Chanel yg bagus...kita bisa ikut keliling desa dan dusun.semangat bro...
@silsarentachannel45518 күн бұрын
Simangambat perkampungan Batak Islam yang indah dan damai kerukunan umat beragama sangat tinggi toleransinya kawan👍👍👍
@BudiHartono-kf7fj5 күн бұрын
Mantap. Orang. Batak. Islam. Di. Tapanuli. Selatan. Bagus. Dan. Ramah. Ramah. Penduduk. Disini. Broooo
@DanielParingotan4 күн бұрын
Mauliate laeku tungpe dang boi mulak tu huta ni simatuaku alai nga hubereng be jabuna alai adong nahurang huhilala saotik lae , dang di videohon lae tu pudini gareja HKBP i disima udeanni simatuakku doli
@afdanhamid8258 күн бұрын
Sekedar saran Lae kalo meng-eksplor daerah pedesaan huta huta di pelosok Tapsel/Taput umumnya kan warganya berusaha di bidang pertanian dan perkebunan, nah sekalian di update harga lahan kosong untuk pertanian/perkebunan ini untuk gambaran bagi kita perantauan bila pulang kampung inginnya jadi petani/pekebun karena dah bosan di kota besar
@sahabattapanuli6 күн бұрын
Ok lae siap terimakasih saranya
@IjanMarjan8 күн бұрын
Aslmlkm laeku mantap x do vlogmu salam sian parjalangi damai rukun saluhutna mauliate godang sian marjan hasibuan hoorraas wasallam parhutanami
@sahabattapanuli7 күн бұрын
Walaikkum salam Horas lae 🙏
@alikusen61918 күн бұрын
Kampung yg tenang mantap sekali abangku..
@NukmanNasution4 күн бұрын
Abangku kapan kekampung ortu ku .maga. hutanamale kampung baru dan kampung lama dibawah gunung sorik marapi buat dulu kontennya. Sekarang sdh ramai di kampung itu. Trims
@rommynaufal85345 күн бұрын
Enaknya, kalau masy batak itu, jiwa kekeluargaannya tinggi, ketika saudara semarganya disakiti, apapun agamanya akan dilakukan utk membela orang2 yg tedzalimi, ikatan marga itu lbh kuat dari agama
@bensitochannel51224 күн бұрын
Horas lae.. coba masuk tu kec tano tombangan kab.tapanuli selatan. Sampe tu pasar kamis balerong desa ingul jae.😃
@ParabolatvNow6 күн бұрын
Bener laeku, batak paling tinggi dalam toleransi... Horas
@sahabattapanuli5 күн бұрын
🙏
@JalalHarahap-k9y2 күн бұрын
Bia kbr ipar sht do
@parmonanganjhonsonpanjaita63998 күн бұрын
Yang lae video kan ini baru separoh wilayah Simangambat yg kebetulan di jalan utamanya...yang masuk kedalam ada tiga perkampungan lagi... yaitu Hutadolok,Sigoring goring dan Hutajulu
@parmonanganjhonsonpanjaita63994 күн бұрын
Na marmasak na di pestai boru Hutapea doi 😅
@riadi91998 күн бұрын
Cobalah ekslor sesekali ke mandailing natal...banyak tempat wisata budaya juga disana😊
@sahabattapanuli8 күн бұрын
Disana ramah kah, orang orangnya ?
@riadi91998 күн бұрын
@sahabattapanuli ramah kok orang orang sana..mirip kayak orang Tapsel juga
Mana kerja bupati tapanuli selatan.. hampir di setiap kecamatan jalan rusak
@sahabattapanuli7 күн бұрын
Imadah lae , nga mansai tung leleng dalanon sega
@xyzabc92318 күн бұрын
Huta na rame do huida simangambat on
@sahabattapanuli7 күн бұрын
Ido lae hape dipedalaman do on ditonga nitombak
@amirudinsiregar97748 күн бұрын
👍👍👍
@kumpulhasibuan-lz4xu8 күн бұрын
Simangambat sudah cocok menjadi kecamatan tersendiri
@sahabattapanuli8 күн бұрын
Ido ate lae 👍
@parmonanganjhonsonpanjaita63998 күн бұрын
Pasmai
@parmonanganjhonsonpanjaita63998 күн бұрын
Wilayah Simangambat secara administratif ada dua desa Yakni Desa Simangambat dan Kelurahan Aek Simatung terdiri dari delapan perkampungan..antar lain...hutadolok, Simangambat hutagodang,Pasar Simangambat,Purbatua Simangambat,Hutalobu, Sigoring goring ,Hutajulu dan Sirpang Tandosan
@syahrulxiomi66 күн бұрын
Ini channel khusus buat wrg tapanuli atau umumnya buat wrg batak vlogny bagus tapi syg tdk di barengin dgn translet bahasa indonesia krn yg nonton msyrakt luas klw mau channel ny rame penonton dn ttp eksis berbenahlah dr skrg
@sahabattapanuli5 күн бұрын
Iya lae saya kira cuma orang batak aja yang nonton 😌
@DAULYT7 күн бұрын
Horas ma tutu lae.sombu sihol mamereng vidio muna on bah..andigan boi di upload lae desa sidapdap😅
@sahabattapanuli6 күн бұрын
Saulak nai mai lae da, alana ganjang pardalanan nami sahat tu silantom jae jadi gabe damg sempat
@thomzsondh515 күн бұрын
Sadia dao maon sian Tarutung ? Godang situtu do angka huta ni hita batak naso hea nidalanan saleleng ni bonapasogit najolo.
