Рет қаралды 9,182,394
TRIBUN-VIDEO.COM - Tanggal 5 Oktober 1965 menjadi peringat hari Angkatan Bersenjata atau hari lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang paling memilukan bagi Jendral Besar Abdul Haris Nasution, bahkan Bangsa Indonesia.
Peringatan HUT TNI 1965 diperingati bersamaan dengan pelepasan jenazah para jenderal yang menjadi korban dalam tragedi G30S/PKI.
Jenderal Abdul Haris Nasution yang kala itu menjabat sebagai Menko Hankam/Kasab harus melepas jenazah 6 rekan sesama jendral dan seorang perwira yang merupakan ajudan pribadinya.
Upacara yang digelar di Markas Besar Angkatan Darat (MBAD) Jakarta Pusat tersebut dipenuhi ribuan orang yang kebanyakan dari mereka berseragam militer.
Nasution yang kala itu mengalami patah tulang karena menyelamatkan diri dari upaya penculikan pasukan Cakrabirawa hadir menggunakan tumpuan sebuah tongkat.
Didapuk untuk memberikan sambutan dalam melepas ketujuh jenazah, Nasution terbata-bata dalam menyampaikan pidatonya.
Hari itu begitu berat bagi Nasution, Bukan lantaran dia baru lolos dari percobaan penculikan yang bisa membuatnya terbunuh, namun saat itu putrinya tengah sekarat di rumah sakit karena tertembak oleh pasukan Cakrabirawa.
Tak hanya itu, ajudan setia Nasution yakni Lettu Pierre Andreas Tendean turut gugur dalam peristiwa berdarah tersebut.
Nasution menyebutkan bahwa apa yang menimpa kepada para korban sebagai fitnah yang lebih kejam dari pembunuhan.
Satu persatu nama jenazah pun disebutkan. “Jenderal Suprapto, Jenderal Hartono (kemudian ralat) Haryono, Jenderal Parman, Jenderal Panjaitan, Jenderal Sutoyo, Letnan Tendean.” ucap Nasution terbata-bata.
Jenderal Nasution menegaskan para anggota yang masih ada memiliki kewajiban meneruskan perjuangan serta tugas TNI.
Meskipun berat, Jenderal AH Nasution dan lainnya mengikhlaskan kepergian teman perjuangannya. Para pahlawan ini haruslah menghadap kepada asal mula mereka dan yang menciptakan yakni Allah SWT. Karena pada akhirnya Dialah Panglima Kita Yang Paling Tertinggi dan menentukan segala sesuatu.
Dirinya juga meyakini kebenaran akan tetap menang dan yang tidak benar akan hancur.
Berikut pidato lengkap Jenderal AH Nasution ketika pemakaman korban G30S:
Para prajurit sekalian...
Kawan-kawan sekalian...
Terutama rekan-rekan yang sekarang kami sedang lepaskan...
Bissmillahirrahmanirrahiim...
Hari ini hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang, tapi yang kali ini, hari yang dihinakan, oleh fitnahan, dihinakan oleh penghianatan, dihinakan oleh penganiayaan, tetapi hari angkatan bersenjata kita, kita setiap prajurit tetap rayakan dalam hati sanubari kita, dengan tekad kita, dengan nama Allah yang maha kuasa, bahwa kita akan tetap menegakkan kejujuran, kebenaran, keadilan;
Jendral Suprapto
Jendral Hartono, Haryono
Jendral Parman
Jendral Panjaitan
Jendral Sutoyo
Letnan Tendean
Kamu semua mendahului kami, kami semua yang kamu tinggalkan punya kewajiban meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata kita, meneruskan perjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci.
Kamu semua, tidak ada yang lebih tahu dari pada kami yang disini, daripada saya sejak 20 tahun kita selalu bersama sama membela negara kita, perjuangan kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela cita cita rakyat kita.
Saya tahu, kamu manusia, tentu ada kekurangan, kesalahan kita semua demikian, tapi saya tahu kamu semua, lewat 20 tahun penuh memberikan semua darma baktimu semua yang ada padamu untuk cita cita yang tinggi itu, dan karena itu, kamu, biarpun, hendak dicemarkan, hendak difitnah, bahwa kamu penghianat.
Justru disini kami semua, saksi yang hidup, kamu adalah telah berjuang, sesuai dengan kewajiban kita semua, menegakkan keadilan, kebenaran, kemerdekaan. Tidak ada yang ragu ragu, kami semua sedia juga, mengikuti jalan kamu. Jika memang fitnah mereka itu benar, kami akan buktikan.
Rekan rekan, adik adik saya sekalian. Saya sekarang sebagai yang tertua, dalam TNI yang tinggal bersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu, membela kehormatan kamu, menghadaplah sebagai pahlawan, pahlawan dalam hati kami seluruh TNI.
Sebagai pahlawan menghadaplah, kepada asal mula kita, yang menciptakan kita, Allah SWT. Karena akhirnya Dialah Panglima Kita Yang Paling Tertinggi. Dialah yang menentukan segala sesuatu, juga atas diri kita semua.
Tetapi dengan keimanan ini juga, kami semua yakin, bahwa yang benar akan tetap menang, dan yang tidak benar akan tetap hancur. Fitnah, fitnah berkali kali, fitnah lebih jahat dari pembunuhan, lebih jahat dari pembunuhan, kita semua difitnah, dan saudara saudara telah dibunuh, kita diperlakukan demikian.
Tapi jangan kita, jangan kita dendam hati, iman kepada Allah SWT, iman kepada Nya, mengukuhkan kita. Karena Dia perintahkan, kita semua berkewajiban, untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.(*)