Takziah & Tahlilan - Ustadz Khalid Basalamah

#salafi #dakwahsalaf #firandaandirja #salafiwahabi #wahhabi #ustadzfiranda #ustadzkhalidbasalamah
Telah berkata Imamnya para Ulama, mujtahid mutlak, lautan ilmu, pembela Sunnah. Al-Imam Asy-Syafi’iy di ktabnya ‘Al-Um” (I/318).
“Aku benci al ma’tam yaitu berkumpul-kumpul dirumah ahli mayit meskipun tidak ada tangisan, karena sesungguhnya yang demikian itu akan memperbaharui kesedihan”[1]
Perkataan imam kita diatas jelas sekali yang tidak bisa dita’wil atau ditafsirkan kepada arti dan makna lain kecuali bahwa beliau dengan tegas mengharamkan berkumpul-kumpul dirumah keluarga/ahli mayit. Ini baru berkumpul saja, bagaimana kalau disertai dengan apa yang kita namakan disini sebagai Tahlilan ?”
2. Telah berkata Imam Ibnu Qudamah, di kitabnya Al Mughni (Juz 3 halaman 496-497 cetakan baru ditahqiq oleh Syaikh Abdullah bin Abdul Muhsin At Turki ) :
“Adapun ahli mayit membuatkan makanan untuk orang banyak maka itu satu hal yang dibenci ( haram ). Karena akan menambah kesusahan diatas musibah mereka dan menyibukkan mereka diatas kesibukan mereka [2] dan menyerupai perbuatan orang-orang jahiliyyah.
Dan telah diriwayatkan bahwasannya Jarir pernah bertamu kepada Umar. Lalu Umar bertanya,.Apakah mayit kamu diratapi ?” Jawab Jarir, ” Tidak !” Umar bertanya lagi, ” Apakah mereka berkumpul di rumah ahli mayit dan mereka membuat makanan ? Jawab Jarir, ” Ya !” Berkata Umar, ” Itulah ratapan !”
3. Telah berkata Syaikh Ahmad Abdurrahman Al Banna, di kitabnya : Fathurrabbani tartib musnad Imam Ahmad bin Hambal ( 8/95-96) :
“Telah sepakat imam yang empat (Abu Hanifah, Malik, Syafi’i dan Ahmad) atas tidak disukainya ahli mayit membuat makanan untuk orang banyak yang mana mereka berkumpul disitu berdalil dengan hadits Jarir bin Abdullah. Dan zhahirnya adalah HARAM karena meratapi mayit hukumnya haram, sedangkan para Shahabat telah memasukkannya (yakni berkumpul-kumpul di rumah ahli mayit) bagian dari meratap dan dia itu (jelas) haram.
Dan diantara faedah hadits Jarir ialah tidak diperbolehkannya berkumpul-kumpul dirumah ahli mayit dengan alasan ta’ziyah /melayat sebagaimana dikerjakan orang sekarang ini.
Telah berkata An Nawawi rahimahullah : Adapun duduk-duduk (dirumah ahli mayit ) dengan alasan untuk ta’ziyah telah dijelaskan oleh Imam Syafi’i dan pengarang kitab Al Muhadzdzab dan kawan-kawan semadzhab atas dibencinya (perbuatan tersebut)……..
Kemudian Nawawi menjelaskan lagi, ” Telah berkata pengarang kitab Al Muhadzdzab : “Dibenci duduk-duduk (ditempat ahli mayit ) dengan alasan untuk ta’ziyah. Karena sesungguhnya yang demikian itu adalah muhdats (hal yang baru yang tidak ada keterangan dari Agama), sedang muhdats adalah ” Bid’ah.”
Kemudian Syaikh Ahmad Abdurrahman Al-Banna di akhir syarahnya atas hadits Jarir menegaskan : “Maka, apa yang biasa dikerjakan oleh kebanyakan orang sekarang ini yaitu berkumpul-kupmul (di tempat ahli mayit) dengan alasan ta’ziyah dan mengadakan penyembelihan, menyediakan makanan, memasang tenda dan permadani dan lain-lain dari pemborosan harta yang banyak dalam seluruh urusan yang bid’ah ini mereka tidak maksudkan kecuali untuk bermegah-megah dan pamer supaya orang-orang memujinya bahwa si fulan telah mengerjakan ini dan itu dan menginfakkan hartanya untuk tahlilan bapak-nya. Semuanya itu adalah HARAM menyalahi petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Salafush shalih dari para shahabat dan tabi’in dan tidak pernah diucapkan oleh seorangpun juga dari Imam-imam Agama (kita).
Kita memohon kepada Allah keselamatan !”
4. Al Imam An Nawawi, dikitabnya Al Majmu’ Syarah Muhadzdzab (5/319-320) telah menjelaskan tentang bid’ahnya berkumpul-kumpul dan makan-makan dirumah ahli mayit dengan membawakan perkataan penulis kitab Asy -Syaamil dan lain-lain Ulama dan beliau menyetujuinya berdalil dengan hadits Jarir yang beliau tegaskan sanadnya shahih. Dan hal inipun beliau tegaskan di kitab beliau “Raudlotuth Tholibin (2/145).
5. Telah berkata Al Imam Asy Syairoziy, dikitabnya Muhadzdzab yang kemudian disyarahkan oleh Imam Nawawi dengan nama Al Majmu’ Syarah Muhadzdzab : “Tidak disukai /dibenci duduk-duduk (ditempat ahli mayit) dengan alasan untuk Ta’ziyah karena sesungguhnya yang demikian itu muhdats sedangkan muhdats adalah ” Bid’ah “.
Dan Imam Nawawi menyetujuinya bahwa perbuatan tersebut bid’ah. [Baca ; Al-Majmu’ syarah muhadzdzab juz. 5 halaman 305-306]
6. Al Imam Ibnul Humam Al Hanafi, di kitabnya Fathul Qadir (2/142) dengan tegas dan terang menyatakan bahwa perbuatan tersebut adalah ” Bid’ah Yang Jelek”. Beliau berdalil dengan hadits Jarir yang beliau katakan shahih.
7. Al Imam Ibnul Qayyim, di kitabnya Zaadul Ma’aad (I/527-528) menegaskan bahwa berkumpul-kumpul (dirumah ahli mayit) dengan alasan untuk ta’ziyah dan membacakan Qur’an untuk mayit adalah ” Bid’ah ” yang tidak ada petunjuknya dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
8. Al Imam Asy Syaukani, dikitabnya Nailul Authar (4/148) menegaskan bahwa hal tersebut Menyalahi Sunnah.