@sahabattapanuli5 күн бұрын
Mansai dao mai lae , lewat sian Pangaribuan
@herisatriasahputragurusinga8 күн бұрын
Tanah Karo dalam Pengertian sebenarnya bukan hanya mencakup orang Karo yang berdiam di daerah Kabupaten Karo saja. Melainkan mencakup kepada orang-orang Karo yang sudah lama berdiam atau menetap di daerah-daerah garis besar Karo, jauh sebelum kolonial Belanda menjajah wilayah asli suku Karo seperti kabupaten Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Dairi, Aceh Tenggara, Kotamadya Binjai dan ibu kota Medan. Seluruh perpaduan suku Karo diikatkan oleh suatu dialek (bahasa) yang dapat dimengerti dimulai dari daerah Langkat, Deli Serdang, dataran tinggi Karo sampai ke Tanah Alas. Banyak bukti yang menjelaskan bahwa kehidupan masyarakat Karo dipengaruhi oleh ideologi, kepercayaan dan praktek yang lazim dilakukan oleh bangsa India atau Hindu. Pengamatan penting mengenai agama asli Karo yang dinamakan " Kniteken Sipemena" mendeskripsikan bahwa agama tersebut tidak diekspresikan dengan cara sistematis. Tidak ada kitab suci dan tidak ada ajaran teologis yang sistematis bahkan tidak ada dogma di dalamnya. Begitu pula akan musik dan tarian tradisional Karo yang memiliki dimensi, makna religius, artistik, budaya dan hiburan tersendiri. Cerita dan pantun Karo, Seni Ukir dan pakaian Karo, seluruhnya ini telah kami rangkum dengan cermat dan padat dalam buku ini. Sangat bermartabat apabila khazanah lokal lebih dikenal lagi, digali, diteliti, dikaji dan dipublikasikan. Jika tidak harta budaya itu akan tetap tersembunyi dan terpendam. Untuk Bumi Turang, Tanah Karo Simalem... Bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO tanpa embel-embel pembatak2kan dgn LOGIKA dan fakta 🙏
@SodrusNst8 күн бұрын
Masuk sian sipirok doon kan lae. 35 thn lalu sy dari sini ternyata gdk perobahan yg signifikan 🥲🥲
@sahabattapanuli8 күн бұрын
Ido lae sian sipirok 👍
@Sky_nbl8 күн бұрын
Batak Toba ya, jgn cuma batak
@herusetiawankusnadi24838 күн бұрын
Saya suka videonya bang, tapi saya gak bisa bahasa batak. Kalau bisa buat teks nya kalau berbahasa batak bang.
@sahabattapanuli8 күн бұрын
Bah tahe.lain kali pakai bahasa indonesialah 🙏
@edisujaya22174 күн бұрын
Bang kalau bisa pakai bahasanya jangan Bahasa daerah, jadi buat kita semua memahaminya, Mantap Bang, lanjut terus
@wahyusetiawan98797 күн бұрын
Horas Lae....boleh tanya Lae,apakah semua marga itu bahasanya sama apa beda ?
@sahabattapanuli7 күн бұрын
Pada dasarnya bahasa batak itu semua sama meski beda marga hanya ada beda beda dialek maupun logat
@wahyusetiawan98797 күн бұрын
@sahabattapanuli o....begitu terimakasih infonya, sama Jawa juga begitu,Jawa tengah,Jogja ,Jawa timur bahasanya sama cuma beda dialek, terimakasih sukses selalu, sahabat tapanuli
@parmonanganjhonsonpanjaita63998 күн бұрын
Tanah Lapang i ima goarna Banjar Pangaribuan...ala marga Gultom sian Pangaribuan sipukka huta 🤣
@sahabattapanuli6 күн бұрын
Ido pas mai songon na didok lae na jumpa disi abangda
@herisatriasahputragurusinga8 күн бұрын
Suku Karo tak mengenal MARGA tapi MERGA yang berasal dari kata MEHERGA/ MERGA yang berarti mahal karena anak laki-laki itu penerus keluarga.Suku Karo punya MERGA SILIMA yaitu Karokaro, Tarigan, Ginting, Peranginangin dan Sembiring dimana ada 2 merga berbeda yaitu merga Peranginangin boleh menikah sesama cabang merga Peranginangin (sub merga tertentu) dan satu lagi merga Sembiring yang terbagi menjadi dua yaitu yang makan b1/anjing tidak boleh menikah sesama cabang merga Sembiring dan yang pantang makan b1/anjing boleh menikah sesama cabang merga Sembiring.bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO tanpa embel-embel pembatak2kan dgn LOGIKA dan fakta 🙏
@bengsimatupang98354 күн бұрын
Hostnya terlalulambat dan bodoh tidak pandaiberyanya judulnyabertentanganddnganisinya jaditayangan oni sangat mengecewakan tanyakan sejarah berdirinyakampungtsbt dan marga apayangmayoritas..disana dan twrstanya agamayangmayoritas da bagaimanahubungan merekdngn otrang yangtidak satuagamadln berinteraksi
