Рет қаралды 2,163
#selebritis #sejarah #videoviral
TAHU yang selama ini dikenal sebagai makanan khas Indonesia, telah dikenal di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han. Penemunya adalah Pangeran Liu An, cucu dari pendiri Dinasti Han.
Pangeran Liu An lahir pada tahun 179 sebelum masehi, dan meninggal dunia 57 tahun kemudian pada tahun 122 sebelum masehi.
Dari asal katanya, TAHU merupakan serapan dari bahasa Hokkian, yaitu TAUHU, yang secara harfiah berarti “kedelai terfermentasi”. Sedangkan menurut Hieronymus Budi Santoso, TAHU berasal dari bahasa Tionghoa, yakni “tao-hu” atau “teu-hu”. Suku kata “tao” atau “teu” berarti “kacang kedelai”, sedangkan “hu” berarti “hancur menjadi bubur”.
Menurut sejarawan JJ Rizal, TAHU sudah terhidang di Nusantara pada abad kesepuluh, meski terbatas di kalangan elite saja. Sedangkan menurut Suryatini N. Ganie, tahu mulai dikenal masyarakat Kediri pada tahun 1292, dibawa tentara Kubilai Khan.
Dari warnanya, TAHU di Indonesia ada yang berwarna putih dan kuning. Tahu Bandung, berwarna kuning. Di Kediri, juga berwarna kuning, dikenal dengan sebutan TAHU Takwa.
Di tempat lain, ada TAHU Sumedang, yang dirintis oleh Ong Kino dan istrinya. TAHU Sumedang dibuat dari kedelai lurik yang mirip telur Puyuh. Sejak 1917, usaha TAHU Sumedang dilanjutkan oleh anak tunggal mereka, bernama Ong Bun Keng.
Dari segi pengolahan, ada tahu tek-tek, tahu gejrot, tahu pong, tahu isi, semur tahu, pepes tahu dan sebagainya. TAHU bisa disajikan secara tunggal, atau menjadi bagian dari kudapan lain, misalnya gado-gado atau ketoprak.
Di masa lalu, menurut sejarawan Onghokham, TAHU menjadi penyelamat gizi masyarakat di Jawa. Pada abad ke-19, ketika pemerintahan kolonial menerapkan tanam paksa, dan hasilnya dikuras untuk kepentingan kolonial, masyarakat di Jawa tak punya bahan pangan, sehingga terjadi krisis gizi.
Dalam keadaan krisis gizi seperti itu, TAHU hadir sebagai makanan alternatif, menyelamatkan gizi masyarakat di Jawa. TAHU tidak sendirian, ia ditemani adiknya bernama TEMPE.