Рет қаралды 236
JEJAK SEJARAH PETILASAN MANGKUBUMI DIPANDAK KARANGNONGKO
PEMBUKA
Dibawah cahaya matahari yang hangat di Jawa Tengah, terdapat sebuah kota kecil yang menakjubkan, tempat di mana sejarah dan keindahan alam bertemu dalam harmoni yang memukau. Selamat datang di Sragen.
Sragen adalah cerita yang terus berlanjut. Di sini, setiap sudut dan setiap jiwa memiliki cerita sendiri yang menunggu untuk diungkap. Bergabunglah dengan kami dalam petualangan melintasi waktu dan ruang, karena kisah Sragen belum pernah sehebat ini.Selamat Datang Disragen.
“JEJAK SEJARAH PETILASAN MANGKUBUMI DIPANDAK KARANGNONGKO”
Pengenalan
Bapak Suhadi Mejabat sebagai kepala desa krikilan pada tahun 1993-2001. Pendopo petilasan mangkubumi yang berdiri dilahan seluas 395m2 adalah tanah milik bapak suhadi yang mengiklaskan tanah warisanya untuk didirikan pedopo petilasan mangkubumi. Bapak Suhadi akan menjalaskan sejarah tentang berdirinya pendopo petilasa mangkubumi dipandak karangnongko.
Pengertian
Sebuah pendapa berdiri pada lahan seluas 395 meter persegi di tengah Kampung Pandak Karangnongko, Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Sragen. Di bagian pagar pendapa itu tertera papan warna emas bertuliskan Pendapa Petilasan Mangkubumi yang sudah ditetapkan sebagai benda cagar budaya pada 2018.
Sekilas tidak ada yang istimewa pada pendapa itu. Namun, pendapa itu sejatinya bukti sejarah dalam perjuangan melawan penjajah di Bumi Sukowati. Pendapa itu dibangun pada masa perlawanan Pangeran Mangkubumi, terhadap pasukan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau yang lebih dikenal dengan peperangan Mangkubumen pada 1746-1757
Sejarah
Sebelum dinobatkan sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono ke I, Pangeran Mangkubumi gigih memberi perlawanan terhadap VOC. Merasa keberatan dengan langkah kakaknya, Paku Buwono (PB) II yang menjalin kerja sama dengan VOC, Pangeran Mangkubumi memilih keluar dari Bumi Mataram.Keputusan tersebut menuai dukungan dari Pangeran Adipati Arya Mangkunegara atau RM Said yang bergelar Pangeran Sambernyawa. Pangeran Mangkubumi dikenal sebagai panglima perang yang sangat tangguh dan sulit ditaklukkan.
Bersama Pangeran Sambernyawa, Pangeran Mangkubumi berhasil membebaskan beberapa daerah dari cengkeraman VOC.
Keberhasilan membebaskan sejumlah daerah dari cengkeraman VOC itu membuat Pangeran Mangkubumi memiliki pengikut 3.000 prajurit. Pada tahun 1747, jumlahnya meningkat pesat menjadi 13.000 prajurit. Di antara mereka terdapat 2.500 prajurit berkuda. Gerilya menjadi siasat perang Pangeran Mangkubumi untuk menghindari kejaran VOC.
Gerilya
Bumi Sukowati menjadi salah satu tempat bergerilya Pangeran Mankubumi. Dia sempat mendirikan pemerintahan Projo Sukowati di Pandak Karangnongko, Desa Krikilan, Masaran, Sragen. Pendapa yang berdiri di kampung itu dijadikan sebagai pusat pemerintahan Projo Sukowati.
“Lokasi awal berdirinya pendapa itu berjarak sekitar 300 meter dar lokasi sekarang. Karena pendapa di lokasi pertama roboh dan mendesak direnovasi, Bupati Bawono memindahkan pendopo tersebut didesa pandak karangnongko, krikilan, masaran.
Karena alasan keamanan, Pangeran Mangkubumi akhirnya meninggalkan pendapa di Pandak Karangnongko itu. Ia kemudian bergerilya ke Gebang yang berjarak sekitar 3 km dari lokasi. Di Gebang, Pangeran Mangkubumi memiliki tempat yang nyaman untuk bersemedi sekaligus bersembunyi dari kejaran pasukan Belanda. Tempat tersebut adalah sebuah gua yang berada di tepi sungai. Gua yang berada di bawah pohon beringin dikenal sebagai tempat pertapaan Pangeran Mangkubumi.