Robot Tiongkok Berhasil Ubah Gurun Jadi Kawasan Hijau - Mega proyek Tiongkok

Tiongkok sering kali diasosiasikan sebagai negara yang kerap diganggu oleh badai pasir. Namun, saat ini, dibandingkan dengan dua dekade lalu, tingkat penghijauan di Tiongkok telah meningkat secara signifikan. Luas kawasan hijau di negara tersebut sekarang setara dengan seperempat hutan hujan Amazon. Di balik pencapaian ini terdapat upaya besar-besaran dan penerapan teknologi canggih oleh Tiongkok.
Tiongkok telah mengembangkan ratusan mesin raksasa pemakan pasir untuk digunakan di gurun barat laut negara itu. Mesin-mesin ini tidak hanya dilengkapi dengan sistem penanaman bibit otomatis yang cerdas, tetapi juga memiliki fungsi untuk memperbaiki struktur tanah dan menyiraminya dengan tepat. Menurut survei, peralatan ini mampu menanami area seluas 260 hektar dalam satu hari, yang berarti lebih dari 50 kali lebih efisien dibandingkan penanaman manual tradisional.
Ketika berita ini muncul, para insinyur dan pengguna media sosial di Amerika Serikat merasa terkejut dan kagum. Setelah Dust Bowl pada abad ke-20, Amerika Serikat menganggap penggurunan sebagai masalah nasional, dengan daerah yang paling parah terkena dampaknya saat ini adalah negara bagian New Mexico dan negara bagian Texas. Mesin raksasa pemakan pasir di Tiongkok tidak hanya menyelesaikan tugas penghijauan dalam skala besar dalam waktu singkat tetapi juga memberikan jalur teknis dan inspirasi baru untuk pengelolaan gurun secara global.
Sebelum abad ke-21, Tiongkok menghadapi masalah serius dengan penggurunan lahan. Data menunjukkan bahwa luas daratan Tiongkok yang menjadi gurun telah mencapai 2 koma 61 juta kilometer persegi, mencakup hampir sepertiga dari total luas daratan negara tersebut. Selain itu, luas lahan yang mengalami penggurunan telah mencapai 1 koma 72 juta kilometer persegi, mencakup 18% dari luas daratan Tiongkok. Hampir separuh dari daratan Tiongkok berada dalam kondisi kritis, menghadapi ancaman penggurunan yang parah.
Penggurunan menciptakan lingkungan yang keras, tidak dapat ditanami, dan tidak cocok untuk kehidupan. Masalah ini seperti monster raksasa yang terus-menerus melahap sumber daya tanah Tiongkok yang berharga, menjadi tantangan berat bagi kelangsungan hidup dan perkembangan penduduk, terutama di Beijing yang sering terkena badai pasir. Statistik menunjukkan bahwa Beijing dilanda badai pasir rata-rata dua kali sebulan, yang berdampak serius pada kualitas hidup dan kesehatan penduduk kota.
Untuk mengatasi tantangan penggurunan, pemerintah Tiongkok telah banyak berinvestasi dalam sumber daya manusia dan dana sejak abad ke 21. Dalam prosesnya, Tiongkok telah mengadopsi berbagai teknologi penghijauan gurun, salah satunya adalah metode fiksasi pasir dengan anyaman jerami di gurun Tengger. Metode ini melibatkan penggunaan tanaman tahan kekeringan seperti jerami gandum dan jerami padi yang diletakkan di padang pasir untuk membentuk blok persegi kecil. Blok-blok rumput ini efektif memblokir angin dan pasir, serta meningkatkan kadar air pasir, menciptakan kondisi untuk penghijauan lebih lanjut. Setelah upaya berkelanjutan selama puluhan tahun, lebih dari 6 juta MU pasir di gurun Tengger telah dikelola secara signifikan, dan 10% dari area tersebut berhasil diubah menjadi oasis.

[@johanjohan8038]

luar biasa. Gurun gersang menjadi hijau. Sangat baik utk kehidupan manusia. Thanks 🙏

[@CoklatPanas21]

Yapp keren emang Tiongkok gan

[@aryadewi8550]

Tiongjok skrng no 1 Tehnologi tingkat tinggi.Mamarika uda ketinggalan byk

[@CoklatPanas21]

Bisa jadi gan

[@kjmotorracing6936]

Tiongkok hebat ngk kyk barat taunya perang menginterpensi negara lain contohlah tiongkok membuat hijau alam bukan menanduskan bumi di bum di rudal caina maju iri as bukan tambah di baikin merangkul

[@CoklatPanas21]

Nah itu, kalau perang sangat merugikan gan