@@ruslanalby3506 ye nabi salam alaikahye rosul salam alaikah ye habib salam alakah
@nuralim84034 ай бұрын
Para kabib itu mengikuti jejak bosnya yaitu wihelmina.
@hajiunungmohzaini11982 ай бұрын
Assalamu A'laikum Wr Wb.. Alhamdulillahi Robil A'lamiiiin..! Sewaktu saya bekerja di Kota Jeddah Arab Saudi. Dari tahun 1984 akhir atau tahun 1985. Sewaktu saya bekerja di Jeddah. Pada tahun 1985 melaksanakan Ibadah haji juga saya sering melaksanakan U'mroh dari Jeddah ke Makkah. Bila ada waktu senggang atau waktu pere atau tidak kerja saya malaksanakan U'mroh dari Jeddah ke Makkah. Saya mendapatkan hari pere atau tidak kerja, saya selalu melaksanakan U'mroh. Biasa saya U'mroh itu pada hari Jum'at dan hari Senin. Alhamdulillah saya sering Ziarah kubur pada Almukarom Syekh Nawawi Al-Bantani di Ma'la Makkah. Dahulu saya masih ingat apabila Ziarah pada Syekh Nawawi Al-Bantani saya tinggal nyebrang dari Shib Amir ke Ma'la. Kuburan Syekh Nawawi Al-Bantani tidak jauh dari Kantor Post Makkah.. Harapan saya kepada saudara saudara kami dari Banten. Sempatkanlah untuk Ziarah kubur pada Syekh Nawawi Al-Bantani di Ma'la Makkah.
@hafidasad96692 ай бұрын
Selamat dan smoga mendapat haji yg mabrur untuk pak h.h.h.haji unung.aminn.
@suwarnosragen82742 ай бұрын
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala Ali Sayyidina Muhammad
@aminahhjs45042 ай бұрын
Maasyaa Allah luar biasa 'alimnya Syekh Nawawi Albantani ,ulama yg mendunia semoga kita dan dzuriat2 kita memproleh ilmu dati kitab2 yg beliau tulis dsn diberi kemudahan dan kekuatan utk mengamalkannya, aamiin.
@abdhamid2634Ай бұрын
Aamiin ALLAHUMMA Aamiin ya Robbal Alaamiin
@sansanita81617 ай бұрын
Teruskanlah utk menyebarkan sejarah karena kyai kyai nusantara lebih berilmu alim dan bayak keturunan kanjeng Nabi Muhamad SAW
@IkiAzamatkhan7 ай бұрын
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut. Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020. Riwayat Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4] Asimilasi Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4] Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam). Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2] Tokoh terkenal Tokoh agama Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5] Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama K.H. Hasyim Asy'ari - ulama K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU Tokoh kerajaan Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua Pati Unus - raja Demak kedua Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung) Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama Pejuang dan pahlawan nasional Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama Tokoh lain Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4 Nasab
@yantoyanto40716 ай бұрын
U bayangin praasangka u salah nanti di akherat membeci baalawi...sedangkan yg berbaik sangka masuk sorga karna berbaik sangka...sedangkan eluh yg hafal quran jaaggo baca kitab solat g ada yg lewat puasa rajin...punya kasaf...lantaran berburuk sangka jd penyakit benci dgn org...tau twu masuk neraka
@RudiAntoni-e3u4 ай бұрын
@@yantoyanto4071hahaha begundal bolowi nyolot! Ngancam neraka! Bolowi emang hebat! Bisa nyuruh2 Allah! Mereka boss nya Allah! Kalo ga sejalan dgn mereka tinggal suruh Allah menghukum😂😂😂
@abdhamid2634Ай бұрын
Masya Allah SubhanallaH ALLAHUMMA Sholli ala SAYYIDINA MUHAMMADIN WAALA Alihi WASOBBIHI WASALLIM ❤❤❤❤❤
@Youtubeaja-y9n4 ай бұрын
Alhamdulillah saya sdh ziarah ke maqom Beliau di Ma'la Mekkah
@sonyteguhtrilaksono52235 ай бұрын
Allahuakbar, begitu banyak ulama cerdas dan masyhur yang mengajar dan belajar din tanah suci Makah dan Madinah tapi sangat bersahaja, tidak angkuh/sombong apalagi mengaku aku kehebatannnya dan asal usulnya ...semoga Almarhum mendapat Syurga di sisi Allah SWT, Aamiin Amin Amin Yaaa Robbal Allamiin.