@herisatriasahputragurusinga8 күн бұрын
Kenapa orang Karo tidak mau disebut Batak. Dalam buku "Sejarah Pijer Podi, Adat Nggeluh Suku Karo Indonesia (1995)" karya Kol (Purn) Sempa Sitepu menuliskan dengan tegas jika Suku Karo bukan berasal dari si Raja Batak. Sehingga penyebutan Batak Karo jelas mengubah sejarah. Dalam penjelasannya, dia pun mencantumkan sisilan suku Karo yang dirangkum dari cerita para leluhurnya. Dituliskan jika leluhur etnis Karo dari India Selatan yang berbatasan Myanmar Dahulunya, ada seorang raja hidup dengan permaisurinya di seberang laut. Sang raja rupanya memiliki panglima bernama Karo yang merupakan orang keturunan India. sang raja mengatakan pada Panglima Karo ingin pergi ke lokasi baru untuk mendirikan kerajaan. Sang putri raja Si Miansari ikut serta. Miansari yang sudah menyimpan rasa kepada Karo memilih ikut rombongan dengan pasukan yang dipimpin sang panglima. Pasukan pun berlayar hingga tiba di Pulau Pinang. Konon mereka tinggal beberapa bulan di pulau itu hingga sang Raja kepincut dengan pulau yang lebih luas di sebelah selatan. Dengan semangat raja pun akhirnya meminta pasukan bersiap untuk menyeberang. Nahas, di tengah laut, mereka diterjang ombak besar hingga pasukan terpencar. Beruntung putri Miansari dengan rombongan Panglima Karo terdampar. Sementara keberadaan sang raja tak diketahui. akhirnya Putri Miansari dengan Panglima Karo pun sepakat pergi dengan membawa dua dayang dan tiga pengawal. Dalam pencarian tempat baru itu, akhirnya Miansari dan panglima menikah. Rombongan pun akhirnya tiba di pulau Perca (Sumatera). Saat ini, tempat tersebut dinamakan Belawan. Masih belum ingin menetap, rombongan pun menelusuri aliran sungai hingga tiba di tempat yang kini dinamakan Durin Tani. Di tepat itu diketahui ada gua yang disebut gua Umang. Dianggap tak aman, Panglima Karo dengan rombongan pergi hingga sampai ke tempat bernama Buluhawar, Bukum. Mereka pun tinggal di kaki gunung kini bernama Sikeben yang berdekatan dengan Bandarbaru. Masih mencari tempat yang lebih nyaman, Karo kembali berpindah hingga tiba di kaki Gunung Barus. Meski pemandangan dan udara di tempat tersebut sangat disukai rombongannya, Karo tetap ingin mencari tempat lain yang mirip dengan tanah kelahirannya. Saat beristirahat di bawah pohon beringin, Karo mengutus anjing untuk menyusuri sungai yang kini disebut Sungai Lau Biang. Beruntung anjing itu kembali dengan selamat. Karo dan rombongan pun kembali melakukan perjalanan hingga tiba di daratan tinggi bernama Mulawari atau berseberangan dengan si Capah (Seberaya). Daratan tinggi kini ini sebut Tanah Karo. Pernikahan Putri Miansari-Karo dikaruniani tujuh anak. Anak pertama hingga keenam semuanya perempuan. 1. Corah 2. Unjuk 3. Tekang 4. Girik 5. Pagit 6. Jile 7. Meherga Anak ketujuh berjenis kelamin laki-laki. Lantaran disebut sebagai penerus, anak ketujuh ini diberi nama Meherga (berharga). Terciptanya Merga dari Suku Karo Lahir anak ketujuh Karo ini juga menjadi cikal bakal terciptanya merga di Suku Karo. Merga pun akhirnya menikah dengan anak Tarlon (saudara bungsu dari Miansari) bernama Cimata. Merga dan Cimata pun memiliki lima anak laki-laki yang namanya menjadi induk merga Suku Karo. Anak pertama yakni Karo (sebagai leluhur agar diingat para keturunannya). Anak keduanya yakni Ginting. Anak ketiga yakni Sembiring. Nama itu diambil kata kata Si Mbiring yang artinya hitam. Konon, Sembiring ini paling hitam di antara saudaranya. Anak ke empat Peranginangin. Dia diceritakan lhahir saat angin puting beliung. Sementara anak kelima atau bungsu diberi nama Tarigan. Itulah sejarah kenapa orang Karo tidak mau disebut orang Batak. Mereka tidak ingin menghapus sejarah leluhurnya hingga disebut suku Batak padahal mereka berbeda asal usul nenek moyang dan mereka telah membentuk identitas mereka yaitu" Suku Karo dgn Merga Silima" dgn salam Mejuah-juah.
