Рет қаралды 423,923
#KOPASKHAS
Ciri Khas Pemakaman Umat Hindu
Dalam tata cara agama Hindu, kematian dipandang sebagai aspek alamiah dari kehidupan dan bimbingan veda yang menggambarkan alasan untuk adanya kematian. Begitu pula pada upacara kematian, agama Hindu memiliki upacara tersendiri yaitu upacara kremasi. Kremasi adalah sebuah ritual yang dirancang untuk melakukan lebih dari buang tubuh untuk melepaskan jiwa dari keberadaan duniawinya (dengan cara dibakar). Umat Hindu percaya bahwa kremasi merupakan upacara yang paling bermanfaat bagi rohani jiwa yang telah pergi.
Upacara kremasi bagi umat Hindu sangat beragam, karena agama Hindu menyerap local genius (budaya/tradisi) suatu daerah. Sehingga upacara kremasi berbeda dari satu daerah dengan daerah lain. Bahkan, untuk daerah di Indonesia sendiri, kremasi yang dilakukan umat Hindu berbeda antara Hindu di Bali, NTB, dan Kalimantan, Jawa, dan tempat-tempat lainnya. Namun, bisa dibilang upacara Ngaben paling populer saat ini.
Upacara kremasi standar umat Hindu dimulai dengan ritual membersihkan wajah, rias, dan menghiasi tubuh. Upacara kremasi ini dipimpin oleh pelayat kepala atau anak sulung yang mengitari tumpukan kayu. Umat Hindu percaya jika orang yang telah mati merupakan persembahan untuk sang Agni (Dewa Api). Setelah mayat hampir sepenuhnya terbakar, kepala pelayat melakukan ritual yang disebut kepala kriya (ritual tengkorak). Setelah kremasi selesai, abunya lalu dilemparkan ke dalam sungai atau laut, kemudian pelayat pergi tanpa menengok belakang.
Upacara Ngaben, Kremasi Jenazah di Bali
Umat Hindu Bali tidak mengenal cara pemakaman atau cara mengubur orang yang sudah meninggal. Jika ada seorang suku Bali yang meninggal, maka wajib dilepaskan dari ikatan duniawi melalui proses Ngaben.
Namun, biaya yang dikeluarkan untuk upacara Ngaben bisa dikatakan tidak sedikit, sehingga masyarakat Bali melakukan alternatif untuk solusi ini, yaitu Ngaben Massal yang dilakukan berbarengan dengan jenazah lainnya. Biasanya, sebelum dilakukan ngaben massal, jenazah akan dititipkan di Bumi (dikubur) hingga hari duasa (hari baik untuk melaksanakan ngaben).
Persiapan Acara Kremasi Jenazah
Jika Anda penasaran dengan prosesi atau rangkaian upacara Ngaben, berikut ini adalah rangkaian kremasi jenazah dengan cara Ngaben.
● Ritual Ngulapin, yaitu Upacara yang dilakukan jika jenazah meninggal tanpa sebab alami, misalnya karena kecelakaan. Ritual ini dilakukan di lokasi tempat terjadinya peristiwa.
● Ritual Nyiramin merupakan rangkain memandikan jenazah dan perawatan lain seperti merias, memakaikan baju, dan menggunakan wewangian. Acara ini dilakukan di rumah keluarga jenazah.
● Ritual Ngajum Kajang dilakukan untuk memberikan kemantapan hati bagi kerabat atas kepergian mendiang.
● Ritual Ngaskara dilakukan oleh pendeta/tetua adat/seseorang yang diberi mandat. untuk penyucian roh agar bisa menyatu dengan Tuhan dan menuntun anggota keluarga besar yang ditinggalkan.
● Ritual Memeras, yaitu sebuah ritual untuk penghormatan bagi mendiang yang telah memiliki cucu, karena dengan lahirnya seorang cucu, maka mendiang dianggap telah berhasil melaksanakan kewajibannya sebagai manusia menurut ajaran Hindu Bali.
● Ritual Pepegatan, yaitu ritual untuk memutus ikatan duniawi bagi mendiang.
Acara Kremasi Jenazah
Setelah rangkaian ritual persiapan untuk kremasi jenazah selesai, maka tahap selanjutnya adalah melakukan kremasi (pembakaran mayat). Tahap-tahap ritual tersebut antara lain:
● Ritual Pakiriman Ngutang, mengiring atau mangarak jenazah ke setra atau kuburan Bali menggunakan wadah bade (wadah jenazah).
● Ritual Ngising, Yaitu ritual pembakaran jenazah setelah sampai di setra. Sebelum dibakar, kerabat dan keluarga akan membekali jenazah seperti uang, barang kesukaan, dan barang sesuai wasiat dari mendiang. Barang-barang tersebut dibakar bersama dengan jenazah.
● Ritual Nganyud, yaitu ritual yang dilakukan setelah jenazah menjadi abu. Jenazah dimasukkan ke dalam buah kelapa gading (bungkak) kemudian dibuang atau dihanyutkan ke sumber air (sungai atau laut).
Penghormatan kepada Jenazah
Dalam tradisi umat Hindu Bali, terdapat acara tersendiri untuk menghormati orang yang telah meninggal, yaitu Mekelud. Upacara ini dilakukan 12 hari setelah prosesi pembakaran jenazah berakhir. Selain untuk penghormatan, prosesi ini dilakukan untuk dengan tujuan untuk menyucikan kembali anggota keluarga, melepaskan energi negatif, dan perasaan duka keluarga.