@brojomusti165 ай бұрын
amin ya robbal alamin
@alibana849529 күн бұрын
MasyaAllah AllahuAkbar Para Habaib, Juriyah Rasullullah SAW yg Menerangi Negri ini dari Kegelapan
@ihsannakip55477 ай бұрын
Ma sya Allah tabarokallah Semoga kita semua seperti beliau aamiin ya Allah 🙏😇
@MotormioMio-mr2ik6 ай бұрын
Amiin
@ahmadsalamin29775 ай бұрын
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah Syekh Nawawi Al Bantani untuk semuanya bahagia dan sejahtera Dunia Akhirat insyaAllah Aamiin semoga bermanfaat dan berkah bersama keluarga se muanya Muslimin dan Muslimat bahagia dan sejahtera Dunia Akhirat insyaAllah Aamiin 🙏🇲🇨
@rudinjendol31476 ай бұрын
MasyaAllah Syekh Nawawi Al Bantani Al Jawi❤❤
@hamizannadira19724 ай бұрын
Banten bukan Jawa, , suku banten dan suku Jawa itu beda kelas,
@Youtubeaja-y9n4 ай бұрын
@@hamizannadira1972maaf mas, dulu pada abad 16 sampai awal abad 18 org Arab suka menyebut kalau yg berasal dari Asia dgn sebutan al Jawi, baik itu yg dari pulau Jawa, Kalimantan semenanjung Malaka Thailand dan Philipina
@hafidasad96692 ай бұрын
Ila haddroti syeh nawawi al bantani.allahummagfirlahu warhamhu wa afihi wakfu anhu.allahummamfak lahumuddarojad wa doif lahumul hasanah wakaffir anhusayyiat wa adhilhumul jannata ma al aba i wal ummahed.allahummaj al qobbrohu raudhotan mirriadil jinan wala taj al qobbrohu huffrotan min huffarin niron.aaamiiinnn.
@dimyati58427 ай бұрын
Alhamdulillah Terima kasih penjelasan dan informasinya, Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani Al Jawiy Al Indonesiy ( NASABNYA SANGAT JELAS ) yang sangat membanggakan 👍👍👍💪💪💪🙏🙏🙏💯♥️ Pribumi OK Siiip Mantaaap Istimewa lanjutkan....👍
@IkiAzamatkhan7 ай бұрын
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut. Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020. Riwayat Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4] Asimilasi Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4] Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam). Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2] Tokoh terkenal Tokoh agama Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5] Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama K.H. Hasyim Asy'ari - ulama K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU Tokoh kerajaan Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua Pati Unus - raja Demak kedua Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung) Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama Pejuang dan pahlawan nasional Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama Tokoh lain Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4 Nasab
@Amalia-mx1boАй бұрын
Sumber dari mana pak? @@IkiAzamatkhan
@BudiSantoso-le7jr7 ай бұрын
Terima kasih ilmu dan infonya semoga barokah buat generasi ke generasi ,Rochmad Allah swt buat ulama ulama Indonesia ,sehat selalu buat admin ,subkhanallah
@UtunImut7 ай бұрын
ilaa hadhroti ruhi Syekh Nawawi bin Umar Albantany Aljawy lahu...Alfatihah...(Musafir Cinta JEPARA).🎉🎉❤🎉🎉
@QusairiMansur4 ай бұрын
Yaa Alloh...jadikan dari anak turunanku ada yang menjadi orang yang sangat alim seperti syeikh Nawawi r a
@Slamet994352 ай бұрын
Masyallah Saya asli Banten baru tahu cerita kisah hidupnya...
@muzielyas97497 ай бұрын
Alhamdulillah inilah bukti ulama Nusantara pemegang sunnah yang sebenarnya sampai saat ini melalui hikmah-hikmah Ilahi yang tertulis di karangan-karangan beliau jelas ini adalah Nusantara menjadi panutan Kyai Nusantara Kyai sunnah yang sebenarnya
@UnivIswwj3 ай бұрын
Sanad ilmu dn praktik fiqih saya dr syeh Nawawi Al bantani rokhimahulloh 🤲
@zainalabidintasmad65246 ай бұрын
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa'ala ali sayyidina Muhammad...