@sahabattapanuli8 күн бұрын
Mantap
@parmonanganjhonsonpanjaita63998 күн бұрын
Sah sah saja Suku Karo tidak bagian dari Batak...Tapi alangkah bagusnya Kalo Gereja Karo GBKP dihilangkan dulu embel embel Batak nya... menurut saya ya selagi embel embel itu ada orang awam khususnya diluar Sumut akan tetap menganggap Karo itu Batak
@herisatriasahputragurusinga7 күн бұрын
@parmonanganjhonsonpanjaita6399 memang sebaiknya seperti itu dan mudah2an secepatnya seperti HKBPS yang diganti menjadi GKPS oleh Simalungun yang punya 4 merga utama yaitu SILALAHI, SINAGA, DAMANIK dan PURBA.. semoga secepatnya. Tetapi kesukuan Karo tak ada hubungan dgn agama terutama GBKP karena tak semua orang Karo yang kristen bergereja yang sama dan banyak agama yang lain dan sejatinya agama pertama dan aslinya suku Karo adalah PEMENA ( mirip Hindu India) diikuti Islam ( guru patimpus Sembiring Pelawi yang mendirikan Medan keturunannya menjadi asal muasal Melayu Deli dan kesultanan Melayu Deli) diikuti kristen protestan ( melalui Belanda ( Karo) dan Jerman ( Batak/Toba), diikuti kristen katolik dan agama lain dimasa2 kemudian. Bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO, bukan Batak 👍🙏
@herisatriasahputragurusinga7 күн бұрын
@parmonanganjhonsonpanjaita6399 ini proganda PEMBATAK2KAN terhadap suku agama melalui agama... KARO BUKAN BATAK hanya SUKU KARO.Fakta GBKP pertama: Gereja Batak Karo Protestan (disingkat GBKP) adalah sebuah kelompok gereja Protestan di Indonesia yang berdiri di Tanah Karo, Sumatera Utara dan melayani masyarakat Karo. GBKP adalah gereja Kristen Protestan yang beraliran Calvinis. Dimana, dulu pada awalnya sudah ada Gereja Karo, gedungnya dibangun di Buluhawar, kalau tidak salah gedung gereja tersebut dibangun tahun 1889. Pada waktu itu namanya adalah Karosche Kerk, atau belakangan ditulis dengan Gereja Karo Protestan ataupun Karosche Protestantse Kerk, walaupun nama aslinya sebenarnya adalah Karosche Kerk (Gereja Karo). Tahun 1941, maka digantilah nama gereja tersebut menjadi Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), dan pada tahun 1943 GBKP menyatakan diri independen (njayo) dari organisasi zending. Berdasarkan analisa para ahli, waktu itu ada upaya mengaitkan antara gereja ini dengan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), karena saat itu (tahun 1941), Belanda sudah dikuasai oleh Jerman di Perang Dunia II. Adanya campur tangan HKBP di peralihan nama itu terlihat dalam posisi ketua Moderamen GBKP yang pertama pada Sidang Sinode yang pertama di Sibolangit tahun 1941 yang dijabat oleh Pdt. J. van Muylwijk. Seperti diketahui van Muylwijk, sebelumnya bekerja di HKBPS (Simalungun) dan kalau tidak salah merupakan ketua klasis HKBP Simalungun pada waktu itu. Meski van Muylwijk berasal dari Belanda, sebenarnya dia bekerja untuk Reinisch Mission Geselsalf (RMG) atau organisasi misi Jerman dan bukan untuk Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG) yang merupakan organisasi zending Belanda yang mendirikan Karosche Kerk di Buluhawar. Pastinya mengapa diubah namanya menjadi GBKP dan mengapa ditambahkan Bataknya di tahun 1941 tersebut, maka untuk lebih jelasnya silahkan ditanyakan kepada yang berkompeten mewakili gereja itu. Tulisan ini hanya menghadirkan analisas berdasarkan data-data yang terkuak ke publik. Dari analisa para ahli, bahwa besar dugaan perubahan nama Gereja Karo (GK) menjadi Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) disebabkan karena ada campur tangan HKBP setelah Belanda dikuasai Jerman di Perang Dunia II. Demikianlah sekilas sejarah penamaan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) pada tahun 1941, dimana pada awalnya Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG) yang merupakan organisasi zending Belanda menamakan gereja ini dengan nama Karosche Kerk (Gereja Karo). bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO tanpa embel-embel pembatak2kan dgn logika dan fakta 🙏 KARO BUKAN BATAK hanya SUKU KARO.fakta GBKP kedua: Karo Kerk (bahasa Indonesia: Gereja Karo) adalah sebutan bagi gereja pertama yang berdiri untuk melayani masyarakat Batak Karo. Pertama kali berdiri di Buluh Awar. Bangunan pertamanya juga berdiri di Buluh Awar, di tahbiskan pada tanggal 24 Desember 1899 oleh Meint Joustra, seorang guru injil berkebangsaan Belanda yang dikirim oleh Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG) untuk misi Pekabaran Injil bagi masyarakat Batak Karo. Dikatakan "sebutan" bagi gereja untuk melayani masyarakat Batak Karo, karena pada saat pertama kali penginjilan dilakukan bagi masyarakat Batak Karo yang dipelopori oleh NZG dari tahun 1890 hingga tahun 1941, tidak ada sebuah sinode atau denominasi gereja yang didirikan. Tetapi semua pelayanan yang dinaungi oleh NZG tersebut dinamai dengan Karo Kerk atau Karo Zending. Akibat kekalahan Belanda terhadap Jerman pada tahun 1941 di Perang Dunia, semua aset-aset tanah jajahan Belanda diambil alih oleh Jerman, tak terkecuali lahan zending garapan NZG (lembaga misionaris Belanda) yang kemudian beralih kepada Rheinische Missionsgesellschaft (RMG) (lembaga misionaris Jerman). Kontroversi Banyak