Mantap....biarpun faktor usia setiasa terhibur artis artis legend otai berbisa....
@Intergalactic_Traveler11 ай бұрын
Mengapa pasar musik Malaysia di semua genrenya dikuasai musik Indonesia? Jawabannya adalah karena lagu-lagu Indonesia itu lebih universal dari segi aransemen, dari segi bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia yang logat dan dialeknya tidak kental nuansa/citarasa etnik tertentu misalnya Melayu, Jawa, atau etnik lainnya. Sehingga lagu berbahasa Indonesia ini universal bisa diterima semua suku bangsa yang ada di Nusantara. Sedangkan lagu Malaysia dari segi aransemen musiknya masih terasa citarasa Melayu, lirik lagunya menggunakan bahasa Melayu, logatnya masih sangat terdengar Melayu, itu yang menyebabkan lagu Malaysia tidak universal dan sulit diterima telinga rakyat di Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa tidak hanya etnik Melayu. Kesan rakyat Indonesia terhadap bahasa Melayu ini adalah bahasa kampung, sehingga sampai saat ini apabila bahasa Melayu ini dijadikan lagu bagi orang Indonesia yang mendengar mereka mengatakan lagu Malaysia ketinggalan zaman/kuno. Maka pantas jika karya lagu Malaysia tidak mampu menembus pasaran Indonesia. Sebab di Indonesia Melayu hanya salah satu etnik dari ratusan etnik yang ada. Ketika orang Indonesia dengar lagu Malaysia maka orang Indonesia merasa sedang mendengar lagu daerah saja, jadi belum tentu bisa diterima telinga dari suku bangsa lain di Indonesia. Itulah sebabnya mengapa segmen pasar lagu-lagu Malaysia di Indonesia sangat kecil jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia 270an juta jiwa. Tetapi jika ada lagu bernada Melayu tapi berkualitas bagus dan aransemennya kekinian pun akan diterima di Indonesia, contohnya band bercitarasa Melayu dari Indonesia sendiri padahal personilnya bukan orang Melayu, yaitu band ST12. Nadanya mengandung citarasa Melayu tetapi bahasanya menggunakan bahasa Indonesia, lagu-lagunya jauh lebih berkualitas dari lagu Melayu Malaysia. Sangat diterima di negara sendiri Indonesia, diterima Malaysia, Brunei dan Singapura. Dua tahun terakhir ini puluhan band dan penyanyi Indonesia silih berganti konser di Malaysia, penontonnya mencapai ribuan meski harga tiketnya mahal, Itu bukti bahwa lagu-lagu Indonesialah yang mampu mengakomodir/memuaskan rasa haus publik Malaysia, Brunei, Singapura akan lagu-lagu berkualitas. Sedangkan lagu Malaysia memang kurang bisa mengakomodir/memuaskan selera musik publik Malaysia sendiri karena lagu-lagu Malaysia kurang berkualitas dan citarasanya kalah dengan citarasa lagu Indonesia. Pantas jika banyak band atau penyanyi Malaysia gagal di negara sendiri. Citarasa lagu Melayu kalah dengan citarasa lagu berbahasa Indonesia yang universal berdiri di atas semua suku bangsa Nusantara, tidak kental dengan nuansa/citarasa suku bangsa tertentu. Ketika publik Malaysia dengar lagu-lagu Indonesia yang berkualitas maka standar selera musik publik Malaysia menjadi tinggi sehingga ketika publik Malaysia selesai mendengar lagu-lagu Indonesia lalu mendengar lagu-lagu dari Malaysia sendiri mereka merasa lagu Malaysia itu hambar. Ibaratnya mendengar lagu Indonesia itu seperti meminum madu, lalu setelah itu mendengar lagu Malaysia akan terasa seperti minum air putih saja. Tidak ada rasa, hambar. Para musisi dan penyanyi Malaysia jangan salahkan karya lagu, band, penyanyi Indonesia laris di Malaysia, Singapura, Brunei, sebab kreatifitas bangsa Indonesia memang jauh lebih unggul. Para musisi Malaysia harus bercermin bagaimana caranya agar lagu-lagu mereka menjadi berkualitas dan diminati setidaknya untuk publik Malaysia sendiri. Selama lagu-lagu Malaysia tidak universal, kental dengan cutarasa kemelayuan maka selama itu pula lagu-lagu Malaysia akan gagal di negara sendiri kalah