Рет қаралды 92
Aksara Incung atau Tulisan Rencong
Satu-satunya Aksara Lokal di Sumatra Tengah
Aksara Incung atau Tulisan Rencong merupakan salah satu aksara di Indonesia yang hanya digunakan oleh Suku Kerinci yang mendiami dataran tinggi Jambi, Provinsi Jambi. Kerinci berjarak sekitar 430 KM dari pusat Kota Jambi. Daerah ini memiliki dua daerah administrasi, yaitu Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
Secara bahasa, aksara Incung berarti miring atau terpancung (dari bahasa kerinci). Istilah "Rencong" merupakan kesalahan pembacaan oleh para peneliti barat yang membaca kata "Incung" pada aksara Incung yang mereka baca sebagai kata "Rencong". Aksara Incung sendiri dibentuk oleh garis-lurus, patah terpancung, dan melengkung. Aksara Incung adalah peninggalan nenek moyang Kerinci Kuno. Incung ini digunakan oleh leluhur Kerinci untuk mendokumentasikan tentang sejarah, sastra, hukum adat, dan mantra-mantra.
Konon, ada yang mengatakan, aksara ini telah ada sejak abad ke-4 Masehi, tapi belum ada kepastian mengenai asal-mulanya. Setiap daerah yang memiliki aksara sendiri, sudah tentu memiliki peradaban yang bagus di zaman dulu. Baik dalam segi pendidikan, hukum, dan sebagainya.
Isi Nakah Kuno Aksara Incung
Naskah-naskah Incung pada umumnya berisi dua hal yaitu tembo dan karang mindu. Tembo merupakan historiografi tradisional yang berisi kisah perjalanan dan silsilah nenek moyang suatu kelompok atau klan (bahasa lokal: kelebu, luhah). Pada umumnya naskah-naskah tembo beraksara incung ditulis pada media tanduk kerbau dan tanduk kambing. Sedangkan karang mindu merupakan prosa berisi ratapan kesedihan si pembuat naskah. Berbeda dengan naskah tembo, naskah karang mindu beraksara incung kebanyakan ditulis pada media bambu dan kertas lama.(katadata.co.id).
#tulisanrencong
#tulisanmelayukuno
#tulisanincung
#aksaranusantara