[@rifoder6224]

Alhamdulilah sekarang semakin banyak yg kembali pada kemurnian agama ini. Semoga ustad yg menyampaikan di beri kan pahala yg berlimpah

[@Manhajsalafussholeh]

Semoga jawa timur husuanya madura secepatnya orang2nya hijrah ke manhaj salaf

[@herlinalina2317]

MasyaaAllah... Jazakallah khoir ustadz pencerahan nya

[@almareparasisofabandung1846]

maasyaa allah sungguh banyak hikmah dan pelajaran dari ceramah ini.

[@RepostDakwahYT]

Alhamdulillah... Semoga bermanfaat bagi kita semua 🙏

[@RepostDakwahYT]

@muhdhor490 Kalo masih awam itu belajar Pak. Duduk di majelis ilmu. Bukan malah mencela org yg sudah berilmu 🙏 Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ: الْمَطْعُوْنُ وَالْمَبْطُوْنُ وَالْغَرِقُ وَصاَحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ “Syuhada itu ada lima, yaitu orang yang meninggal karena penyakit tha’un, orang yang meninggal karena penyakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang meninggal karena benturan keras/tbarakan/ tertimpa reruntuhan, dan orang yang gugur di jalan Allah.”

[@RepostDakwahYT]

@muhdhor490 Ada hadits yang menyebutkan, الخَمْرُ أُمُّ الخَبَائِثِ، فَمَنْ شَرِبَهَا لَمْ تُقْبَلْ صَلاَتُهُ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا، فَإِنْ مَاتَ وَهِيَ فِي بَطْنِهِ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً “Khamar adalah induk berbagai macam kerusakan. Siapa yang meminumnya, shalatnya selama 40 hari tidaklah diterima. Jika ia mati dalam keadaan khamar masih di perutnya, berarti ia mati seperti matinya orang Jahiliyyah.” (HR. Ath-Thabrani) Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 1854 menyatkaan bhwa hadits ini hasan) Hadist yg ente sebutkan benar, dan hadist ttg meninggal krna benturan (tabrakan) yg disebutkan ustadz diatas juga benar. Kita cukup berhusnudzon saja. Tidak ada yg tahu, siapapun di muka bumi ini detik² ketika hendak dicabut nyawanya, ternyata dia telah bertaubat & menyesali segala perbuatan dosa² dimasa lalu. Wallahua'lam

