Tataran Ilmu Jawa 14 bersama Fahruddin Faiz: Filosofi Aksara Jawa

Kajian Selasa, 22 Juni 2021 di Dialogue Positive yang disampaikan Mas Fahruddin Faiz berjudul “Cakra Manggilingan” banyak menuai kekaguman dan keingin-tahuan untuk lebih mendalami falsafah Nusantara, khususnya Jawa.
Atas permintaan khalayak ramai (:D), Kang Abu Marlo berhasil mengajak Mas Faiz untuk memberikan sesi khusus untuk peserta yang berminat. Rekaman dari sebagian besar kajian yang lalu sudah bisa dilihat juga di bawah ini.
Sesi pertama sudah digelar pada tanggal 27 Juni, 2021 yang lalu,
• Ngaji Filsafat bersama...
sesi 2 pada tanggal 18 Juli 2021,
• Ngaji Filsafat bersama...
sesi 3 pada tanggal 08 Agustus 2021,
• Ngaji Filsafat bersama...
sesi 4 pada tanggal 12 September 2021,
• Ngaji Filsafat: Tatara...
sesi 5 pada tanggal 10 Oktober 2021,
• Ngaji Filsafat bersama...
sesi 6 pada tanggal 14 Nopember 2021,
• Ngaji Filsafat bersama...
sesi 7 pada tanggal 12 Desember 2021,
• Ngaji Filsafat bersama...
sesi 8 pada tanggal 09 Januari 2022,
• Ngaji Filsafat bersama... , dan
sesi 9 pada tanggal 13 Februari 2022
• Ngaji Filsafat bersama...
sesi 10 pada tanggal 13 Maret 2022
• Ngaji Filsafat bersama...
sesi 11 pada tanggal 17 Juli 2022 setelah libur Idul Fitri DAN Idul Adha!
• Ngaji Filsafat bersama...
sesi 12 pada tanggal 21 Agustus 2022
• Ngaji Filsafat bersama...
sesi 13 pada tanggal 25 September 2022.
Sesi 14 ini menjelaskan mengenai filosofi di balik aksara Jawa. Ternyata aksara Jawa bukan sekedar aksara untuk menuangkan ke dalam tulisan, tapi justeru memiliki makna yang sangat mendalam. Setiap makna justeru membutuhkan pembahasan yang lebih mandalam dan dalam sesi ini baru dimunculkan 6 makna. Semoga ada kesempatan lain untuk bisa mempelajari makna2 yang lainnya. Sayang kalau kemampuan membaca dan menulis dengan menggunakan aksara Jawa yang penuh makna ini punah....
Untuk selanjutnya, silakan menyimak (ulang) kajian sesi ke-14 ini. Selamat menikmati.

[@gosaka2258]

Salah satu siasat politik belanda yg berhasil yaitu dgn melakukan proses pembodohan thd khususnya suku jawa bahkan belanda sempat mendatangkan penduduk asing untuk hidup di tanah jawa dgn bayaran yg tinggi agar budaya dan martabat suku jawa terkontaminasi oleh para pendatang bahkan sampai hari ini bangsa ini enggan mempelajari sastra dan budaya sendiri ibaratnya MBURU UCENG KELANGAN DHELEK

[@tjaturhendrarto7906]

Alhamdulillah... Tayangan ZOOM lewat KZbin ini, tidak tergantung kepada Jumlah Peserta Zoom pada saat live !!! Saya sangat bersyukur dengan Konten ini. Puji syukur kehadirat Allah SWT 🤲 Terimakasih kepada Mas DR Fakhruddin Faiz, kepada Mas Abu dan kepada semuanya yang terlibat dalam acara tersebut... 🙏🙏🙏

[@tjaturhendrarto7906]

Luar biasa... Ternyata Huruf Jawa Hanacaraka, filosofinya banyak sekali... Terimakasih Mas DR.Faiz, Mas Abu ... 👍👍👍

[@WandiSetiawan-kw5tr]

Subhanalloh.kereennn bgt

[@pakpeter2601]

Mantap filosofi dalam.

[@pakpeter2601]

Mantap

[@user-fl1pr8ku1d]

Ikut nyimak

[@Hileudcauindo]

Ha na ca ra ka bisa juga untuk metode menghitung jumlah naptu nama nama orang

[@user-jh4lw8lw2s]

Rahayu rahayu sagungdumadi bos

[@user-ps2kj7yt7f]

Rahayu mardiko🙏

[@rejeraden4997]

🙏

[@purnomopurnomo2743]

Suku jawa itu dlm mahabarata saya rasa bukan gatotkca tapi arjuna kesukaan tirakat bertapa mencari pusaka lewat tirakatan

[@user-zm8bs7cj9e]

Ini Bu

[@user-ps2kj7yt7f]

Terima kasih🙏

[@user-ml3zu4km1q]

27

[@purnomopurnomo2743]

Bukan India Belanda pak yg benar India belakang kalau skarang banglades