Pertanyaan kedua bisa kalian lihat di link berikut : kzbin.info/www/bejne/j5-4fpJ_hbGoiq8 kzbin.info/www/bejne/j5-4fpJ_hbGoiq8 kzbin.info/www/bejne/j5-4fpJ_hbGoiq8
@muhdrashid69373 жыл бұрын
Thanks admin
@lotto_70 Жыл бұрын
Betul kata ustad Derry sulaiman "Orang kaya mati, orang miskin mati, raja raja mati, rakyat biasa mati, semua pergi menghadap ilahi, dunia yang dicari, tiada yang berarti"
@asadbch78642 жыл бұрын
Pantas saja Allah SWT,turunkan Dr ZN di India
@suprih8126 Жыл бұрын
amin
@jamalikhwan7464 Жыл бұрын
JAWABAN DARI KESESATAN AJARAN HINDU,, JANDA YANG MATI SUAMINYA HARUS IKUT DIBAKAR...
@kamenbilalrider7658 Жыл бұрын
ahmad dheedat dari india jugak
@sonny-k8o Жыл бұрын
Islam itu Rahmatan Lil Al-Amin... semua ciptaan Allah SWT dan ummat Rasulullah....di ajarkan saling menghargai dan menghormati.., menghormati. Orang tua dan yg tua...dan menghargai yg muda...
@ayahhamka85153 жыл бұрын
sangt mudahsx dr ZN mnjawabny rasional bnget,hnya bgi hamba yg taat ktaqwaan kpd Allah,no rasis non dskriminasi
@SantySusanti-dv3ox10 ай бұрын
Kenapa harus ada perbedaan,,, krn pada hakekatnya semua sama dihadapan Alloh, semoga banyak org yg mendapat hidayah amin ya Alloh amin
@giminsugiono7769 Жыл бұрын
Bagus. Bagus. Oke
@pabloescobarzzz2 жыл бұрын
Kepada umat hindu agar melihat video ini
@mudesign282 жыл бұрын
Hindu india sama indo kususnya bali itu beda bro Kalo sekolah bolong melulu pasti akan berakhir seperti anda
@dutaisman9729 Жыл бұрын
@@mudesign28 hindu di bali pakai sistem kasta, tapi sama2 menghargai orang yg berkasta dan tak berkasta saling menghormati , tapi kembali ke sistem kasta di bali ada sedikit deskriminasi di hubungan pernikahan dan percintaan di mana pria yg tdk berkasta akan sanfat sulit menikahi wanita yg berkasta,kalau hubungan sosial baik2 saja
@mudesign28 Жыл бұрын
@@dutaisman9729 ya begitu bro Karna orang tua si perempuan ga mau keturunannya punah( ya kira2 macam itu lah ) Kalau nikah sama ga berkasta si cewe akan otomatis turun kasta Dan masih panjang lagi
@dutaisman9729 Жыл бұрын
@@mudesign28 yagitulah sisi negatifnya sistem kasta, padahal manusia itu fitranya setara
@rilo.pambudi9 Жыл бұрын
@@mudesign28 punah 😂😂
@dwinurrizkia612 жыл бұрын
Darah sama merah tulang sama putih yang penting iman dan taqwa kepada Allah SWT
@zanz.channel2 жыл бұрын
dalam islam tinggi rendahnya manusia tergantung iman dan takwanya kepada Allah
@nurniacantiknurniacantik3379Ай бұрын
Allahu Akbar manusia dimata Tuhan itu sm derajadnya,,,yg membedakn Adlh iman Ahlaknya
@alialfaris35955 ай бұрын
Baru paham kenapa di dalam agama islam tidak ada kasta,atau di kotak kotakan.dikoatak kotak saja sudah menimbulkan permusuhan apa lagi dibuat kasat pasti ketimpan hukum
@HardyOkeyyy2 ай бұрын
Berkumpul nya mayoritas dari bangsa Islam
@munasikin91094 ай бұрын
Mereka warga India lbh paham dan senang dg yg tdk masuk akal di banding yg masuk akal...😁
@grisaqueen13292 жыл бұрын
Best 🖤
@Akun-ke5pu Жыл бұрын
Terus maju pa jakir bilang kalau Islam ituh tidak ada kasta rendah Islam. Ituh sama rata
@evanasution41973 жыл бұрын