kalangan yang menterjemahkan secara liar Karo Kerk ke dalam berbagai nama. Misalkan menjadi Gereja Kristen Karo, Gereja Protestan Karo, Gereja Kristen Protestan Karo, Gereja Batak Karo Protestan, dsb. Padahal, secara harafiah, Karo Kerk cukup diterjemahkan dengan Gereja Karo. Ada lagi yang beranggapan kalau GBKP adalah gereja Karo Pertama yang dulu pertama berdiri di Buluhawar, sehingga terjadi salah tafsir dan perubahan dari yang harusnya Peringeten sehna Berita Simeriah man Kalak Karo atau dalam Bahasa Indonesia-nya "Peringatan Pekabaran Injil bagi Suku Karo" menjadi "Peringatan berdirinya GBKP" atau "ulangtahun GBKP", ini jelas keliru! Sebab 14 April 1890 itu hari dimana Pdt. H. C. Krujt dan Nicolas Pontoh utusan dari Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG) (Lembaga Zending Belanda) untuk pertamakalinya menginjakkan kaki di Buluhawar (lokasi penginjilan pertama bagi Suku Karo) dan 24 Desember 1899 bangunan gereja pertama ditahbiskan oleh Pdt. Meint Joustra di Buluhawar. Sedangkan GBKP baru muncul pada tahun 1941. Jadi, peringatan 1890 lebih tepat adalah sebagai Peringatan Pekabaran Injil Bagi Suku KARO .Bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO tanpa embel-embel pembatak2kan dgn logika dan fakta 🙏
@herisatriasahputragurusinga7 күн бұрын
@@parmonanganjhonsonpanjaita6399 KARO BUKAN BATAK hanya SUKU KARO.Fakta GBKP pertama: Gereja Batak Karo Protestan (disingkat GBKP) adalah sebuah kelompok gereja Protestan di Indonesia yang berdiri di Tanah Karo, Sumatera Utara dan melayani masyarakat Karo. GBKP adalah gereja Kristen Protestan yang beraliran Calvinis. Dimana, dulu pada awalnya sudah ada Gereja Karo, gedungnya dibangun di Buluhawar, kalau tidak salah gedung gereja tersebut dibangun tahun 1889. Pada waktu itu namanya adalah Karosche Kerk, atau belakangan ditulis dengan Gereja Karo Protestan ataupun Karosche Protestantse Kerk, walaupun nama aslinya sebenarnya adalah Karosche Kerk (Gereja Karo). Tahun 1941, maka digantilah nama gereja tersebut menjadi Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), dan pada tahun 1943 GBKP menyatakan diri independen (njayo) dari organisasi zending. Berdasarkan analisa para ahli, waktu itu ada upaya mengaitkan antara gereja ini dengan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), karena saat itu (tahun 1941), Belanda sudah dikuasai oleh Jerman di Perang Dunia II. Adanya campur tangan HKBP di peralihan nama itu terlihat dalam posisi ketua Moderamen GBKP yang pertama pada Sidang Sinode yang pertama di Sibolangit tahun 1941 yang dijabat oleh Pdt. J. van Muylwijk. Seperti diketahui van Muylwijk, sebelumnya bekerja di HKBPS (Simalungun) dan kalau tidak salah merupakan ketua klasis HKBP Simalungun pada waktu itu. Meski van Muylwijk berasal dari Belanda, sebenarnya dia bekerja untuk Reinisch Mission Geselsalf (RMG) atau organisasi misi Jerman dan bukan untuk Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG) yang merupakan organisasi zending Belanda yang mendirikan Karosche Kerk di Buluhawar. Pastinya mengapa diubah namanya menjadi GBKP dan mengapa ditambahkan Bataknya di tahun 1941 tersebut, maka untuk lebih jelasnya silahkan ditanyakan kepada yang berkompeten mewakili gereja itu. Tulisan ini hanya menghadirkan analisas berdasarkan data-data yang terkuak ke publik. Dari analisa para ahli, bahwa besar dugaan perubahan nama Gereja Karo (GK) menjadi Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) disebabkan karena ada campur tangan HKBP setelah Belanda dikuasai Jerman di Perang Dunia II. Demikianlah sekilas sejarah penamaan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) pada tahun 1941, dimana pada awalnya Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG) yang merupakan organisasi zending Belanda menamakan gereja ini dengan nama Karosche Kerk (Gereja Karo). bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO tanpa embel-embel pembatak2kan dgn logika dan fakta 🙏 KARO BUKAN BATAK hanya SUKU KARO.fakta GBKP kedua: Karo Kerk (bahasa Indonesia: Gereja Karo) adalah sebutan bagi gereja pertama yang berdiri untuk melayani masyarakat Batak Karo. Pertama kali berdiri di Buluh Awar. Bangunan pertamanya juga berdiri di Buluh Awar, di tahbiskan pada tanggal 24 Desember 1899 oleh Meint Joustra, seorang guru injil berkebangsaan Belanda yang dikirim oleh Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG) untuk misi Pekabaran Injil bagi masyarakat Batak Karo. Dikatakan "sebutan" bagi gereja untuk melayani masyarakat Batak Karo, karena pada saat pertama kali penginjilan dilakukan bagi masyarakat Batak Karo yang dipelopori oleh NZG dari tahun 1890 hingga tahun 1941, tidak ada sebuah sinode atau denominasi gereja yang didirikan. Tetapi semua pelayanan yang dinaungi oleh NZG tersebut dinamai dengan Karo Kerk atau Karo Zending. Akibat kekalahan Belanda terhadap Jerman pada tahun 1941 di Perang Dunia, semua aset-aset tanah jajahan Belanda diambil alih oleh Jerman, tak terkecuali lahan zending garapan NZG (lembaga misionaris Belanda) yang kemudian beralih kepada Rheinische Missionsgesellschaft (RMG) (lembaga misionaris Jerman). Kontroversi Banyak