[@RepostDakwahYT]

​@muhdhor490Ternyata ada ya taubat yg gak sah. Hahahahaahahahaahahaaa 🤣🤣🤣 Lawak gaming 🤣🤣

[@kakniaubai9190]

Jazakallah khoir Ustadz 🙏

[@RepostDakwahYT]

​@muhdhor490iya pak hehe 472x

[@kakniaubai9190]

@Muhdhor hahahaa ngelawak om? 😄😄

[@user-ry7cf1er7i]

Ada kerjakan tidak ada tinggalkan

[@babuformosax]

itu adalah kebiasaan agama seblum islam yaitu hindu "ada salah satu ayat dr alquran " seseorang tidak akan mendapatkan apa2 selaim apa yang di usahakan nya " jd artinya 30 juz pun kau bacakan alquran untuk org mati itu adalah pahala buat yang baca, jadi buat yang mati tdk akan mendapatkan apa2,,mang bisa pahala di Transfer?? di bacakan org lain,di kirim org lain?? apa yang kita lakukan selama masa hidup itulah yang akan kita bawa.

[@TiahZaiku]

Saya ikut tahlilan ikut NU

[@RepostDakwahYT]

Yang mau ikut NU ya monggo. Mau Ikut Muhammadiyah monggo. Mau ikut Nabi & para Sahabat juga monggo. Hidup adl pilihan 🙏

[@alifrizqi990]

Ini dalilnya Tahlilan ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍْﻻَﺻْﺤَﺎﺏُ ﻗَﺎﻟﻮُﺍ: ﻳُﺴْـﺘَـﺤَﺐُّ ﺍَﻥْ ﻳَـﻘْﺮَﺃَ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﺷَﻴْﺊٌ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺃَﻥِ ﻭَﺍِﻥْ خَتَمُوْا اْلقُرْآنَ كَانَ اَفْضَلَ ) المجموع جز 5 ص 258( “Disunnahkan untuk diam sesaat di samping kubur setelah menguburkan mayit untuk mendo’akan dan memohonkan ampunan kepadanya”, pendapat ini disetujui oleh Imam Syafi’i dan pengikut-pengikutnya, dan bahkan pengikut Imam Syafi’i mengatakan “sunnah dibacakan beberapa ayat al-Qur’an di samping kubur si mayit, dan lebih utama jika sampai mengha tamkan al-Qur’an”. Selain paparannya di atas Imam Nawawi juga memberikan penjelasan yang lain seperti tertera di bawah ini; ﻭَﻳُـﺴْـﺘَﺤَﺐُّ ﻟِﻠﺰَّﺍﺋِﺮِ ﺍَﻥْ ﻳُﺴَﻠِّﻢَ ﻋَﻠﻰَ ﺍْﻟﻤَﻘَﺎﺑِﺮِ ﻭَﻳَﺪْﻋُﻮْ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺰُﻭْﺭُﻩُ ﻭَﻟِﺠَﻤِﻴْﻊِ ﺍَﻫْﻞِ ﺍْﻟﻤَﻘْﺒَﺮَﺓِ. ﻭَﺍْﻻَﻓْﻀَﻞُ ﺍَﻥْ ﻳَﻜُﻮْﻥَ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻭَﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀُ ﺑِﻤَﺎ ﺛَﺒـَﺖَ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻭَﻳُﺴْـﺘَـﺤَﺐُّ ﺍَﻥْ ﻳَﻘْﺮَﺃَ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺃٰﻥِ ﻣَﺎ ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻭَﻳَﺪْﻋُﻮْ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﻘِﺒَﻬَﺎ ﻭَﻧَﺺَّ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺸَّﺎِﻓﻌِﻰُّ ﻭَﺍﺗَّﻔَﻖَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍْﻻَﺻْﺤَﺎﺏُ. (ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ ﺟﺰ 5 ص 258 ) “Dan disunnahkan bagi peziarah kubur untuk memberikan salam atas (penghuni) kubur dan mendo’akan kepada mayit yang diziarahi dan kepada semua penghuni kubur, salam dan do’a itu akan lebih sempurna dan lebih utama jika menggunakan apa yang sudah dituntunkan atau diajarkan dari Nabi Muhammad Saw. dan disunnahkan pula membaca al-Qur’an semampunya dan diakhiri dengan berdo’a untuknya, keterangan ini dinash oleh Imam Syafi’i (dalam kitab al-Um) dan telah disepakati oleh pengikut-pengikutnya”. Referensi : (al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab, V/258) Al-‘Allamah al-Imam Muwaffiquddin ibn Qudamah dari madzhab Hambali mengemukakan pendapatnya dan pendapat Imam Ahmad bin Hanbal ﻗَﺎﻝَ : ﻭَﻻَ ﺑَﺄْﺱَ ﺑِﺎﻟْﻘِﺮﺍَﺀَﺓِ ﻋِﻨْﺪَ ﺍْﻟﻘَﺒْﺮِ . ﻭَﻗَﺪْ ﺭُﻭِﻱَ ﻋَﻦْ ﺍَﺣْﻤَﺪَ ﺍَﻧَّـﻪُ ﻗَﺎﻝَ: ﺍِﺫﺍَ ﺩَﺧَﻠْﺘﻢُ ﺍﻟْﻤَﻘَﺎﺑِﺮَ ﺍِﻗْﺮَﺋُﻮْﺍ ﺍَﻳـَﺔَ ﺍْﻟﻜُـْﺮﺳِﻰِّ ﺛَﻼَﺙَ ﻣِﺮَﺍﺭٍ ﻭَﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠﻪ ُﺍَﺣَﺪٌ ﺛُﻢَّ ﻗُﻞْ ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍِﻥَّ ﻓَﻀْﻠَﻪُ ِﻷَﻫْﻞِ ﺍﻟْﻤَﻘَﺎﺑِﺮِ . Artinya “al-Imam Ibnu Qudamah berkata: tidak mengapa membaca (ayat-ayat al-Qur’an atau kalimah tayyibah) di samping kubur, hal ini telah diriwayatkan dari Imam Ahmad ibn Hambal bahwasanya beliau berkata: Jika hendak masuk kuburan atau makam, bacalah Ayat Kursi dan Qul Huwa Allahu Akhad sebanyak tiga kali kemudian iringilah dengan do’a: Ya Allah keutamaan bacaan tadi aku peruntukkan bagi ahli kubur. Referensi : (al-Mughny II/566) Dalam al Adzkar dijelaskan lebih spesifik lagi seperti di bawah ini: ﻭَﺫَﻫَﺐَ ﺍَﺣْﻤَﺪُ ْﺑﻦُ ﺣَﻨْﺒَﻞٍ ﻭَﺟَﻤَﺎﻋَﺔٌ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﻭَﺟَﻤَﺎﻋَﺔٌ ﻣِﻦْ ﺍَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟﺸَّﺎِﻓـِﻌﻰ ﺍِﻟﻰَ ﺍَﻧـَّﻪُ ﻳَـﺼِﻞ Wallohu a’lam Bishshowab

