Halo teman2, malam Sabtu ini saya tidak bisa Live tapi saya telah menyiapkan konten video yang seru dan wajib disimak. Sampai jumpa nanti di Premiere-Live Chat!
@theadventurer68452 ай бұрын
Channel yang akam selalu berkembang dan maju adalah channel yang bisa selalu berinteraksi dengan viewernya dan channel Infofotografi adalah salah satunya yang selalu sharing ilmu dan berinteraksi tanya-jawab dengan viewernya
@budijambewangi41262 ай бұрын
Topik yg sangat menarik..bisa d bahas juga om tentang fokus area dan juga mode flash internal.trimkasih🙏🏻
@klausyap2 ай бұрын
Terima kasih infonya. Saya suka analogi raw file sama dengan bahan masakan. Kalau boleh sedikit menambahkan, selain ada kesamaan, ada juga perbedaan dengan bahan mentah masakan. Keuntungan shooting raw adalah jika suatu saat di masa depan kokinya tambah ahli (fotografi: ilmu editing nya naik), dan/atau ditemukan atau diciptakan peralatan memasak baru, dulu hanya ada microwave dan sekarang muncul air fryer misalnya (fotografi: muncul tool AI denoise di Lighroom/Topaz/DXO belakangan ini), maka kualitas masakan akan jadi jauh tambah lezat dibanding saat dimasak 3 tahun lalu. Bedanya, bahan mentahnya tidak perlu belanja lagi untuk masakan kedua sampai ke-seratus, akan selalu ada, belanja sekali masak berulang kali berbagai resep dengan gratis. Kalau jpg, sekali masakannya digoreng, tidak bisa dirubah lagi stylenya jadi masakan panggang pakai arang atau dikukus misalnya, dan kalau mau ganti resep harus beli bahan baru, sedangkan kita tahu kalau bahan tersebut sudah tidak akan pernah ada lagi karena sudah lewat di waktu lampau. Untuk anda yang suka masakan jadi (jpg) karena praktis dan cepat, sama seperti saya dulu waktu belum tahu banyak tentang editing, coba pikirkan lagi. Siapa tahu suatu saat anda akan hobby masak dan punya waktu untuk masak, dan masakan anda dijamin pasti lebih enak kalau mau belajar (hanya tekan tombol Auto di Lightroom hasilnya dijamin lebih bagus dari jpg SOOC (straight out of camera), apalagi di fine tuning lagi sendiri). Jangan sampai seperti saya yang maksudnya mau hemat storage, sekarang menyesal banget karena ini bukan sekedar masakan, tapi foto anak2 saat masih kecil, kita sendiri dan keluarga lain saat masih muda, dll, momen yang tidak akan pernah kembali lagi (kecuali nama anda Marty McFly). Foto RAW.
@GungKrisna122 ай бұрын
Kalau saya, justru pakai JPEG karena males ngedit
@klausyap2 ай бұрын
@@GungKrisna12 Kalau kebetulan pernah pakai Lighroom Classic, untuk edit file puluhan atau ratusan file raw sekaligus hanya dengan 1)select all, lalu 2)sekali pencet tombol 'Auto', hanya perlu beberapa detik saja selesai semua, dan hasilnya akan lebih bagus dari jpg kamera. Kalau masih mau lebih bagusan lagi sedikit lagi mungkin untuk noise reduction, exposure dll secara massal, tinggal aktifkan tombol kecil di kiri sync button sebelum melakukan perubahaan, jadi deh dalam beberapa detik, tinggal export ke jpg saja (beberapa menit untuk ratusan foto). Kembali ke saran saya sebelum menyesal, paling tidak foto jpg + raw, jangan jpg saja, siapa tahu besok tertarik ke editing karena 1)semudah itu, 2)bisa jauh lebih bagus hasilnya dengan minim usaha (auto), apalagi usaha ekstra.
wahh infonya mantam om, jadi selalu ingat ke back to basic ! terima kasihh infonyaa
@adhiwijaya46092 ай бұрын
Terimakasih om untuk banyak sekali pencerahan di setiap konten om... perkenalkan saya Adhi, saya salah satu freeland di Bali, dari 2016 saya paket DSLR Canon 5D mark lll dan sampai sekarang saya masih pakai kamera utama saya untuk kerja, Camera ini hak pernah rewel... saya mau tahu pendapat om untuk kamera saya ini masih layak kah atau sudah sangat ketinggalan untuk kualitas foto
@Infofotografi2 ай бұрын
Halo, trims sudah mampir. 5D mk III kalau dibandingkan kamera baru seperti Canon EOS R6 II atau R5 memang sudah kalah kualitas gambarnya, terutama dynamic rangenya, untuk foto pemandangan, atau foto kondisi kontras tinggi, akan membantu kalau upgrade ke sistem mirrorless yang baru. Tapi kalau dibilang signifikan, tidak juga. Yang berbeda jauh mungkin handlingnya kalau kamera mirrorless lebih mudah, karena sistem autofokusnya cepat dan canggih.