Admin tolong tulisan bahasa Indonesia nya d besarkan lg. Susah klu kecil utk membacanya 🙏🙏🙏🙏🙏 trima kasih sdh memberikan video zakir naik yg beragam yg tentu akn menambah pengetahuan sy khususnya dn seluruh muslim umum nya amin... Trus maju dn maju ALLAH MEMBERKATI 😍😍😍😍😍👍👍👍
@sakit35223 жыл бұрын
menurut saya ukuran tulisan sdh cukup besar hampir sama dgn channel lampu islam, kalo mau terlihat jelas coba tekan fullscreen
@clayaye3 жыл бұрын
Mata Lo aja yang buta daripada dia besarin tulisan nya kenapa Lo gak paus aja bego
@jaidanalfarizy34082 жыл бұрын
@@clayaye gak gitu juga kali bang jawab nya,,,kasih tahu secara halus,🙏🙏
@syafarofficial71323 жыл бұрын
Tidak ada yg namanya Islam syiah, karena bagi saya syiah adalah syiah, bukan Islam
@tvkeluargaal-waqiah26092 жыл бұрын
Bener
@suprih8126 Жыл бұрын
bener aq juga ngk perna ngap islam ini islam itu klau ada ustad yg ceramah klau menut ajaran islam aq jalan kan dan tidak melebih kan
@TokDalang532 Жыл бұрын
Kata siapa Islam tidak ada kasta??? Coba tengok hukum Syarifah dan Habaib yang dilarang menikah dengan orang biasa….. Coba tengok lagi
@koyuto7497 ай бұрын
Itu bukan ajaran islam, mereka hanya mengada ngadakan apa yang tidak ada dalam al quran.
@ceritaromantis87966 ай бұрын
itu gelaran penghormatan saja Bambang. dan itu di arab juga gak ada. hanya budaya setempat
@faturahman6852 жыл бұрын
Semua manusia kasta sama
@byyrka8710 Жыл бұрын
tapi syiah itu sesat
@salawita Жыл бұрын
Kasta harus dimusnahkan..
@suprih8126 Жыл бұрын
itu kasta india harus dihapus tp penduduk nya di sana yg merasa kasta tinggi ngk pada mau,
@zoharizohari80972 жыл бұрын
Islam akan berkembang di india
@airlangga1753 Жыл бұрын
DALAM AGAMA HINDU TIDAK DIKENAL ISTILAH KASTA Oleh : Ardhana Wijaya Saputra Di sini saya berbicara tentang agama Hindu, perihal penting yang harus diketahui dan diluruskan yaitu tentang kekeliruan Catur Warna dan Kasta. Agama Hindu sering dikaitkan dengan Kasta, padahal sesungguhnya Kasta tidak dikenal dalam ajaran Hindu, istilah Kasta yang selama ini dikenal dimasyarakat seperti Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra adalah bagian dari Catur Warna, bukan Kasta. Dalam kitab suci Weda sama sekali tidak mengenal sistem Kasta dan tidak ada satu kalimat pun dalam Weda yang menulis kata Kasta. Catur Warna hanya didasarkan oleh kerja dan kualitas seseorang bukan berdasarkan kelahiran (keturunan) sebagaimana produk Kasta yang selama ini dilontarkan. Kasta dalam Hindu merupakan kesalahpahaman berabad-abad. Walaupun didasari sebagai budaya salah kaprah, dan kekeliruan dalam penafsiran sistem Warna yang bersumber dari ajaran Weda, tetapi banyak pula yang berusaha untuk tetap melestarikan sistem Kasta ini dengan alasan melestarikan adat budaya dan agama, mereka mengungkapkan banyak alasan-alasan sebagai pembenaran. Dalam Hindu tidak dikenal istilah "Kasta", itu penyimpangan (salah tafsir). Istilah yang termuat dalam kitab suci Weda adalah "Warna". Yang dimaksud dengan Warna adalah Catur Warna, yakni pembagian masyarakat menurut Swadarma (profesi) masing-masing orang. Berdasarkan pekerjaan bukan keturunan. Ajaran Catur Warna dalam Hindu adalah menempatkan fungsi sosial seseorang dalam kehidupan di masyarakat. Orang boleh memilih fungsi apa saja sesuai dengan kemampuannya. Fungsi sosial ini bisa berubah-ubah. Pada