[@donakurnianing2554]

Maaf kalo kutipan itu bener bukannya itu fatwa terkait dengan baca Alqur'an dan doa ketika ziaroh kubur untuk mayit? Ko' kata antum dalil tahlilan ? Kenyataan Beda kan praktek tahlilan yang ada sekarang dengan yang dijelaskan dari keterangan ulama tersebut,.....

[@AmirSantoso-mz4wn]

Betol itu

[@vitacantik8339]

Betul ustadz,ibadah yg dilakukan hrs sesuai panduan dr rosululloh s.a.w&begtu sbaliknya kejahatan apa saja yg di lakukan jg hrs sesuai dg panduan/hukum agama yg tlh di tentukan.pertanyaannya adakah dosa bidah/tertolak/sesat hingga malaikat lupa utk mencatat amal keburukan tersebut ustadz...???sebutkan dalilnya secara terperinci&secara detail.

[@RepostDakwahYT]

@@vitacantik8339 Malaikat tidak akan pernah salah / lupa dlm mencatat, baik itu catatan kebaikan maupun catatan keburukan 🙏

[@tatanupan]

Kebiasaan bilang isyhadu fi hadza mayyit min ahlil khoer utk para jamaah solat jenazah di masjid Sy rasa tidak menyalahi, Krn itu bisa menggugah kesadaran org yg hidup yang mendengarnya

[@rizikri5437]

"Saya rasa" ?? Agama gag pake rasa mu pak... Subhanallah... Miris

[@AgungsmithPangestu]

Hadits takriri diam nya nabi tanda nya di perbolehkan seperti tahlilan maulid isro mi'roj yang penting didalam nya ada kebaikan

[@RepostDakwahYT]

Sejak kapan ada perayaan maulid & isro' miroj di zaman nabi ?

