Рет қаралды 16,990
Orang Tionghoa Benteng (atau lebih dikenal dengan sebutan Cina Benteng atau Orang Benteng) adalah panggilan yang mengacu kepada masyarakat keturunan Tionghoa yang tinggal di daerah Tangerang, Provinsi Banten. Nama "Tionghoa Benteng" berasal dari kata "Benteng" yang saat itu terdapat sebuah benteng Belanda di Kota Tangerang terletak di Kawasan Pasar Lama, Tangerang, tidak jauh dari sungai Cisadane dan stasiun Tangerang. Pasar Lama merupakan pasar tradisional tertua yang pernah ada dan merupakan cikal bakal Kota Tangerang. Benteng ini dulunya difungsikan sebagai pos pengamanan mencegah serangan dari Kesultanan Banten, benteng ini merupakan benteng terdepan pertahanan Belanda di Pulau Jawa. Masyarakat Tionghoa Benteng telah beberapa generasi tinggal di Tangerang yang kini telah berkembang menjadi tiga kota/kabupaten yaitu, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Mereka adalah komunitas Tionghoa Peranakan terbesar di Indonesia. Setelah masa peralihan 1945-1950, banyak dari mereka yang eksodus ke Belanda dan Amerika Serikat.
Cina Benteng merupakan bentuk masyarakat hasil dari perpaduan dua kebudayaan, yakni etnis Tionghoa dan pribumi. Mereka banyak melakukan pernikahan campuran (amalgansi) sehingga terjadi pembauran. Ciri-ciri fisik mereka tidak seperti orang Cina umumnya, warnanya agak gelap dan matanya tidak terlalu sipit. Mereka sudah menyatu dengan masyarakat pribumi, kadang sulit dibedakan apabila dilihat sepintas. Menurut Kho Oe Tjin Eng tokoh Cina Benteng, pada dasarnya hubungan antara masyarakat Cina Benteng dan masyarakat pribumi cukup harmonis, mereka saling menghargai dan menghormati. Begitupula menurut tokoh agama yang bernama Koh Rudi Gunawijaya mengatakan toleransi agama dan etnis di Tangerang sangat baik, ini terlihat dari beberapa kegiatan seperti pada hari Jumat bersih dan hari besar Kemerdekaan RI, warga Cina Benteng dan masyarakat melakukan gotong royong dan kerja bakti. Pada saat festival Cisadane dan perayaan Peh Cun, pesta lomba perahu naga dan kuliner Tangerang, hampir semua masyarakat datang dan ikut berpartisipasi mensukseskan perayaan tersebut.
Demikian pula, dalam acara pernikahan orang Cina Benteng dan warga Tangerang selalu menampilkan seni cokek dan gambang kromong. Di sini ada kolaborasi kesenian etnik Cina dan Betawi, seperti gambang kromong, tanjidor, dan cokek. Alat musik yang digunakan salah satunya adalah tehyan dari Cina dan pemain cokek terdiri dari masyarakat Sukasari dan warga Cina Benteng.
👥 more info: @perpushalwany @bantenologi5007 @balaipelestariankebudayaan9932 @bpkwilayah8
#sejarahbanten #cinabentengtangerang #cinabentengawalperadabantionghoadibanten #kabupatentangerang #budayabanten #senibanten #wisatabanten #budayaindonesia #jagawarisankita