bersaing dengan lagu berbahasa Indonesia dan hanya sedikit saja lagu Malaysia itu yang bisa masuk pasaran Indonesia. Jika kita amati beberapa tahun terakhir banyak lagu Malaysia yang mulai menggunakan bahasa Indonesia seperti penggunaan kata mereka, kalian, bisa, lo, gue, dan sebagainya. Contohnya adalah band Masdo, lalu Amir Masdi, Nuha dan banyak lagi lagu Malaysia mulai bercitarasa Indonesia agar lebih universal. Band dan penyanyi Indonesia akan terus "menjajah" Malaysia dengan karya lagu berbahasa Indonesianya yang universal. Bahkan tidak hanya lagu tetapi sinetron dan film Indonesia juga akan terus laris di Malaysia. Apalagi sekarang era globalisasi internet, karya seni Indonesia mudah masuk Malaysia. Tapi jangan diklaim ya, Malingsia! DAYA KREATIFITAS BANGSA MUDA BERNAMA BANGSA INDONESIA DENGAN BAHASA BARUNYA BAHASA INDONESIA INI AKAN SELALU BERLANJUT. INDONESIA MEMANG BOCAH/ANAK BONGSOR(BERBADAN BESAR) YANG LAHIR KEMARIN SORE TAPI DI DALAM JASAD KANAK-KANAK INDONESIA YANG BONGSOR INI ADA KEKUATAN SUPER POWER DARI BANGSA-BANGSA TUA YANG BERSEMAYAM DI DALAMNYA YAITU ADA JAWA, MELAYU, SUNDA, BATAK, BUGIS DAN RATUSAN SUKU BANGSA TUA LAINNYA YANG BERSATU DI DALAM JASAD BOCAH BERNAMA INDONESIA INI SEHINGGA BANGSA INI MAMPU MELAHIRKAN KARAKTER KUAT DALAM BANYAK HAL, SALAH SATUNYA KARYA MUSIK INDONESIA YANG UNIVERSAL.
@zxyrx5 ай бұрын
k..
@halimbenet90764 ай бұрын
Baik
@Intergalactic_Traveler3 ай бұрын
@@MrsNIENA611 Musik Malaysia era 80/90 merajai di Indonesia? Berarti lo kurang wawasan. Tidak pernah ada sejarahnya musik Malaysia merajai di Indonesia. Musik Malaysia 80/90an memang pernah berhasil masuk pasaran Indonesia; INGAT YA HANYA BERHASIL MASUK TAPI TIDAK SAMPAI MERAJAI. Berhasil masuk dan sempat booming bukan berarti merajai atau mengalahkan lagu lokal Indonesia. Yang harus lo tahu justru musik Indonesia sudah masuk ke negaramu sejak akhir 50an ketika negaramu masih Malaya, belum terbentuk Malaysia. Lagu dan artis Indonesia sudah masuk di Malaya. Ada bukti videonya di chanelku, bukan gue asal bicara. Baru pada medio 80 lagu-lagu Malaysia mampu masuk pasaran Indonesia tapi tidak pernah merajai. Bahasamu terlalu berlebihan bilang merajai. Kalau lagu Malaysia tahun 80/90an memang merajai di Indonesia logikanya sudah pasti dulu banyak ptomotor mengundang penyanyi/band Malaysia konser di sini. Promotor mana yang tidak tergoda dengan pasar ratusan juta? Ini akan mendatangkan keuntungan sangat besar. Tapi kenyataannya hanya satu dua penyanyi atau band Malaysia yang konser di sini. Promotor itu bukan orang bodoh, mereka tau situasi dan kondisi pasar. Jika nekat datangkan artis Malaysia mereka bisa rugi, sebab yang beli tiket hanya 15 orang saja. Musik Indonesia masuk Malaysia sejak masih Malaya dari akhir 50an berlanjut tahun 60, 70, 80, 90. Sedangkan tahun 80/90an musik Indonesia di Malaysia agak melemah, tapi bukan berarti tidak musik Indonesia hilang sama sekali. Bersamaan di medio 80/90an itu justru musik Malaysia mulai berhasil masuk Indonesia tapi tidak sampai merajai pasar. Baru tahun 2000an musik Indonesia MELEDAK MENGUASAI, MERAJAI pasar Malaysia. Lagu lokal Malaysia kalah sampai para musisi Malaysia protes ingin memberlakukan pembatasan lagu-lagu Indonesia di radio-radio Malaysia. Mereka ingin lagu Indonesia hanya diberikan hak 10% dan lagu lokal 90%. Tapi ternyata gagal. Tidak ada yang mampu membendung lagu-lagu Indonesia di Malaysia. Lo bilang yang komen di video musik Malaysia di KZbin banyak orang Indonesia. Itu karena jumlah pengguna internet Indonesia itu sangat banyak. Jauh lebih banyak dibanding orang Melayu Malaysia. Wajar kalau netizen Indonesia banyak yg komen. Tetapi jumlah yang kelihatannya banyak itu masih sangat kecil sekali dengan total penduduk Indonesia yang 280 juta. Tidak