[@alfeddyhernandy2344]

Pendongeng, cerita tak berdasar

[@IpaySuriyadi-tc8cz]

Itu pemikiran anda.ada enggak Rasulullah bicara membolehkan tahlilan di kematian ada enggak beliau menyuruh memperingati isra mi'raj dan maulid.bukan kah semua itu muncul setelah 250 tahun wafatnya beliau.jadi siapa yg mengajar kan dan membawa ajaran seperti itu.logika nya begini para sahabat yg dekat dengan Rasulullah ada enggak memperingati isra mi'raj maulid dan tahlilan di tempat orang meninggal.kenapa anda yg baru hidup di jaman sekarang berani melakukannya.bukan kah Rasulullah di utus untuk di contoh dan di ikuti beliau pemimpin umat Islam di seluruh dunia.jika anda menambah apa tidak di ajarkan Rasulullah.sama saja anda meragukan kenabian Muhammad Saw.

[@SuherminAli]

Ma,ap ust yaa😄smua orng itu punya hujah/ dalil ssui dgn ilmu pengalamn, lingkungn masing masing,kami ahli sunh mlakukan thlil pasti siap di prtanggung jawab dunia aherat, dn smua yg di lakukn jlas bukn dgn karangn napsu sndiri tadz, kami juga kaum nahdiyin gak akn mlakukn hal hal yg mruksak ttanan aqidah, keimanan, keyakinan, smua kami lakukn ttap atas dasar hasil iztihad ulama ulama kami,kalo ulam kami mlarang ya kami pun gk akn tahlil dari dulu, emang nya kita akn langsung ke rosul aja,?gak kn??, so suci aja langsung maen ke rosul aja, kan jlas al ulama warosatul anbiya, itu jlas mmbuktikn kita ini harus ikut ulama dulu, andai ada beda dlm cara pandang dlm ibadah smacam tahlil, itukn krn kita punya hujah yg pasti di pertnggung jawbkn, tahlil, brkumpul saling do,akn, sodakohn, itukn sngt di anjurkn oleh agama agr menarik narik si,ar agama islm ini kuat hebat, jgnkn yg hidup yg mati pun ttap di bela agr allah slamtkn di siksa,n kubur nya agr allah mengampuni dosa dosa nya mayit,subhanallah islam ini memang punya byk cara mminta ampunan allah, saya yakin bhw tahlil itu bagus dn sgt bagus apa lagi anda orng crdas agama pasti anda pun mengakui itu tadz, tpi kadang memang kemunapikn itu lh yg menutupi hidayah allah jadi nya slalu mengolok olok begitu, istiqpar coba, lalu ngaji lgi tntang kemaha bsaran allah ke maha ampunan allah, kita ini hidup di jmn bnyak dosa, ya tntu hanya ulama lh yg harus kita ikuti patwa nya agr slmat dunia aherat kalau gak denger ulama ahli sunh waduh jadi wahabi kita,NAUDZUBILAH SUMA NAUDZU BILAH,tolong tadz jgn menggiring islam ini tidak brsama dlm suka duka, krn yng saya simak chanel ini mntrtawakn tahil talqin, ada pa apa dgn hati anda tadz,?? Seandai nya yg anda trtwakn ini mutlaq menghina iztihad ulama, anda akn claka, wasalm wrga NU

[@ronykanza4425]

Mana dalilnya ?

[@rizikri5437]

Ciri ciri orang yg gag nyimak dgn benar ya gini

[@hanglekiu2790]

Kelompok ustad ini Langsung tidak menghargai perjuangan Para wali-wali Allah dalam Meng syiar kan agama Islam mula mula masuk ke tanah Jawa /Indonesia .. terutama Syeh Abdul Qodir Jaelani yang telah Bertungkus Lumus Berjuang dengan berbagai cara untuk mengalahkan Para penghuni tanah Jawa yang menentangnya

[@RepostDakwahYT]

Contoh perbuatan yg tdk memghargai perjuangan para wali spt apa?

[@hanglekiu2790]

@@RepostDakwahYT semua ajaran wali Allah terutama Sunan Kalijaga , apakah kelompok ini mau menerima salah satu saja ajaran nya ,??????

[@RepostDakwahYT]

@@hanglekiu2790 sebutkan ajaran sunan kali jaga 1 saja, yg tidak kami terima.

[@RepostDakwahYT]

@@hanglekiu2790 kok ilang ya ?

