syaikhona Kholil Bangkalan

  Рет қаралды 222

ANNUR PUGERWETAN

ANNUR PUGERWETAN

Күн бұрын

Syaikhona Kholil Bangkalan
Beliau wafat pada tahun 1925 Masehi saat berusia 106 tahun yang bertepatan dengan 29 Ramadhan 1341 Hijriah. Lokasi makamnya terletak di Desa Martajasah, kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Di lokasi makam Syaikhona Kholil terdapat sebuah masjid yang sengaja dibangun untuk simbol penghormatan kepada beliau. Masjid ini pada awalnya merupakan sebuah pesantren yang kemudian dibangun menjadi lebih besar lagi karena banyaknya peziarah. Masjid ini memiliki gaya arsitektur yang indah. Terdapat banyak sekali ornamen kaligrafi dengan sentuhan emas yang menghiasi dinding masjid ini.
Syaikhona Kholil lahir pada hari Selasa, 14 Maret 1820 Masehi. Atau 11 Jumadil Akhir 1235 Hijriah di Bangkalan.
Ayahnya bernama Kiyai Haji Abdul Latif, yang merupakan seorang kiai di Kampung Senenan, Kemayoran, Bangkalan. Syaikhona Kholil mempunyai silsilah yang tersambung sampai ke Sunan Gunung Jati.
Sebelum Syaikhona Kholil lahir, pemerintah Belanda di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Van Der Capellen mengawasi segala aktivitas penduduk Kota Bangkalan setiap harinya. Terutama aktivitas perdagangan antar pedagang Madura dan Pasuruan, yang berdatangan melalui pelabuhan di Surabaya.
Saat itu, masyarakat tidak dapat berbuat banyak. Bahkan, seorang pemimpin lokal Bakalan, Sultan Bangkalan 2 hanya berperan sebagai bawahan raja Belanda.
Hingga tahun 1820-an, masyarakat mengharapkan adanya ulama besar asal Madura yang mampu memberikan ilmu agama. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengirimkan anak-anak ke pondok pesantren di tanah Jawa.
Syaikhona Muhammad Kholil pada masa kecil mendapatkan didikan sangat ketat dan telaten dari ayahnya, Kiyai haji Abdul Lathif. Sejak kecil beliau sudah menunjukkan bakat dan memiliki keistimewaan, kehasusan akan ilmu, terutama ilmu fiqih dan nahwu. Beliau juga telah mampu menghafal nadzom Alfiyah Ibnu Malik 1000 bait ilmu nahwu. Bahkan, beliau mampu menghafalkan nadzom-nadzom tersebut dengan terbalik dari belakang ke depan, dalam bahasa Madura dikenal dengan istilah nyungsang.
Melihat kecerdasan dan kehausan putranya untuk mendapatkan ilmu, kedua orang tuanya memahami dan mengerti akan kehausan putranya pada ilmu fiqih dan nahwu, akhirnya Syaikhona Kholil dititipkan ke berbagai pondok pesantren untuk menimba ilmu yang diharapkannya.
Dalamnya pemahaman dan analisis Syaikhona Kholil dalam Alfiyah tidak hanya terlihat ketika beliau masih muda, bahkan beliau membawanya sampai tua. Banyak orang yang bertanya tentang fenomena, peristiwa, atau persoalan kehidupan apa pun, bahkan terkait hal-hal yang ghaib, kemudian beliau jawab dengan satu dua bait nadzom Alfiyah.
Hal ini dimaksudkan agar yang bertanya bisa berpikir lebih lanjut atau malah mau belajar Alfiyah. Selain itu, beliau merupakan sosok kiai yang sangat memberikan perhatian lebih kepada orang yang mampu menghafal Alfiyah.
Pengembaraan dalam menimba ilmu dimulai sekitar tahun 1850 Masehi. Beliau pernah nyantri kepada Kiai Muhammad Nur di Pondok Pesantren Langitan Tuban, dilanjutkan nyantri di Pesantren Cangaan, Bangilan, Pasuruan, yang diasuh oleh Kiai Asyik. Setelah dari Pesantren Cangaan, beliau nyantri lagi ke Pesantren Keboncandi Pasuruan yang diasuh oleh Kiai Arif.
Selama nyantri di Keboncandi, beliau belajar kepada Kiai Nur Hasan yang masih keluarga dari Pondok Sidogiri yang berjarak 7 kilometer. Untuk mendapatkan ilmu, Khalil muda rela melakukan perjalanan yang sangat jauh setiap harinya. Dalam setiap perjalanan menuju pesantren, ia senantiasa menghafalkan surat yasin sehingga khatam berkali-kali.
Syaikhona Kholil dikenal sebagai seorang ulama besar dan dihormati. Terutama oleh penduduk pesantren.
Jika pada masa awal perkembangan Islam di tanah Jawa banyak dipenuhi peran Walisongo, seperti Sunan Ampel dan Sunan Giri sebagai tokoh sentralnya, diikuti oleh Sunan Kalijaga di kalangan masyarakat bawah, maka Syaikhona Kholil pengganti perjuangan estafet Wali Songo dalam menyebarkan ajaran Islam dengan jarak tiga abad setelahnya.
Syaikhona Kholil juga merupakan salah seorang yang berpengaruh dalam sejarah didirikannya organisasi Nahdlatul Ulama atau NU. Saat itu, beliau berupaya mengatasi keraguan KH Hasyim Asy'ari dalam mendirikan organisasi tersebut.
Syaikhona Kholil mengirimkan salah seorang santrinya, Kiai As'ad Syamsul Arifin untuk mengantarkan sebuah tongkat dan pesan dari Surat Thaha ayat 17 sampai 23 dan sebuah tasbih. Serta amalan Ya Jabbar Ya Qahhar.
Sungguh luar biasa para ulama nusantara dalam menjaga keutuhan negara Kesatuan Republik Indonesia.
annur pugerwetan adalah channel youtube yang berisikan video seputar pendidikan dan dokumentasi kegiatan pembelajaran dan lain-lain

Пікірлер
ASAL USUL SEJARAH PONDOK SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN MADURA
52:22
Dad gives best memory keeper
01:00
Justin Flom
Рет қаралды 24 МЛН
Touching Act of Kindness Brings Hope to the Homeless #shorts
00:18
Fabiosa Best Lifehacks
Рет қаралды 19 МЛН
Nastya and balloon challenge
00:23
Nastya
Рет қаралды 53 МЛН
Sya'ir Madura Kisah Syaikhona Kholil Bangkalan waktu Mondok
36:40
TVNU Sumenep
Рет қаралды 93 М.
Kisah Sejarah SUNAN KALIJAGA, Berdakwah Dengan Seni dan Budaya.
19:12
Bukan Orang Bener
Рет қаралды 3,8 М.
Batu Ampar - Madura
37:53
NR KEREN
Рет қаралды 41 М.
MAKAM WALI - di Pulau Madura Jawa Timur
8:51
Ai Furqon
Рет қаралды 36 М.
MANAQIB SYEKH KHOLIL BANGKALAN
1:23:44
Riyo Fulana
Рет қаралды 153 М.
Dad gives best memory keeper
01:00
Justin Flom
Рет қаралды 24 МЛН