kalangan yang menterjemahkan secara liar Karo Kerk ke dalam berbagai nama. Misalkan menjadi Gereja Kristen Karo, Gereja Protestan Karo, Gereja Kristen Protestan Karo, Gereja Batak Karo Protestan, dsb. Padahal, secara harafiah, Karo Kerk cukup diterjemahkan dengan Gereja Karo. Ada lagi yang beranggapan kalau GBKP adalah gereja Karo Pertama yang dulu pertama berdiri di Buluhawar, sehingga terjadi salah tafsir dan perubahan dari yang harusnya Peringeten sehna Berita Simeriah man Kalak Karo atau dalam Bahasa Indonesia-nya "Peringatan Pekabaran Injil bagi Suku Karo" menjadi "Peringatan berdirinya GBKP" atau "ulangtahun GBKP", ini jelas keliru! Sebab 14 April 1890 itu hari dimana Pdt. H. C. Krujt dan Nicolas Pontoh utusan dari Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG) (Lembaga Zending Belanda) untuk pertamakalinya menginjakkan kaki di Buluhawar (lokasi penginjilan pertama bagi Suku Karo) dan 24 Desember 1899 bangunan gereja pertama ditahbiskan oleh Pdt. Meint Joustra di Buluhawar. Sedangkan GBKP baru muncul pada tahun 1941. Jadi, peringatan 1890 lebih tepat adalah sebagai Peringatan Pekabaran Injil Bagi Suku KARO .Bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO tanpa embel-embel pembatak2kan dgn logika dan fakta 🙏
@herisatriasahputragurusinga8 күн бұрын
Kenapa orang Karo tidak mau disebut Batak. Dalam buku "Sejarah Pijer Podi, Adat Nggeluh Suku Karo Indonesia (1995)" karya Kol (Purn) Sempa Sitepu menuliskan dengan tegas jika Suku Karo bukan berasal dari si Raja Batak. Sehingga penyebutan Batak Karo jelas mengubah sejarah. Dalam penjelasannya, dia pun mencantumkan sisilan suku Karo yang dirangkum dari cerita para leluhurnya. Dituliskan jika leluhur etnis Karo dari India Selatan yang berbatasan Myanmar Dahulunya, ada seorang raja hidup dengan permaisurinya di seberang laut. Sang raja rupanya memiliki panglima bernama Karo yang merupakan orang keturunan India. sang raja mengatakan pada Panglima Karo ingin pergi ke lokasi baru untuk mendirikan kerajaan. Sang putri raja Si Miansari ikut serta. Miansari yang sudah menyimpan rasa kepada Karo memilih ikut rombongan dengan pasukan yang dipimpin sang panglima. Pasukan pun berlayar hingga tiba di Pulau Pinang. Konon mereka tinggal beberapa bulan di pulau itu hingga sang Raja kepincut dengan pulau yang lebih luas di sebelah selatan. Dengan semangat raja pun akhirnya meminta pasukan bersiap untuk menyeberang. Nahas, di tengah laut, mereka diterjang ombak besar hingga pasukan terpencar. Beruntung putri Miansari dengan rombongan Panglima Karo terdampar. Sementara keberadaan sang raja tak diketahui. akhirnya Putri Miansari dengan Panglima Karo pun sepakat pergi dengan membawa dua dayang dan tiga pengawal. Dalam pencarian tempat baru itu, akhirnya Miansari dan panglima menikah. Rombongan pun akhirnya tiba di pulau Perca (Sumatera). Saat ini, tempat tersebut dinamakan Belawan. Masih belum ingin menetap, rombongan pun menelusuri aliran sungai hingga tiba di tempat yang kini dinamakan Durin Tani. Di tepat itu diketahui ada gua yang disebut gua Umang. Dianggap tak aman, Panglima Karo dengan rombongan pergi hingga sampai ke tempat bernama Buluhawar, Bukum. Mereka pun tinggal di kaki gunung kini bernama Sikeben yang berdekatan dengan Bandarbaru. Masih mencari tempat yang lebih nyaman, Karo kembali berpindah hingga tiba di kaki Gunung Barus. Meski pemandangan dan udara di tempat tersebut sangat disukai rombongannya, Karo tetap ingin mencari tempat lain yang mirip dengan tanah kelahirannya. Saat beristirahat di bawah pohon beringin, Karo mengutus anjing untuk menyusuri sungai yang kini disebut Sungai Lau Biang. Beruntung anjing itu kembali dengan selamat. Karo dan rombongan pun kembali melakukan perjalanan hingga tiba di daratan tinggi bernama Mulawari atau berseberangan dengan si Capah (Seberaya). Daratan tinggi kini ini sebut Tanah Karo. Pernikahan Putri Miansari-Karo dikaruniani tujuh anak. Anak pertama hingga keenam semuanya perempuan. 1. Corah 2. Unjuk 3. Tekang 4. Girik 5. Pagit 6. Jile 7. Meherga Anak ketujuh berjenis kelamin laki-laki. Lantaran disebut sebagai penerus, anak ketujuh ini diberi nama Meherga (berharga). Terciptanya Merga dari Suku Karo Lahir anak ketujuh Karo ini juga menjadi cikal bakal terciptanya merga di Suku Karo. Merga pun akhirnya menikah dengan anak Tarlon (saudara bungsu dari Miansari) bernama Cimata. Merga dan Cimata pun memiliki lima anak laki-laki yang namanya menjadi induk merga Suku Karo. Anak pertama yakni Karo (sebagai leluhur agar diingat para keturunannya). Anak keduanya yakni Ginting. Anak ketiga yakni Sembiring. Nama itu diambil kata kata Si Mbiring yang artinya hitam. Konon, Sembiring ini paling hitam di antara saudaranya. Anak ke empat Peranginangin. Dia diceritakan lhahir saat angin puting beliung. Sementara anak kelima atau bungsu diberi nama Tarigan. Itulah sejarah kenapa orang Karo tidak mau disebut orang Batak. Mereka tidak ingin menghapus sejarah leluhurnya hingga disebut suku Batak padahal mereka berbeda asal usul nenek moyang dan mereka telah membentuk identitas mereka yaitu" Suku Karo dgn Merga Silima" dgn salam Mejuah-juah.