@AhmadFirdaus-x2uАй бұрын
Enak, ya.. klo ngumpul² sama penuntut ilmu.. walo ilmunya masih kurang, juga. Yg pada punya ilmu paham... Yang jelas.. Bakal di jelasin pelan² sampai nangkep, ucapannya. Tapi.. sekalinya, nangkep Otak.. jd plong terus 🤣 Banyak wawasan dri mna aja. Ilmunya semakin bertambah.. Ma.. Sekalinya, ngedongeng ga kelewat batas. Tahu batasan²nya. Dan yg menuntut ilmu. Ga belok² amat. 😂 sebagai murid. Intinya? Jadi makin semangat, lagi buat menuntut ilmu dalam (menimba ilmu) 💙👍
@muhamadsani694518 күн бұрын
Radhiallahu anhum Allahumma shallli alaa Sayyidinaa Muhammad
@PhipApriatna7 ай бұрын
Subhanallah.... Baru tahu sejarah ustadz Mahammad Nawawi al Bantani setelah ada internet. Terima kasih banyak pembuat postingan ini, semoga Allah SWT menganugerahkan rahmatNya atas ilmu yang bermanfaat ini. Amiin.
@brojomusti167 ай бұрын
Sama sama
@IkiAzamatkhan7 ай бұрын
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut. Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020. Riwayat Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4] Asimilasi Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4] Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam). Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2] Tokoh terkenal Tokoh agama Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5] Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama K.H. Hasyim Asy'ari - ulama K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU Tokoh kerajaan Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua Pati Unus - raja Demak kedua Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung) Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama Pejuang dan pahlawan nasional Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama Tokoh lain Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4 Nasab
@rickykekos2channel4 ай бұрын
Terimakasih pencerahannya
@hermawanwei7247Ай бұрын
Bang coba dibuatkan content Kisah nyata Snouck Horgronje agen intelijen Belanda yg masuk Islam hingga memasuki Mekah untuk melakukan penelitian dan membuat strategi untuk mengalahkan umat Islam di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) khususnya untuk mengalahkan Aceh...yg sangat sulit ditaklukan Belanda.
@MuhtarUtay-m8e5 ай бұрын
Ini.baru.ulama.panutan.tidak.ribut.nasab
@sulaimanmu-xd7nn7 ай бұрын
Alhamdulillah. ...pengabaran yg baik ..untuk kita semua ..aamiin
@brojomusti167 ай бұрын
Amin
@RealmeMetro43676 ай бұрын
Beliau lahir di Banten daerah Tanara, petilasan nya masih ada sampe sekarang kalo mau dateng di daerah Tanara
Ya ALLAH jadikanlah anak cucuku penghikmaat agamamu aaaamiiiiin
@yanuarprihambodo83435 ай бұрын
Al Fatihah hadroti syeh nawawi al banteni....
@makadsmakads95887 ай бұрын
Ada yg masih mempertahankan trah dan gennya untuk bukti dan ada pula yg membantahkannya..Hanya Allah yg punya hak yg menghskimi kelak di akhirat.