hanya komentar di video musik Malaysia di KZbin saja yang banyak, di media sosial lainnya apapun itu videonya tidak hanya tentang musik, netizen Indonesia itu selalu menjadi yang terbanyak. Dan konten-konten video itu paling banyak juga bersal atau dibuat orang Indonesia. Di Asia Tenggara ini memang netizen Indonesia paling masif. Lihat di Youtub setelah Covid sudah 3 tahun ini banyak penyanyi/band lama dan baru Indonesia bergantian konser di Malaysia. Penontonnya sebagian besar orang Malaysia, bisa lo lihat di KZbin banyak chanel KZbin Malaysia mengupload konser penyanyi/band Indonesia di Malaysia, penonton ikut bernyanyi dengan suara yang kental logat Melayu. Lalu banyak juga chanel KZbin yang menayangkan sebelum konser penyanyi/band Indonesia dimulai, memperlihatkan warga Malaysia berdatangan. Mereka diwawancara dan mengaku datang dari berbagai daerah di Malaysia, ada yang dari Sabah Serawak, bahkan ada yang dari Brunei Singapura. Mereka bicara dengan logat Melayu yang kental. Tidak cuma warga biasa, para artis dan penyanyi Malaysia banyak yang datang, bahkan pejabat pemerintahan sekelas menteri pun datang, lalu ada keluarga kerajaan Selangor pun datang menonton konser penyanyi/band Indonesia. Lalu lihatlah data di tangga lagu di Spotify Malaysia ada tidak lagu Malaysia di 20 besar di Malaysia sendiri? Tidak ada. Justru beberapa lagu Indonesia yang ada di 20 besar tangga lagu Spotify Malaysia. Sedangkan data di tangga lagu Spotify Indonesia lagu Indonesia masih jadi juaranya. Ada lagu Barat, USA, Korea tapi masih kalah dengan lagu lokal. Sedangkan lagu Malaysia tidak ada di daftar tangga lagu Spotify Indonesia. Itu baru namanya MERAJAI artinya lagu Indonesia mengalahkan lagu Malaysia di Malaysia sendiri. Lagu dan artis Malaysia tidak berdaya dijajah musik dan artis luar. Banyak lagu dan penyanyi muda Indonesia masuk dan konser di Malaysia, terutama setelah covid. Gue sebutkan, ada Tulus, Raisa, BCL, Keisya Levronka, VoB, Rizky Febian, Afghan, Lyodra, Payung Teduh, Fadhilah Intan, Mahalini, Anggi Marito, Bernadya dan banyak lagi. Tapi lo bilang setelah era 2000an lagu, ienyanyi dan band Indonesia terkubur? Buka mata lo. Itu yang mudanya, yang tahun 90an juga masih laris di radio-radio Malaysia dan konser di Malaysia. Semua ada di Yutube. Setelah covid ini band band dan penyanyi penyanyi Indonesia yang sudah bisa dikatakan sebagai band berumur lama dan juga belum begitu lama juga laris konser di Malaysia. Dari Dewa 19, Tipe X, Noah, Ungu, The Changcuters, ST 12/Setia band, Judika, Padi, Radja, Cokelat.
@Intergalactic_Traveler3 ай бұрын
@@MrsNIENA611 Lalu soal lu bilang lagu Malaysia lebih puitis, lagu Malaysia tidak lebih puitis dari lagu Indonesia. Lagu Indonesia itu pilihan katanya lebih beragam, lebih puitis dalam merangkai lirik lagu, lalu logat Indonesia tidak kental salah satu logat etnis. Maka itu lagu Indonesia lebih laris disukai masyarakat luas dari berbagai etnis. Lagu Indonesia dalam pemilihan kata dan dalam merangkai kalimat justru lebih unggul dari lagu Malaysia. Kalau lo bilang lagu Malaysia lebih puitis dan membuat itu banyak disukai, tapi kenyataannya lagu Malaysia kalah dengan lagu Indinesia di Malaysia sendiri. Kalau lagu Malaysia kamu bilang lebih puitis dan lebih banyak disukai mengapa tidak bisa tembus pasaran Indinesia? Mengapa telinga orang Indonesia tidak suka lagu Malaysia? 🤣
@MrsNIENA6113 ай бұрын
@@Intergalactic_Traveler Rajin betul kau taip panjang² sebab nk hina muzik negara org mesti tak ada kerja kan..teruskan saja pemikiran kau mcm tu tak ada siapa nk paksa lagipun org mcm kau mana pernah mau kalah cakap benda fakta pun kau tak boleh terima hakikat nak saja menang..silakan aku tak kisah pun apa kau nk fikir aku tak rugi apa pun negara kau kan terpaling terbaik di dunia🤣🤣🤣