@pwidhiananto2 ай бұрын
Halo Pak Enche, kenapa jarang ada yang mereview kamera dari Pentax / Ricoh ?
@Infofotografi2 ай бұрын
Halo, mungkin karena kamera barunya tidak banyak dan distributornya tidak aktif memasarkan merk tersebut
@MidiYusope2 ай бұрын
Mantap infonya boss...terima kasih boss.
@hendrasetyo62212 ай бұрын
Tks ko sangat bermanfaat
@panineungan812 ай бұрын
mau tanya suhu apakah ada adapter E-mount To A-Mount?
@Infofotografi2 ай бұрын
tidak ada dan tidak memungkinkan. Penjelasannya di video ini: kzbin.infotEEdaVoX6mI?si=NwnwMiar3vcP-qts
@hendrasetyo62212 ай бұрын
Ko , kpn bukakelas editing buat para pemula
@ferrynhawa2312 ай бұрын
Ada rumusnya ga koh untuk shutter speed ini misal di focal lenght berapa minim shutter speed harus brp...
@Infofotografi2 ай бұрын
Kalau zaman film 1/focal length ekuivalen fullframe. tapi karena megapixel kamera besar2 skrg 24mp+ maka berubah jadi 1/2x shutter speed. Kalau lensa atau kameranya ada stabilization, bisa ada diskon 2-3 stop tergantung kualitas stabilizernya.
@ferrynhawa2312 ай бұрын
@@Infofotografi ok terima kasih banyak ilmunya 🙏
@celloxrellz2 ай бұрын
Om, rekomendasi kamera pemula buat foto & video, budget sekitar 10-15jt, Terima kasih
@Infofotografi2 ай бұрын
Boleh simak rekomendasi kamera dibawah 10 jt sampai 30jutaan kzbin.info/www/bejne/j3LVhYGYnd2tfrM
@inkaphotostudio2 ай бұрын
Dulu jg sama bingung dg budget 10-15jt. Antara Sony A6400. Sony A7 II dan Eos RP. Akhirnya jatuh pilihan pada Sony A6400. Cukup puas bagi pemula seperti saya.
@celloxrellz2 ай бұрын
@@inkaphotostudio kalo video nya gimana bang, apa bagus² aja atau?
@tomkssarmks28042 ай бұрын
Koh. Enakan 23mm atau 35mm. Buat apsc?? Saya takut kalau 35mm sempit lapangan pandang nya. Kalo 23 saya takut kurang berkarakter dan kurang bokeh
@Infofotografi2 ай бұрын
iya jawabannya si dua2nya si, tergantung akhir yg ingin dicapai, kalau untuk serbaguna memang 23mm favorit banyak orang, kalau bokeh, portrait 35mm atau 50mm.
@tomkssarmks28042 ай бұрын
@@Infofotografi iya. Banyak banget konten yg bilang 35mm 1.4 legend . Lensa artist . Magic . Special. Makanya sy jadi bingung. Gmna nih koh. Apakah buat traveling bawa 1 lensa cukup 35mm aja
@Channel-xx8qt2 ай бұрын
@@tomkssarmks2804 Kalo buat traveling bawa kit lebih bagus
@Infofotografi2 ай бұрын
@@tomkssarmks2804 Ya bisa saja, contohnya seri Fujifilm X100 yang saya uji di Jepang awal tahun ini. kzbin.info/www/bejne/nWKtaZuNmdSKeqMsi=w7U4HvCMwP3AG59m
@tomkssarmks28042 ай бұрын
@@Infofotografi kmren saya coba2 fuji xt50 dengan lensa 35mm f1.4. Tetap kelihatan gede om dibandinh x100vi. Dan tetap kelihatan body xt50 kebanting sama lensa itu. Apalagi dikasih 23 atau 33mm 1.4 lm wr. Kebanting bangetss