@IkiAzamatkhan7 ай бұрын
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut. Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020. Riwayat Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4] Asimilasi Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4] Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam). Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2] Tokoh terkenal Tokoh agama Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5] Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama K.H. Hasyim Asy'ari - ulama K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU Tokoh kerajaan Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua Pati Unus - raja Demak kedua Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung) Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama Pejuang dan pahlawan nasional Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama Tokoh lain Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4 Nasab
@queennasya76105 ай бұрын
Org yg shaleh tdk akan memikirkan kakek moyang & gen nya. Org shaleh akan mnilai org lain dr ke shalehannya, bukan keturunanya. Bnyk Penemuan tehnologi canggih yg bs dinikmati, mrk itulah org2 yg bermanfaat sbg yg Rahmatan lil allamin
@hariyonosupono77884 ай бұрын
Apapun gen nya yg mulia dihadapan Alloh adalah taqwanya jadi ga perlu ribut rebutan nasab,baik kita ikuti batil ditinggalkan,simpel sja
@hariyonosupono77884 ай бұрын
@@queennasya7610benn ar, n mantap
@Amalia-mx1boАй бұрын
Sumber dari mana pak? @@IkiAzamatkhan
@DedeAdlan-gu6qp4 ай бұрын
Al Fatihah untuk imam besar annawawi Al bantani
@uuabdurouf92396 ай бұрын
Alhamdulillah,bukti penyebar agama di Nusantara keturunan Rasulullah, baik yng di sebut haba'ib/tidak, yng jelas ulama"Indonesia Nusantara hususnyah umumnya yng ada di dunia banyak dari kturunan rosuululooh
@HaryantoAulia5 ай бұрын
Habib bukan keturunan nabi, masa klau habib usman bin yahya keturunan nabi muhamad mau jadi antek Belanda, sedang Syeh nawawi albantani sangat anti Belanda, usman bin yahya dan Syeh imam Nawawi albantani hidup sejaman
@guamtu7 ай бұрын
Toko tokoh ulama dari palembang banyak kang admin 😅 sanad hadits banyak dari ulama palembang yang di makkah ataupun pulang ke kampung.. mudahan kang admin juga bahas tentang ulama dari Sumatra Selatan Palembang.. salam dari palembang kang admin, baru semalem nyimak konten kang admin Alhamdulillah langsung subscribe, Alhamdulilh dapat ilmu dan wawasan baru tentang biografi ulama Nusantara.. terus smggt kang admin mudahan ALLAH subhanahu wa ta'ala Ridhoi dan beekahi konten jenengan aammin ALLAHUMMA Aamin 🤲
@brojomusti167 ай бұрын
Amin amin... Bantu channel ini supaya berkembang kak.
@IkiAzamatkhan7 ай бұрын
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut. Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020. Riwayat Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4] Asimilasi Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4] Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam). Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2] Tokoh terkenal Tokoh agama Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5] Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama K.H. Hasyim Asy'ari - ulama K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU Tokoh kerajaan Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua Pati Unus - raja Demak kedua Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung) Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama Pejuang dan pahlawan nasional Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama Tokoh lain Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4 Nasab
@ditaanisa99467 ай бұрын
Setuju. Palembang adalah tanah ulama. Tp sekarang malah jadi tanah goyang orgen geleng geleng sekecamatan. suka nyabu. Astaghfirullah
@Amalia-mx1boАй бұрын
@@IkiAzamatkhan sumber dari mana pak?
@bangfais4157Ай бұрын
Dan sekarang Telah Lahir penerus beliau,,, Yaitu KH IMADUDDIN UTSMAN Al Bantani ❤❤
@zumronimuhamad23648 ай бұрын
Amiin mugi2 ALLOH SWT maringi kesehatan panjang umur DUMATENG bpk narator Kulo remen sangat cerios cerios ulama ulama sepuh
@brojomusti168 ай бұрын
Semoga bermanfaat
@husnanarifin7488 ай бұрын
0:21
@ayisuherman86887 ай бұрын
Teruskan sejarah Islam dari Indonesia 👍🙏
@brojomusti167 ай бұрын
Baik
@IkiAzamatkhan7 ай бұрын
@@brojomusti16 Min pin tuh komen saya terbaru. Silsilah azamatkhan(keturunan Walisongo dan Kerajaan Islam nyambung ke Ubaidillah. karna orang2 bnyak yg ga mengakui. Sumber ponpes mansyaululum ±1812.banyak juga silsilah yg perlu dikorelsi lagi.
@IkiAzamatkhan7 ай бұрын
@@brojomusti16 garis ke 13(ali algazam) 12(alwi) 11(muhamad) 10(ubaidillah) bin 9.(Ahmad almuhajir) 8(isa albasri (al baqri) 7(muhamad dan nagib(idris) 6(kasim al kamir(ali al uraid) 5(jafar sadiq)4(muhamad albaqir) 3(jaenal abidin) 2(husain assabti) 1(siti fatimah sayyidina ali) #sumber data ponpes mansyaululum cirebon 1812. data ulama umum mungkin Ada perbedaan pendapat. Namun kalo kamu nanya ke kiai ma'rifat diseluruh Alam dunia.ubaidillah itu ya keturunan rasul. Dan marga azamatkhan diatasnya nyambung ke ubaidillah. Nasab itukan katanya2.tapi kalo keterangan dari ahli ma'rifat ga sah diragukan lagi. Kamu nanya sama ma'rifat diluar negripun jawabanya bakalan sama. Karna mereka satu tombol
@IkiAzamatkhan7 ай бұрын
@@brojomusti16 buat mereka yg nyangkal komen says Nanti, biar saya jawab nanti.
