Manik. Asal kata jathilan berasal dari Bahasa Jawa, yaitu “jaranne jan thil-thilan tenan,” dalam bahasa Indonesia artinya “kudanya benar-benar joget tak beraturan”. Joget tak beraturan (thil-thilan) bisa dilihat ketika para penari telah kerasukan. Kesenian jathilan sering dipentaskan di dusun-dusun kecil sebagai sarana menghibur rakyat sekitar dan dimanfaatkan sebagai media guna membangkitkan semangat rakyat dalam melawan penjajah. Pada masa Sunan Kalijaga, kesenian ini dipakai untuk sarana pendekatan kepada rakyat sehingga kisah yang ditampilkan adalah perjuangan Raden Patah yang dibantu Sunan Kalijaga dalam melawan penjajahan Belanda.
Penari jathilan kesurupan, kesurupan, kesurupan paling seram, kesurupan kkn desa penari, kesurupan leak bali, kesurupan massal, kesurupan barongan, kesurupan kuda lumping, kesurupan jaranan, jathilan kesurupan, penari kesurupan, kerasukan setan, kerasukan nyi roro kidul, kerasukan jin, penonton kesurupan, penonton kesurupan jathilan, penonton kesurupan jaranan, jathilan ndadi kesurupan, kesurupan setan, kudho praneso