awalnya semua akan lahir sebagai Sudra (lahir dari rahim ibu). Setelah memperoleh ilmu yang sesuai dengan minatnya, dia bisa meningkatkan diri sebagai pedagang, bekerja di pemerintahan, atau menjadi rohaniawan. Fungsi sosial ini tidak bisa diwariskan dan hanya melekat pada diri orang itu saja. Kalau orang tuanya Brahmana, anaknya bisa Sudra atau Ksatria atau Waisya. Begitu pula kalau orang tuanya Sudra, anaknya bisa saja Brahmana atau Ksatria atau Waisya. Begitu pula dengan Ksatria dan Waisya. Itulah ajaran Catur Warna dalam Hindu. Namun dalam penerapannya terjadi penyimpangan penafsiran menjadi sistem Kasta, yang jauh berbeda dengan konsep Catur Warna. Penyimpangan ajaran Catur Warna yang sangat suci ini sangat meracuni perkembangan agama Hindu dalam menuntun umat Hindu selanjutnya. Banyak kasus yang ditimbulkan akibat penyimpangan itu yang dampaknya benar-benar merusak citra agama Hindu sebagai agama sabda Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan agama tertua di dunia. Di dalam masyarakat Hindu dikenal dengan adanya sistem Warna, yaitu suatu sistem pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi yang ditekuni, bakat dan keahlian yang dikuasai. Pada perkembangannya, sistem Warna dari agama Hindu ini sering diselewengkan oleh penguasa-penguasa feodal dan pengikut-pengikutnya untuk melanggengkan pengaruh politisnya dimasyarakat. Sistem Warna yang merupakan pengelompokan orang berdasarkan tugas dan kewajiban yang dijalankan di dalam kehidupan bermasyarakat berubah menjadi tingkatan-tingkatan yang membedakan derajat seseorang berdasarkan keturunan. Ide dasar dari sistem ini, yaitu pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi dan keahlian, sering atau bahkan terabaikan sama sekali. Tingkatan-tingkatan kelas inilah yang kemudian disebut dengan Kasta. Kasta ini berbeda dengan sistem Warna yang bersumber dari Weda, sistem Kasta yang sering tersamarkan dengan keberadaan sistem Warna ini, adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Portugis yang berarti tembok pemisah. Yang berstruktur tinggi rendah (meninggikan dan merendahkan). Penerapan politik Devide Et Impera pada masa pendudukan Hindia-Belanda membuat sistem Kasta dalam masyarakat Hindu Bali menjadi semakin kuat dan bahkan menggeser pengertian sistem Warna yang asli. "Kiranya perlu ditegaskan di sini bahwa kata "KASTA" tidaklah berasal dari bahasa Sanskerta (India) tetapi dari bahasa orang-orang Portugis "Casta" yang diambil dari bahasa latin "Castus". Yang ada sebenarnya dalam bahasa masyarakat Hindu menentukan golongan dalam masyarakat ialah kata "WARNA" yang berarti memilih dimana setiap orang berhak memilih lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat. Dan lapangan pekerjaan inilah oleh masyarakat ditentukan apakah ia termasuk golongan Brahmana atau Ksatria atau Waisya ataukah Sudra." Sistem Kasta manusia di buat oleh kaum penjajah untuk mempraktekkan politik pemecah belah (Devide Et Impera). Di India Kasta mulai ada semenjak kedatangan Portugis (Kerajaan Goa, India jatuh ke tangan Portugis tahun 1511). Kemudian setelah itu istilah Kasta mulai diperkenalkan di India dan sejak itu para misionaris masuk