[@umuroismakmuroh5589]

Dari buku sejarah mana itu Syakh syaiqodir jilani kok di tanah jawa.

[@alibabachannel589]

Tawaf haji budaya islam apa bukan? Tahlilan budaya islam apa bukan? Rasulallah merubah kebiasaan tawaf jahiliah menjadi Islami. Walisongo merubah kebiasan Tahlilan jahiliah menjadi Islami. Metode yg dilakukan Walisongo sesuai manhaj yg dilakukan Rasulullah. Manfaat Tahlilan 1.menjalin silaturahimi 2.mengingat akan kematian 3.melakukan pengajian bersama 4.menghibur keluarga yg ditinggalkan. 5.berdoa minta ampunan dosa 6.sedekah makanan Begitu banyak manfaat dari tahlilan.❤kita bicara sejarah aja.❤kalo bicara subhat saya dari Muhamadiyah mempunyai 4 mazhab sebagai filter hukum dan itjima ulama sebagai rujukan.Muhammadiya lebih modern daripada wahabi.😊(saya lebih cinta ormas muhamadiyah yg buatan indonesia yg didirikan KH ahmad Dahlan.daripada Ormas Wahabi buatan luar negri arab saudi yg selalu bentrok dengan budaya lokal).Pendiri Muhamadiyah KH Ahmad Dahlan melakukan Tahlilan saat orang tuanya meninggal dunia.dan tahlilan juga saat mau pergi ke mekkah.apakah Ulama sebesar KH Ahmad Dahlan keliru dalam memahami tahlilan seperti yg dilakukan leluhurnya Walisongo 😊😅saya rasa ilmu ulama sekarang gak ada apa2nya dibanding keluasan ilmu KH Ahmad Dahlan.😊😅

[@RepostDakwahYT]

Tahlilan bermanfaat ?? Terus knpa tidak diajarkan oleh rosulullah?? Anda lebih faham agama ini dibanding Rosul ???

[@yutaokkotsu1303]

Berhutang untuk menyiapkan tahlilan apa juga termasuk manfaatnya?

[@donakurnianing2554]

Maaf tawaf haji bukan semata2 budaya tapi syari'at yang Allah syari'atkan yang tata caranya Rasulullaah Shollallaahu'alaihi wassalam ajarkan. Yang berhak menetapkan syari'at hanyalah Allah bahkan Rasul hanya berkewajiban menyampaikan. Jadi apapun syari'at yang Rasulullah ajarkan itu adalah Wahyu dari Allah. Sedangkan selain Nya tidak ada hak sama sekali bikin syariat sendiri. Jangan samakan selain rasul dengan rasul. Rasulullah menetapkan syari'at tata cara ibadah dari wahyu Allah kalo selain Rasul menetapkan budaya jadi syari'at itu wahyu dari siapa coba? Coba dipirkan dengan tenang dan pikiran jernih,....!!!

[@matsoleh7217]

Masih kurang Lo ilmumu .bahkan riwayat yg lebih kuat di doakan atas mayyit.

[@RepostDakwahYT]

Siaaaapp... Si paling tinggi ilmu nya nih 👍👍👍

[@wagiminkbm5797]

Ustad kurang menghargai amalan ibadah orang islam yg lain klo jidat hitam mna dalilny stau sy wajah nabi bersih

[@RepostDakwahYT]

@@wagiminkbm5797 Lah 😂😂 Untuk apa cari dalil jidat hitam..? Emang ny jidat hitam trmasuk perkara ibadah?

[@atoksetiawan7821]

ilmu yg terlalu sempit sehingga mudah menyalahkan orang lain.dakwah wahabi insya allah segera redup dari bumi nusantara tercinta

[@RepostDakwahYT]

@@atoksetiawan7821 Dimana letak menyalahkan nya? Kocak

[@hanglekiu2790]

Mabok Kecubung iya....

[@RepostDakwahYT]

Silahkan dibantah pake dalil mas 🙏

[@hanglekiu2790]

@@RepostDakwahYT ..Jawaban ku hanya satu .. apakah kelompok mu Percaya dengan ,PARA WALI WALI DI TANAH JAWA /INDONESIA...KALAU PERCAYA SILAHKAN BANTAH AJARAN PARA WALI WALI ITU

[@RepostDakwahYT]

@@hanglekiu2790 Apanya yg mau dibantah? Lucu anda. Silahkan anda sampaikan ajaran² parawali di tanah jawa tsb supaya bisa kami bantah.