Рет қаралды 50,231
‘Gunung sampah’ di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, kini hampir mencapai 60 meter atau setinggi gedung 20 lantai.
Sampah yang dibiarkan membusuk di tempat pembuangan akhir dapat memicu pemanasan global, menurut sebuah studi yang dipublikasikan di National Center for Biotechnology Information, AS.
Tumpukan sampah tersebut dapat melepaskan 40-50% gas karbon dioksida dan 50-60% gas metana.
Karbon dioksida dan metana merupakan gas rumah kaca yang memicu pemanasan global.
Namun, jika sampah dibakar secara sembarangan, akan menimbulkan polusi udara yang mengandung karbon & unsur logam berat, yang membahayakan manusia.
Salah satu upaya mengurangi volume sampah di Bantar Gebang adalah dengan dibentuknya ‘pilot project’ Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih, pada tahun 2018 lalu.
PLTSa Merah Putih bekerja selama 7 hari penuh, 24 jam ‘nonstop’, dengan kapasitas 100 ton sampah/hari.
Meski dapat menghasilkan sekitar 750 kWh/hari, tapi listrik hanya digunakan untuk operasional PLTSa sendiri, dan beberapa fasilitas di dalam area TPST Bantar Gebang.
“Listrik ini tidak kami jual ke PLN, karena masih sedikit juga (energi listrik) yang dihasilkan,” kata Agung Pujo Winarko, Kepala Unit Pengolahan Sampah Terpadu DLH DKI Jakarta.
Agung menambahkan belum ada rencana pengembangan PLTSa Merah Putih untuk memenuhi kebutuhan listrik warga sekitar.
Eniya L. Dewi, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM menyebutkan bahwa ada beberapa PLTSa lain yang kini telah berfungsi di Indonesia, bahkan energi listrik yang dihasilkan telah dijual ke PLN.
“PLTSa ini bukan cara utama untuk mengurangi tumpukan sampah di Bantar Gebang. Listrik itu hanya bonus, yang penting justru pengolahan sampah dari tingkat rumah tangga,” kata Eniya.
Kunjungi website kami 👉 www.voaindones...
Ikuti VOA di akun media sosial lain:
Instagram: / voaindonesia
Facebook: / voaindonesia
X: x.com/voaindon...
Kanal KZbin VOA Indonesia menghadirkan berita terbaru dari berbagai dunia, khususnya berita dari Amerika. Ikuti juga kisah seru diaspora Indonesia di Amerika yang inspiratif lewat berbagai serial kami seperti Amerikuy dan Ketika Hidup Diperjuangkan. Kamu juga bisa intip berbagai aspek kehidupan di Amerika termasuk budaya, teknologi, seni dan hiburan.
Voice of America menyiarkan beragam program dalam 48 bahasa dan berpusat di Washington DC.