@Game-u5w8 күн бұрын
Ga ada yang nanya
@michaelapri74827 күн бұрын
Ga usah emang kami suku batak ga rugi😂😂😂kami bangga dengan suka kami suku batak paham..
@herisatriasahputragurusinga7 күн бұрын
@michaelapri7482 kami pun bangga dgn suku kami suku Karo ,kami punya mitologi Karo sendiri dan profesor HERAWATI dan peneliti DNA Toba Edward Simanungkalit membuktikan secara ilmiah melalui fakta ilmiah DNA masyarakat Nusantara bahkan kami berasal dari India dan lebih tua dari orang2 yang merasa Batak atau raja Batak yang kenyataan cuma Toba, Teba atau jering pahami itu ya KAMI SUKU KARO dan jika pun tidak kebenaran akan jati diri dan DNA kami tak terbantahkan. Bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO, bukan Batak 👍🙏
@herisatriasahputragurusinga7 күн бұрын
@michaelapri7482 Suku KARO secara genetik: Berdasarkan DNA (ilmu genetika yang keabsahannya diakui oleh PBB) Suku Karo sudah mendiami Pulau Sumatera sejak 8.300 tahun lampau dan jauh sebelum Raja-raja Batak datang ke Pulau Sumatera dari sabang sampai lampung (berdasarkan genetika DNA ini mengartikan Suku Karo bukan suku batak dan bukan juga sub suku batak). Orang Karo terutama merupakan campuran dari 4 (empat) penutur bahasa, yaitu: 1. Orang Negrito (Masa Mesolitik: 10.000 - 6.000 tahun lalu). 2. Penutur Austroasiatik (Masa Neolitik: 6.000 - 2.000 tahun lalu). 3. Penutur Austronesia (Masa Neolitik: 6.000 - 2.000 tahun lalu). 4. Orang Tamil dari India Selatan (Masa periode tahun masehi). Di dalam DNA Karo (dan Gayo) ada ditemukan unsur: Negrito, Austroasiatik, Austronesia, dan Tamil, sehingga kesamaan inilah yang membuat Karo dan Gayo berkerabat sangat dekat. Sementara Orang Karo merupakan keturunan dari campuran Orang Negrito yang datang pada masa Mesolitik, penutur Austroasiatik dan penutur Austronesia yang datang pada masa Neolitik, serta Orang Tamil. Maka, jelas berbeda kedatangannya yang jauh lebih dulu kedatangan dari Orang Negrito, penutur Austroasiatik, dan penutur Austronesia dibanding Si Raja Batak yang diperkirakan datang sekitar 800 (+/- 200) tahun lalu. dikonfirmasi oleh hasil analisa DNA Orang Toba oleh Mark Lipson (2014:87) dengan menyimpulkan bahwa DNA Orang Toba terdiri dari: Austronesia 55%, Austroasiatik 25%, dan Negrito 20%. Maka, jelas bahwa Orang Toba bukan hanya Orang Taiwan (Austronesia+Austroasitik), tetapi campuran Orang Taiwan dan Orang Negrito. Orang Negrito sudah ada mendiami Humbang sebelum Si Raja Batak datang ke Sianjur Mula-mula di kaki Pusuk Buhit, Negeri Toba, sehingga pernyataan bahwa Sianjur Mula-mula merupakan awal persebaran manusia bukanlah fakta, melainkan hanyalah mitos. Orang Karo bukanlah Orang Taiwan seperti Si Raja Batak yang Orang Taiwan, melainkan campuran Negrito, Austroasiatik, Austronesia, dan Tamil. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa Orang Karo bukan keturunan Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula. Orang Karo lebih dulu sampai di Tanah Karo yang sudah datang pada masa prasejarah daripada Si Raja Batak yang sampai di Sianjur Mula-mula sekitar 800 (+/- 200) tahun lalu, sehingga migrasi Orang Toba ke Tanah Karo tidak menjadikan Orang Karo menjadi keturunan Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula. Jelas bahwa tidak ada hubungan genealogis Si Raja Batak dengan Orang Karo, sementara bahasa Toba dan bahasa Karo termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Akhirnya, pernyataan bahwa Orang Karo adalah keturunan Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula bukanlah fakta, melainkan hanyalah mitos! Kenapa orang Karo tidak mau disebut Batak. Dalam buku "Sejarah Pijer Podi, Adat Nggeluh Suku Karo Indonesia (1995)" karya Kol (Purn) Sempa Sitepu menuliskan dengan tegas jika Suku Karo bukan berasal dari si Raja Batak. Sehingga penyebutan Batak Karo jelas mengubah sejarah. Dalam penjelasannya, dia pun mencantumkan sisilan suku Karo yang dirangkum dari cerita para leluhurnya. Dituliskan jika leluhur etnis Karo dari India Selatan yang berbatasan Myanmar Dahulunya, ada seorang raja hidup dengan permaisurinya di seberang laut. Sang raja rupanya memiliki panglima bernama Karo yang merupakan orang keturunan India. sang raja mengatakan pada Panglima Karo ingin pergi ke lokasi baru untuk mendirikan kerajaan. Sang putri raja Si Miansari ikut serta. Miansari yang sudah menyimpan rasa kepada Karo memilih ikut rombongan dengan pasukan yang dipimpin sang panglima. Pasukan pun berlayar hingga tiba di Pulau Pinang. Konon mereka tinggal beberapa bulan di pulau itu hingga sang Raja kepincut dengan pulau yang lebih luas di