Рет қаралды 188
Danbrigif 27/Nusa Ina Bertindak Sebagai Pemateri Cinta Tanah Air Dalam Kegiatan Madrasah Kader Aswaja Di Islamic Center, Masohi (23/02/2024).
Sebagaimana telah diketahui bersama, Nahdlatul Ulama merupakan organisasi masyarakat yang berlandaskan ajaran agama Islam dan terbesar di Indonesia. Sejarah mencatat bahwa NU sangat berkontribusi besar dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara dan Bangsa Indonesia. Resolusi Jihad yang diinisiasi oleh ulama NU, adalah respon positif terhadap permohonan bantuan Presiden Soekarno akan sebuah landasan mental kejuangan untuk menghadapi agresi militer Belanda, yang tidak rela melepaskan Indonesia menjadi negara yang merdeka dan berdaulat.
Setelah merdeka, hari ini, tantangan yang dihadapi Nahdlatul Ulama tidak usai, melainkan semakin kompleks. Memantapkan akidah, menambah wawasan keagamaan dan amaliah dan menyikapi isu kekinian di lingkup nasional bahkan internasional, menjadi tantangan bagi NU yang tak dapat dipandang remeh.
“Kajian Islam Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja an-Nahdliyah harus semakin sering dilakukan di daerah seluruh Indonesia, sebagai ikhtiar untuk memperkuat keyakinan, dan membentengi warga di Tanah Air dari sejumlah serangan kelompok lain,” kata KH Abdurrahman Navis, Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini pada Munas dan Konbes NU 2019.
Demi mengintensifkan kajian Aswaja dimaksud, dibentuk Aswaja NU Center di tingkat provinsi, kabupaten dan kecamatan sesuai tingkatan NU setempat. Pada kesempatan ini, Aswaja NU Center Maluku berkesempatan menyelenggarakan Madrasah Kader Aswaja pada 22 s.d. 25 Februari 2024 di Islamic Center Masohi, Pulau Seram, Provinsi Maluku dalam rangka meningkatkan kualitas khidmah NU di wilayah Maluku.
Danbrigif 27/Nusa Ina, Letkol Inf Eko Bintara Saktiawan dalam kegiatan tersebut didaulat memberikan materi Cinta Tanah Air pada Jumat, 23 Februari 2024, pukul 20.30 WIT.
Danbrig berterima kasih kepada penyelenggara karena telah diberikan ruang untuk dapat berkontribusi melayani masyarakat melalui sektor organisasi masyarakat demi mewujudkan moderasi beragama, keseimbangan dan toleransi sebagaimana semangat Aswaja sebagai Manhajul Fikr Wal Harokah (jalan berfikir dan pergerakan).
Dalam materinya, Danbrig mengemukakan pendapat Syaikh Muhammad Ali dalam Kitab Daliilul Falihiin : حُبُّ الوَطَنِ مِنَ الإِيْماَنِ
“Cinta tanah air bagian dari iman.”
Selaras dengan nilai tersebut, lebih jauh dikemukakan perwira abituren Akmil 2001 ini, bahwa cinta akan melahirkan perhatian, kasih sayang, kedekatan emosional, loyalitas, bangga dan penghormatan terhadap dicintainya yang dalam hal ini, obyeknya adalah tanah air.
Melengkapi materi, Danbrig menyertakan sebuah kutipan yang bernilai universal untuk menyatukan sikap pikir dan tindak merawat kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Betapa semesta diciptakan dengan dan karena cinta, mari kita mencintai tanah air kita yang merupakan bagian dari semesta,” pungkasnya sebagai closing statement.
⚘