menyebarkan Kristen di India dengan pola mempelintirkan sistem "Warna" di India menjadi sistem Kasta. Sedangkan Kasta di Bali dimulai ketika Bali dipenuhi dengan kerajaan-kerajaan kecil dan Belanda datang mempraktekkan politik pemecah belah (Devide Et Impera), Kasta dibuat dengan nama yang diambil dari ajaran Hindu, Catur Warna. Lama-lama orang Bali pun bingung, yang mana Kasta dan yang mana ajaran Catur Warna. Kesalahan-kesalahan itu terus berkembang karena memang sengaja dibuat rancu oleh mereka yang terlanjur "berkasta tinggi". Pada masyarakat Hindu di Bali terjadi polemik (pro dan kontra) dalam pemahaman Warna dan Kasta yang berkepanjangan. Feodalisme dimasyarakat Hindu sendiri muncul dengan menyalah artikan konsep Catur Warna yang diungkapkan dalam kitab suci Weda. Weda sama sekali tidak mengenal sistem Kasta dan tidak ada satu kalimat pun dalam Weda yang menulis kata Kasta. Kasta lebih banyak dipergunakan sebagai alat politik tata negara agar kekuasaan bisa eksis dan langgeng dalam sistem monarki/kerajaan. Kasta berlaku pada zaman kerajaan dan semenjak negara kita berbentuk Republik "Kasta" seharusnya sudah tidak berlaku. Melainkan kembali kepada "Warna" sesuai ajaran Hindu. Hindu Dresta Bali yang egaliter bukan yang menumbuhkan kembalinya spirit Feodalisme, Kasta mengagungkan diri sendiri dan lainnya. Biarlah itu menjadi bagian dari sisi gelap Bali di masa lampau. Sekarang jangan mau lagi dibodohi oleh sebagian oknum-oknum manusia yang mabuk akan Kasta, mengagungkan diri sendiri (menganggap diri sendiri berderajat tinggi dan menganggap yang lainnya berderajat rendah). Kasta itu berstruktur tinggi rendah (meninggikan dan merendahkan). Kasta merupakan salah satu penyebab agama Hindu menjadi kerdil, padahal dalam Hindu tidak dikenal istilah Kasta. Kasta tidak ada dalam Weda dan karena pemahaman yang salah seolah-olah Hindu mengajarkan saling merendahkan antara sesama umat manusia. Inilah mengapa umat Hindu selalu tergerus oleh umat agama lain, terutama di India, Bali dan daerah lainnya di dunia. Kasta selalu dipakai senjata oleh umat agama lain untuk "mengkonversi" umat Hindu di manapun karena dianggap membeda-bedakan antara sesama umat manusia. Padahal sesungguhnya manusia itu sama dihadapan Tuhan. Kalau kita mau jujur dan terbuka, sistem Kasta yang tidak adil ini bukan hanya bertentangan dengan falsafah negara Pancasila dan UUD 1945, tetapi sistem Kasta yang bukan merupakan sistem yang ada pada agama Hindu (kitab suci Weda), tentunya merupakan nista yang nantinya malah akan menodai nilai-nilai yang ada pada ajaran Hindu. Persoalan yang kini menjadi masalah adalah jangan mengacaukan ajaran agama Hindu dengan menyimpangkan ajaran Catur Warna menjadi sistem Kasta. Kasta bukan bagian dari ajaran Hindu. Jangan samakan Catur Warna dengan Kasta. Kasta tidak sama dengan Catur Warna. Jangan ikut-ikutan mempelintir ajaran Veda, karena dalam Hindu tidak dikenal istilah Kasta. Kasta itu pembelokan dari Warna yang menempatkan atau penggolongan manusia berdasarkan pekerjaan, bukan keturunan. Tapi sistem Kasta dipertahankan yang merasa dapat keistimewaan dengan berbagai alasan. Sementara masyarakat awam memelihara juga dengan polos. Kini