sebelah selatan. Dengan semangat raja pun akhirnya meminta pasukan bersiap untuk menyeberang. Nahas, di tengah laut, mereka diterjang ombak besar hingga pasukan terpencar. Beruntung putri Miansari dengan rombongan Panglima Karo terdampar. Sementara keberadaan sang raja tak diketahui. akhirnya Putri Miansari dengan Panglima Karo pun sepakat pergi dengan membawa dua dayang dan tiga pengawal. Dalam pencarian tempat baru itu, akhirnya Miansari dan panglima menikah. Rombongan pun akhirnya tiba di pulau Perca (Sumatera). Saat ini, tempat tersebut dinamakan Belawan. Masih belum ingin menetap, rombongan pun menelusuri aliran sungai hingga tiba di tempat yang kini dinamakan Durin Tani. Di tepat itu diketahui ada gua yang disebut gua Umang. Dianggap tak aman, Panglima Karo dengan rombongan pergi hingga sampai ke tempat bernama Buluhawar, Bukum. Mereka pun tinggal di kaki gunung kini bernama Sikeben yang berdekatan dengan Bandarbaru. Masih mencari tempat yang lebih nyaman, Karo kembali berpindah hingga tiba di kaki Gunung Barus. Meski pemandangan dan udara di tempat tersebut sangat disukai rombongannya, Karo tetap ingin mencari tempat lain yang mirip dengan tanah kelahirannya. Saat beristirahat di bawah pohon beringin, Karo mengutus anjing untuk menyusuri sungai yang kini disebut Sungai Lau Biang. Beruntung anjing itu kembali dengan selamat. Karo dan rombongan pun kembali melakukan perjalanan hingga tiba di daratan tinggi bernama Mulawari atau berseberangan dengan si Capah (Seberaya). Daratan tinggi kini ini sebut Tanah Karo. Pernikahan Putri Miansari-Karo dikaruniani tujuh anak. Anak pertama hingga keenam semuanya perempuan. 1. Corah 2. Unjuk 3. Tekang 4. Girik 5. Pagit 6. Jile 7. Meherga Anak ketujuh berjenis kelamin laki-laki. Lantaran disebut sebagai penerus, anak ketujuh ini diberi nama Meherga (berharga)/Merga(mahal) Terciptanya Merga dari Suku Karo Lahir anak ketujuh Karo ini juga menjadi cikal bakal terciptanya merga di Suku Karo. Merga pun akhirnya menikah dengan anak Tarlon (saudara bungsu dari Miansari) bernama Cimata. Merga dan Cimata pun memiliki lima anak laki-laki yang namanya menjadi induk merga Suku Karo. Anak pertama yakni Karo (sebagai leluhur agar diingat para keturunannya). Anak keduanya yakni Ginting. Anak ketiga yakni Sembiring. Nama itu diambil kata kata Si Mbiring yang artinya hitam. Konon, Sembiring ini paling hitam di antara saudaranya. Anak ke empat Peranginangin. Dia diceritakan lhahir saat angin puting beliung. Sementara anak kelima atau bungsu diberi nama Tarigan. Itulah sejarah kenapa orang Karo tidak mau disebut orang Batak. Mereka tidak ingin menghapus sejarah leluhurnya hingga disebut suku Batak padahal mereka berbeda asal usul nenek moyang dan mereka telah membentuk identitas mereka yaitu" Suku Karo dgn Merga Silima" dgn salam Mejuah-juah. Dikutip dari website resmi Pemerintah Kabupaten Karo, berikut daftar 5 marga induk suku Karo atau Merga Silima beserta sub merganya. 1. KARO-KARO: . Karo sekali · Barus · Bukit · Gurusinga · Kaban · Kacaribu · Ketaren · Kemit · Jung · Purba · Sinulingga · Sinukaban · Sinubulan · Sinuraya · Sitepu · Sinuhaji · Surbakti · Samura 2. GINTING: · Ajartambun · Babo · Beras · Cabap · Gurupatih · Garamata · Jandibata · Jawak · Manik · Munte · Pase · Seragih · Suka · Sugihen · Sinusinga · Tumangger 3. SEMBIRING: · Berahmana · Busuk · Depari · Colia · Keloko · Kembaren · Muham · Meliala · Maha · Bunuaji · Gurukinayan · Pandia · Keling · Pelawi · Pandebayang · Sinukapur · Sinulaki · Sinupayung · Tekang 4. Perangin-angin · Bangun · Keliat · Kacinambun · Namohaji · Nano · Menjerang · Uwir · Pinem · Pancawan · Panggarun · Ulun Jandi · Laksa · Perbesi · Sukatendel · Singarimbun · Sinurat · Sebayang · Tanjung 5. TARIGAN: · Bondong · Gana-gana · Gersang · Gerneng · Jampang · Purba · Pekan · Sibero · Tua · Tegur · Tambak · Tambun · Silangit · Tendang Suku Karo tak mengenal MARGA tapi MERGA yang berasal dari kata MEHERGA/ MERGA yang berarti mahal karena anak laki-laki itu penerus keluarga.Suku Karo punya MERGA SILIMA yaitu KARO-KARO,GINTING, SEMBIRING PERANGINANGIN dan TARIGAN dimana ada 2 merga berbeda atau mendapat pengecualian yaitu merga PERANGINANGIN boleh menikah sesama cabang merga PERANGINANGIN ( sub merga tertentu) dan satu lagi merga SEMBIRING yang terbagi menjadi dua yaitu yang makan b1/anjing tidak boleh menikah sesama cabang merga SEMBIRING dan yang pantang makan b1/anjing boleh menikah sesama cabang merga SEMBIRING. Bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO tanpa embel-embel pembatak2kan dgn logika dan fakta 🙏