Рет қаралды 25,888
Di suatu malam pada bulan Ramadhan, bertepatan dengan 13 Agustus 610 Masehi, Malaikat Jibril AS atas perintah Allah SWT turun ke bumi untuk menjumpai seorang manusia yang bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib dan menyampaikan firman Allah kepadanya.
Sementara itu, manusia yang akan dipilih menjadi penghulu dari segala nabi itu sedang terlelap tidur di sebuah gua di pegunungan (Jabal) Nur, sekitar enam kilometer dari Kota Makkah.
Ketika terjaga dari tidurnya, Muhammad kaget karena melihat ada orang lain (Malaikat Jibril) dalam gua. Malaikat Jibril lalu menepuk pundaknya dan menyuruh dirinya untuk membaca. ”Iqra’ (bacalah),” kata Jibril.Dengan perasaan takut, Muhammad menjawab, ”Ma ana biqari’ (saya tidak bisa membaca).” Lagi-lagi, Malaikat Jibril memintanya untuk membaca, ”Iqra’.” Muhammad yang ummi (tak pandai membaca dan menulis-Red) ini tetap menjawab, ”Ma ana biqari’ (saya tidak bisa membaca).”
Hingga pada yang ketiga kalinya, Jibril mengajaknya untuk membaca. ”Iqra’ bismirabbikalladzi khalaq. Khalaqal insana min ‘alaq. Iqra’ warabbukal akram. Alladzi ‘allama bil qalam. ‘Allamal insana ma lam ya’lam.”
(Bacalah dengan (menyebut) Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” [QS Al-Alaq (96): 1-5]. Dilantunkan Qori Mustafa Kamal Lubis