saatnya umat Hindu harus sadar bahwa sebenarnya dalam Hindu tidak mengenal sistem Kasta, yang ada sebenarnya adalah Catur Warna. Sudah sepatutnya kita sebagai umat Hindu membuang jauh-jauh kata Kasta dari semua lilelatur buku yang ada, baik yang di dalam buku-buku pelajaran agama Hindu maupun buku-buku umum lainnya. Kita harus menyadari penyebutan Kasta itulah yang membuat sekat, pengkotaan yang dapat memecah belah umat, itu dulu yang dilakukan oleh kaum penjajah. Sekarang masa sudah zaman milenial, kita juga harus kembalikan ke yang sebenarnya. Umat Hindu harus membuka pengetahuan Weda agar tidak mudah dibodoh-bodohi. Saatnya generasi muda Hindu harus berani berbicara. Benar katakan benar. Salah katakan salah. Jangan takut mengungkapkan kebenaran (Dharma). Jadi pembagian Catur Warna (Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra) ini tidaklah dimaksud untuk menentukan tinggi rendah derajatnya tetapi menurut kepentingan, fungsi dan kesanggupan golongan itu masing-masing. Pembagian ini sebenarnya tidak dimaksud mengagung-agungkan Brahmana atau merendahkan derajat Sudra hal ini hanya merupakan simbol belaka. berdasarkan pekerjaan bukan keturunan. Menurut pandangan Hindu sesungguhnya semua manusia sama dihadapan Tuhan. Semua umat manusia bersaudara dalam kesetaraan (Vasudaiva Kutumbakam). Keturunan juga bisa menjadi kebanggaan seseorang. Namun kebanggaan yang berlebihan akan menimbulkan keangkuhan. Kesombongan akan keturunan sehingga akan merasa lebih tinggi dari orang lain. Orang yang mengagung-agungkan keturunan atau kebangsawanan sangatlah tidak baik, apalagi menganggap orang lain lebih rendah. Agama Hindu mengajarkan agar setiap orang saling menghormati dan saling menghargai sesama makhluk ciptaan Tuhan sesuai dengan konsep Tat Twam Asi dan Vasudaiva Kutumbakam. Tuhan menilai seseorang bukan karena keturunan yang dinilai adalah Dharma bhakti dan yajnanya. Demikian pula yang terpenting adalah memiliki etika moral yang tinggi. Satyam Eva Jayate. Dharma Raksati Raksitah. OM Shanti.
@patrickstar21353 Жыл бұрын
Orang dalit: "pembelaan kaum atas"
@FaisolRahman-oq5pe Жыл бұрын
Ngeles,itu cuma teori praktek nya kasta terendah selalu menderita seumur hidup!
@Tawangrejopapar Жыл бұрын
Kasta Budak gimana......kok perbudakan dihapus padahal agama membolehkan.......lol
@Felicia-op5wu2 жыл бұрын
Hindu India pun terdiam habis kata2
@rivanandwika58052 жыл бұрын
Ya memang di dalam dunia agama Islam tidak ada kasta, yg membuat ada sistem kasta adalah orang orang nya oknum atau umatnya sendiri yg membuat adanya sistem kasta, seperti di Indonesia yg muslim nya terbanyak di dunia orang orang di Indonesia kalau berteman itu kebanyakan milih milih dan bermain dengan seseorang itu kebanyakan milih milih orang status sosial juga sama, mencari jodoh bekerja pun juga sama mengamen juga pun milih milih rumah yang ada mobil melihat orang dari fisik warna kulit umumnya yg putih terang atau kuning Langsat melihat orang dari materi harta status mobil tahta prestasi
@hennysetya90162 жыл бұрын
Iya gk ada kasta tapi di hadirkan kufu
@rivanandwika58052 жыл бұрын
Apa maksud lu pe'a tai congor
@nasehatislami7367 Жыл бұрын
Ini oramg payah banget.
