Wayang Jataka Borobudur - SAKRA JATAKA // Ki Eko Prasetyo, M Sn

  Рет қаралды 665

Eko Prasetyo Official

Eko Prasetyo Official

Жыл бұрын

Lakon Sakra Jataka tersinpirasi dari salah satu relief Borobudur lantai I relief 44-47.
Berikut adalah ringkasan cerita Sakra Jataka.
Pada masa ketika Bodhisattva, yang telah lama mempraktikkan perbuatan baik ; dan mengembangkan kemurahan hati, pengendalian diri, pengawasan diri dan welas asih, mengarahkan tindakannya yang luar biasa untuk kepentingan orang lain. Suatu ketika dikisahkan bahwa ia terlahir sebagai Śakra, raja para dewa,
Memimpin langit dan bumi dengan cara yang benar, dia memperoleh kemuliaan yang luar biasa, yang meliputi seluruh alam semesta. Para Asura tidak mampu menahan kemasyhuran atau kebahagiaan sangat indah yang dia nikmati, dan berperang melawannya. Mereka berbaris untuk bertemu dan melawannya dengan pasukan gajah, kereta perang, pasukan berkuda, dan pasukan infanteri yang sangat besar, dan suasana menjadi lebih mengerikan, karena mereka terseret dalam barisan pertempuran yang penuh kesombongan dan membuat suara yang menakutkan bagai di samudra lepas. Melalui kobaran api dari berbagai jenis senjata mereka untuk menyerang dan bertahan, mereka terlihat menakutkan.
Maka dia menaiki kereta emas unggulannya, tempat seribu kuda unggul ditugaskan. Depan kereta ini dihias dengan sebuah panji indah yang melayang tinggi dengan gambar Arhat sebagai lambangnya. Tampilan luarnya sangat cemerlang berkat kilau yang dipantulkan oleh bermacam-macam batu dan permata berharga yang menghiasinya, disertai dengan kecerahan yang menyinari sisi-sisinya dan yang berasal dari berbagai senjata api yang beragam jenis, berujung tajam, dan siap untuk digunakan di kedua sisi kereta. Di bagian dalamnya ditutupi dengan selimut putih halus. Berdiri di atasnya dan dikelilingi oleh pasukan surgawinya yang besar dengan berbagai pasukan, gajah, kereta, kuda dan infanteri, Bodhisattva bertemu dengan kekuatan Asura tepat di garis perbatasan samudera.
Ketika Matali, kusir kereta paja para dewa, menyadari bahwa pasukan asura dengan semangat tinggi dan gembira sedang mendekati mereka dengan suara teriakan perang dan kemenangan yang keras, sedangkan pasukan para dewa telah bersiap untuk terbang pergi, dia berpikir bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mundur. Matali memutar balik kereta raja para dewa. Saat mereka mulai terbang naik, Śakra, raja para dewa, melihat beberapa sarang elang di atas pohon yang berada tepat segaris dengan tiang kereta, sehingga mereka harus dihancurkan. Tidak lama setelah melihatnya, diliputi oleh welas asih, dia berkata kepada Matali, kusirnya:
“Sarang burung di pohon ini dipenuhi dengan anak-anak burung yang belum bersayap.
Bawalah keretaku sedemikian rupa sehingga sarang-sarang ini tidak akan rusak karena tertimpa tiang kereta.”
Matali menjawab: “Namun kumpulan asura itu akan menyusul kita, tuan.”
Śakra berkata: “Tidak apa-apa. Lakukanlah dengan berhati-hati untuk menghindari sarang burung elang ini.” Kemudan Matali menjawab:
“Saya tidak mungkin memutar kereta untuk menyelamatkan burung-burung, wahai yang bermata teratai.
Di belakang kita ada segerombolan musuh yang dalam waktu tertentu dapat mengalahkan para dewa.”
Pada saat ini Śakra, raja para dewa, digerakkan oleh welas asihnya yang terdalam, menunjukkan kebaikan hatinya yang luar biasa dan niatnya yang teguh.
“Baiklah,” katanya, “putar keretanya.
Aku lebih baik mati karena pukulan tongkat yang mengerikan dari para pemimpin asura
daripada hidup dengan rasa bersalah dan tidak terhormat,
jika aku harus membunuh makhluk malang yang sedang ketakutan itu.”
Matali berjanji untuk melakukannya, dan membalikkan keretanya, yang ditarik oleh seribu kuda.
Para musuh yang telah menyaksikan kepahlawanannya dalam pertempuran,
melihat bahwa kereta itu berputar ke arah mereka, menjadi bingung dan ketakutan. Barisan mereka tersisih seperti awan hujan gelap yang terbawa oleh angin.
Di tengah kekalahan, jika seorang pria memalingkan wajahnya
ke arah musuh dan menghalangi jalan pasukan musuh,
kadang-kadang akan menaklukan kesombongan dan keangkuhan pihak yang menang
dengan keberanian heroiknya yang tidak terduga.
Pemandangan barisan pasukan musuh yang hancur
membangkitkan semangat para dewa, membuat mereka kembali.
Para asura, yang ketakutan dan melarikan diri,
tidak berpikir lagi untuk bersatu dan melawan.
Para dewa, yang kegembiraannya bercampur dengan rasa malu,
memberi penghormatan kepada raja mereka yang cemerlang dan
indah oleh pancaran cahaya kemenangan.

Пікірлер: 2
@martinah4376
@martinah4376 Жыл бұрын
salam.budaya . ketanda sibangkong sumpiuh banyumas hadir . nyimak .
@EPO
@EPO Жыл бұрын
Maturnuwun sanget, Bu. Salam budaya
1,000 Diamonds! (Funny Minecraft Animation) #shorts #cartoon
00:31
toonz CRAFT
Рет қаралды 41 МЛН
IQ Level: 10000
00:10
Younes Zarou
Рет қаралды 12 МЛН
لقد سرقت حلوى القطن بشكل خفي لأصنع مصاصة🤫😎
00:33
Cool Tool SHORTS Arabic
Рет қаралды 29 МЛН
Wayang Kulit Borobudur lakon Raja Mandhata Ki Eko Prasetyo
2:26:00
Pagelaran wayang kulit terbaik Ki Senonugroho
2:06:35
Abimanyu
Рет қаралды 2,1 МЛН
Ki Simun Cermo Joyo, Pentas Wayang Kulit 2013 Part 2
1:10:30
S D Hansen
Рет қаралды 1,5 М.
RITUAL GAIB DALANG DAN CERITA MISTISNYA | KONTROVERSI TOLERANSI
35:20
R66 Newlitics
Рет қаралды 404 М.
LAKON ISTIMEWA SERI BHARATAYUDA GUGUR E PRABU KARNO KI SENO NUGROHO
1:42:16
Mas Gading Pawukir Live Tgl 4 Agustus 2024 Lakon Wahyu Makuta Rama
1:03:06
Lakon ini wayange dikasih bunga ronce karena lakon paling sakral dan sedih
3:14:32
Wayang ARJUNA WIWAHA Pakeliran Padat // Ki Manteb Soedarsono
1:17:58
ЖЕСТКИЙ ШАПАЛАК👋
0:33
RFC Fighting Championship
Рет қаралды 217 М.
КЕПКА КОМАРОВ
0:16
KINO KAIF
Рет қаралды 17 МЛН
#starman #superman #viral #shorts
0:28
Starmaan
Рет қаралды 34 МЛН