@kitahidupdibumisepertiwayang5 ай бұрын
masya allah ya sayidi ya rosululloh❤l fatehah kususon kyai musonef❤
Menurut kisah muslim indonesia sangat dikagumi oleh nabi Muhammad Rasulullah saw ketika rombongan muslim datang ke tanah suci melihat rombongan muslim dari indonesia. walaupun banyak muslim yg datang dari penjuru dunia tapi rasulullah sangat mengagumi para muslim dari indonesia dan itu kisah dari ribuan tahun lalu jadi gak heran kalau indonesia adalah negara muslim terbesar didunia dengan segala keistimewaannya
@3330akun5 ай бұрын
Kisah nya siapa bro Ngarang aja. Lo dosaaaaa 😂😂😂
@RudiAntoni-e3u4 ай бұрын
Di zaman Rasulullah SAW masih hidup, Islam blm sampai ke Nusantara. Islam paling awal di Aceh berasal dari Arab India. Setelah peristiwa pembunuhan Imam Hussein
@metafisisme24124 ай бұрын
mengarang bebas
@RiezaPutra454 ай бұрын
Korban tausih Bahar smit
@irawanzoha4 ай бұрын
Jgn pernah berbohong dgn menggunakan nama Rasulullah kerana ia seakan menempah neraka..
@hosiahbusroni43882 ай бұрын
MasyaaAllah syeh Rahimakumullah
@FADHLAN57 ай бұрын
Udah2 jngn menghujat.....bersihkan hati kita masing2 menuju alloh....ingat alloh sllu melihat.istgfar2
@brojomusti167 ай бұрын
Apa salah sih hurmat kepada para orang yang ilmunya tinggi
@FADHLAN57 ай бұрын
Kita ikuti jejak ulama2 kita ilmunya kan tujuan nya mengenal alloh supaya slmt dunia akhirat.knp skrng saling menjelekan....ingat....kita sodara seiman.
@ranolimbungan4 ай бұрын
silsilah yg sudah di ba'alawikan, belum tentu spt itu! hampir semua silsilah yg menuju Rasulullah, sebelum ada tesis kiai imad semuanya mengarah ke ba'alawi, karena semuanya sudah direncanakan oleh kompeni
@kolinzamhari47205 ай бұрын
Kami dari Lampung menyimak
@idrisangfaris5 ай бұрын
Alhamdulillahirobbilalamin....
@DiraaHanabila7 ай бұрын
Saya tahu jejak ahlul bait dalam Tafsir Munir karya beliau dari surat Assyuro, Al Azhab 33 dll.
@IkiAzamatkhan7 ай бұрын
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut. Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020. Riwayat Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4] Asimilasi Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4] Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam). Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2] Tokoh terkenal Tokoh agama Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5] Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama K.H. Hasyim Asy'ari - ulama K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU Tokoh kerajaan Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua Pati Unus - raja Demak kedua Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung) Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama Pejuang dan pahlawan nasional Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama Tokoh lain Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4 Nasab
@wonkandri13995 ай бұрын
ada rahasia..di blk rahasia..wallahulam..
@m.iwanwahidin29406 ай бұрын
subhanalloh..........
@Asephasanudin-z5i4 ай бұрын
اللهم أرزقنا مع مشايخنا في الدنيا والآخرة
@farugonfarugon7 ай бұрын
Semoga kita di jauhkan dari wahabi aamiin
@zamrimdzain4017 ай бұрын
Apa sabit Ngan Wahabi pulakkkkk hadeeeeeeh
@NamunSuryadinata5 ай бұрын
Subhanallah.