@davi6020 Жыл бұрын
Orang berteman ya milih milih lah, kalo salah pilih temen ntar ikut kesesatan temen, mak gw aja nyuruh gw jangan berteman sama anak nakal , pembully dan pemabuk, berteman sama anak baik baik aja.
@andiferdinan56712 жыл бұрын
👍
@tvkeluargaal-waqiah26092 жыл бұрын
Syiah ga di akui 😂 syiah bukan islam
@moellcyber11 ай бұрын
Kata siapa tidak ada sistem kasta dalam islam. Para habib keturunan nabi yg super wajib di muliakan itu apa kalau bukan kasta juga.
@ariefkharismawan85359 ай бұрын
Pahami lagi ya kawan perbedaan antara kasta dan nasab 😄
@noerrhizki32965 ай бұрын
Itu bukan kasta tapi nasab
@sim28295 ай бұрын
gblk
@AVAN_ISLAM_S_IT3 ай бұрын
Ngajimu mbolosan dadi kon bodo
@sonirobet36342 жыл бұрын
Kalo kasta hina menang dari kasta mulia,maka apa yg terjadi?
@suprih8126 Жыл бұрын
perselisihan
@sungohan6999 Жыл бұрын
g ada yang ada khilafah, nama lain kasta, struktural-lah pokoknya
@roseratna65022 жыл бұрын
Islam adlh Rhmatan Lil Al-Amin TDK mngenal ksta thta ras suku agama atw golongan bro. Dg Islam org BS crdas dn punya pemikiran yg moderns jg intelektual bro.
@hennysetya90162 жыл бұрын
Iya gk ada kasta tapi di hadirkan kufu
@Indrianilestariiiiii Жыл бұрын
@@hennysetya9016 kufu maksudnya
@panjibali94512 жыл бұрын
Terjebak dalam budaya & dengan nafsunya dibungkus dengan agama . Masyarakat india dr agama apapun memang seringkali mendiskriminasi kaum dalith ini . Jd itu adalah oknum .
@yeyeyealeale1180 Жыл бұрын
ZakirNaik bis ,zakirnaik sepada, zakirnaik montor, zakirnaik mobil zakirnaik pesawat zakir naik perahu
@AdeckNst9 ай бұрын
ODGJ kayak kau kalo masih gilak gak usah ikut komen, berobat dulu Sampek sembuh👎👎👎👎🏃🏃🏃🏃
@ewtzainudin2 жыл бұрын
Yes no lasts but ....some one in the hireachy think they more Muslim then others where everybody's has to believed him ....not to believe him someone which we call ulamak (fake) they will lebel you as hell citizens.....but they not even know whether he himself be in the heaven.... crazy...
@Tawangrejopapar Жыл бұрын
Kasta Budak...... kenapa perbudakan dihapus padahal agama membolehkan....lucu
@aandifauzy74472 жыл бұрын
Kasta adalah bagan syaiton
@wavescomplete50852 жыл бұрын
ada 15 unlike. mesti dari kasta macha si orang kaya tak sedar diri.lemah bakal dimamah bumi.. masuk neraka jahannam
@kyoeung24342 жыл бұрын
ada nabi maksum 🤣, ada habaib 🤣
@jakkabaring7576 Жыл бұрын
Belajar dulu baru komen
@TokDalang532 Жыл бұрын
Yupps, ada hukum di islam kalo orang biasa menikah dengan habaib dan syarifah hukumnya zina