Рет қаралды 1,715
Melansir laman resmi Pemerintah Kabupaten Magelang, cikal bakal lahirnya tari topeng ireng ini berasal dari wilayah Desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang Jawa Tengah sekitar tahun 1950. Konon, tarian topeng ireng ini menggambarkan sekelompok prajurit gagah yang berkamuflase dalam melawan penjajahan Belanda saat itu. Sehingga penampilan setiap penari saat dalam pentas selalu energik dan percaya diri.
Sedangkan dalam versi sejarah yang lain, tari topeng ireng ini menjadi media penyebaran Islam oleh salah satu wali. Sehingga keberadaan tarian sering digunakan dalam tradisi kirab kubah sebelum dipasang di atas masjid. Namun dengan seiringnya perkembangan zaman di tahun 1989, tari topeng ireng mulai masuk ke bentuk tarian kreasi baru. Selain menyebarkan agama Islam ditambahkan pula ilmu beladiri pencak silat. Oleh karena itu, dalam pertunjukan topeng ireng para penarinya berbaris lurus dan diikuti musik berirama keras dan penuh semangat.
Dalam laman Direktori Pariwisata Kemenparekraf, asal nama 'topeng ireng' sendiri bermakna "toto lempeng irama kenceng". Toto lempeng, toto dalam bahasa Jawa artinya tata atau susunan, sedangkan lempeng dalam bahasa Jawanya adalah lurus. Sehingga bisa disimpulkan, toto lempeng berarti kesenian topeng ireng ini memiliki pola lantai yang kebanyakan memakai pola lurus. Sementara iromo kenceng, iromo dalam bahasa Jawa artinya irama dan kenceng dalam bahasa Jawa artinya cepat. Jadi bisa disimpulkan, iromo kenceng adalah irama yang cepat. Dan secara keseluruhan bisa disimpulkan bahwa topeng ireng ini adalah tarian yang memiliki pola lurus dengan irama yang cepat.
Dari laman Kemenparekraf pula, dijelaskan bahwa kesenian ini menggambarkan tentang kehidupan orang orang pedalaman lereng gunung Merapi dan Merbabu dengan tradisi hidup akrab dengan alam.
Daya Tarik Tari Topeng Ireng
Daya tarik utama, yang ditonjolkan tari topeng ireng adalah kostum warna warni yang dikenakan oleh penari, demikian dilansir dari laman Kabupaten Magelang. Tidak kalah mencuri perhatian yaitu mahkota bulu atau kuluk yang terbuat dari bulu angsa dan ayam yang juga berwarni-warni berpakaian layaknya Suku Indian. Memasangkan lonceng kecil-kecil, bersepatu bot, rumbai warna-warni keemasan pada pakaian setiap penari, dengan make up wajah bercoret hitam di antara bedak putih memberikan kesan nampak gagah percaya diri.
Irama atau syair pengiring tari topeng ireng yang didendangkan bersama alat musik tradisional juga tidak lagi bernada puji-pujian kasidah berbahasa Jawa saja, saat ini banyak kelompok tari ini memadukan gerak dan lagu dengan nuansa lagu dangdut dan pop.
Dalam pertunjukkan ditampilkan oleh 10 orang hingga 20 penari. Keistimewaan lainnya gerakan tarian ini sederhana tidak perlu gerakan berbelit-belit serta tidak monoton, sebab poin utama dalam tarian topeng ireng adalah kekompakan. Tari topeng ireng bisa dimainkan oleh sekelompok penari kapan saja dan dimana pun, tetapi tetap didampingi oleh penari ahli.
Perkembangan Tari Topeng Ireng
Seiring dengan berjalannya waktu tarian topeng ireng yang semula dari Magelang, berkembang pesat di kawasan lereng Merapi-Merbabu sampai di daerah Boyolali. Dalam laman Direktori Pariwisata Kemenparekraf, di Boyolali sendiri, ada beberapa paguyuban kesenian topeng ireng. Seperti paguyuban Tarubatang (berkembang di daerah Tarubatang, Selo). Paguyuban ini adalah paguyuban yang paling besar dan terkenal di Boyolali.
Sedangkan di Magelang, dari laman Kabupaten Magelang, ada sekitar 36 kelompok kesenian tradisional ini di wilayah Magelang. Tari topeng ireng menjadi nomor 3 dalam kelompok kesenian yang paling digemari masyarakat Magelang setelah hadroh dan jathilan.
Baca artikel detikedu, "Tari Topeng Ireng: Asal, Daya Tarik dan Perkembangannya" selengkapnya www.detik.com/edu/detikpedia/....
DETIK .COM