@bintang7765 ай бұрын
Beliau bukan habib..lebih dari itu..beliau asli ulama indonesia
@YieYie-d7bАй бұрын
Saya Nazri Mohd Nawawi
@samliongse52527 ай бұрын
Blm lama blm apa beliau meninggal seumuran penjajahan indomesia. Ibu saya ke Syeik abuya armin saja tau pernah 1 x silaturohin, setelah meninggal tahap ulama ke 2, seperti abuya dimyati pandeglang,abuya cisantri pandeglang dijaman soekarno. Itu saya masih sekolah mts sangat tahu. Kalo ke syeik nawawi dijaman buyut saya. Atau kake saya masih muda. Itu masih tau. Kalo ibu saya dulu sering ke seikh armin cibuntu,syeik waseh serang,syeikh astari cakung serang, dan saya belajar didaerah para syeikh itu. Guru saya cicit dari syeikh nawawi alawamil mandaya murid dari syeik nawawi albantani tanara. Guru saya menimba ilmu lg di banten yaitu syeikh qolil syeikh qolil ini murid dari syeikh nawawi albantani. Cerita guru sering menghilang kadang ada didepan tak tau dari mana2nya pas waktu mau pulang gk mesantren lg. Namun syeikh qolil suruh salamkan pada orang tua, lalu orang tua guru saya seorang ulama besar dimandaya menyuruh lanjut belajar, dari situ selesai belajar pindah ke syeikh astari cakung serang lalu ditugaskan membuka pesantren ditempat rawan begal,rampok,tempat penguburan pembunuhan mayat orang dibantai. Lalu saya lulus sekolah SMA, Lgs nesantren pada guru saya asli guru sepuh insya allah sepertinya ulama sepuh sudah terakhir yaitu guru saya diwilayah saya. Namun dipandeglang masih ada ulama sepuh seperti abuya muhtadi,abuya sar'i,abuya murtado,abuya munfasir, sejarah tdk bisa bohong semasih ada ulama sepuh. Beliau tau jaman2 masa2 nya dijaman apa. Kalo ingin tau usia ulama tertua diindonesia silahkan datang dicionas serang,yaitu abuya sar'i silahkan tanya masa kecilnya dijaman apa. Sebab usianya 100an tahun
@SetyadiPrihandono7 ай бұрын
Allohumma sholli wassalim wabarik 'alaihi...
@SuryaPrana027 ай бұрын
saya ga peduli beliau mau keturunan habib atau bukan. yang saya tau beliau ulama dari banten ini adalah ulama yang penuh karomah dan ilmunya berkah hingga saat ini. dan dimata saya habaib sama saja ddengan kita. jika mereka tidak taat maka keistimewaan mereka tidak akan berguna dihadapan allah di mahsyar kelak.
@brojomusti167 ай бұрын
Yang terpenting ilmunya.
@apriliolio56196 ай бұрын
Dan adabnya,,,
@tutilutfiahh6 ай бұрын
Alhamdulillah.
@sitisaidah34686 ай бұрын
Syeh Nawawi tentu asli banten.
@sahabatinfoali41296 ай бұрын
Bagaimana engkau tdk peduli dengan keturunan rosulullah, kalau engkau mengaku cinta pada rosulullah, Krn yg memuliakan mereka ahlul bait dialah Allah SWT, terlepas dari apakah mereka berahlak seperti kakeknya atau tdk, Krn pada tubuhnya ada darah rosulullah, tdk terkecuali kalianpun diperintahkan berlaku baik pada orang yang berlaku buruk Krn yg kalian benci itu hanya boleh prilakunya bukan pribadinya sbg manusia
@rikin.h18035 ай бұрын
masya allah
@Ipungipung-t1q6 ай бұрын
Subhanallah.....Tidak pernah ngaku2 cucu nya Nabi
@langlangbuana20237 ай бұрын
Masyaallah tabarakallah
@brojomusti167 ай бұрын
Amin allohumma sholli ala sayyidina muhammad
@samliongse52527 ай бұрын
Kang murid2nya syeikh nawawi masih byk blm dibawa semua. Yang ditugaskan syeikh nawawi. Yg dinusantara seperti syeikh nawawi penganggit alawamil desa mandaya serang, syeikh abuya armin pandeglang yg ditugaskan secara bersama dg syeikh hasim asari. Syeikh nawawi adalah gurunya para ulama,julukannya sayidul ulama,ulamahijaz.
