Bissmillah... Assalamu'alaikum ikut menyimak ustdz , trimakasih iilmunya sangat bermanfaat.🙏
@enengwihaningsih33262 сағат бұрын
Alhamdulilah hadir ustadz
@DamiDam-x7kСағат бұрын
Alhamdulillah bisa nyimak..22.12.24
@anokkatrika689615 сағат бұрын
❤.massa alloh
@nurjknhnurjknh665811 сағат бұрын
Mksh bnyk tas pnjlsanya pak ustz dan aku bnr bnr bersukur kpd alloh swt krna sllu bisa mendengar tauziah pak ustz wlpun lewat hp tp alhmdl stlh aku sllu mndengar ceramah pak ustz sedikit dm sedikit ku dpt memprbaiki diriku wlpun ku sibuk kerja jd pembantu sllu yenpetin diri tuk mndengar tauziah pak ustz smbl kerja smg pak ustz sllu dibrkn ksht pnjang umur amin
@nurjknhnurjknh665812 сағат бұрын
Asalamualaikum mp pak ustz mau naya klo kita minta maap sm orang yg prnh kita sakiti trs orang itu tdk mau maapin kita smpe dia mati gmn tu pak ustz apa kita ttp puya dosa
@isnin-daily12 сағат бұрын
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Dalam Islam, meminta maaf kepada orang yang pernah kita sakiti adalah bagian dari kewajiban kita sebagai seorang Muslim. Rasulullah ﷺ sangat menekankan pentingnya memperbaiki hubungan dengan sesama. Jika kita sudah berusaha sungguh-sungguh meminta maaf dengan tulus, tetapi orang tersebut tetap tidak mau memaafkan kita hingga ia meninggal dunia, maka tanggung jawab kita sudah terpenuhi di sisi Allah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan: Pastikan Niatmu Tulus dan Usaha meminta maaf sudah Maksimal. Selama kita benar-benar menyesali kesalahan dan berusaha meminta maaf dengan sungguh-sungguh, insyaAllah Allah akan mencatat niat baik kita. Bahkan, jika kita tidak bisa bertemu langsung, kita bisa mendoakan orang tersebut agar hatinya terbuka untuk memaafkan. 1. Berdoa untuk Orang yang Tidak Mau Memaafkan Setelah orang tersebut meninggal dunia, teruslah mendoakannya. Mohonkan ampun kepada Allah untuk dosa-dosanya, dan mintalah agar Allah memaafkan kesalahan kita terhadapnya. 2. Berserah kepada Allah Dalam Islam, hakikat pemberian maaf ada di tangan Allah. Jika kita sudah berusaha, tetapi orang tersebut tetap tidak memaafkan, dosa tersebut akan menjadi urusan antara kita dan Allah. Allah Maha Adil, dan Dia lebih mengetahui usaha kita serta kondisi hati kita. 3. Tebus Dosa dengan Amal Baik Untuk menebus kesalahan kita, perbanyak amal baik seperti bersedekah atas nama orang tersebut, mendoakannya, atau melakukan kebaikan lain yang bisa menjadi pahala untuknya. ________________________________________________________ Kisah ini berasal dari sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, yang menceritakan tentang seorang pembunuh yang membunuh 100 orang dan kemudian bertaubat. Kisah ini adalah salah satu bukti tentang kasih sayang Allah dan penerimaan-Nya terhadap hamba yang benar-benar ingin kembali kepada-Nya. Kisahnya: Dikisahkan ada seorang laki-laki yang telah membunuh 99 orang. Dia merasa ingin bertaubat dan memperbaiki dirinya. Maka dia pergi mencari orang yang bisa membimbingnya. Dia bertemu dengan seorang ahli ibadah dan bertanya, "Apakah ada jalan bagi saya untuk bertaubat?" Namun, ahli ibadah tersebut berkata, "Tidak, bagaimana mungkin Allah akan mengampuni seseorang yang telah membunuh 99 jiwa?" Mendengar jawaban itu, lelaki tersebut marah dan akhirnya membunuh ahli ibadah itu, sehingga jumlah orang yang dia bunuh menjadi 100 orang. Meskipun begitu, keinginannya untuk bertaubat tidak padam. Dia terus mencari seseorang yang lebih bijak dan memahami agama. Akhirnya, dia bertemu dengan seorang alim (ulama) dan mengajukan pertanyaan yang sama: "Apakah masih ada jalan bagi saya untuk bertaubat setelah saya membunuh 100 orang?" Ulama itu menjawab: "Tentu saja ada! Tidak ada yang dapat menghalangi seseorang untuk bertaubat jika ia sungguh-sungguh ingin kembali kepada Allah. Namun, kamu harus meninggalkan lingkungan yang buruk yang membuatmu terus melakukan dosa, dan pindahlah ke sebuah desa yang penduduknya baik dan beribadah kepada Allah." Mendengar nasihat itu, lelaki tersebut merasa penuh harapan. Dia segera memulai perjalanan menuju desa yang ditunjukkan oleh ulama itu. Di tengah perjalanan, ajal menjemputnya, dan dia meninggal dunia sebelum sampai ke desa tujuan. Malaikat Berdebat: Setelah lelaki tersebut wafat, malaikat rahmat dan malaikat azab berselisih. Malaikat rahmat berkata, "Dia sedang dalam perjalanan bertaubat, dan niatnya sungguh-sungguh." Malaikat azab berkata, "Dia belum melakukan satu kebaikan pun karena dia meninggal sebelum sampai ke tempat tujuan." Kemudian Allah mengutus malaikat lain untuk menjadi penengah. Malaikat itu memerintahkan agar jarak antara tempat lelaki itu meninggal dengan desa asalnya dan desa tujuan diukur. Jika ia lebih dekat ke desa tujuan (tempat baik), maka ia termasuk orang yang bertaubat. Dengan rahmat-Nya, Allah membuat bumi mengecil sehingga jarak lelaki itu ke desa tujuan menjadi lebih dekat. Akhirnya, dia termasuk orang yang bertaubat, dan Allah mengampuni dosa-dosanya. Hikmah dari Kisah Ini: Pintu Taubat Selalu Terbuka: Tidak ada dosa yang terlalu besar bagi Allah untuk diampuni selama seseorang benar-benar bertaubat dengan ikhlas. Niat yang Tulus Dihitung: Meski lelaki itu belum sampai ke tempat tujuan, niatnya untuk bertaubat sudah diterima oleh Allah. Lingkungan Berpengaruh: Meninggalkan lingkungan yang buruk adalah salah satu cara penting untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Rahmat Allah Maha Luas: Kisah ini menunjukkan bahwa rahmat Allah mengalahkan murka-Nya dan Dia selalu memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk kembali. _____________________________________________ Kesimpulannya, jika Anda sudah meminta maaf dengan ikhlas dan berusaha maksimal, insyaAllah Anda tidak akan terus menanggung dosa tersebut. Namun, tetaplah berdoa untuk kebaikan orang tersebut dan diri kita sendiri, lalu lakukan kebaikan lainnya sebagai bentuk tanggung jawab kita di hadapan Allah, bukti bahwa kita telah berubah jauh lebih baik. Allah Maha Pengampun dan Maha Mengetahui niat hamba-Nya. Wallahu a'lam.