@muhasen98287 ай бұрын
Amin...
@awieamir52565 ай бұрын
Masyaallah
@lutfitahir66315 ай бұрын
Waoo ternyata syeh nawawi albantani keturunan rasull dri jalur abdulahh/ubaidilah.
@ghisaofficial07074 ай бұрын
Benarkah??? Jalur Ubed?
@AdangSoepriyasa7 ай бұрын
❤❤❤ ulama nusantara
@baworbanyumas21006 ай бұрын
Menurut islam semua manusia dihadapan alloh itu sama, yg membedakan hanya keimanan mereka dari manapun asalnya ga usah menyanjung keturunan nenek moyang....
@sonylaksana44687 ай бұрын
Terimakasih atas info info BIOGRAFI PARA ULAMA. KYAI DAN SYEH DARI TANAH AIR KITA. YNG MUMPUNI. SETELAH MASA WALISONGO. . Namun kenapa ulama dan kyai jaman sekarang KAROMAHNYA TIDAK SEPERTI PARA KYAI KYAI yng lahir DI JAMAN THN 1800 an. . TDK ada yng setingkat SYEH..
@faisholamir31117 ай бұрын
Insya Allah nnti ada lgi.dan Asia tenggara rata2 pucuk pemimpin agama rata2 di pegang walisongo beserta keluarga bhkan keturunan2nya. Semua atas izim Allah
@NabilaAurelia-sl5eb7 ай бұрын
Jaman Saiki wes keno pulus haaayyya oe ammsiong haaa😂😂😂😂😂
@andihasmah22977 ай бұрын
Alhamdulillah
@abizahra885 ай бұрын
Teruslah dakwah
@brojomusti165 ай бұрын
Siap terimakasih dukungan nya.
@andihasmah22977 ай бұрын
Wa alaikumussalamwr wb
@sartimomursyid67846 ай бұрын
Cangkokannya mantap.... Tp saya mau tanua dulu sama kyi Imad yg tentu lebih faham dgn keluarga nya....
@landunkburunk10836 ай бұрын
Kita ab yg paling cepet di tulis Syaikh Nawawi,qothrul ghoits
@NamunSuryadinata5 ай бұрын
Aamiin.
@AhmadZaki-fp7lq2 ай бұрын
Luar biasa Syekh Nawawi Al Babtani, seb waliyullah yg meninggal di Memahami Al Mukarramah
@ayahaisyah12 ай бұрын
Narasi yang akan dipertanggung jawabkan diakhirat kelak...
@IndahYani-yx9zx3 ай бұрын
Sech Holil bangkalan Madura muridnya sech nawawawi al-Bantani
@nurulamaliasolihah5 ай бұрын
Nasab Syekh Nawawi yg shahih adalah ke Musa Al kadim
@takintakin55756 ай бұрын
Abdul Gaffar adalah snouck Hurgronje(orang aceh menyebutnya Sinyo Cronyo)orientalis belanda yang memisahkan agama dan politik Semoga orang Islam cepet sadar 🤲🤲
@takintakin55756 ай бұрын
Sejarah mencatat kalo dia belajar Islam untuk menghancurkan bukan untuk mencari kebenaran Wallahu A'lam
@abdulazis-hp1cu5 ай бұрын
Yg dzuriahnya benar2 tersambung ke Rasulullaah SAW. Ahlaqnya sunguh sangat terpuji, selain alim dan sholeh. Yg nasabnya dicangkok cangkokkandan kemudian eksklusif dgn klannya kebanyakan ahlaqnya jauh dari yg diajarkan olehRasulullaah SAW. Lihat ahlaqnya Bahar Smit al ngamukan dan Novel al ngawuri, dkk. 😂😂😂😂😂
@hodjachannel6766Ай бұрын
😂😂😂
@Binasejahtera-lt8im4 ай бұрын
Sekarang sawah 2 di tangerang di gusur. Pemilik sawah harus mnjual swahnya kalo tidak ttp akan di irig kalo ngak ada oknum yg menjual ke pengembang. Sya menyesal sebagai bangsa yg trlena dengan ke agungan keturunan
@FauzanAkmal77 ай бұрын
Bisa jelaskan kenapa beliau memiringkan tanah di mesir
@asepapandi6556Ай бұрын
Assalammu'alaikum....... Mhn idzin adm.klo blh tau siapa ya guru Beliau yg berada di.daerah Cikampek 🙏
@leotuban64727 ай бұрын
Allahu akbar lahumul fathakah
@brojomusti167 ай бұрын
Amin amin.. Jangan lupa di simak sampai selesai
@kadekhsb7 ай бұрын
Al-fatiha, jngan disalah salahkan padahal tau itu salh, apa tu arti alfateka
@NazlanFathurraziq3 ай бұрын
Mohon Maaf MIN, seingat saya Kitab Al Majmu' syarah dari Kitab Al Muhadzdzab bukan Karangan Imam Nawawi Al Bantani Al Jawi. melainkan Karangan Imam An Nawawi. dan nama aslinya adalah Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyi ad-Din Yahya bin Syaraf bin Muri bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jam'ah bin Hizam an-Nawawi ad-Dimasyqi, atau lebih dikenal sebagai Imam Nawawi,
@uwaisaisar6076 ай бұрын
Jalur nasab itu tadi dicicokan saja dikeraton atau dijalur nasab sunan gunung jati,sama atau tidak,,,,
@gajahedan94007 ай бұрын
Astagfirullah, hati hati ya umat Islam iangan sembarangan mengolok ngolok Juriah rasul ,selama kamu masih menginginkan syafaat dari Rasulullah SAW....jangan gampang terpecah belah oleh hasutan kaum munafikun dan kaum kafirin
@amaxamak58626 ай бұрын
Lanjutkan
@brojomusti166 ай бұрын
Siap
@GUDANGDUIT-mi1fu7 ай бұрын
ALHAMDULILLAH YA ALLOH.Kebenaran Slalu unggul dari kesalahan.Semoga Ummat Manusia Berbahagia slalu.Aaamiiinnn 🙏.Semoga Channel ini sukses Slalu.Aaamiiinnn 🙏.Senggol masbrooo #JamaldPulpa and masbrooo #JamaldBesing 👌🙏🙏
@NazlanFathurraziq3 ай бұрын
Mohon Maaf MIN, Kitab Al Majmu' Syarah Al Huahadzdzab seingat saya bukan Karangan Imam Nawawi Al Bantani Ra, akan tetapi Imam An Nawawi Ra. yg Nama aslinya adalah Abu Zakaria Muhyi ad-Din Yahya bin Syaraf bin Muri bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jam'ah bin Hizam an-Nawawi ad-Dimasyqi, atau lebih dikenal sebagai Imam Nawawi. mohon diluruskan jika saya salah
@nasahe17 ай бұрын
Siapa yang bisa memastikan pura pura atau betul betul Islam? Mengingat syarat dikatakan sudah Islam hanya melakukan syahadat. Tak peduli dengan kelakuannya. Mau jadi teroris, zinah, judi, mabuk, koruptor, pendosa apapun asal bukan syrk dll selama syahadat dan mengaku islam, siapa yang mampu menolak keislamannya? Jangan hanya ketika dianggap ketika menguntungkan syiar diakui sebagai Muslim dan manakala dianggap merugikan syiar Islam lantas ditolak keislamannya. Bahkan ada yang menganggap bila tak tahu baca Quran dianggap bukan Islam...😅😂🤣
@dimassalim89583 ай бұрын
Berarti kiai makruf amin wakil presiden masih ada keturunan Rasulullah dong????
@BadruSaleh-ss5dg3 ай бұрын
Beliau itu benar,,orang yg tawadu,tidak mengaku,,habib ataupun duriyah nabi.lihat kitabnya qotrulgoest.saking tawadunya beliau menyatakan murtakibddunubi,muhamad nawawi bin umar bin arobi as safei.
@Gentong127 ай бұрын
Itu tempatnya dkat kampug saya di caringin banten
@rudinjendol31476 ай бұрын
Syekh Nawawi mh bukan dj caringin, tpi di Tanara Tirtayasa serang Banten, klo yg di caringin Banten mah itu muridnya yaitu Syekh Asnawi
@wongcilik96393 ай бұрын
Kalau dari suara narator nya sama dengan Chanel Lentera Sejarah..